Berkawan
Dengan Sang Fajar
You
do not find time to write.
You
make time
-Nora
Robert_
Jauh
sebelum hari ini aku tak pernah menyapa sang fajar. Jauh sebelum hari ini aku
hanya melipat sajadah dan mukenah dan hanyut dalam ruang yang sepi saat fajar
mulai Nampak. Jauh sebelum hari ini yang aku lihat dari luar jendela adalah
matahari yang menyingsing.
Tak
jauh dari hari ini aku mulai mengenal sang fajar. Mulai berkawan dengan warna
jingga di langit yang tak pekat. Mulai berkarib dengan kesunyian dampak dari
sang malam yang baru saja berlalu. Aku menuju dimana harus berkawan dengan
keramaian.
Bukan
aku tak mau bertemu beliau. Tapi tugasku menuntutku untuk terus berkarib dengan
sang fajar. Tak pernah sekalipun aku melupakan beliau apalagi tugas yang beliau
berikan. saya telah kehilangan satu peristiwa penting pada tanggal 11 maret
2014 bersama Mr. lala Bumela, M.pd. Wahai sang fajar. Jadilah engkau saksi
bahwa aku pernah berkarib denganmu dan tak pernah luput dalam ingatanku bahwa
aku ‘sang pengembara ilmu’. Aku seperti tak menemukan waktu untuk menulis,
namun ku sadari. Aku tidak harus menemukan waktu untuk menulis, namun harus
membuat ada waktu untuk menulis.
Namun
sebagai pengebara ilmu saya tak mau saja
berdiam diri dengan ditemani seonggok sepi. Setidaknya ada yang harus saya
sampaikan berupa pengetahuan. Entah itu pengetahuan yang saya alami sendiri
dari interpretasi suatu kejadian atau pengetahuan dari hasil meniru. Karena
saya sadara bahwa saya adalah literat fase pertama dimana pengetahuan yang
didapatkan berasal dari proses meniru.
Namun, dari proses apapun itu, sebagai
pengembara ilmu tentu saja tak mau ketinggalan satu hal penting. Pengetahuan
yang dapat mencerahkan,menuntun kita dan menyadarkan kita dari satu hal. Karena
seorang pengembara ilmu sangat mencintai pengetahuan, tterlebih kepada pemberi
pengetahuan. Yang darinya kita dapat meniru.
Dari
proses meniru inilah kita dapat menemukan, lalu menciptakan. Dari proses meniru
lalu kita menemukan suatu hal yang baru. Dimana seseorang mengenalnya sebagaii
sebuah inovasi. Lantas jika sudah menemukan sebuah inivasi potensi terbesar
yang akan hadir ialah menciptakan. Seperti halnya dalam menulis cerita fiksi.
Kita semua telah berulang kali mendengar cerita tentang beauty and the beast,
snow white ataupun Cinderella. Dan ketika kita menulis fairy tale, biasanya
kita akan menggunakan salah satu tema klise diatas. Dari membuat cerita berupa
tema yang sama lah kita akan menemukan sesuatu yang baru yang mesti ‘didobrak’
untuk menemukan sesuatu yang baru. Dala proses menemukan sesuatu yang baru
haruslah berani dan kretaif terutama dalam proses menulis.
“dare to be different. If you cannot just to
be creative”. (Winna Efenendi: 20132, 10)
Seperti
halnya yang dilakukan howard zinn. Dalam bukunya yang berjudul a people’s history of the united state
dia mengangkat tema mengenai Christopher colombus. Tentunya sebelum dia
menuliskan tema tentang colombus, ada banyak yang menuliskannya salah satunya
ialah Elliot Marison. Howard zinn menulis dengan tema yang sama namun dia
menghadirkan isi yang berbeda.
Ideology
dalam pandangan sejarah
Seperti
yang telah kita ketahui bahwa Ideologi yang semula berarti gagasan, ide,
cita-cita itu berkembang menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau
pemikiran yang oleh seseorang atau sekelompok orang menjadi suatu pegangan
hidup. Ideology juga ternyata ditemukan dalam proses pembuatan atau penulisan
sejarah.
Sejarahwan
atau penulis sejarah tidak akan terlepad dalam prosesnya membuat sejarah tidak
akan terlepas dari ideologinya. karena sejarawan mempunyai sebuah pilihan
ideologis untuk menjustifikasi apa yang telah terjadi. Oleh karenanya, dalam
penulisan sejarah didalamnya terdapat unsure mendukung sebuah kepentingan. Oleh
sebab itu pula tidak ada sebuh teks yang bersifat netral. Yang ada hanyalah
teks yang termotivasi oleh sebuah ideology. Seperti apa yang dinyatakan oleh
bapak Chaedar Alwasilh bahwa literacy is never neutral (Alwasilah 2001; 2012).
Dari
teks yang berlandaskan ideolgi inilah muncul sebuah persuasi. Persuasi adalah
ajakan, entah itu kita temukan dalam dunia nyata atau kita temukan dalam buku
yan tersurat maupun tersurat. Terlebiih kita sebagai seorang akademik. Segala
teks yang kita temukan bersifat persuasive. Sementara sesuatu hal yang bersifat
persuasive haruslah dapat meyakinkan sebagai sudut pandang kalian. Sesuatu yang
meyakinkan kita sebagai argumentasi akademik.
Dalam
teks, argumenasi sebaiknya ditempatkan di dalam thesis statement. Dimana dalam
thesisi statement juga terdapat ringkasa isi atau topic yang akan kita
ceritakan pada isi teks. Selain itu, dalam thesisi statementlah kita harus
memunculkan diri kita sebagai siapa. Disinilah persuasi mulai dimunculkan.
Dimana kita dapat meyakinkan pembaca setuju dengan apa yang kita tulis.
Selain
thesis statement sebagai gerbang kita menuju topic yang akan kita bahas, ada
pula fungsi yang lain yang dapat kita ketahui mengenai thesisi statemen. Thesis
statement menjadikan kita focus pada subjek atau topic yang akan kita bahas
nantinya pada sebuah essay. Setelah kita bisa focus pada apa yang akan kita
tulis pada essay maka akan menguntungkan pula bagi pembaca. Inilah manfaat
kedua. Pembaca akan dapat mengerti apa yang kita maksud karena dengan thesis
statement apa yang akan kita bahas tidak akan meluas ke segala penjuru topic
lain.
Jadi,
kesipulan pada class review ini ialah bahwa tidak ada teks yang bersifat
netral. Semua proses pembuatan teks dimotivas oleh sebuah ideology dari sang
penulis. Terlebih teks sejarah. Diaman para sejarawan dapat memproduksi teks
berdasarkan ideologinya, maka terjadilah proses prduksi teks dapat dipengaruhi
oleh kepentingan orang atau kelompok.
Dalam
sebuah teks kita akan menemukan persuasi atau ajakan. Persuasi atau dalam dunia
akademik sering kita sebut sebagai argumentasi akademik. Dimana didalanya terdapat
ajakan agar para pembaca dapat sepaham atau menyetujui apa yang kita tuliskan.
Dalam sebuah teks argumentasi biasanya terletak dalam thesis statement. Karena
thesisi statement ialah gerbang untuk kita menuju pada pembahasan atau topic
yang akan kita bahas. Topic yang kita sampaikan maka akan lebih focus. Dengan
demikian, pembaca akan lebih mengerti mengenai topic yang akan kita sampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic