Buku Sebagai Senjata Kebenaran
Buku adalah teropong dunia dimana
kita akan diberitahu banyak hal yang akan menuntun kita menjadi orang yang
cerdas, yang berimajinatif tinggi dan mengetahui banyak hal. Ibarat kata tak kenal maka tak sayang,
memang awalnya rasa malas yang muncul dalam diri kita lebih besar dibandingkan
rasa suka kita terhadap sebuah tulisan. Kita
menganggap bahwa buku hanyalah buku dan tidak mengetahui banyak tentang manfaatnya
dan luar biasanya membaca buku. Semua ilmu
pengetahuan, informasi seputar dunia, pengetahuan tentang politik, dan sejarah-sejarah semuanya banyak terngkai didalam
sebuah buku. Katakanlah buku adalah buah
durian yang diluarnya berduri tajam dan jarang sekali yang suka karena bentuk
luarnya yang menakutkan. Namun, ketika
kita sudah membukanya dan kita memakan buahnya baru kita dapat merasakan betapa
nikmat dan lezatnya buah durian tersebut.
Seperti buku apabila kita belum memegangnya apalagi membuka segelnya
rasa malas yang muncul dalam diri kita terlalu sempurna dan kita malas untuk
membaca. Namun, ketika kita sudah
membaca akan sangat terasa manfaatnya dan luar biasanya membaca buku.
Buku mempunyai cara untuk
mengoperasikan sebuah pemikiran menjadi lebih maju dan buku pula dapat mengubah
kesadaran yang dapat memperkenalkan sebuah gagasan baru yang belum kita ketahui
sebelumnya. Ada sebuah cerita orang tua
yang tidak memiliki satu buku pun dirumah dan pada kemudian hari anaknya yang
berumur 14 tahun menemukan sebuah buku dijalan.
Kemudian orang tua mengetahuinya dan mulai mengetahui anaknya menyukai
dan tertarik pada buku. Dan kemudian
orang tuanya mengirimkan ke sebuah surat kabar di New York yang menawarkan satu
set dickens. Walaupun kedua orang
tuanya tidak mengetahui apa itu dickens. Tapi itulah yang mereka lakukan dan
anak mulai membaca dickens, dan dickens ini mempunyai efek yang kuat pada
pemikiran anak tersebut.
Buku adalah jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang tak kita ketahui. Menjadi seorang penulis tidaklah
mudah banyak sekali liku-liku yang menghampiri setiap kali kita ingin
bergerak. Lintasan panjang menjadi
seorang penulis adalah untuk mengubah kesadaran, karena menulis adalah aktivisme
yang mempengaruhi kebijakan publik dan ini juga bisa berliku-liku dan sangat
rumit sekali. Buku
ibarat kata seperti gunung yang meletus hampir semua orang mengetahui
meletusnya gunung tersebut dan ada beberapa orang yang merasakan abunya
tersebut begitupun dengan kita ketika kita sudah membaca sebuah buku dan kita
menuliskanya didalam sebuah tulisan setiap orang dapat membacanya dan merasakan
atas manfaat dari tulisan kita, dan yang terkena abunya itulah orang-orang yang
menjadi critical reader. Sebelum adanya
buku, penulislah yang terjun lebih dahulu untuk menulis sebuah karya yang akan
dibaca oleh orang lain, agar orang lain dapat merasakan manfaatnya pula.
Sebelum adanya buku terlebih dahulu diawali
dengan seorang critical reader yang nantinya akan menjadi seorang penulis yang
profesional dan mengetahui banyak hal untuk dituliskan dalam sebuah
tulisan. Ketika kita ingin menjadi
seorang penulis hebat atau penulis profesional bukulah teman dimana kita akan
mendapatkan sesuatu hal yang jauh dari nalar kita. Buku dan seorang penulis sangatlah berkaitan
dengan erat tanpa adanya penulis buku pun tidak akan ada. Buku adalah sebagai kekuatan yang tidak dapat
dibayangkan sebesar apa kekuatanya. Dengan
buku akan menambah pengetahuan kita, membaca buku juga mempunya manfaat
kesehatan yang baik untuk kita. Dengan
buku pula akan mengubah dunia gelap menjadi terang, yang tidak tahu akan
menjadi tahu, yang tidak menngerti akan mngerti. Orang yang suka membaca akan
memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus. Karena fokus ini, pembaca akan
memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan.
Ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan pengambilan keputusan.
Ketahuilah Columbus
bukan seorang ilmiah. Namun ia
belajar dari banyak buku-buku, membuat
ratusan notasi marjinal di dalamnya dan keluar dengan ide-ide tentang dunia
yang bersifat sederhana dan kuat dan kadang-kadang salah, jenis ide seseorang
keuntungan otodidak dari membaca independen dan menempel bertentangan dari apa
yang orang lain mencoba untuk memberitahu dia.
Sepanjang hidupnya, Columbus
juga menunjukkan minat dalam Alkitab dan dalam nubuatan
Alkitab, dan akan sering mengutip teks Alkitab dalam surat dan log-nya.
Misalnya, bagian dari argumen bahwa dia kirimkan ke Monarki Katolik Spanyol ketika ia mencari dukungan
mereka untuk ekspedisi yang
diusulkan untuk mencapai Hindia dengan berlayar ke
barat didasarkan pada membaca
tentang Kitab Kedua Columbus yang mengambil
berarti bahwa bumi terdiri dari enam bagian tanah ke salah satu air).
Menjelang akhir hidupnya, Columbus menghasilkan Kitab
Nubuat, di mana karirnya
sebagai seorang penjelajah ditafsirkan
dalam terang eskatologi Kristen dan apokaliptisisme.
Meskipun kelimpahan karya seni yang
melibatkan Christopher Columbus
ada, tidak otentik
potret kontemporer telah ditemukan. James W. Loewen, penulis Lies
My Teacher Told Me, mengatakan bahwa berbagai potret anumerta tidak
memiliki nilai sejarah.
Kadang-kadang antara 1531 dan 1536, Alejo Fernández dicat altar, The Virgin of the Navigators, yang mencakup penggambaran Columbus. Lukisan tersebut ditugaskan untuk sebuah kapel di Seville Casa de CONTRATACIÓN (House of Trade) dan tinggal di sana sampai hari ini, sebagai lukisan awal dikenal tentang penemuan Americas.
Kadang-kadang antara 1531 dan 1536, Alejo Fernández dicat altar, The Virgin of the Navigators, yang mencakup penggambaran Columbus. Lukisan tersebut ditugaskan untuk sebuah kapel di Seville Casa de CONTRATACIÓN (House of Trade) dan tinggal di sana sampai hari ini, sebagai lukisan awal dikenal tentang penemuan Americas.
Pada 1893 Pameran Columbian
Dunia, 71 diduga
potret Columbus dipajang,
sebagian besar tidak sesuai deskripsi kontemporer. Tulisan-tulisan
ini menggambarkan dia sebagai
memiliki kemerahan atau rambut pirang,
yang ternyata menjadi putih di awal hidupnya, mata
berwarna terang, serta menjadi
orang yang terang dengan kulit dengan terlalu
banyak paparan sinar matahari memerah
wajahnya. Account konsisten menggambarkan Columbus sebagai orang besar
dan fisik yang kuat dari sekitar enam meter atau
lebih tinggi, dengan mudah
lebih tinggi dari rata-rata Eropa
pada zamannya.
Gambar paling ikonik dari Columbus adalah potret oleh Sebastiano del Piombo, yang telah direproduksi di banyak buku. Ini setuju dengan deskripsi dari Columbus di bahwa hal itu menunjukkan seorang pria besar dengan rambut pirang, tapi tanggal lukisan dari 1519 dan bisa tidak, oleh karena itu, telah dicat dari kehidupan. Selain itu, prasasti mengidentifikasi subjek sebagai Columbus mungkin ditambahkan kemudian, dan wajah terlihat berbeda dari gambar lain, termasuk yang dari "Virgin of the Navigators."
Gambar paling ikonik dari Columbus adalah potret oleh Sebastiano del Piombo, yang telah direproduksi di banyak buku. Ini setuju dengan deskripsi dari Columbus di bahwa hal itu menunjukkan seorang pria besar dengan rambut pirang, tapi tanggal lukisan dari 1519 dan bisa tidak, oleh karena itu, telah dicat dari kehidupan. Selain itu, prasasti mengidentifikasi subjek sebagai Columbus mungkin ditambahkan kemudian, dan wajah terlihat berbeda dari gambar lain, termasuk yang dari "Virgin of the Navigators."
Christopher Columbus sudah lama dianggap sebagai
"penemu Amerika" dalam budaya populer, warisan sejarahnya benar lebih
bernuansa. Amerika pertama kali
ditemukan oleh penduduk pribumi, dan Columbus tidak bahkan Eropa pertama yang
mencapai pantainya karena ia didahului oleh Viking di L'Anse aux Meadows. Tetapi arti abadi pelayaran Columbus bahwa
pendahulunya Viking, karena dia berhasil membawa firman benua kembali ke Eropa.
Dengan membawa benua ke garis depan
perhatian Barat, Columbus memulai menjalin hubungan yang abadi antara dua
daratan utama bumi dan penghuninya. "Claim Columbus 'untuk ketenaran
adalah bahwa ia tidak sampai di sana lebih dulu," jelas sejarawan Martin
Dugard, "itu bahwa ia tinggal.
Para
sejarawan secara tradisional berpendapat bahwa Columbus tetap yakin s bahwa
perjalanannya telah sampai dalam sepanjang pantai timur Asia, tetapi penulis
Kirkpatrick Sale berpendapat bahwa dokumen Kitab Keistimewaan menunjukkan
Columbus tahu ia menemukan benua baru. Selain itu, jurnal-nya dari perjalanan
ketiga sebut "tanah Paria" a "sampai sekarang tidak
diketahui" benua. Di sisi lain, tulisan-tulisan yang lain terus mengklaim
bahwa ia telah mencapai Asia, seperti 1502 surat kepada Paus Alexander VI di
mana ia menegaskan bahwa Kuba adalah pantai timur Asia. Dia juga merasionalisasi bahwa benua baru
Amerika Selatan adalah "Firdaus" yang terletak "di ujung
Timur". Dengan demikian, masih
belum jelas apa keyakinan yang sebenarnya itu.
ke monarki Spanyol dari Isabella dari Castille dan Ferdinand dari Aragon,
pada tahun 1486. Ahli bahari mereka juga skeptis dan awalnya, Columbus ditolak.
Idenya Namun, harus tertarik pada raja, karena mereka terus Columbus di muka.
Tapi fokus mereka pada perang dengan Muslim dan Colubus harus menunggu. Columbus
terus melobi istana dan segera setelah tentara Spanyol merebut kubu Muslim
terakhir di Granada pada bulan Januari 1492, para raja setuju untuk membiayai
ekspedisinya. Pada bulan Agustus 1492, Columbus meninggalkan Spanyol di Santa
Maria, dengan Pinta dan Niña sepanjang sisi.
Sampai sekarang kerukunan umat
beragama merupakan salah satu agenda strategis sebagai fondasi ideal meletakkan
segenap upaya bersama mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara. Tanpa kerukunan yang terjalin baik maka
berbagai program pembangunan bangsa akan menemui jalan buntu. Pada tataran inilah kerukunan umat
beragama harus diupayakan bersama oleh segenap elemen bangsa yang sadar akan
pentingya pembagunan karakter dan budaya rukun.
Menteri Agama RI,
Suryadharma Ali mengungkapkan bahwa membangun, mempertahankan, dan
merawat kerukunan umat beragama sungguh tidak mudah, inilah
salah satu pekerjaan besar yang
dijalankan oleh Kementerian
Agama RI sejak
kelahirannya hingga sekarang dan yang akan datang. Masalah utama
yang belakangan yang
dihadapi bangsa Indonesia antara lain
masih adanya gejalah
ketidakserasian kehidupan
sebagian masyarakat. Baik dalam hubungan intern umat beragama maupun hubungan
antar umat beragama,
adanya gejala atau kecenderungan fanatisme
mazhab/ajaran/aliran dan golongan, serta belum optimalnya penerapan
peraturan perundang-undangan mengenai perizinan pendirian rumah ibadah.
Salah satu
isu krusial kerukunan umat
beragama di Indonesia yang baru-baru ini mendapat sorotan badan dunia PBB adalah isu intoleransi. Menurut
Menteri Agama RI
Penilaian atas sikap intoleransi tidak
bisa digeneralisir, tetapi
kita tidak bisa
juga menaifkan fakta di lapangan
bahwa prilaku intoleransi
secara insidentil kadang muncul
pada sekelompok umat
beragama, dan melahirkan tindakan
kekerasan atas nama
agama. Sikap intoleransi yang
destruktif dan provokatif
harus diperangi , karena tidak
sama motif dan
perwujudannya dengan sikap
menjaga kemurnian akidah agama. Menteri Agama
mengatakan bahwa dalam
era globalisasi ini
kita perlu mencermati isu
gerakan keagamaan transnasional
yang berpotensi mengganggu iklim
kehidupan beragama yang
kondusif di tanah air
ini. Oleh karena
itu pemerintah/kementerian agama
bersama pemimpin umat/tokoh agama
secara sinergi memberdayakan umat
beragama agar memiliki
daya tangkal terhadap gerakan
keagamaan yang transnasional
yang tidak sejalan dengan
kultur dan nilai
ajaran agama yang
ada di Indonesia.
Mencermati kerukunan
intern umat beragama
masih terdapat ketidak harmonisan,
karena di dalam
masing-masing agama adanya terdapat
perbedaan dogma/aqidah, aliran/mazhab, organisasi, figur pemimpin dan
kepemimpinan. Seperti di kalangan umat muslim
adanya ketidak harmonisan
bahkan mengarah pada konflik/tindakan kekerasan
terhadap munculnya aliran
kelompok Ahmadyah, dan aliran-aliran
sempalan yang tidak
sesuai dengan ajaran agama
islam, antara Muhamadyah
dengan Alkhairat perbedaan perhitungan
hari dan tanggal
jatuhnya Bulan Ramadhan dan
Idulfitri
Untuk mengkaji
dan mencermati ajaran-ajaran
agama masing-masing, perlu duduk bersama berdialog. Dikalangan
umat kristen harus dibangun dan
diperkuat landasan oikumenis,
serta saling menjaga etika
dalam pelayanan. Landasan yang dibentuk oleh
lembaga keagaman kristen
melalui sinode/induk gereja pada tingkat nasional
yaitu PGI, KWI,
DPI. PII, ADVENTIS, GABUNGAN GEREJA
BAPTIS, namun masih
ada beberapa organisasi gereja
yang belum menyatu
pada lembaga oikumenes aras nasional,
kemudian adanya lembaga/wadah
oikumene yang difasilitasi oleh
Kementerian agama melalui
program Direktorat Jenderal Bimas Kristen
yang dibentuk di
tingkat propinsi, kabupaten dan
kota seperti BAMAG,
BKSAG, FKAG. Lembagalembaga ini
diharapkan dapat berperan
sebagai kekuatan pendorong dalam
membina dan memantapkan
kerukunan intern umat beragama
khususnya agama Kristen. Pemerintah
tidak punya hak
mengatur dokma/ajaran dari
setiap agama,karena negara kita bukan negara agama, hal itu adalah hak koridor masing-masing
agama. Peran pemerintah
adalah sebagai fasilitator melindungi
semua agama agar
terjamin menjalakan ajaran
agamanya. Oleh karena itu
pemerintah mengharapkan adanya
suatu sinergitas dan kemitraan
dari pemimpin agama/pemuka
agama/ tokoh agama untuk berperan me mbina dan mengembangkan sikap kerukunan
dan keharmonisan dalam kehidupan
kerukunan intern Umat beragama.
Di
era reformasi dan
demokrasi bangsa indonesia
mengalami gejolak
disharmonisasi, terjadi konflik
horisontal di beberapa daerah
yang mengganggu kehidupan
kerukunan umat beragama sehingga seakan-akan
toleransi beragama mengalami
perubahan menjadi intoleransi.Sampai
sekarang ini masih
ada kelompok-kelompok tertentu
yang mengatasnamakan agama melakukan
tindakan radikalisme
terhadap agama yang
lain, penutupan rumah
ibadah, sulit mendapatkan ijin
pendidirian rumah ibadah
dari kelompok agama yang
lain, masih memilki
sikap mayoritas dan
minoritas, sikap curiga antar
kelompok agama. Padahal
bangsa Indonesia sejak lahirnya sudah
memiliki peradaban dan
budaya yang berbeda, yang
pluralisme, yang majemuk
dari segi suku,
agama, budaya, bahasa dll. Oleh
karena itu dalam
rangka mempertahankan
keutuhan NKRI maka salah
satu pilar kekuatan
adalah membangun dan mempertahankan kerukunan,
keharmonisan dan toleransi
dalam kehidupan beragama.
Dalam menyikapi hal ini pemerintah melalui Kementerian
Agama dan Kementerian Dalam
Negeri telah menerbitkan SKB no
9 dan 8 tahun 2006
di dalamnya mengatur
tentang tugas dan
tanggungjawab kepala daerah,
pemberian ijin pendirian
rumah ibadah dan peran FKUB, SKB ini dinilai sudah baik,
namun atas usul lembagalegislatif (DPR)
kepada pemerintah dalam
hal ini Kementerian Agama untuk
merancang Undang-Undang Kerukunan
Umat Beragama untuk menjadi
payung hukum, dan
sekarang sudah dalam bentuk
rancangan UU
sikap
toleransi dan keharmonisan
serta kerukunan hidup beragama
adalah para pimpinan
umat, tokoh agama( Pdt,
Kiyai, Pastor, Gembala, Ustad
dll). yang berperan langsung dengan
umat. Sikap keteladanan
dan kepemimpinan menjadi cermin
bagi umat, khotbah,
ceramah agama dan
materimateri pembinanan
harus menyentuh pada pola
sikap dan prilaku umat
untuk saling menghargai,
saling menghormati, saling mengasihi satu
dengan yang lain,
sehingga antar umat
beragama terbangun dan terpelihara kerukunan, keharmonisan dan toleransi
beragama yang hakiki.
Sesuatu hal yang ingin dicapai
melalui program-program peningkatan keharmonisan umat beragama sesungguhnya
adalah suasana kondusif dalam suatu konteks berbangsa dan bernegara dalam
realitas masyarakat yang plural. Agama apa pun yang dianut masyarakat akan
berlaku pada kehidupan berbangsa dan bernegara bila memang pelaksanaan ajaran
agama tersebut dijiwai dan diamalkan dengan benar.
Kebersamaan keharmonisan dan kerukunan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin adalah tetap menjadi komitmen dan fokus pembinaan Kementerian Agama. Kerukunan umat beragama di Indonesia termasuk di daerah kita ini menjadi sorotan dunia, lantaran isu ini menjadi konsumsi internasional, maka pentingnya kita untuk menampilkan kerukunan yang hakiki, yang merefleksikan tingginya peradaban kita, dan kerukunan itu juga membuat kehidupan bangsa/daerah/kota kita lebih menjadi nyaman, aman, damai sehingga masyarakat akan lebih produktif.
Kebersamaan keharmonisan dan kerukunan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin adalah tetap menjadi komitmen dan fokus pembinaan Kementerian Agama. Kerukunan umat beragama di Indonesia termasuk di daerah kita ini menjadi sorotan dunia, lantaran isu ini menjadi konsumsi internasional, maka pentingnya kita untuk menampilkan kerukunan yang hakiki, yang merefleksikan tingginya peradaban kita, dan kerukunan itu juga membuat kehidupan bangsa/daerah/kota kita lebih menjadi nyaman, aman, damai sehingga masyarakat akan lebih produktif.
Ketika membaca adalah sebuah
interpretasi politik maka kita harus pintar untuk menghadapinya. Ketika saya membaca tentang masalah politik
yang dituliskan oleh pak Chaedar dalam babnya yaitu Politik Praktis yang dituliskan
dalam pilpres 2004 mayoritas pemilih jawa barat memilih pasangan Susilo Bambang
Yudoyono-Jusup Kalla yang tidak memiliki kaitan emosional dengan kesundaan dan
atau keislaman di Jawa Barat. Banyak
teori yang dapat menjelaskan fenomena diatas selama 32 tahun pemerintahan Orde
baru menciptakan pmbunuhan budaya lokal, sehingga yang tersisa hanyalah
kuburan-kuburanya. Bisa jadi,yang
tersisa kini adalah gejala atau simbolis, sementara kebudayaan sebagai modal
kultural (cultural capital) sudah hilang.
Fatah (2006) melihat lemahnya modal kultural ini disebabkan oleh
penyakit dualisme budaya yang tergambar dalam peribahasa desa mawa cara, negara
mawa tata, yang berarti”desa membawa adat istiadat, negara membawa sisrem”,
sehingga budaya lokal tunduk kepada budaya atau politik nasional. Dengan kata lain, ada dua jenis budaya, yaitu
budaya etnis yang berakar dibumi dan menyebar dan tersebar, dan budaya yang
diproduksi oleh kekuasaan yang kemudianmenjadi komando politik kebudayaan.
...tidak
benar kalau soeharto mewakili orang jawa dan kebudayaan jawa .... apa yang
diambil soeharto, sebetulnya dasar-dasar filosofis dari kebudayaan Jawa yang
kemusian dikreasi ulang, dimodifikasi bahkan dirusak, didistorsi untuk
kepentingan-kepentingan kekusaaan, yang kemudian lahir menjadi budaya yang baru
(fatah 2006; 64)
Dia juga melihat transisi menuju
masyarakat demokratis di Indonesia ditandai oleh tiga hal, yaitu:
1. Konflik
etnis,
2. Etnonasionalisme,
3. Etnisitas
yang menjadi komunalisme yaitu politik kerumunan dengan mengandalkan ikatan
emosional, seperti agama.
Bisa jadi, dalam konteks di Indonesia masa kejayaan
Sriwijaya, Majapahit, dan Demak adalah masa-masa yang menunjukan
momentum-momentum kreatif itu. Karya-karya budaya yang bermutu tinggi membumi
dan membawa maslahat bagi keselamatan dan pertumbuhan masyarakat. Jati diri itu dengan sendirinya elekat pada
tradisi dan prestasi kebudayaan. Belum
ada rujukan filosofis, referensi, dan pelanggaran bagi upaya memaknai kekuasaan. Rujukan selama ini melekat pada zaman
keemasan yang silam dan dikeramatkan sebagai jimat kultural. Dengan kata lain harus ada upaya menyusun
referensi baru, antara lain dengan melakukan reinterpretasi atau rujukan
filosofis maa lalu.
Ada kekuatan eksternal yang sengaja
atau tidak sengaja mengerdilkan politik kesundaan, sehingga proses politik di
Jawa Barat sangat rentan terhadap penetrasi dan intervansi, misalnya
terpecahnya Jawa Barat menjadi provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten, dan
rusaknya wilayah utara Jawa Barat oleh industrialisme Jakarta, sehingga Jawa
Barat menanggung ongkos sosio-historis dari industrialisme itu. Upaya yang harus dilakukan adalah menagih
para wakil rakyat di DPR RI dan para politisi lainya yang memainkan politik
ditingkat nasional untuk memperjuangkan bargaining position/power itu. Ada juga suara-suara yang menginginkan
dibentuknya provinsi Cirebon. Semua ini
memperlemah keutuhan wacana kesundaan.
Memang sulit mengandalkan para
anggota DPR memperjuangkan hak-hak politik orang Sunda karena tingkat provinsi
pun orang Sunda Pribumi menjadi minoritas seperti yang dikatakan oleh minardi:
“masih sangat jarangnya pemimpin nasional yang berasal dari urang Sunda, bahkan
wakil rakyat di DPRD Jawa Barat baru 38% yang pituin Sunda. Bahkan tidak ada satupun orang Sunda yang
menjadi ketua umum partai politik” (2011; 194). Dikatakannya pula bahwa dengan
menelaah sejarah studi indonesia oleh pakar asing (indonesianis), kita
mengetahui bahwa studi indonesia hampir mirip dengan studi Jawa sebagai
representasi Indonesia.
Diatas
merupakan sebuah contoh betapa pentingnya pembelajaran yang ada pada sebuah
buku yang mengajarkan tentang kebenaran yang merupakan contoh dimana kita harus
dapat peka dari apa yang terjadi di dunia ini.
Sungguh, kebenaran merupakan pondasi yang harus ditanamkan dalam setiap
jiwa seseorang. Dengan kebenaran
semuanya akan menjadi baik-baik saja.
Kebenaran merupakan pondasi didalam suatu negara agar tetap terjadi
ketenangan, kedamaian, kerukunan atas kaum yang berbeda agama, etnis, dan
budaya. Apalagi ketika kita berbicara tentang politik sungguh sulit untuk
dijelaskan. Seperti yang telah saya
paparkan diatas, itu merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan yang
ada di Negara ini. Maka dari berbicara
tentang kebenaran ada pada diri kita sendiri.
Pada teks Speaking Truth to Power with books by Howard Zinn adalah
tentang kebenaran yang berkekuatan pada sumber buku yang telah dibaca. Karena kekuatan buku itu sangat benar adanya
dan mempunyai keajaiban yang sangat hebat.
Kebenaran adalah persesuaian antara
pengetahuan dan obyek
bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan
(atau tidak ditolak oleh) orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Kebenaran adalah lawan dari kekeliruan yang merupakan obyek dan pengetahuan
tidak sesuai. Pengetahuan yang benar
adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyek, yakni pengetahuan yang obyektif. Karena suatu obyek memiliki
banyak aspek, maka sulit untuk mencakup keseluruhan aspek (mencoba meliputi
seluruh kebenaran dari obyek tersebut).
Sekarang kita telah menemukan
jawaban atas keajaiban buku yang mengandung banyak manfaat yang luar biasa yang
dapat kita gali dari penulis-penulis profesional. Dengan buku kita tidak akan pernah puas dan
ingin selalu ingin lagi, lagi, dan lagi tentang ilmu apapun. Ingatlah bahwa mentari akan senantiasa memancarkan
sinarnya dan tak akan pernah mengeluh untuk memberikan kehangatan dan
kenyamanan kepada manusia serta makhluk hidup yang ada dibumi begitu besar
manfaatnya. Apakah kita ingin menjadi
mentari yang berguna untuk orang lain? Jawabanya ada pada diri kita
sendiri. Namun, ingatlah bahwa janganlah
sekali-kali membuat penjara didalam diri kita sendiri hanya karena malas untuk
membaca dan menulis. Ketahuilah orang
besar diluar sana penggemar buku. Dan
pada dasanya bukulah dimana satu-satunya jalan yang dapat membebaskan kita dari
kebodohan serta buku adalah senjata atas segala kebenaran.
Referensi
A.Chaedar
Alwasilah, 2012. “Pokoknya Rekayasa
Literasi”. Sekolah Pascarsarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Drs.
Jiffry F Kawung, S.Th, M.Si. “Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama”.
(Kepala Kantor Kemenag Kota Tomohon).
Prof.
Dr. H. Achmad Gunaryo, M.Soc.Sc. “Kerukunan
Umat Beragama”. Kepala Pusat
Kerukunan Umat Beragama, Sekretariat Jenderal Kementerian Agama
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebenaran
http://en.wikipedia.org/wiki/Christopher_Columbus#Popular_culture
kamu juga kehilangan arah dalam mengkritisi artikel Howard Zinn. Rangkaian fakta sejarah nampak menjadi atribut kecil daja karena posisi kamu sebagai kritikus tidak nampak di artikel ini
BalasHapus