Buku adalah kunci peradaban, sejak ribuan tahun yang lampau,
buku dalam bentuk yang paling sederhana hingga buku elektronik telah menjadi
sarana bagi para filsuf, teolog, sejarahwan, ilmuwan, dan sastrawan untuk
menyebarluaskan ide-ide mereka. Mereka berharap ide-ide mereka dapat dibaca di
masa buku itu ditulis maupun di masa depan dari generasi ke generasi.
Buku dengan sendirinya cepat atau
lambat akan menyebarluaskan ide-ide penulisnya ke seluruh dunia, tidak hanya
bagi orang yang membacanya langsung, melainkan juga pada orang-orang yang tidak
pernah membuka-buka halamannya sekalipun. Pertanyaannya sekarang buku apa yang
berpengaruh pada perubahan dunia?
Bentuk buku bisa berubah, namun ide dan karya yang ditulis
di buku akan tetap bertahan, entah itu dalam bentuk perkamen, buku cetak, buku
elektronik, dan entah apa lagi wujudnya. Buku-buku yang mengubah dunia dari
generasi ke generasi akan terus bergema dan dibaca orang, bahkan mungkin
beberapa diantaranya masih relevan dan terus mengubah masa depan. Karena buku
adalah kunci peradaban!
Tiga
paragraf diatas merupakan sebuah sinopsis dari sebuah buku yang berisi tentang
buku-buku yang telah memberikan pengaruh besar di dunia ini. Menulis dan buku
adalah dua hal yang saling berkaitan erat satu sama lain. Menulis sendiri
merupakan sebuah kegiatan menuangkan ide-ide yang ada dalam pikiran kira.
Menulis dapat meringankan beban dalam pikiran kita karena sebagian masalah yang
ada dalam pikiran kita telah tersalurkan kedalam sebuah tulisan, contohnya
adalah menulis buku harian atau diary.
Menulis berarti menuangkan ilmu atau ide untuk dibaca dan
disebarkan ke orang lain atau pembaca. Napoleon
Bonaparte, Singa daratan Eropa mengungkapkan , “Saya lebih takut kepada
pena seorang penulis ketimbang 1000 senjata tentara musuh.” Karena dengan menulis, ilmu dapat
tersalurkan dan ide dapat tersampaikan. Disamping itu hanya dengan menulis
dapat mengubah dunia. Maka keterampilan menulis sangat penting untuk
diperbaharui dan dilatih.
Pendidikan adalah senjata paling dahsyat yang dapat kita
gunakan untuk mengubah dunia, begitu kata Nelson Mandela. Kata tersebut seolah
menekankan bahwa orang yang berpendidikan (tidak buta huruf dan bisa menulis)
akan mampu mengubah dunia. Ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang tidak akan
tersampaikan dengan baik kalau belum ditulis. Seperti kata yang terdapat
didalam sebuah buku bahwa BACA BUKU BUKA
DUNIA. Buku adalah hasil tulisan seseorang dan tulisan itu akan
mempengaruhi si pembaca.
Dalam
teks yang berjudul “Speaking Truth to
Power with Books” yang ditulis oleh Howard Zinn ini, penulis membuat
beberapa pertanyaan yang umum menjadi pertanyaan semua orang tentang menulis.
Penulis bertanya tentang beberapa isu yang menjadi pertanyaan dalam dunia
menulis yaitu apa kegunaan dari menulis ? apa dampak atau efek yang tidak
dimilikinya ? apakah menulis dapat mengubah dunia ? Itu adalah beberapa
pertanyaan yang selalu menjadi isu besar dikalangan masyarakat.
Saat
membaca pertanyaan-pertanyaan tersebut, apa yang saya pikirkan adalah bagaimana
untuk memecahkan dan mencari tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Untuk dapat mengetahui langsung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
kita harus terjun langsung kedalam dunia menulis dan mulai menelisik satu
persatu hal-hal menarik dari dunia tersebut dan mulai untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan pengalaman kita.
Sebelum
membahas lebih jauh mengenai pemikiran penulis tentang pengaruh sebuah buku
terhadap kehidupan seseorang. Si penulis lebih dulu menceritakan awal ketertarikannya
terhadap dunia membaca. Berawal dari sebuah kejadian yang tidak disengaja
dimana Howard Zinn kecil menemukan sebuah buku dijalan yang merupakan titik
awal kehidupannya akan dimulai. Howard Zinn kecil membaca buku tersebut
meskipun awalnya dia tidak mengerti tentang apa yang diceritakan buku tersebut.
Tetapi, Howard Zinn kecil tidak menyerah, rasa penasaran besar yang dimilikinya
membuatnya kembali membaca buku tersebut dan mulai memahami isi dari buku yang
dibacanya. Sejak saat itu, hidupnya mulai berubah karena pengaruh dari buku
yang dibacanya tersebut. Orang tua Zinn kecil awalnya tidak mengetahui bahwa
anaknya tertarik pada buku karena dirumah mereka tidak terdapat satupun buku.
Akhirnya orang tua Zinn kecil mengirimkan surat pada sebuah surat kabar bernama
“New York Post” yang menawarkan satu set Dickens yang terdiri dari beberapa
volume atau bagian-bagian. Orang tua Zinn kecil sendiri tidak tahu manahu
tentang apa itu Dickens. Mereka hanya tahu bahwa anak mereka suka membaca dan
mereka berniat untuk memberikan satu set Dickens tersebut untuk anak mereka.
Dalam
teks ini, Howard Zinn memaparkan atau menjelaskan dan memberikan informasi
kepada kita tentang dampak atau efek dari membaca sebuah buku diberbagai aspek
kehidupan. Aspek yang yang banyak berhubungan dengan ini adalah dari aspek
kehidupan sosial seseorang. Kehidupan sehari-hari seseorang dan cara
berpikirnya dapat dipengaruhi oleh buku-buku yang dibacanya, bisa juga dari
sumber-sumber lain seperti majalah, tabloid dan surat kabar. Dari pengalaman-pengalaman
mmbaca berbagai buku tersebut, seseorang akan berpikiran seperti apa yang
dibacanya karena mungkin buku yang kita baca terdapat kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang pernah kita alami dan pernah kita lihat dalam
kehidupan sehari-sehari. Sehingga secara tidak sadar kita telah terpengaruh
oleh buku-buku tersebut. Terkadang, setelah membaca sebuah buku yang membuat
kita sangat penasaran terhadap isi dan kelanjutannya, kita akan terus berpikir
kuat tentang apa yang akan terjadi setelahnya. Kita akan berusaha menerka-nerka
dan hal tersebut membuat otak kita terus bekerja karena kita terus berpikir
tentang sesuatu.
Dari
pengalaman si penulis, beliau banyak mendengar dari beberapa orang yang
mengatakan “buku ini mengubah kehidupan saya”. Itu semua menjadi bukti bahwa
buku dapat membentuk karakter seseorang. Selain dari aspek sosial, buku juga
dapat mempengaruhi seseorang dari aspek politik dan hukum. Contohnya, sesorang
mahasiswa jurusan hukum akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca
buku-buku yang berhubungan dengan hukum, aturan-aturan dan tentang
pemerintahan. Mereka yang sering membaca buku-buku tentang hukum tersebut akan
mengerti dengan benar mengenai aturan-aturan yang berlaku sehingga individu
tersebut akan menjadi individu yang taat hukum. Meskipun tidak semua dari
mereka akan mentaati peraturan yang berlaku dengan baik karena hal tersebut
kembali kepada individu-individu masing-masing.
Saat
ini kita hidup dalam sebuah lingkaran aturan yang membatasi gerak-gerik kita sebagai
individu. Kita hidup untuk taat terhadap hukum yang mengatur kita dan membuat
kita tumbuh menjadi dewasa. Aturan terkecil adalah aturan di dalam keluarga. Di
dalam keluarga kita mempunyai aturan untuk mentaati dan menghormati orang yang
lebih tua terutama orang tua kita sendiri. Sedangkan saat berada di sekolah
kita mempunya peraturan sekolah yang harus kita taati dengan memetuhi guru
sebagai pengajar kita di sekolah. Memasuki ruang lingkup yang lebih luas,
sebagai warga negara kita kita dibatasi oleh hukum-hukum negara yang membatasi
gerak-gerik kita tetapi tidak melanggar hak-hak kita sebagai warga negara yang
juga mempunyai hak kebebasan. Aturan-aturan tersebut tentunya sudah tertuang
salam sebuah buku bernama undang-undang yang diharuskan untuk dimengerti oleh
semua warganya. Begitu nbanyak informasi-informasi yang bisa kita dapat dari
sebuah buku, baik itu yang tersirat ataupun yang tersurat. Namun, informasi
atau cerita yang kita dapat dari buku tersebut mempunya efek yang kuat terhadap
diri kita dan kehidupan sehari-hari kita, bahkan dapat membentuk karakter kita.
Buku
beroperasi dengan banyak cara dalam mengubah kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan sekitar dan dirinya sendiri. Membaca sebuah buku dapat mengasah
kepekaan kita terhadap orang-orang disekitar kita. Buku-buku sosial menyajikan
kehidupan luar yang kadang belum pernah kita bayangkan sebelumnya tetapi hal
tersebut benar-benar ada. Dengan mengetahui hal tersebut dari buku yang kita
baca, kita akan tahu dan sadar bahwa tidak semua orang di dunia ini seberuntung
kita dan akan membuka mata kita terhadap apa yang sesengguhnya terjadi di dunia
yang kita tinggali ini. Bukankah betapa hebat dan kuatnya sebuah buku dapat
mengubah seseorang menjadi lebih baik ? Sesuatu pencapaian yang luar biasa yang
hanya dapat dilakukan oleh sebuah buku yang memberikan pengaruh positif
terhadap kehidupan seseorang.
Bagi
kebanyakan orang, ilmuwan adalah hal yang penting karena mampu menghasilkan
sesuatu yang luar biasa melalui penemuan-penemuan luar biasa pada masanya yang
dapat mengubah dunia hingga seperti ini. Memberikan dampak pada
generasi-generasi penerus saat ini yang menginginkan menjadi iluwan-ilmuwan
dengan penemuan-penemuan luar biasa. Mereka terobsesi untuk menjadi seperti
ilmuwan-ilmuwan terdahulu. Dampak untuk menjadi seseorang ada dua yaitu akan
menjadi lebih dari orang-orang tersebut atau gagal dan tidak menghasilkan
apa-apa seperti yang diinginkan.
Pola
pikir dan cara seseorang mengambil keputusan akan berubah hanya karena sebuah
buku. Seseorang yang tadinya berpikir bahwa kita semua bersaudara akan berubah
pikiran ketika membaca sebuah buku yang mengisahkan tentang kekejaman dan
kekejian manusia terhadap manusia lain. Cerita ini dapat membuat seseorang
berpikir kembali tentang orang-orang yang benar-benar baik dan yang hanya
terlihat baik padahal tidak.
Dalam
hal pola piker, anak kecil akan mudah terpengaruh oleh hal-hal seperti ini.
Contohnya, ketika seorang anak dibacakan dongeng oleh ibunya tentang Cinderella yang mengisahkan tentang
kekejaman ibu tiri terhadap anak tirinya. Anak tersebut akan berpikiran atau
berasumsi bahwa semua ibu tiri yang ada memiki sifat yang jahat seperti yang
terdapat dalam tokoh Cinderella. Padahal hal tersebut belum tentu semua ibu
tiri mempunyai sifat yang demikian.
Dalam
teks tersebut, Howard Zinn menceritakan bagaimana dia mendapatkan banyak
kiriman surat ketika bukunya yang berjudul A
People’s History of the United States diterbitkan. Howard Zinn mendapatkan
kritikan-kritikan pedas dari orang-orang yang membaca bukunya karena
menggambarkan sisi lain dari seorang Christopher Columbus. Howard Zinn menggambarkan seorang
Christoper Columbus sebagai seorang pembunuh,
seorang penyiksa, penculik,
orang-orang multilator pribumi, munafik, orang yang tamak mencari emas, bersedia
untuk membunuh
orang dan
mencincang orang. Itu sangat mengejutkan. Sementara orang-orang
Amerika sendiri mengenal Columbus sebagai seorang pahlawan yang telah menemukan
benua tempat mereka tinggal sekarang. Hal ini yang memicu datangnya
kritikan-kritikan pedas terhadap buku yang ditulis oleh Howard Zinn karena
adanya perbedaan pemkiran diantara kedua belah pihak tersebut.
Jelas
sudah maksud dari teks tersebut yang berusaha menyampaikan
keuntungan-keuntungan dari menulis dan membaca sebuah buku. Seperti halnya yang
dikatakan oleh Kurt Vonnegut melalui
sebuah pertanyaan, "Mengapa
Anda menulis ?"
dan
Vonnegut akan menjawab, "Saya menulis sehingga Anda akan tahu ada orang yang
merasakan hal yang Anda lakukan tentang dunia, bahwa Anda tidak sendirian."
itu adalah hal yang sangat penting untuk dicapai, untuk memiliki orang-orang yang
merasa bahwa mereka tidak sendirian. Dan itu sesuatu
untuk Anda juga, penulis. Seorang penulis tidak pernah sendirian
karena apa yang dirasakannya juga dirasakan oleh orang lain.
Kekuatan
dari teks ini menurut saya saya adalah teks ini menceitakan dengan jelas
terlebih dahulu tentang bagaimana awalnya si penulis tertarik terhadap buku. Diawali
dengan ketertarikan itulah akhirnya si penulis mulai untuk membaca beberapa
buku, bahkan akhirnya dia dapat menghasilkan buku-bukunya sendiri. Teks ini
juga membahas secara luas aspek-aspek dari keuntungan-keuntungan atau dampak
yang dapat dicapai oleh buku. Teks inipun dikuatkan dengan beberapa tokoh yang
pernah menghasilkan buku-buku yang luar biasa sehingga banyak dari kita yang
terpengaruh oleh kata-kata dalam buku-buku tersebut. Teks inipun diselipi
dengan pengalaman si penulis ketika mendapat surat-surat yang berisi
kritikan-krritikan terhahap buku yang ditulisnya. Menyadarkan kita bahwa
seorang penulis handalpun buku-bukunya tidak selalu dapat diterima di
masyarakat apalagi kita yang masih pemula. Tentunya, hal ini seharusnya dapat
memberikan kita motivasi lebih untuk menjadi seorang penulis yang bisa
dikatakan lebih dari handal.
Terkadang
beberapa kekuatan dari sebuah teks dapat menjadi kelemahan juga terhadap teks
tersebut. Walaupun bagus untuk menuliskan latar belakang dari si penulis terlebih
dahulu untuk sedikit memberikan informasi tambahan kepada si pembaca, tetapi
terkadang beberapa pembaca tidak menginginkan hal tersebut. Yang tidak
diinginkan oleh para pembaca adalah ketika seorang penulis yang terlalu
mengekspos dirinya sendiri didalam tulisannya. Dalam teks ini sendiri saya
berpendapat bahwa si penulis terlalu mengekspos tentang dirinya. Segala
informasi yang disampaikan disini selalu berhubungan dengan penulis. Jadi, teks
ini seperi sebuah bibliografi yang menceritakan penulis itu sendiri.
Keistimewaan
penting dari teks ini adalah si penulis menuliskan bahwa sebuah peraturan yang
ditaati oleh seseorang dimulai dari yang terkecil yaitu terhadap orang tuanya
sendiri merupakan dampak dari membaca atau dipengaruhi oleh buku. Seperti buku tata
tertib yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh murid-muridnya dengan maksud
agar murid-murid di sekolah tersebut dapat taat terhadap peraturan yang ada dan
berlaku di sekolah yang bersangkutan. Disinilah keistimewaan penulis yang dapat
meliha hal-hal kecil yang berhubungan dengan apa yang sedang ditulisnya.
Penulis melihat bahwa buku peraturan di sekolah-sekolah dapat mempengaruhi
seseorang untuk dapat taat terhadap peraturan-peraturan yang tertulis didalam
buku tata tertib kecil tersebut. Sedangkan dalam ruang lingkup yang kecil
seperti didalam keluarga, peraturan yang berlaku biasanya hanya berupa ucapan
dari orang-orang yang lebih tua seperi orang tua kita sendiri. Didalam
peraturan keluarga sendiri biasanya tidak ada buku yang memuat aturan suatu
keluarga, anggota hanya mengingat hal-hal yang tidak boleh mereka lakukan yang
tentunya dapat merugikan nama baik keluarga mereka sendiri.
Beberapa orang mengatakan bahwa buku itu penting dalam
kehidupan meraka. Orang-orang tersebut juga akan mengatakan tidak ada buku yang
mereka baca tidak mempengaruhi kehidupan mereka. Banyak hal-hal positif yang
didapat dari hanya membaca buku dan ini pulalah yang Howard Zinn yang ingin
sampaikan didalam teks tersebut. Tapi tahukah Anda bahwa selalu ada dampak
negatif yang membayangi dampak positif tersebut ? Ini adalah hal yang kurang
dibahas oleh penulis dalam teks tersebut. Penulis tidak menjelaskan dampak
buruk apa saja yang dapat ditimbulkan oleh buku ketika seseorang terpengaruh
oleh buku dan tidak bisa lepas dari buku tersebut. Seperti halnya yang sudah
jelaskan diatas mengenai contoh seorang anak yang diberikan buku tentang
Cinderella. Anak tersebut akan berasumsi bahwa semua ibu tiri dan saudara tiri
di dunia ini mempunyai sifat yang jahat. Anak tersebut beanggapan seperti
karena buku yang dibacanya. Anak tersebut tidak melihat kenyataan bahwa tidak
semua ibu dan saudara tiri di dunia ini memiliki sifat yang terdapat didalam
buku dongeng tersebut. Anak tersebut baru akan sadar setelah dia beranjak
remaja atau dewasa dan dapat berpikir sesuai porsinya dan mulai bisa membedakan
mana yang harus dan mana yang tidak harus diikuti dari sebuah buku.
Orang-orang biasanya terpengaruh oleh buku karena penggunaan
kata-kata dalam buku tersebut yang dapat dicerna dan dimengerti dengan baik
ketika mereka membaca buku tersebut. Menanggapi mengenai kritikan yang didapat
Zinn untuk bukunya tentang Columbus mungkin saya punya pendapat lain mengenai
ini. Saya memang belum pernah membaca buku tersebut tetapi bila dilihat dari
latar belakang Zinn yang merupakan orang Amerika maka Zinn mungkin akan
menuliskan bahwa Columbus adalah penemu benua amerika. Tetapi, sebagai muslim
saya akan mengatakan bahwa penemu benua Amerika yang pertama kali bukanlah
Christoper Columbus. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa :
”In the life of the Indian, there
was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen
and the Eternal”.
Semangat orang-orang Islam dan Cina disaat itu untuk
mengenal lebih jauh tentang Bumi ini yang terdiri dari lautan dan daratan
sebagai tempat tinggalnya sangatlah tinggi. Selain untuk melebarkan pengaruh,
mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah, Islam
mendorong beberapa pemberani di antara mereka untuk melintasi area yang masih
dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu.
Para
ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat perjalanan ke
benua Amerika itu adalah:
1. Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957)
2. Al Idrisi (meninggal tahun 1166)
3. Ibn Battuta (meninggal tahun 1369)
4. Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384)
Pelayaran dari Cordoba tahun 889
Masehi. Menurut
catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), Khashkhash
Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah
sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dengan adanya bukti-bukti
tersebut, tentunya sebagai seorang muslim saya akan mengatakan bahwa penemu
benua Amerika yang pertama adalah adalah Admiral Zheng He (Laksamana Cheng Ho)
seorang muslim, 70 tahun lebih awal tiba di Amerika dibandingkan bendera
Castilian Spanyol yang ditancapkan Colombus.
Berikut adalah beberapa bukti video yang menguatkan bahwa
Laksamana Cheng Ho tiba lebih dulu di Amerika:
(PART-1)
Islam And Muslims In America Before Columbus
(PART-2)
Islam And Muslims In America Before Columbus
History:
Muslim in America Before Columbus (PART-1)
Kembali ke pembahasan
awal mengenai membaca dan pengaruh sebuah buku. Buku dapat mempengaruhi orang-orang yang membacanya. Itu
adalah pernyataan yang sesuai dengan keadaan sekarang ini dimana orang-orang
banyak yang terpengaruh oleh buku. Tapi bukan berarti buku bisa membuat pembaca
mengikuti apa yang ada dalam buku. Jika pembaca mengikuti apa pun yang
ada dalam buku tanpa pembacaan kritis, maka si pembaca itu tergolong orang yang
masih berada pada tingkat paling rendah. Membaca buku harus dimaknai sebagai
sebuah dialog. Dialog tidak pernah terjadi dalam satu arah. Dialog
akan terjadi jika kedua pihak saling berinteraksi. Buku akan mempengaruhi
pembaca. Tapi, bukan berarti pembaca terus membebek terhadap isi
buku. Pembaca justru harus mempertebal keyakinanya setelah membaca buku.
Nah, sudah jelas bukan dari pernyataan tersebut bahwa agar tidak terlalu
terpengaruh oleh buku yang kita baca, kita harus menjadi pembaca yang keritis
yang dapat menentukan mana buku yang baik mana yang tidak sehingga tidak ada
penolakan terhadap buku yang ada hanya karena kita tidak suka terhadap isi dan
penulis buku tersebut.
Pembahasan mengenai memang tidak akan lepas dari mampu atau
tidaknya kita untuk menjadi seseorang yang kritis, salah satunya menjadi
pembaca yang kritis. Menjadi Critical
reader adalah bukan hal sangat mudah. Kita harus lebih jeli melihat sebuah
buku dari semua sisi sehingga tidak menyalah artikan maksud sesungguhnya yang
coba ingin disampaikan oleh penulis. disitulah tugas berat kita sebagai seorang
(maha)siswa yang hidup di era modern ini dengan banyaknya buku-buku diluaran
sana. Kata-kata dibawah ini mungkin dapat menjadi inspirasi bagi Anda agar
tidak terlalu terpengaruh oleh buku dan hanya menjadikan sebuah buku sebagai
teman berdialog, tidak menjadikannya sebagai Tuhan kalian. Kata-kata berikut
ini saya sunting dari sebuah artikel di situs kompasiana, referensinya dapat
kalian lihat dibagian akhir dari tulisan ini.
Buku-buku Pramudya juga tak mampu
membuatku menjadi komunis. Buku Adonis tak membuatku murtad. Buku
Mutahari tak membuatku menjadi Syiah. Buku Danarto tak membuatku jadi Syufi.
Buku Kahlil Gibran tak membuatku jadi seagama dengannya.
Jangan jadikan buku sebagai lawan. Karena hanya akan menunjukan kepicikan Anda dalam membaca. Dan dalam mengarungi hidup ini.
Jangan membebek pada buku yang Anda baca. Jika Anda mengikuti pembacaan Anda terhadap buku, hanya akan menunjukkan sikap tidak kritis Anda.
Jadikan buku sebagai teman dialog. Sehingga Anda akan tetap menjadi diri sendiri. Semakin menjadi diri sendiri justru setelah membaca buku yang melawan keyakinan diri Anda selama ini.
Buku adalah teman. Selamanya. Dalam setiap pencarian diri. Bahkan untuk sebuah negeri. Mari berteman dengan buku.
Kata-kata
diatas menunjukan betapa kuatnya pendirian seseorang dan mampu bertahan dari
pengaruh buku-buku yang dibacanya. Menjadikan buku-buku sebagai teman berdialog
buka sebagai lawan dan juga tidak terlalu menganggapnya sebagai kawan. Wow!
Kali ini saya sendiri yang terkagum-kagum oleh kata-kata diatas. Kata-kata
tersebut sepertinya dapat menjadi bukti bahwa tidak semua orang terpengaruh
oleh buku dan tidak semua buku dapat mempengaruhi hidup seseorang karena hal
tersebut terjadi tergantung pada seberapa kuat keyakinan seseorang.
Menulis
adalah sebuah seni, tuntutan hidup dan jiwa. Menulis akan membuat kenyamanan.
Semua imajinasi dan pikiran akan tersalurkan. Ide-ide kreatif pun lahir dengan
menulis. Menulis menjadi penghubung antara dunia khayalan kita dengan dunia
nyata. Bagaimana imajinasi pikiran tentang sebuah gedung kemudian tercipta
menjadi nyata, karena ada tulisan. Dimulai dengan menggambarkan bayangan yang
ada dalam pikiran sedikit demi sedikit, lalu mendiskusikannya dengan orang
lain, kemudian bersama-sama dipecahkan masalah yang ada.
Sebuah tulisan mampu menyebar dan
menerjang ke segala penjuru. Sebuah tulisan ternyata sanggup mengubah dunia,
karena dari sanalah terkadang tercetus ide-ide yang menjadi sebuah solusi bagi
permasalahan-permasalahan yang ada. Tulisan terkadang lebih tajam dari sebuah
pedang atau lebih dahsyat dari sebuah peluru. Sebuah tulisan mampu menginspirasi
siapa saja yang membacanya.
Sebagai
penutup dari tulisan saya ini, saya akan menuliskan beberapa kutipan-kutipan
beberapa paragraf dari berbagai situs yang menurut saya pribadi dapat membangun
kita menjadi seseorang yang berjiwa penulis. Seseorang yang berjiwa penulis
yang dapat mengubah dunia dengan tulisannya, tetapi bukan seseorang dapat
diubah oleh buku-buku yang ada didunia. Berikut adalah paragraf-paragraf
tersebut:
Menulislah tanpa beban, menulislah
dengan perasaan senang. Karena tulisan mampu mengubah dunia. Tulisan mampu
menjadi jembatan antara kita dan orang lain yang mungkin melalui tulisan kita
lah orang-orang banyak mendapat inspirasi dan membuat perubahan-perubahan kecil
yang lambat laun dapat menjadi perubahan yang signifikan. Mulailah menulis dari
sekarang. Jangan lagi menunda-nunda karena hal-hal yang tidak penting. Melalui
tulisan-tulisan pula kita bisa menjadi orang yang kaya.
Menulislah…Tuangkan idemu agar orang lain membacanya….Berbagilah ilmu yang kamu miliki kepada orang lain dengan menuliskannya. Dengan begitu, kamu akan mengubah dunia dengan tulisan yang membahana.
Kata-kata dapat mengubah otak. Kata positif dan kata negatif membawa dampak berbeda pada fungsi otak Anda.
Dalam bukunya, Words Can Change Your Brain, Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman menuliskan "sebuah kata punya kekuatan untuk memengaruhi ekspresi gen yang mengatur stres fisik dan emosi."
"Kata-kata penuh amarah mengirimkan pesan peringatan ke otak, secara bertahap menghentikan kerja pusat logika di lobus frontal," tulis Newberg dan Waldman.
Pandangan positif terhadap diri sendiri akan membuat Anda cenderung berpikir positif tentang orang lain yang berinteraksi dengan Anda. Sementara itu, persepsi diri yang negatif akan mendorong seseorang untuk bersikap penuh curiga dan ragu-ragu. Seiring waktu, struktur thalamus di otak juga akan berubah dalam merespons kata-kata, pikiran dan perasaan. Perubahan pada thalamus ini juga bisa memengaruhi cara seseorang dalam menerima dan menghadapi kenyataan hidup.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan di jurnal Neurology, orang yang selalu membiasakan otaknya sibuk dan bekerja melalui usaha membaca dan menulis, memiliki risiko terkena gangguan daya ingat 15 persen lebih rendah dibanding mereka yang jarang melakukannya.
“Oleh sebab itu, sebuah tulisan bisa mengubah cara berpikir seseorang, bahkan hanya dengan sebuah tulisan seseorang dapat mengubah dunia,” Drs Achmad Munib MH MSi
References:
Teks
Speaking Truth to Power with Books by
Howard Zinn
http://dakwah-metamorfosa.blogspot.com/2013/01/buku-buku-yang-mengubah-dunia.html, diakses
tanggal 2 Maret 2014
http://media.kompasiana.com/buku/2012/05/12/berdialog-dengan-buku-462471.html, diakses
tanggal 2 Maret 2014
http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/03/penamu-mampu-mengubah-dunia-542541.html, diakses tanggal 2 Maret 2014
http://majalahqalam.wordpress.com/artikel-2/artikel-pendidikan/efek-menulis/, diakses
tanggal 2 Maret 2014
http://bimaseta.blogspot.com/2013/11/mengubah-dunia-melalui-tulisan.html, diakses
tanggal 2 Maret 2014
http://health.kompas.com/read/2013/12/05/1632286/Pilihan.Kata.Bisa.Mengubah.Fungsi.Otak, diakses tanggal 2 Maret 2014
http://unnes.ac.id/berita/jangan-takut-untuk-menulis/, diakses tanggal 2 Maret 2014
http://indocropcircles.wordpress.com/2011/12/17/bukti-dan-fakta-nyata-penjelajah-benua-amerika-pertama-bukan-colombus/, diakses tanggal 28 Februari 2014
Lalu apa sebenarnya keterkaitan antara sejarah dan praktik literasi? apa yang hilang dari tulisan Howard Zinn?
BalasHapus