We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 19 Maret 2014

6th Class Review



Genggaman Matahari

Jangan simpan impian dimatamu, mereka mungkin akan jatuh menjadi air mata.  Simpan dalam hati  sehingga setiap detak jantung yang berdetak  mengingatkan kita untuk mencapainya. Aku terbangaun dalam tidurku, ketika aku melihat langit, terlihat sinarnya mentari yang indah seakan menyambut pagi ini dengan penuh kegembiraan. Akan ku genggam matahari di hari ini dengan semangat yang baru, namun bukan hanya untuk hari saja, namun untuk hari berikutnya dan untuk menyongsong masa depan.
11 Maret 2014 merupakan pertemuan ke enam dengan writing 4. Aku akan terus merangkai sebuah kata bersama dengan genggaman yang akan selamanya menemaniku dan menghangatkan semua yang ada di bumi wahai matahari. Mataharinya semakin cerah, namun perahu yang aku tumpangi sedikit lambat dalam mengarungi lautan academic writing. Pada pertemuan kai ini banyak memproduksi tulisan dikelas. Namun untuk pertemuan ke delapan kami (nak-anak PBI) diperintahkan untuk membuat text itu 1000 kata saja. 
 

Dalam membuat teks yang harus diperhatikan adalah generic structure. Pada saat membuat critical review masih pada tahap weakness. Pada tahap weakness lebih baik dari pada tahap mistake dan ignorance. Bila kita menulis teks dan tidak diberi halaman, menurut Mr Lala itu termasuk dalam kategori ignorance. Kembali lagi kepada pembahasan mengenai generic structure, seorang pembaca tidak mau tahu tentang teks yang kita buat. Melainkan mereka akan mengetahui dengan sendirinya dengan pembaca paragraph demi paragraph yang kita sajikan. Jadi, membuat generic structurenya harus terlihat jelas. Supaya kita tidak membuat kebingungan pembaca.
Pada pertemuan ke enam dan seterusnya pembahasan akan dikaitkan dengan ideology. Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel rekayasa litrasi (A. Chaedar Alwasilah, 2002: 163) bahwa tidak ada literasi yang netral, semua praktek literasi dan teks tulis memiliki ideology, yakni didikte oleh lingkungan social politiknya. Jadi, semua praktik literasi yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari pasti berhubungan dengan ideology, karena negara Indonesia adalah negara hukum maka semuanya harus didasarkan pada ideology. Fowler (1996: 12): “Ideology is of course both a medium and an instrument of historical processes.” Ideology is omnipresent in every single text (spoken, written, audio, visual or the combinations of all of them) (Fowler 1996).
   
Berkaitan dengan literasi, pada pembasan sebelumnya atau pada class review sebelumnya telah banyak membahas tentang literasi. Dijelaskan kembali tentang literasi, bahwa literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, namun bukan hanya kemampuan membaca dan menulis saja, melainkan kemampuan dalam mengatasi persoalan dalam masyarakat maupun kehidupan. Setelah kita membahas tentang teori literasi harusnya kita mampu untuk mempraktikan literasi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh praktik literasi dalam kehidupan sehari-hari adalah terlibat dengan lembaga-lembaga social, mengembangkan potensi diri dan pengetahuan, menjadi masyarakat yang demokratis, menjadi warga negara yang efektif, kemampuan berfikir kritis, mampu memecahkan masalah dalam kehidupan, dapat mengapresiasikan budaya dalam negeri, mampu menjadi masyarakat semiotik, dan masih banyak lagi.
                                                       
Dalam mata kuliah writing 4, banyak berubah dari aktivitas kita, diantaranya adalah banyak membaca lalu diaktualisaskan dalam sebuah tulisan. Itu salah satu cara menjadikan seseorang yang literat menurut  Mr Lala. Dengan banyak kita membaca teks-teks, maka itu akan menumbuhkan rasa kecintaan kita terhadap ilmu pengetahuan. Semakin kita banyak membaca, semakin banyak pula pengetahuan yang kita dapatkan. Jangan hanya membaca pada saat membutuhkan saja, melainkan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
Kita sebagai pemula dalam menulis masih pada tahap meniru, begitu pula yang dikatakan oleh Mr Lala dalam slidenya bahwa “Meniru adalah bagian penting dari menemukan lalu menciptakan”.

Kebanyakan dari kita ketika menulis menggangap bahwa apa yang kita tulis adalah karya kita. Padahal itu dikutip dari buku atau dari internet. Tapi, dengan seenaknya kita menggangap itu adalah karya kita. Sebagai pelajar yang baik itu tidak diperkenankan  untuk mendoktrin karya orang lain. Sebagai orang pemula dalam menulis, kita masih tahap meniru, sebagai bukti bila kita menulis diberi bodynote ataupun footnote. Cara seperti itu bisa mengurangi kita dalam tahap meniru. Setelah tahap meniru kita dituntut untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini kita harus mempunyai kreatifitas yang tingi terutama dalam menulis.
Berbicara mengenai suatu karya, seperti yang kita tahu bahwa Chistopher Colombus adalah penemu  benua Ameika, menurut orang-orang. Padalah benua Amerika sudah ditemukan sebelum Columbus. Banyak fakta yang menguat tentang Columbus, diantaranya:
1.      Jauh sebelum Columbus mendarat di benua Amerika, pada tanggal 12 Oktober 1492, bangsa Viking terlebih dahulu datang di benua Amerika dan mendirikan sebuah koloni  yang bernama L’Anse aux Meadows pada abad ke-11. Begitu pula bangsa Asia (Mongolia dan China) telah pula menyeberangi selat Bering, jauh sebelum adanya peradaban manusia. Bahkan telah mendarat terlebih dahulu puluhan penjelajah Asia menuju benua Amerika baik melalui samudera Atlantis maupun Pasifik.
2.      Pelayaran Columbus menuju India pada tanggal 3 Agustus 1492 mengarah ke barat, hal ini sangat bertentangan dengan informasi dari Bartolomeu Dias, yang telah mengunjungi Tanjung Harapan di Afrika pada 1488, bahwa India berada di sebelah timur Afrika, dan “hebatnya” setelah Columbus mendarat di Amerika, ia mengira telah menemukan daratan India. Maka dengan sangat yakinnya ia sapa orang-orang pribumi itu dengan sebutan “orang-orang India” yang sampai sekarang disebut Indian (maksudnya adalah orang-orang India).
3.      Berdasarkan fakta perjalanan Vasco da Gama yang mendarat di India pada 20 Mei 1498 telah meruntuhkan keyakinan orang-orang Eropa tentang penemuan Columbus. Ditambah lagi pada 1502, dalam perjalanannya (baca=pendaratan) yang kedua (pendaratan pertama pada tahun 1499) di daratan benua Amerika, ia menemukan bahwa Amerika Selatan memanjang ke selatan lebih jauh daripada yang diperkirakan oleh orang Eropa saat itu, dan menyimpulkan bahwa ini bukanlah India, melainkan sebuah benua baru. Pada 1507, Martin Waldseemüller menerbitkan sebuah peta dunia dan memberi benua baru ini nama “Amerika” menurut Amerigo Vespuci, dan Vespuci pulalah yang telah menamakan benua Amerika sesuai dengan namanya, Amerigo.
4.      Berdasarkan etimologi, kata “menemukan” artinya adalah mendapatkan sesuatu yang belum ada sebelumnya. Ini sebetulnya yang paling fatal dalam sejarah penemuan di dunia. Bagaimana Columbus bisa dikatakan sebagai seorang penemu, kalau di Amerika sendiri sudah penduduknya dengan peradaban yang sungguh luar biasa pada masa itu. Apalagi telah banyak penjelajah-penjelajah lain yang “menemukan” terlebih dahulu.
Mr Lala berkata bahwa “Mengapa Columbus memilih tinggal di India?”. Ternyata, fakta yang saya temukan lewat sebuah website bahwa di India itu memiliki teknologi yang canggih. Seperti menurut Ken Hyland (2002 : 50) bahwa “Untuk menjadi orang yang literat harus memiliki pemahaman terhadap teknologi”. Seperti yang kita tahu bahwa, negara yang maju itu memiliki banyak teknologi yang canggih dan diciptakan pula oleh orang-orang yang luar biasa. Dengan adanya teknologi yang canggih di suatu negara, itu akan mendorong masyarakatnya untuk dapat menggunakan teknologi tersebut dan pada akhirnya negara tersebut menjadi negara yang maju.
Untuk menjawab pertanyaan di atas sebaiknya mengungkap  tentang teknologi yang ada di India. Menurut salah satu website yang saya baca adalah apa yang kita ketahui tentang pesawat terbang orang India kuno datangnya dari sumber-sumber India kuno yang mencakup penulisan teks turun-temurun. Tanpa banyak prasangka bisa kita katakan bahwa kebanyakan teks ini adalah sah dan asli, melihat sebagian besar belum lagi diterjemahkan dari bahasa Sanskrit lama.
Maharaja India Ashoka telah mendirikan sebuah organisasi "The Nine Unknown" yang merupakan para ilmuwan terkenal India yang dikatakan mengkatalogkan berbagai jenis sumber-sumber sains. Ashoka telah merahasiakan kerja-kerja mereka semua karena beliau merasa bahwa penemuan ilmiah yang terbaru itu akan terpasung dari sumber India kuno itu sendiri dan justru yang akan disalah gunakan bagi tujuan peperangan yang kejam yang mana tidak diinginkan oleh Ashoka sendiri. "The Nine Unknown" telah menulis sembilan buah buku yang saling berkaitan antara satu sama lain. Buku bertajuk "Rahasia-Rahasia Gravitasi" amat dikenal di kalangan sejarawan tetapi tidak dianggap oleh mereka sebagai sesuatu yang berkaitan dengan gravitasi bumi. Ia dianggap masih ada, tersimpan di dalam sebuah perpustakaan rahasia di India, Tibet, atau dimana-mana (mungkin juga berada di sekitar Amerika Utara). Hanya beberapa tahun silam, rakyat China telah menemui beberapa buah dokumen sanskrit di Lhasa, Tibet serta telah membawanya ke Universitas Chandrigargh untuk diterjemahkan. 
Bukan hanya itu saja, tetapi satu dari epik terkenal India yaitu Ramayana, mempunyai satu cerita terperinci tentang satu penjelajahan ke bulan dengan menggunakan Vimana (Astra).  Malah epik Ramayana menceritakan dengan terperinci maklumat satu pertempuran di atas bulan dengan sebuah pesawat "Asvin" (Atlantean). Ini adalah suatu bukti mengenai anti-gravitasi dan teknologi kapal angkasa telah digunakan oleh masyarakat kuno India. Untuk benar-benar memahami teknologi tersebut, kita harus meninjau kembali ke masa lampau, ke Kerajaan Rama di India Utara dan Pakistan yang terbentuk pada masa sekitar 15.000 tahun silam. Pada masa itu disebutkan bahwa telah muncul kota-kota canggih yang segala sesuatunya teratur secara sistematis mulai dari penataan landscape sampai saluran air.
Lewat penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa India sudah memiliki teknologi yang canggih pada zaman dahulu, pasti saja jika Columbus memilih India untuk tempat tinggalnya. Bukan karena India terdapat rempah-rempah yang banyak (Rempah-rempah terbesar adalah di Indonesia), tetapi memiliki teknologi yang canggih. Para ilmuan atau orang  pintar zaman dahulu bukan hanya mengincar hasil kekayaan alam atau sumber daya alamnya saja, tetapi juga dari teknologi juga dilihat. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa suatu negara yang maju karena terdapat dan dapat menghasilkan teknologi yang canggih.
Kembali lagi ke pembahasan awal mengenai menulis, menurut Mr Lala bahwa “Menulis itu akhirnya  ke meaning making practice”. Setelah kita banyak memproduksi tulisan, pertanyaan yang keluar adalah “bagaimana kita memaknai setiap tulisan yang kita buat?”. Mungkin pertanyaan itu hanya mampu untuk dijawab oleh diri kita masing-masing yang memproduksi tulisan, karena pada hakikatnya sebuah tulisan yang kita produksi akan menghantarkan ke sebuah meaning. Seperti yang ada dalam buku “ The Culture Analysis of Text” (Lehtonen, 2000: 48) bahwa “Antara text, context, reader and writer itu merupakan titik awal yang akan menghantarkan ke meaning”. Dari beberapa teks akan menghasilkan ke meaning, conteks yang terjadi dalam sebuah teks juga menghantarkan ke meaning, begitu juga dengan reader and writer yang jelas menghantarkan ke meaningnya.
Dalam menulis kita juga berhubungan dengan membaca, dan bila kita menulis ada informasi yang disampaikan kepada pembaca. Informasi yang kita sampaikan kepada pembaca adalah informasi yang akurat. Jadi, kita sebagai orang linguistic harus mampu untuk mampu memilih-milih mana yang baik untuk pembaca dan mana yang tidak baik. Supaya pesan yang disampaikan kepada pembaca itu benar. Sebagai orang inguistik juga harus mempunyai sifat selektif terhadap informasi yang kita sampaikan kepada pembaca, tidak langsung diterima saja, dan harus memikirkan dampak untuk pembaca akan seperti apa bila kita informasi yang disampaikan itu tidak benar.
Pembahasan selanjutnya tentang value. Pada 4th class review yang membahas tentang meaning making practice ada dua indicator yaitu ideology dan value. Value itu cenderung membahas kepada sikap kita dalam kehidupan sehari-hari atau sering kita sebut sebagai norma. Fowler (1996: 10): “Like the historian critical linguist aims to understand the values which underpin social, economic, and political formations, and diachronically, changes in values and changes in formaitons”. Contoh value yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah hamil di luar nikah. Pada zaman dahulu atau sebelum zaman modern itu hamil diluar nikah dianggap tidak biasa bagi masyarakat sekitar. Itu merupakan aib terbesar. Tetapi, lihatlah pada zaman sekarang hamil diluar nikah sudah dianggap hal yang wajar. Masyarakat sekitar cenderung diam saja melihat dan mendengar hal tersebut.
Apa yang berubah dengan paradigma bangsa ini? Mengapa hamil diluar nikah menjadi hal yang biasa pada zaman sekarang? Sepertinya sikap atau attitude semakin tahun semakin memburuk, karena pada dasarnya kita banyak dipengaruhi oleh budaya negara lain dan budaya tersebut cenderung membuat  attitude bangsa semakin memburuk. Lihatlah pada gaya berbusana bangsa Indonesia sekarang. Anak muda zaman sekarang cenderung memilih pakaian yang seperti dikenakan oleh bule. Apakah itu merupakan value yang baik? Kita sebagai generasi penerus bangsa,  harusnya dapat mengantisipasi atau memperbaiki supaya value yang terjadi dinegeri ini tidak semakin memburuk. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan ada mata pelajaran tentang budi pekerti. Itu semata-mata untuk memperbaiki dan meningkatkan sikap yang baik, khususnya sebagai pelajar.
Bukan hanya budaya saja yang mempengaruhi value dinegeri ini, nemun juga dengan munculnya atau dengen adanya teknologi yang canggih menjadi semakin memburuk pada tingkah laku anak muda zaman sekarang. Contohnya yang mejadi terpopiler di Indonesia sekarang ini adalah handphone. Dengan adanya handphone pelajar SMP dan SMA khususnya, mereka malas untuk belajar dan mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain handphone. Terlebih lagi dengan adanya social media, yang sangat mempengaruhi pelajar di Indonesia. Catatan untuk calon pendidik atau yang sudah menjadi pendidik adalah mampu untuk merubah kebiasaan buruk siswa untuk menjadi siswa yang rajin dan mencintai ilmu pengetahuan, karena dengan seperti itu akan menjadikan siswa yang memilki literasi yang tinggi, supaya mampu bersaing dengan negara lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa memperhatikan generic structure itu sangat penting terhadap membuat teks apapun, karena dengan itu kita berhasil menyampaikan pesan kepada pembaca. Jika membuat teks itu past ada karya sastra yang dihasilkan lewat menulis. Menulis itu pada akhirnya ke meaning making practice , dan meaning making practice terdapat dua indicator yaitu deologi dan value. Kita sebagai pemula dalam menulis masih tahap meniru  dan meniru adalah bagian terpenting dari menemukan dan menciptakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic