We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 04 Maret 2014

Betapa pentignya arti membaca

second critical review


“ Reading, after a certain age, diverts the mind too much from its creative pursuits. Any man who reads too much and uses his own brain too little falls into lazy habits of thinking.”(Albert Einstein)

Membaca merupakan salah satu kegiatan yang sering dianggap sepele oleh sebagian orang. Pengertian membaca itu sendiri menurut Wikipedia yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Membaca juga merupakan proses pengenalan akan kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu melihat intisari dari bacaan. Atau singkatnya, membaca juga merupakan proses menemukan pesan. Membaca adalah proses untuk memahami pesan yang disampaikan oleh teks tersebut baik secara implisit maupun eksplisit, tersirat ataupun tersurat.
Dalam segala aspek kehidupan kita, kita tak pernah lepas dari yang namanya membaca atau Reading. Saat berjalan di jalan raya, kita akan melihat banyak simbol-simbol lalu lintas, maka akan terjadi proses membaca. Lambang itu kita persepsikan menjadi sebuah arti dan kita bertindak atas persepsi kita terhadap tanda itu. Itulah yang disebut membaca.

Adapun tokoh-tokoh lain mendefinisikan membaca sebagai berikut:  

1.            Depdikbud

Depdikbud (1985:11) menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat lanjut, yakni membaca kritis dan membaca kreatif.
2.            Thorndike
Thorndike (1967:127) berpendapat bahwa membaca merupakan proses berpikir atau bernalar.
3.            Hodgson
 Hodgson mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.Dalam hal ini, membaca selain sebagai suatu proses, juga bertujuan.

Bagi anda yang gemar membaca atau pun hanya sekedar membaca, pastinya tahu bahwa membaca itu banyak manfaatnya. Mengapa kita harus membaca?  Karena membaca merupakan perintah dari Allah SWT. Perintahnya tersebut adalah wahyu pertama yang diterima oleh nabi Muhammad S.A.W. Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 ramadhan/ 6 Agustus 611 M, diriwayatkan malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)

Dari ayat tersebut, sudah jelas terlihat bahwa hal pertama kali yang paling penting untuk dilakukan ialah membaca, bukan menulis. Membaca mempunyai macam-macam jenis. Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam membaca, yaitu: membaca bahasa, membaca cerdas atau membaca dalam hati, membaca teknis, membaca emosional, dan membaca bebas. Dalam dunia pendidikan, sangat identik dengan membaca dan menulis. Membaca buku merupakan suatu kebutuhan yang mendasar dalam diri seseorang. Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan perangkat seperti komputer, laptop, tablet pc, ponsel dan lainnya, serta menggunakan software tertentu untuk membacanya. Tujuan utama dari membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, pemahaman makna bacaan (Tarigan 2008: 9).
Sementara itu, Anderson (Tarigan 2008: 11), mengatakan tujuan dari membaca
adalah untuk:
1) memperoleh perincian dari tokoh-tokoh dalam wacana (rading for detail
or facts);
2) mengetahui ide-ide utama dari sebuah cerita (reading for main ideas);
3) mengetahui urutan dan susunan organisasi cerita (reading for sequence
or organisation);
4) menyimpulkan sebuah cerita (reading for inference).
5) mengelompokkan dan mengklasifikasikan (reading to classify);
6) mengevalusi dan menilai tokoh (reading to evaluate); dan
7) membandingkan dan mempertentangkan dua cerita yang berbeda
(reading to evaluate).
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak tujuan yang
dapat dicapai mahasiswa dengan membaca. Tetapi, sebaiknya mahasiswa
memiliki suatu tujuan saja supaya lebih mudah memahami bacaan dari pada
mahasiswa yang tidak memiliki tujuan membaca.
Membaca buku selama ini diketahui dapat membuat pembacanya menjadi berwawasan lebih luas dan lebih pintar. Namun nyatanya, rutin membaca buku juga memberi manfaat terhadap kesehatan tubuh anda.
Berikut 7 manfaat sehat membaca buku:
1. Mempermudah membaca pikiran dan perasaan orang lain
Sebuah studi yang dirilis awal bulan ini menunjukkan bahwa menikmati bacaan sastra dapat membantu memperkuat kemampuan anda untuk membaca pikiran. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science ini menunjukkan bahwa membaca karya sastra seperti fiksi dapat memupuk keterampilan yang dikenal sebagai teori pikiran, yaitu kemampuan untuk membaca pikiran dan perasaan orang lain.
2. Membuat rileks
Sedang stres? Ambillah sebuah buku novel. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 di Mindlab Internasional, University of Sussex, menunjukkan bahwa membaca adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi stres, bahkan mengalahkan aktivitas seperti mendengarkan musik, menikmati secangkir teh atau kopi, dan berjalan-jalan.
"Tidak peduli buku apa yang anda baca, asyik membaca dapat menghilangkan kekhawatiran dan tekanan dari luar," kata peneliti, Dr David Lewis, seperti dilansir laman Huffington Post, Kamis (28/11).
3. Menjaga otak tetap tajam
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Neurology menunjukkan bahwa rajin membaca buku membantu menjaga otak anda tetap tajam bahkan ketika usia anda menua. Penelitian tersebut menemukan bahwa mereka yang terlibat dalam kegiatan perangsang mental seperti membaca di kemudian hari dalam hidupnya mengalami penurunan daya ingat lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang tidak.
"Studi kami menunjukkan bahwa melatih otak penting untuk kesehatan otak di usia tua. Berdasarkan hal ini, kita tidak boleh meremehkan efek dari kegiatan sehari-hari, seperti membaca dan menulis," kata penulis studi, Robert S. Wilson, PhD, dari Rush University Medical Center, Chicago.
4. Mencegah penyakit Alzheimer
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences pada tahun 2001, orang dewasa yang hobi melakukan aktivitas terkait otak, seperti membaca atau bermain teka-teki, cenderung jarang memiliki penyakit Alzheimer.
5. Membantu tidur lebih baik
Banyak ahli merekomendasikan melakukan beberapa aktivitas sebelum tidur untuk membantu menenangkan pikiran dan memberi isyarat tubuh anda untuk menutup mata. Nah, membaca dapat menjadi salah satu cara yang baik. Ini sebabnya menyediakan sebuah buku di sebelah tempat tidur akan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan meletakkan laptop atau gadget lain.
6. Membuat anda lebih berempati
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE, membaca sebuah karya fiksi dapat meningkatkan empati anda. Para peneliti di Belanda mengungkapkan bahwa orang-orang yang secara emosional terbawa oleh karya fiksi mengalami peningkatan dalam rasa empati dalam dirinya meski tak ia sadari.
7. Meringankan depresi
Sebuah studi yang diterbitkan awal tahun ini dalam jurnal PLoS ONE juga menunjukkan bahwa membaca buku yang dikombinasikan dengan sesi dukungan tentang bagaimana menggunakannya, berhubungan dengan penurunan tingkat depresi setelah satu tahun dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima perawatan biasa. "Kami menemukan bahwa membaca buku memiliki dampak klinis yang signifikan dan temuan ini sangat menggembirakan," kata penulis studi, Christopher Williams, dari University of Glasgow.
Mengapa Membaca Dapat Mengubah Hidup Kita? Fakta telah membuktikan bahwa membaca dapat membuat kita jauh lebih tahu dan tentu lebih cerdas.


Dari sebuah sumber menjelaskan bahwa membaca dapat mengubah hidup mereka yang suka membaca buku karena beberapa alasan ini:
  • Membaca memerlukan otak hingga menjadi aktif, mendorong neuron dan benar-benar membuat kita lebih pintar.
  • Membaca menyebabkan dendrit (bagian dari neuron di mana kenangan yang disimpan) untuk membentuk, meningkatkan kapasitas memori.
  • Membaca, karena memerlukan fokus, meningkatkan konsentrasi kita. 
  • Membaca, bila dilakukan untuk kesenangan, mengurangi stres dan baik untuk kesehatan secara keseluruhan.
  • Membaca, karena itu membuat berpikir dan menerapkan apa yang telah dibaca, benar-benar meningkatkan keterampilan penalaran kita.
Hal tersebut sudah sangat jelas menjadi fakta yang juga setidaknya membuat anak-anak cerdas karena rajin membaca. Mereka mampu meningkatkan daya imajinasi, keterampilan dan penalaran disetiap apa yang dibacanya.


Jika dahulu membaca hanya terfokus pada buku saja, maka saat ini membaca dapat dilakukan melalui media internet seperti wikipedia, dan banyak artikel yang beragam kita peroleh melalui media tersebut. Terlebih dengan kemudahan yang diberikan teknologi internet saat ini kita bisa membaca artikel atau buku yang kita mau melalui gadget ipad, tablet, maupun smartphone.


Namun, keberadaan buku masih menjadi hal yang sangat penting. Karena tidak semua orang sempat membaca dengan smartphone atau tidak semua orang mampu mengakses buku melalui smartphone karena masalah jaringan internet.


Namun faktanya, di jaman milenia dimana orang bersentuhan hampir 24 jam dengan internet membuat perubahan besar dalam dunia membaca. Dan inilah yang terjadi pada pelajar dunia:
·                     Hanya 10% dari siswa menggunakan buku-buku dari perpustakaan untuk membantu mereka belajar 
·                     100% siswa menggunakan Wikipedia (Perpustakaan online terbesar) untuk belajar
·                     80% siswa menggunakan jaringan sosial untuk membantu mereka belajar   
·                     55% siswa menggunakan layanan online untuk membantu mereka menulis makalah mereka
Meskipun demikian, membaca dimanapun lebih baik daripada tidak membaca sama sekali. Begitu besar pengaruh membaca dapat mengubah hidup manusia dari ketidak tahuan menjadi penuh wawasan. Dari kebodohan menjadi kecerdasan. Itulah mengapa negara maju sangat memperhatikan membaca dan perpustakaan.

Negara-negara maju seperti Jerman, Perancis, Belanda mewajibkan siswa SMA harus menamatkan hingga 22-32 judul Buku (1966-1975). Sedangkan di Indonesia, pada tahun 1950-1997 nol buku atau tidak ada kewajiban untuk menamatkan satu judul buku pun. Dan kondisi ini masih berlangsung hingga saat ini.

Bahkan Thailand saja hingga tamat dari SMA seorang siswa harus tamat membaca buku hingga 5 Judul (1986-1991). Sementara di Malaysia 6 judul Buku (1976-1980), Singapura 6 judul buku (1982-1983), Jepang 15 judul buku (1969-1972).
Bagiamana dengan Indonesia? Sangat disayangkan Negara yang pernah menjadi guru bagi negara-negara tetangga ini sangat buruk dalam dunia membaca dimana Indonesia berada di peringkat ke-57 dari 65 negara di dunia. Atau peringkat 8 terakhir.
Minat membaca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu bangsa bangsa. Jepang yang pada tahun 1945 dibom oleh Sekutu hingga dua kotanya hancur luluh, untuk bangkit pertama kali yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan para guru. Jepang yakin, bahwa mereka akan dapat bangkit dan kembali menjadi salah satu negara terkemuka di dunia, adalah karena kepeduliannya dengan pendidikan.
Membaca adalah hal yang fundamental, dimana wawasan dunia dapat kita ketahui hanya dengan membaca baik buku, maupun artikel-artikel yang tersebar dimedia. Sebuah pemikiran cerdas berawal dari membaca itulah mengapa membaca menjadi titik awal kemajuan bangsa.

Bahkan seorang Bill Gates pun selalu membaca buku di kesehariannya dan memperlihatkan buku apa saja yang ia baca di website resminya. Begitupun dengan seorang Warren Buffet yang menjadi salah satu orang terkaya selain Bill Gates berkata bahwa buku mengubah dirinya, dan sangat terinspirasi oleh proffesor yang mengajarinya saat masih kuliah dengan buku yang proffesornya buat.
Membaca buku adalah membuka jendela dunia, menyibak cakrawala ilmu pengetahuan. Oleh karenanya budaya membaca harus digalakkan. Modernitas sebuah bangsa di antaranya bisa diukur dengan tingkat kemelekan huruf dan budaya literasi rakyatnya. Maka makin banyak orang membaca, makin modern bangsa tersebut.
Buku memang pesona tersendiri bagi para kutu buku. Namun hati-hati. Kebiasaan membaca buku tidak selalu melahirkan efek/dampak/ekses yang baik. Orang yang bernafsu tinggi membaca buku akan bisa menjadi seperti kemungkinan-kemungkinan berikut ini:
1. Menjadi lebih pintar, dewasa, makin bijak
Tentu membaca akan membuat seseorang bertambah pintar, dalam arti bertambah wawasan, bertambah ilmu pengetahuan. Dan sebagai eksesnya, bak filosofi dalam ilmu padi, makin berisi makin merunduk. Makin banyak membaca buku, dia akan makin suka merendah. Dia tak akan menunjukkan bahwa dirinya banyak ilmu setelah membaca buku. Dia akan lebih dewasa secara sikap maupun perbuatan. Mampu memilah mana hal yang baik dilakukan dan mana yang buruk. Dia tidak akan bersikap menggurui. Namun pada saat yang tepat, dia akan tampil dengan segala potensi yang dimiliki. Untuk orang seperti ini, two thumbs up dari saya.
2. Menjadi arogan, sok pintar/sok benar sendiri dan gila hormat.
Efek kedua dari banyak membaca buku ini tidak jarang alias sering juga saya temui. Dia menjadi arogan, berkoar-koar bahwa dirinya telah membaca banyak buku penting, mengibarkan bendera sebagai penganut filsuf X atau madzab Y. Dia mudah dikenali, karena suka mendominasi pembicaraan di semua forum. Nada bicaranya keras dan pongah, suka mengutip pendapat filsuf ini dan membeberkan teori anu, walau kadang tidak kontekstual dengan tema diskusi, demi bermaksud membuat orang terkesan dan menyebut dia pintar. Dia kadang berhasil. Namun banyak kali orang-orang justru menghindar karena tersiksa dan mau muntah bila ada “si arogan dan benar sendiri” ini. Dia suka meneriakkan semacam tuduhan atau anjuran kepada orang lain, padahal dirinya sendiri sangat layak untuk mendapatkan tuduhan atau anjuran tersebut. Dalam kondisi seperti itu dia sangat menggelikan, namun dia tidak sadar bahwa dia menggelikan dan tingkahnya menjadi bahan tertawaan orang.
3. Menjadi stres/sakit jiwa
Mereka orang-orang yang sangat gemar membaca buku. Buku apapaun dilahap. Hingga akhirnya mereka mulai menggemari buku-buku filsafat. Hingga suatu ketika keluarganya mendapati mereka punya kebiasaan-kebiasaan yang aneh bin ajaib. Sangat tidak teratur. Dari jarang mandi, jarang tidur, jarang pulang, jarang kuliah, dan jarang-jarang yang lain. Namun sekali tidur bisa berhari-hari tidak bangun. Kadang melamun seharian, diajak bicara siapa-siapa seolah tak mendengar. Badan bau, pakaian compang-camping, dan tak lagi tertarik lulus kuliah dan menikah. Tidur di sembarang tempat, di stasiun, di pekarangan rumah orang, di kuburan. Belakangan diketahui ternyata yang bersangkutan sakit jiwa sebagai efek membaca buku-buku yang “berat”. Hidupnya pun hingga menjelang tua tergantung pada keluarga. Serem deh. Pelajaran moralnya: Sebagai pembaca, kita harus mempunyai imunitas. Kita juga sekaligus menjadi filter. Jangan sampai kitagampang larut dalam sebuah pemikiran yang disajikan oleh buku yang kita baca. Salah-salah ketikabanyak pemikiran saling bertentangan, kita akan kebingungan sendiri. Stres jadinya.
Membaca buku memang penting dan merupakan kebiasaan yang baik. Namun dengan menyadari efek/dampak/ekses lain yang mungkin timbul dari nafsu yang tinggi membaca, semoga kita mampu mengukur diri dan menimbang kemampuan kita sendiri sebelum: membaca buku.
Dalam buku yang berjudul Anthropology off the Shelf: Anthropologists on Writing
, mengatakan bahwa “Books operate in many ways to change people’s consciousness. Dalam buku tersebut beliau menjelaskan beberapa pengalamannya khususnya dalam hal membaca buku. Beliau sering sekali membaca buku yang bertemakan sejarah. Namun, buku sejarah yang dibacanya pun tidak hanya satu buku, melainkan ada buku yang lainnya. “Lain kepala, lain tangannya”, kata tersebut memang cocok dengan pengalaman-pengalaman membaca Howard Zim. Isi dari salah satu buku dengan buku yang lain mempunyai isi yang berbeda karena penulisnya pun berbeda. Setiap penulis memiliki cara pandang yang berbeda terhadap sesuatu yang ditulisnya terutama buku-buku yang mengenai sejarah. Buku-buku yang bertuliskan tentang sejarah tentu memiliki perbadaan yang terkandung dalam buku tersebut. Hal ini disebabkan karena penulis dari sejarah masing-masing memiliki keadaan yangg berbeda, misalnya dari segi keadaan biologisnya, keadaan tempatnya dan sebagainya. Dalam setiap kegiatan membaca buku, pada saat itu kita merasakan bahwa kita sendiri ada dalam cerita tersebut. Seolah-olah kita mengalami sendiri akan kejadian itu dan terlibat langsung didalamnya. Hal tersebut mungkin disebabkan karena pengahayatan yang terlalu dalam terhadap isi buku tersebut. Penghayatan tinggi terhadap suatu bacaan memang baik, namun ada kalanya tidak semua buku yang dibaca mengandung unsur-unsur logis. Oleh karena itu, sebagai pembaca yang baik hendaknya kita harus lebih menelaah lebih jauh mengenai informasi yang terkandung dalam buku tersebut. Usahayakan jangan hanya menelan mentah-mentah bacaan tersebut tanpa mencari tahu kebenaran informasi dari buku tersebut.

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic