We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 03 Maret 2014

Dunia dalam Genggaman sebuah Buku

Critical review 2




Buku adalah kunci peradaban, sejak ribuan tahun yang lampau, buku dalam bentuk yang paling sederhana hingga buku elektronik telah menjadi sarana bagi para filsuf, teolog, sejarahwan, ilmuwan, dan sastrawan untuk menyebarluaskan ide-ide mereka. Mereka berharap ide-ide mereka dapat dibaca di masa buku itu ditulis maupun di masa depan dari generasi ke generasi.
Buku dengan sendirinya cepat atau lambat akan menyebarluaskan ide-ide penulisnya ke seluruh dunia, tidak hanya bagi orang yang membacanya langsung, melainkan juga pada orang-orang yang tidak pernah membuka-buka halamannya sekalipun. Pertanyaannya sekarang buku apa yang berpengaruh pada perubahan dunia?
Bentuk buku bisa berubah, namun ide dan karya yang ditulis di buku akan tetap bertahan, entah itu dalam bentuk perkamen, buku cetak, buku elektronik, dan entah apa lagi wujudnya. Buku-buku yang mengubah dunia dari generasi ke generasi akan terus bergema dan dibaca orang, bahkan mungkin beberapa diantaranya masih relevan dan terus mengubah masa depan. Karena buku adalah kunci peradaban!
Tiga paragraf diatas merupakan sebuah sinopsis dari sebuah buku yang berisi tentang buku-buku yang telah memberikan pengaruh besar di dunia ini. Menulis dan buku adalah dua hal yang saling berkaitan erat satu sama lain. Menulis sendiri merupakan sebuah kegiatan menuangkan ide-ide yang ada dalam pikiran kira. Menulis dapat meringankan beban dalam pikiran kita karena sebagian masalah yang ada dalam pikiran kita telah tersalurkan kedalam sebuah tulisan, contohnya adalah menulis buku harian atau diary.
Menulis berarti menuangkan ilmu atau ide untuk dibaca dan disebarkan ke orang lain atau pembaca. Napoleon Bonaparte, Singa daratan Eropa mengungkapkan ,Saya lebih takut kepada pena seorang penulis ketimbang 1000 senjata tentara musuh.” Karena dengan menulis, ilmu dapat tersalurkan dan ide dapat tersampaikan. Disamping itu hanya dengan menulis dapat mengubah dunia. Maka keterampilan menulis sangat penting untuk diperbaharui dan dilatih.
Pendidikan adalah senjata paling dahsyat yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia, begitu kata Nelson Mandela. Kata tersebut seolah menekankan bahwa orang yang berpendidikan (tidak buta huruf dan bisa menulis) akan mampu mengubah dunia. Ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang tidak akan tersampaikan dengan baik kalau belum ditulis. Seperti kata yang terdapat didalam sebuah buku bahwa BACA BUKU BUKA DUNIA. Buku adalah hasil tulisan seseorang dan tulisan itu akan mempengaruhi si pembaca.
Dalam teks yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books” yang ditulis oleh Howard Zinn ini, penulis membuat beberapa pertanyaan yang umum menjadi pertanyaan semua orang tentang menulis. Penulis bertanya tentang beberapa isu yang menjadi pertanyaan dalam dunia menulis yaitu apa kegunaan dari menulis ? apa dampak atau efek yang tidak dimilikinya ? apakah menulis dapat mengubah dunia ? Itu adalah beberapa pertanyaan yang selalu menjadi isu besar dikalangan masyarakat.
Saat membaca pertanyaan-pertanyaan tersebut, apa yang saya pikirkan adalah bagaimana untuk memecahkan dan mencari tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk dapat mengetahui langsung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kita harus terjun langsung kedalam dunia menulis dan mulai menelisik satu persatu hal-hal menarik dari dunia tersebut dan mulai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan pengalaman kita.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai pemikiran penulis tentang pengaruh sebuah buku terhadap kehidupan seseorang. Si penulis lebih dulu menceritakan awal ketertarikannya terhadap dunia membaca. Berawal dari sebuah kejadian yang tidak disengaja dimana Howard Zinn kecil menemukan sebuah buku dijalan yang merupakan titik awal kehidupannya akan dimulai. Howard Zinn kecil membaca buku tersebut meskipun awalnya dia tidak mengerti tentang apa yang diceritakan buku tersebut. Tetapi, Howard Zinn kecil tidak menyerah, rasa penasaran besar yang dimilikinya membuatnya kembali membaca buku tersebut dan mulai memahami isi dari buku yang dibacanya. Sejak saat itu, hidupnya mulai berubah karena pengaruh dari buku yang dibacanya tersebut. Orang tua Zinn kecil awalnya tidak mengetahui bahwa anaknya tertarik pada buku karena dirumah mereka tidak terdapat satupun buku. Akhirnya orang tua Zinn kecil mengirimkan surat pada sebuah surat kabar bernama “New York Post” yang menawarkan satu set Dickens yang terdiri dari beberapa volume atau bagian-bagian. Orang tua Zinn kecil sendiri tidak tahu manahu tentang apa itu Dickens. Mereka hanya tahu bahwa anak mereka suka membaca dan mereka berniat untuk memberikan satu set Dickens tersebut untuk anak mereka.
Dalam teks ini, Howard Zinn memaparkan atau menjelaskan dan memberikan informasi kepada kita tentang dampak atau efek dari membaca sebuah buku diberbagai aspek kehidupan. Aspek yang yang banyak berhubungan dengan ini adalah dari aspek kehidupan sosial seseorang. Kehidupan sehari-hari seseorang dan cara berpikirnya dapat dipengaruhi oleh buku-buku yang dibacanya, bisa juga dari sumber-sumber lain seperti majalah, tabloid dan surat kabar. Dari pengalaman-pengalaman mmbaca berbagai buku tersebut, seseorang akan berpikiran seperti apa yang dibacanya karena mungkin buku yang kita baca terdapat kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang pernah kita alami dan pernah kita lihat dalam kehidupan sehari-sehari. Sehingga secara tidak sadar kita telah terpengaruh oleh buku-buku tersebut. Terkadang, setelah membaca sebuah buku yang membuat kita sangat penasaran terhadap isi dan kelanjutannya, kita akan terus berpikir kuat tentang apa yang akan terjadi setelahnya. Kita akan berusaha menerka-nerka dan hal tersebut membuat otak kita terus bekerja karena kita terus berpikir tentang sesuatu.
Dari pengalaman si penulis, beliau banyak mendengar dari beberapa orang yang mengatakan “buku ini mengubah kehidupan saya”. Itu semua menjadi bukti bahwa buku dapat membentuk karakter seseorang. Selain dari aspek sosial, buku juga dapat mempengaruhi seseorang dari aspek politik dan hukum. Contohnya, sesorang mahasiswa jurusan hukum akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca buku-buku yang berhubungan dengan hukum, aturan-aturan dan tentang pemerintahan. Mereka yang sering membaca buku-buku tentang hukum tersebut akan mengerti dengan benar mengenai aturan-aturan yang berlaku sehingga individu tersebut akan menjadi individu yang taat hukum. Meskipun tidak semua dari mereka akan mentaati peraturan yang berlaku dengan baik karena hal tersebut kembali kepada individu-individu masing-masing.
Saat ini kita hidup dalam sebuah lingkaran aturan yang membatasi gerak-gerik kita sebagai individu. Kita hidup untuk taat terhadap hukum yang mengatur kita dan membuat kita tumbuh menjadi dewasa. Aturan terkecil adalah aturan di dalam keluarga. Di dalam keluarga kita mempunyai aturan untuk mentaati dan menghormati orang yang lebih tua terutama orang tua kita sendiri. Sedangkan saat berada di sekolah kita mempunya peraturan sekolah yang harus kita taati dengan memetuhi guru sebagai pengajar kita di sekolah. Memasuki ruang lingkup yang lebih luas, sebagai warga negara kita kita dibatasi oleh hukum-hukum negara yang membatasi gerak-gerik kita tetapi tidak melanggar hak-hak kita sebagai warga negara yang juga mempunyai hak kebebasan. Aturan-aturan tersebut tentunya sudah tertuang salam sebuah buku bernama undang-undang yang diharuskan untuk dimengerti oleh semua warganya. Begitu nbanyak informasi-informasi yang bisa kita dapat dari sebuah buku, baik itu yang tersirat ataupun yang tersurat. Namun, informasi atau cerita yang kita dapat dari buku tersebut mempunya efek yang kuat terhadap diri kita dan kehidupan sehari-hari kita, bahkan dapat membentuk karakter kita.
Buku beroperasi dengan banyak cara dalam mengubah kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitar dan dirinya sendiri. Membaca sebuah buku dapat mengasah kepekaan kita terhadap orang-orang disekitar kita. Buku-buku sosial menyajikan kehidupan luar yang kadang belum pernah kita bayangkan sebelumnya tetapi hal tersebut benar-benar ada. Dengan mengetahui hal tersebut dari buku yang kita baca, kita akan tahu dan sadar bahwa tidak semua orang di dunia ini seberuntung kita dan akan membuka mata kita terhadap apa yang sesengguhnya terjadi di dunia yang kita tinggali ini. Bukankah betapa hebat dan kuatnya sebuah buku dapat mengubah seseorang menjadi lebih baik ? Sesuatu pencapaian yang luar biasa yang hanya dapat dilakukan oleh sebuah buku yang memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan seseorang.
Bagi kebanyakan orang, ilmuwan adalah hal yang penting karena mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa melalui penemuan-penemuan luar biasa pada masanya yang dapat mengubah dunia hingga seperti ini. Memberikan dampak pada generasi-generasi penerus saat ini yang menginginkan menjadi iluwan-ilmuwan dengan penemuan-penemuan luar biasa. Mereka terobsesi untuk menjadi seperti ilmuwan-ilmuwan terdahulu. Dampak untuk menjadi seseorang ada dua yaitu akan menjadi lebih dari orang-orang tersebut atau gagal dan tidak menghasilkan apa-apa seperti yang diinginkan.
Pola pikir dan cara seseorang mengambil keputusan akan berubah hanya karena sebuah buku. Seseorang yang tadinya berpikir bahwa kita semua bersaudara akan berubah pikiran ketika membaca sebuah buku yang mengisahkan tentang kekejaman dan kekejian manusia terhadap manusia lain. Cerita ini dapat membuat seseorang berpikir kembali tentang orang-orang yang benar-benar baik dan yang hanya terlihat baik padahal tidak.
Dalam hal pola piker, anak kecil akan mudah terpengaruh oleh hal-hal seperti ini. Contohnya, ketika seorang anak dibacakan dongeng oleh ibunya tentang Cinderella yang mengisahkan tentang kekejaman ibu tiri terhadap anak tirinya. Anak tersebut akan berpikiran atau berasumsi bahwa semua ibu tiri yang ada memiki sifat yang jahat seperti yang terdapat dalam tokoh Cinderella. Padahal hal tersebut belum tentu semua ibu tiri mempunyai sifat yang demikian.
Dalam teks tersebut, Howard Zinn menceritakan bagaimana dia mendapatkan banyak kiriman surat ketika bukunya yang berjudul A People’s History of the United States diterbitkan. Howard Zinn mendapatkan kritikan-kritikan pedas dari orang-orang yang membaca bukunya karena menggambarkan sisi lain dari seorang Christopher Columbus. Howard Zinn menggambarkan seorang Christoper Columbus sebagai seorang pembunuh, seorang penyiksa, penculik, orang-orang multilator pribumi, munafik, orang yang tamak mencari emas, bersedia untuk membunuh orang dan mencincang orang. Itu sangat mengejutkan. Sementara orang-orang Amerika sendiri mengenal Columbus sebagai seorang pahlawan yang telah menemukan benua tempat mereka tinggal sekarang. Hal ini yang memicu datangnya kritikan-kritikan pedas terhadap buku yang ditulis oleh Howard Zinn karena adanya perbedaan pemkiran diantara kedua belah pihak tersebut.
Jelas sudah maksud dari teks tersebut yang berusaha menyampaikan keuntungan-keuntungan dari menulis dan membaca sebuah buku. Seperti halnya yang dikatakan oleh Kurt Vonnegut melalui sebuah pertanyaan, "Mengapa Anda menulis ?" dan Vonnegut akan menjawab, "Saya menulis sehingga Anda akan tahu ada orang yang merasakan hal yang Anda lakukan tentang dunia, bahwa Anda tidak sendirian." itu adalah hal yang sangat penting untuk dicapai, untuk memiliki orang-orang yang merasa bahwa mereka tidak sendirian. Dan itu sesuatu untuk Anda juga, penulis. Seorang penulis tidak pernah sendirian karena apa yang dirasakannya juga dirasakan oleh orang lain.
Kekuatan dari teks ini menurut saya saya adalah teks ini menceitakan dengan jelas terlebih dahulu tentang bagaimana awalnya si penulis tertarik terhadap buku. Diawali dengan ketertarikan itulah akhirnya si penulis mulai untuk membaca beberapa buku, bahkan akhirnya dia dapat menghasilkan buku-bukunya sendiri. Teks ini juga membahas secara luas aspek-aspek dari keuntungan-keuntungan atau dampak yang dapat dicapai oleh buku. Teks inipun dikuatkan dengan beberapa tokoh yang pernah menghasilkan buku-buku yang luar biasa sehingga banyak dari kita yang terpengaruh oleh kata-kata dalam buku-buku tersebut. Teks inipun diselipi dengan pengalaman si penulis ketika mendapat surat-surat yang berisi kritikan-krritikan terhahap buku yang ditulisnya. Menyadarkan kita bahwa seorang penulis handalpun buku-bukunya tidak selalu dapat diterima di masyarakat apalagi kita yang masih pemula. Tentunya, hal ini seharusnya dapat memberikan kita motivasi lebih untuk menjadi seorang penulis yang bisa dikatakan lebih dari handal.
Terkadang beberapa kekuatan dari sebuah teks dapat menjadi kelemahan juga terhadap teks tersebut. Walaupun bagus untuk menuliskan latar belakang dari si penulis terlebih dahulu untuk sedikit memberikan informasi tambahan kepada si pembaca, tetapi terkadang beberapa pembaca tidak menginginkan hal tersebut. Yang tidak diinginkan oleh para pembaca adalah ketika seorang penulis yang terlalu mengekspos dirinya sendiri didalam tulisannya. Dalam teks ini sendiri saya berpendapat bahwa si penulis terlalu mengekspos tentang dirinya. Segala informasi yang disampaikan disini selalu berhubungan dengan penulis. Jadi, teks ini seperi sebuah bibliografi yang menceritakan penulis itu sendiri.
Keistimewaan penting dari teks ini adalah si penulis menuliskan bahwa sebuah peraturan yang ditaati oleh seseorang dimulai dari yang terkecil yaitu terhadap orang tuanya sendiri merupakan dampak dari membaca atau dipengaruhi oleh buku. Seperti buku tata tertib yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh murid-muridnya dengan maksud agar murid-murid di sekolah tersebut dapat taat terhadap peraturan yang ada dan berlaku di sekolah yang bersangkutan. Disinilah keistimewaan penulis yang dapat meliha hal-hal kecil yang berhubungan dengan apa yang sedang ditulisnya. Penulis melihat bahwa buku peraturan di sekolah-sekolah dapat mempengaruhi seseorang untuk dapat taat terhadap peraturan-peraturan yang tertulis didalam buku tata tertib kecil tersebut. Sedangkan dalam ruang lingkup yang kecil seperti didalam keluarga, peraturan yang berlaku biasanya hanya berupa ucapan dari orang-orang yang lebih tua seperi orang tua kita sendiri. Didalam peraturan keluarga sendiri biasanya tidak ada buku yang memuat aturan suatu keluarga, anggota hanya mengingat hal-hal yang tidak boleh mereka lakukan yang tentunya dapat merugikan nama baik keluarga mereka sendiri.
Beberapa orang mengatakan bahwa buku itu penting dalam kehidupan meraka. Orang-orang tersebut juga akan mengatakan tidak ada buku yang mereka baca tidak mempengaruhi kehidupan mereka. Banyak hal-hal positif yang didapat dari hanya membaca buku dan ini pulalah yang Howard Zinn yang ingin sampaikan didalam teks tersebut. Tapi tahukah Anda bahwa selalu ada dampak negatif yang membayangi dampak positif tersebut ? Ini adalah hal yang kurang dibahas oleh penulis dalam teks tersebut. Penulis tidak menjelaskan dampak buruk apa saja yang dapat ditimbulkan oleh buku ketika seseorang terpengaruh oleh buku dan tidak bisa lepas dari buku tersebut. Seperti halnya yang sudah jelaskan diatas mengenai contoh seorang anak yang diberikan buku tentang Cinderella. Anak tersebut akan berasumsi bahwa semua ibu tiri dan saudara tiri di dunia ini mempunyai sifat yang jahat. Anak tersebut beanggapan seperti karena buku yang dibacanya. Anak tersebut tidak melihat kenyataan bahwa tidak semua ibu dan saudara tiri di dunia ini memiliki sifat yang terdapat didalam buku dongeng tersebut. Anak tersebut baru akan sadar setelah dia beranjak remaja atau dewasa dan dapat berpikir sesuai porsinya dan mulai bisa membedakan mana yang harus dan mana yang tidak harus diikuti dari sebuah buku.
Orang-orang biasanya terpengaruh oleh buku karena penggunaan kata-kata dalam buku tersebut yang dapat dicerna dan dimengerti dengan baik ketika mereka membaca buku tersebut. Menanggapi mengenai kritikan yang didapat Zinn untuk bukunya tentang Columbus mungkin saya punya pendapat lain mengenai ini. Saya memang belum pernah membaca buku tersebut tetapi bila dilihat dari latar belakang Zinn yang merupakan orang Amerika maka Zinn mungkin akan menuliskan bahwa Columbus adalah penemu benua amerika. Tetapi, sebagai muslim saya akan mengatakan bahwa penemu benua Amerika yang pertama kali bukanlah Christoper Columbus. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa :
”In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal”.
Semangat orang-orang Islam dan Cina disaat itu untuk mengenal lebih jauh tentang Bumi ini yang terdiri dari lautan dan daratan sebagai tempat tinggalnya sangatlah tinggi. Selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah, Islam mendorong beberapa pemberani di antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu.
Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah:
1. Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957)
2. Al Idrisi (meninggal tahun 1166)
3. Ibn Battuta (meninggal tahun 1369)
4. Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384)
Pelayaran dari Cordoba tahun 889 Masehi. Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dengan adanya bukti-bukti tersebut, tentunya sebagai seorang muslim saya akan mengatakan bahwa penemu benua Amerika yang pertama adalah adalah Admiral Zheng He (Laksamana Cheng Ho) seorang muslim, 70 tahun lebih awal tiba di Amerika dibandingkan bendera Castilian Spanyol yang ditancapkan Colombus.
Berikut adalah beberapa bukti video yang menguatkan bahwa Laksamana Cheng Ho tiba lebih dulu di Amerika:
(PART-1) Islam And Muslims In America Before Columbus
(PART-2) Islam And Muslims In America Before Columbus
History: Muslim in America Before Columbus (PART-1)

Kembali ke pembahasan awal mengenai membaca dan pengaruh sebuah buku. Buku dapat mempengaruhi orang-orang yang membacanya. Itu adalah pernyataan yang sesuai dengan keadaan sekarang ini dimana orang-orang banyak yang terpengaruh oleh buku. Tapi bukan berarti buku bisa membuat pembaca mengikuti apa yang ada dalam buku.  Jika pembaca mengikuti apa pun yang ada dalam buku tanpa pembacaan kritis, maka si pembaca itu tergolong orang yang masih berada pada tingkat paling rendah. Membaca buku harus dimaknai sebagai sebuah dialog.  Dialog tidak pernah terjadi dalam satu arah.  Dialog akan terjadi jika kedua pihak saling berinteraksi.  Buku akan mempengaruhi pembaca.  Tapi, bukan berarti pembaca terus membebek terhadap isi buku.  Pembaca justru harus mempertebal keyakinanya setelah membaca buku. Nah, sudah jelas bukan dari pernyataan tersebut bahwa agar tidak terlalu terpengaruh oleh buku yang kita baca, kita harus menjadi pembaca yang keritis yang dapat menentukan mana buku yang baik mana yang tidak sehingga tidak ada penolakan terhadap buku yang ada hanya karena kita tidak suka terhadap isi dan penulis buku tersebut.
Pembahasan mengenai memang tidak akan lepas dari mampu atau tidaknya kita untuk menjadi seseorang yang kritis, salah satunya menjadi pembaca yang kritis. Menjadi Critical reader adalah bukan hal sangat mudah. Kita harus lebih jeli melihat sebuah buku dari semua sisi sehingga tidak menyalah artikan maksud sesungguhnya yang coba ingin disampaikan oleh penulis. disitulah tugas berat kita sebagai seorang (maha)siswa yang hidup di era modern ini dengan banyaknya buku-buku diluaran sana. Kata-kata dibawah ini mungkin dapat menjadi inspirasi bagi Anda agar tidak terlalu terpengaruh oleh buku dan hanya menjadikan sebuah buku sebagai teman berdialog, tidak menjadikannya sebagai Tuhan kalian. Kata-kata berikut ini saya sunting dari sebuah artikel di situs kompasiana, referensinya dapat kalian lihat dibagian akhir dari tulisan ini.
Buku-buku Pramudya juga tak mampu membuatku menjadi komunis.  Buku Adonis tak membuatku murtad.  Buku Mutahari tak membuatku menjadi Syiah.  Buku Danarto tak membuatku jadi Syufi.  Buku Kahlil Gibran tak membuatku jadi seagama dengannya.

Jangan jadikan buku sebagai lawan.  Karena hanya akan menunjukan kepicikan Anda dalam membaca.  Dan dalam mengarungi hidup ini.

Jangan membebek pada buku yang Anda baca.  Jika Anda mengikuti pembacaan Anda terhadap buku, hanya akan menunjukkan sikap tidak kritis Anda.

Jadikan buku sebagai teman dialog.  Sehingga Anda akan tetap menjadi diri sendiri.  Semakin menjadi diri sendiri justru setelah membaca buku yang melawan keyakinan diri Anda selama ini.

Buku adalah teman.  Selamanya.  Dalam setiap pencarian diri.  Bahkan untuk sebuah negeri. Mari berteman dengan buku.

Kata-kata diatas menunjukan betapa kuatnya pendirian seseorang dan mampu bertahan dari pengaruh buku-buku yang dibacanya. Menjadikan buku-buku sebagai teman berdialog buka sebagai lawan dan juga tidak terlalu menganggapnya sebagai kawan. Wow! Kali ini saya sendiri yang terkagum-kagum oleh kata-kata diatas. Kata-kata tersebut sepertinya dapat menjadi bukti bahwa tidak semua orang terpengaruh oleh buku dan tidak semua buku dapat mempengaruhi hidup seseorang karena hal tersebut terjadi tergantung pada seberapa kuat keyakinan seseorang.
Menulis adalah sebuah seni, tuntutan hidup dan jiwa. Menulis akan membuat kenyamanan. Semua imajinasi dan pikiran akan tersalurkan. Ide-ide kreatif pun lahir dengan menulis. Menulis menjadi penghubung antara dunia khayalan kita dengan dunia nyata. Bagaimana imajinasi pikiran tentang sebuah gedung kemudian tercipta menjadi nyata, karena ada tulisan. Dimulai dengan menggambarkan bayangan yang ada dalam pikiran sedikit demi sedikit, lalu mendiskusikannya dengan orang lain, kemudian bersama-sama dipecahkan masalah yang ada.
Sebuah tulisan mampu menyebar dan menerjang ke segala penjuru. Sebuah tulisan ternyata sanggup mengubah dunia, karena dari sanalah terkadang tercetus ide-ide yang menjadi sebuah solusi bagi permasalahan-permasalahan yang ada. Tulisan terkadang lebih tajam dari sebuah pedang atau lebih dahsyat dari sebuah peluru. Sebuah tulisan mampu menginspirasi siapa saja yang membacanya.
Sebagai penutup dari tulisan saya ini, saya akan menuliskan beberapa kutipan-kutipan beberapa paragraf dari berbagai situs yang menurut saya pribadi dapat membangun kita menjadi seseorang yang berjiwa penulis. Seseorang yang berjiwa penulis yang dapat mengubah dunia dengan tulisannya, tetapi bukan seseorang dapat diubah oleh buku-buku yang ada didunia. Berikut adalah paragraf-paragraf tersebut:
Menulislah tanpa beban, menulislah dengan perasaan senang. Karena tulisan mampu mengubah dunia. Tulisan mampu menjadi jembatan antara kita dan orang lain yang mungkin melalui tulisan kita lah orang-orang banyak mendapat inspirasi dan membuat perubahan-perubahan kecil yang lambat laun dapat menjadi perubahan yang signifikan. Mulailah menulis dari sekarang. Jangan lagi menunda-nunda karena hal-hal yang tidak penting. Melalui tulisan-tulisan pula kita bisa menjadi orang yang kaya.

Menulislah…Tuangkan idemu agar orang lain membacanya….Berbagilah ilmu yang kamu miliki kepada orang lain dengan menuliskannya. Dengan begitu, kamu akan mengubah dunia dengan tulisan yang membahana.

Kata-kata dapat mengubah otak. Kata positif dan kata negatif membawa dampak berbeda pada fungsi otak Anda.

Dalam bukunya, Words Can Change Your Brain, Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman menuliskan "sebuah kata punya kekuatan untuk memengaruhi ekspresi gen yang mengatur stres fisik dan emosi."

"Kata-kata penuh amarah mengirimkan pesan peringatan ke otak, secara bertahap menghentikan kerja pusat logika di lobus frontal," tulis Newberg dan Waldman.

Pandangan positif terhadap diri sendiri akan membuat Anda cenderung berpikir positif tentang orang lain yang berinteraksi dengan Anda. Sementara itu, persepsi diri yang negatif akan mendorong seseorang untuk bersikap penuh curiga dan ragu-ragu. Seiring waktu, struktur thalamus di otak juga akan berubah dalam merespons kata-kata, pikiran dan perasaan. Perubahan pada thalamus ini juga bisa memengaruhi cara seseorang dalam menerima dan menghadapi kenyataan hidup.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di jurnal Neurology, orang yang selalu membiasakan otaknya sibuk dan bekerja melalui usaha membaca dan menulis, memiliki risiko terkena gangguan daya ingat 15 persen lebih rendah dibanding mereka yang jarang melakukannya.

“Oleh sebab itu, sebuah tulisan bisa mengubah cara berpikir seseorang, bahkan hanya dengan sebuah tulisan seseorang dapat mengubah dunia,” Drs Achmad Munib MH MSi





References:
Teks Speaking Truth to Power with Books by Howard Zinn

1 komentar:

  1. Lalu apa sebenarnya keterkaitan antara sejarah dan praktik literasi? apa yang hilang dari tulisan Howard Zinn?

    BalasHapus

a space for comment and critic