We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 18 Maret 2014

Berujung di Value


            Sore hari itu merupakan sore yang menyedihkan. Hujan disertai petir menemani sore sepiku disebuah gedung tinggi disalah satu kota besar di Jawa Barat. Kuhadapkan muka ini kearah jendela dan kulihat betapa hitamnya awan diluar dan menakutkan diri ini. Tersadar diri ini seperti diikat oleh sebuah tali yang menggantung pada sebuah botol plastik transparan. Kulihat itu adalah sebuah infusan yang dipasang ditangan ini. Ya, minggu lalu saya tidak bisa mengikuti semua mata kuliah termasuk mata kuliah Writing and Composition 4 dikarenakan sakit. Kepala pusing, badan demam dan lemas, juga terasa sangat nyeri pada lambung. Itu semua mengakibatkan saya harus absen dari kuliah dan menjalani perawatan disalah satu rumah sakit di kota itu.
            Tapi tetap fikiran saya tidak pernah absen untuk selalu memikirkan tugas-tugas yang selalu mengisi hari-hari saya. “Bagaimana dengan tugas?” itulah kalimat yang mengisi fikiran saya selama dirumah sakit. Itu membuat saya seperti dikejar-kejar anjing yang terus menggonggong dan berlari kencang mengikuti kemana saya pergi. Tapi tetap, apapun yang terjadi saya tetap bertekad untuk mengerjakan tugas sebagai kewajiban saya meskipun saya tidak tahu apa yang dibahas didalam kelas.
            Pada pertemuan di minggu lalu, menurut teman-teman yang saya tanyai, pembahasannya msih menyangkut dengan Howard Zinn dan Christopher Columbus. Berarti areanya masih disekitar sejarah. Berbicara mengenai sejarah tidak lengkap rasanya bila tidak membahas arti dari kata sejarah.
            Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu syajarotun yang berarti pohon. Menurut bahasa Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau ke tingkat yang lebih maju dan maka dari itu sejarah diumpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang paling kecil yang kemudian bisa diartikan silsilah. Syajarah dalam arti silsilah berkaitan dengan babad, tarikh, mitos dan legenda.
            Menurut Dr. Kuntowijoyo, sejarah dapat diartikan dua macam:
A.    Sejarah dalam arti negatif
·         Sejarah itu bukan mitos
Meskipun sama-sama menceritakan kejadian dimasa lalu, tapi sejarah dan mitos jelas berbeda. Mitos menceritakan kejadian dimasa lalu yang waktunya tidak jelas. Sedangkan dalam sejarah semua peristiwa secara tepat dan jelas.
·         Sejarah bukan filsafat
Sejarah mempelajari sesuatu yang konkret, sementara filsafat itu abstrak dan spekulatif
·         Sejarah bukan ilmu alam
Sejarah menuliskan sesuatu yang khas atau unik, sedangkan ilmu alam menuliskan sesuatu yang umum
·         Sejarah bukan sastra
Perbedaannya terletak pada empat hal yaitu cara kerja, kebenaran, hasil keseluruhan dan kesimpulan.
B.     Sejarah dalam arti positif
·         Sejarah adalah ilmu tentang manusia
Karena yang dipelajari adalah manusia dalam sebuah peristiwa bukan cerita masa lalu manusia secara keseluruhan
·         Sejarah adalah ilmu tentang waktu
Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu yang mencakup empat hal yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan.
·         Sejarah adalah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial
Dalam sejarah yang dipelajari bukan hanya aktivitas manusia saja, melainkan aktivitas manusia yang mempunyai makna sosial.
·         Sejarah adalah ilmu tentang sesuatu yang terperinci dan tertentu
Artinya sejarah harus menyajikan yang kecil-kecil, tidak terbatas pada hal-hal besar.
            Bila membahas tentang sejarah, otomatis kita akan membahas tentang value atau nilai serta ideologi. Ideologi dan nilai akan mempengaruhi tulisan yang kita tulis. Berikut pembahasan tentang nilai dan ideologi. Dictionary of sosciology and Related sciences mengemukakan, definisi nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia, sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. Pada dasarnya nilai merupakan sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu obyek, bukan obyek itu sendiri. Sesuatu yang mengandung nilai berarti ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu tersebut. Dengan demikian, nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan lainnya. Adanya nilai karena adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa nilai (wastranger).
            Sedangkan menurut Milton Receach dan James Bank mengemukakan bahwa definisi nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan mengenai sesuatu yang pantas atau sesuatu yang tidak pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai. Pandangan ini juga berarti nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu yang telah berhubungan dengan subyek (manusia pemberi nilai). Sementara itu, definisi nilai menurut Frankel adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan. Pengertian ini menunjukkan bahwa hubungan antar subyek dengan obyek memiliki arti yang penting dalam kehidupan subyek.
            Sementara ideologi dapat diartikan suatu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas. Karl Marx memahami ideologi berlawanan dengan pengertian ideologi menurut Destutt de Tracy. Menurut Karl Marx, ideologi adalah kesadaran palsu. Mengapa disebut kesadaran palsu? Karena ideologi merupakan hasil pemikiran yang diciptakan oleh pemikirnya, padahal kesadaran para pemikir tersebut pada dasarnya ditentukan oleh kepentingannya.Jadi ideologi menurut Karl Marx adalah pengandalan-pengandalan spekulatif yang berupa agama moralitas, atau keyakinan politik .Meskipun spekulatif ideologi tersebut dianggap sebagai kenyataan untuk menyembunyikan atau melindungi kepentingan kelas sosial pemikir tersebut.
            Sangat disesali pada minggu lalu saya tidak bisa mengikuti kelas semua mata kuliah, sehingga saya tertinggal satu pertemuan. Jadi saya hanya bisa bertanya kepada teman-teman. Saya mendownload power point saja yang di upload oleh teman saya, tapi saya tidak tahu penjelasan tentang slide-slide yang ada di power point.
Quote of the Day
Katanya, tugas mereka yang tercerahkan--kaum literat--adalah meneroka ceruk ceruk 'baru' tempat pengetahuan dan keterampilan yang mereka pungut, kumpulkan dan kuasai dalam perjalanan hidupnya sebagai bagian sederhana dari cinta mereka pada pengetahuan dan pemberi pengetahuan. Mereka yang hanya baru tahu teori ini dan itu dari 'suara-suara penuh kuasa' di bidang yang mereka geluti, belumlah dapat dikatakan yang tercerahkan--literat; mereka baru pada fase awal; peniru.
Meniru adalah bagian penting dari menemukan lalu menciptakan, dari memahami affordance dan meaning potential tanda tanda yang terserak, yang dibaca dengan teori ini dan itu. Yang berbahaya adalah ketika kita merasa sudah mendesiminasi, pun meneroka padang-padang baru tempat segala teori yang dipahami digunakan, padahal kita baru sampai pada tahap meniru. Lalu kita dengan pongahnya mengatakan 'ini salah itu tak benar", tanpa dasar yang 'tak bergetar' pada mereka yang berada di titik awal menjadi peniru. Kita merasa bahwa hapal saja teori ini dan itu, telah membuat kita menjadi bagian dari "Rejim kebenaran tak terbantahkan".
Begitu banyak yang harus dipelajari, dipahami lalu dimaknai; lebih banyak dari alasan menjadi sombong sebab apa yang baru kita sedikit ketahui
            Fowler (1996:10):”Seperti sejarawan critical linguist bertujuan untuk memahami nilai-nilai yang mendukung formasi sosial, ekonomi, dan politik, dan diakronis, perubahan dalam nilai-nilai dan perubahan formaitons”.
            Fowler (1996:12): “Ideologi ini tentu saja media baik dan alat proses sejarah”.
Dengan kata lain, ideologi sangat mempengaruhi hasil tulisan yang kita buat. Ideologi menentukan cara pandang kita terhadap sesuatu.
            Ideologi disetiap teks tunggal (lisan, tertulis, audio, visual, atau kombinasi dari semua itu) (Fowler, 1996).
Produksi teks tidak pernah netral! (Fairclough 1989, 1992, 1995, 2000; Lehtonen 2000).
Literasi tidak pernah netral (Alwasilah 2001;2012)
Oleh karena itu, membaca dan menulis selalu termotivasi secara ideologis.
            Pada slide selanjutnya, menjelaskan tentang thesis statement. Kita akan diminta untuk meyakinkan pembaca tentang sudut pandang kita. Bentuk persuasi, sering disebut argumen akademis, mengikuti pola prediksi secara tertulis. Setelah pengenalan singkat dari topik kita, kita menyatakan sudut pandang kita pada topik secara langsung dan sering dalam satu kalimat. Kalimat ini adalah pernyataan thesis, dan berfungsi sebagai ringkasan dari argumen kita akan tersisa dikertas.
            Pada slide selanjutnya, tentang function of thesis statement
·         Penulis menciptakan thesis untuk fokus subjek essai
·         Kehadiran pernyataan thesis yang membantu pemahaman pembaca.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa ideologi dan value sangat mempengaruhi tulisan yang dibuat. Ideologi akan menentuka pandangan kita terhadap sesuatu yang akan ditulis. Dan bila berbicara mengenai sejarah otomatis kita tidak akan bisa menghindar dari sesuatu yang bernama value atau nilai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic