We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 20 Maret 2014

6th Class Review



Berkawan Dengan Sang Fajar
You do not find time to write.
You make time
-Nora Robert_
Jauh sebelum hari ini aku tak pernah menyapa sang fajar. Jauh sebelum hari ini aku hanya melipat sajadah dan mukenah dan hanyut dalam ruang yang sepi saat fajar mulai Nampak. Jauh sebelum hari ini yang aku lihat dari luar jendela adalah matahari yang menyingsing.
Tak jauh dari hari ini aku mulai mengenal sang fajar. Mulai berkawan dengan warna jingga di langit yang tak pekat. Mulai berkarib dengan kesunyian dampak dari sang malam yang baru saja berlalu. Aku menuju dimana harus berkawan dengan keramaian.
Bukan aku tak mau bertemu beliau. Tapi tugasku menuntutku untuk terus berkarib dengan sang fajar. Tak pernah sekalipun aku melupakan beliau apalagi tugas yang beliau berikan. saya telah kehilangan satu peristiwa penting pada tanggal 11 maret 2014 bersama Mr. lala Bumela, M.pd. Wahai sang fajar. Jadilah engkau saksi bahwa aku pernah berkarib denganmu dan tak pernah luput dalam ingatanku bahwa aku ‘sang pengembara ilmu’. Aku seperti tak menemukan waktu untuk menulis, namun ku sadari. Aku tidak harus menemukan waktu untuk menulis, namun harus membuat ada waktu untuk menulis.
Namun sebagai pengebara ilmu  saya tak mau saja berdiam diri dengan ditemani seonggok sepi. Setidaknya ada yang harus saya sampaikan berupa pengetahuan. Entah itu pengetahuan yang saya alami sendiri dari interpretasi suatu kejadian atau pengetahuan dari hasil meniru. Karena saya sadara bahwa saya adalah literat fase pertama dimana pengetahuan yang didapatkan berasal dari proses meniru.
 Namun, dari proses apapun itu, sebagai pengembara ilmu tentu saja tak mau ketinggalan satu hal penting. Pengetahuan yang dapat mencerahkan,menuntun kita dan menyadarkan kita dari satu hal. Karena seorang pengembara ilmu sangat mencintai pengetahuan, tterlebih kepada pemberi pengetahuan. Yang darinya kita dapat meniru.
Dari proses meniru inilah kita dapat menemukan, lalu menciptakan. Dari proses meniru lalu kita menemukan suatu hal yang baru. Dimana seseorang mengenalnya sebagaii sebuah inovasi. Lantas jika sudah menemukan sebuah inivasi potensi terbesar yang akan hadir ialah menciptakan. Seperti halnya dalam menulis cerita fiksi. Kita semua telah berulang kali mendengar cerita tentang beauty and the beast, snow white ataupun Cinderella. Dan ketika kita menulis fairy tale, biasanya kita akan menggunakan salah satu tema klise diatas. Dari membuat cerita berupa tema yang sama lah kita akan menemukan sesuatu yang baru yang mesti ‘didobrak’ untuk menemukan sesuatu yang baru. Dala proses menemukan sesuatu yang baru haruslah berani dan kretaif terutama dalam proses menulis.
dare to be different. If you cannot just to be creative”. (Winna Efenendi: 20132, 10)
Seperti halnya yang dilakukan howard zinn. Dalam bukunya yang berjudul a people’s history of the united state dia mengangkat tema mengenai Christopher colombus. Tentunya sebelum dia menuliskan tema tentang colombus, ada banyak yang menuliskannya salah satunya ialah Elliot Marison. Howard zinn menulis dengan tema yang sama namun dia menghadirkan isi yang berbeda.
Ideology dalam pandangan sejarah
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu berkembang menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh seseorang atau sekelompok orang menjadi suatu pegangan hidup. Ideology juga ternyata ditemukan dalam proses pembuatan atau penulisan sejarah.
Sejarahwan atau penulis sejarah tidak akan terlepad dalam prosesnya membuat sejarah tidak akan terlepas dari ideologinya. karena sejarawan mempunyai sebuah pilihan ideologis untuk menjustifikasi apa yang telah terjadi. Oleh karenanya, dalam penulisan sejarah didalamnya terdapat unsure mendukung sebuah kepentingan. Oleh sebab itu pula tidak ada sebuh teks yang bersifat netral. Yang ada hanyalah teks yang termotivasi oleh sebuah ideology. Seperti apa yang dinyatakan oleh bapak Chaedar Alwasilh bahwa literacy is never neutral (Alwasilah 2001; 2012).
Dari teks yang berlandaskan ideolgi inilah muncul sebuah persuasi. Persuasi adalah ajakan, entah itu kita temukan dalam dunia nyata atau kita temukan dalam buku yan tersurat maupun tersurat. Terlebiih kita sebagai seorang akademik. Segala teks yang kita temukan bersifat persuasive. Sementara sesuatu hal yang bersifat persuasive haruslah dapat meyakinkan sebagai sudut pandang kalian. Sesuatu yang meyakinkan kita sebagai argumentasi akademik.
Dalam teks, argumenasi sebaiknya ditempatkan di dalam thesis statement. Dimana dalam thesisi statement juga terdapat ringkasa isi atau topic yang akan kita ceritakan pada isi teks. Selain itu, dalam thesisi statementlah kita harus memunculkan diri kita sebagai siapa. Disinilah persuasi mulai dimunculkan. Dimana kita dapat meyakinkan pembaca setuju dengan apa yang kita tulis.
Selain thesis statement sebagai gerbang kita menuju topic yang akan kita bahas, ada pula fungsi yang lain yang dapat kita ketahui mengenai thesisi statemen. Thesis statement menjadikan kita focus pada subjek atau topic yang akan kita bahas nantinya pada sebuah essay. Setelah kita bisa focus pada apa yang akan kita tulis pada essay maka akan menguntungkan pula bagi pembaca. Inilah manfaat kedua. Pembaca akan dapat mengerti apa yang kita maksud karena dengan thesis statement apa yang akan kita bahas tidak akan meluas ke segala penjuru topic lain.
Jadi, kesipulan pada class review ini ialah bahwa tidak ada teks yang bersifat netral. Semua proses pembuatan teks dimotivas oleh sebuah ideology dari sang penulis. Terlebih teks sejarah. Diaman para sejarawan dapat memproduksi teks berdasarkan ideologinya, maka terjadilah proses prduksi teks dapat dipengaruhi oleh kepentingan orang atau kelompok.
Dalam sebuah teks kita akan menemukan persuasi atau ajakan. Persuasi atau dalam dunia akademik sering kita sebut sebagai argumentasi akademik. Dimana didalanya terdapat ajakan agar para pembaca dapat sepaham atau menyetujui apa yang kita tuliskan. Dalam sebuah teks argumentasi biasanya terletak dalam thesis statement. Karena thesisi statement ialah gerbang untuk kita menuju pada pembahasan atau topic yang akan kita bahas. Topic yang kita sampaikan maka akan lebih focus. Dengan demikian, pembaca akan lebih mengerti mengenai topic yang  akan kita sampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic