Genggaman Matahari
Jangan
simpan impian dimatamu, mereka mungkin akan jatuh menjadi air mata. Simpan dalam hati sehingga setiap detak jantung yang
berdetak mengingatkan kita untuk
mencapainya. Aku terbangaun dalam tidurku, ketika aku melihat langit, terlihat
sinarnya mentari yang indah seakan menyambut pagi ini dengan penuh kegembiraan.
Akan ku genggam matahari di hari ini dengan semangat yang baru, namun bukan
hanya untuk hari saja, namun untuk hari berikutnya dan untuk menyongsong masa
depan.
11
Maret 2014 merupakan pertemuan ke enam dengan writing 4. Aku akan terus
merangkai sebuah kata bersama dengan genggaman yang akan selamanya menemaniku
dan menghangatkan semua yang ada di bumi wahai matahari. Mataharinya semakin
cerah, namun perahu yang aku tumpangi sedikit lambat dalam mengarungi lautan
academic writing. Pada pertemuan kai ini banyak memproduksi tulisan dikelas.
Namun untuk pertemuan ke delapan kami (nak-anak PBI) diperintahkan untuk membuat
text itu 1000 kata saja.
Dalam
membuat teks yang harus diperhatikan adalah generic
structure. Pada saat membuat critical review masih pada tahap weakness. Pada tahap weakness lebih baik
dari pada tahap mistake dan ignorance. Bila kita menulis teks dan tidak diberi
halaman, menurut Mr Lala itu termasuk dalam kategori ignorance. Kembali lagi kepada pembahasan mengenai generic
structure, seorang pembaca tidak mau tahu tentang teks yang kita buat.
Melainkan mereka akan mengetahui dengan sendirinya dengan pembaca paragraph
demi paragraph yang kita sajikan. Jadi, membuat generic structurenya harus
terlihat jelas. Supaya kita tidak membuat kebingungan pembaca.
Pada
pertemuan ke enam dan seterusnya pembahasan akan dikaitkan dengan ideology. Seperti yang telah dijelaskan
dalam artikel rekayasa litrasi (A.
Chaedar Alwasilah, 2002: 163) bahwa tidak
ada literasi yang netral, semua praktek literasi dan teks tulis memiliki
ideology, yakni didikte oleh lingkungan social politiknya. Jadi, semua
praktik literasi yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari pasti berhubungan
dengan ideology, karena negara Indonesia adalah negara hukum maka semuanya
harus didasarkan pada ideology. Fowler
(1996: 12): “Ideology is of course both a medium and an instrument of
historical processes.” Ideology is omnipresent in every single text (spoken,
written, audio, visual or the combinations of all of them) (Fowler 1996).
Berkaitan
dengan literasi, pada pembasan sebelumnya atau pada class review sebelumnya
telah banyak membahas tentang literasi. Dijelaskan kembali tentang literasi,
bahwa literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, namun bukan hanya
kemampuan membaca dan menulis saja, melainkan kemampuan dalam mengatasi
persoalan dalam masyarakat maupun kehidupan. Setelah kita membahas tentang
teori literasi harusnya kita mampu untuk mempraktikan literasi dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh praktik literasi dalam kehidupan sehari-hari adalah terlibat dengan lembaga-lembaga social,
mengembangkan potensi diri dan pengetahuan, menjadi masyarakat yang demokratis,
menjadi warga negara yang efektif, kemampuan berfikir kritis, mampu memecahkan
masalah dalam kehidupan, dapat mengapresiasikan budaya dalam negeri, mampu
menjadi masyarakat semiotik, dan masih banyak lagi.
Dalam
mata kuliah writing 4, banyak berubah dari aktivitas kita, diantaranya adalah
banyak membaca lalu diaktualisaskan dalam sebuah tulisan. Itu salah satu cara
menjadikan seseorang yang literat menurut Mr Lala. Dengan banyak kita membaca teks-teks,
maka itu akan menumbuhkan rasa kecintaan kita terhadap ilmu pengetahuan. Semakin
kita banyak membaca, semakin banyak pula pengetahuan yang kita dapatkan. Jangan
hanya membaca pada saat membutuhkan saja, melainkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan.
Kita
sebagai pemula dalam menulis masih pada tahap meniru, begitu pula yang
dikatakan oleh Mr Lala dalam slidenya bahwa “Meniru adalah bagian penting dari menemukan lalu
menciptakan”.
Kebanyakan
dari kita ketika menulis menggangap bahwa apa yang kita tulis adalah karya
kita. Padahal itu dikutip dari buku atau dari internet. Tapi, dengan seenaknya
kita menggangap itu adalah karya kita. Sebagai pelajar yang baik itu tidak
diperkenankan untuk mendoktrin karya
orang lain. Sebagai orang pemula dalam menulis, kita masih tahap meniru,
sebagai bukti bila kita menulis diberi bodynote ataupun footnote. Cara seperti
itu bisa mengurangi kita dalam tahap meniru. Setelah tahap meniru kita dituntut
untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini kita harus mempunyai
kreatifitas yang tingi terutama dalam menulis.
Berbicara
mengenai suatu karya, seperti yang kita tahu bahwa Chistopher Colombus adalah
penemu benua Ameika, menurut
orang-orang. Padalah benua Amerika sudah ditemukan sebelum Columbus. Banyak
fakta yang menguat tentang Columbus, diantaranya:
1.
Jauh
sebelum Columbus mendarat di benua Amerika, pada tanggal 12 Oktober 1492,
bangsa Viking terlebih dahulu datang di benua Amerika dan mendirikan sebuah
koloni yang bernama L’Anse aux Meadows pada abad ke-11. Begitu
pula bangsa Asia (Mongolia dan China) telah pula menyeberangi selat Bering,
jauh sebelum adanya peradaban manusia. Bahkan telah mendarat terlebih dahulu
puluhan penjelajah Asia menuju benua Amerika baik melalui samudera Atlantis maupun
Pasifik.
2.
Pelayaran
Columbus menuju India pada tanggal 3 Agustus 1492 mengarah ke barat, hal ini
sangat bertentangan dengan informasi dari Bartolomeu Dias, yang telah
mengunjungi Tanjung Harapan di Afrika pada 1488, bahwa India berada di sebelah
timur Afrika, dan “hebatnya” setelah Columbus mendarat di Amerika, ia mengira
telah menemukan daratan India. Maka dengan sangat yakinnya ia sapa orang-orang
pribumi itu dengan sebutan “orang-orang India” yang sampai sekarang disebut
Indian (maksudnya adalah orang-orang India).
3.
Berdasarkan
fakta perjalanan Vasco da Gama yang mendarat di India pada 20 Mei 1498 telah
meruntuhkan keyakinan orang-orang Eropa tentang penemuan Columbus. Ditambah
lagi pada 1502, dalam perjalanannya (baca=pendaratan) yang kedua (pendaratan
pertama pada tahun 1499) di daratan benua Amerika, ia menemukan bahwa Amerika
Selatan memanjang ke selatan lebih jauh daripada yang diperkirakan oleh orang
Eropa saat itu, dan menyimpulkan bahwa ini bukanlah India, melainkan sebuah
benua baru. Pada 1507, Martin Waldseemüller menerbitkan sebuah peta dunia dan
memberi benua baru ini nama “Amerika” menurut Amerigo Vespuci, dan Vespuci
pulalah yang telah menamakan benua Amerika sesuai dengan namanya, Amerigo.
4.
Berdasarkan
etimologi, kata “menemukan” artinya adalah mendapatkan sesuatu yang belum
ada sebelumnya. Ini sebetulnya yang paling fatal dalam sejarah penemuan di
dunia. Bagaimana Columbus bisa dikatakan sebagai seorang penemu, kalau di
Amerika sendiri sudah penduduknya dengan peradaban yang sungguh luar biasa pada
masa itu. Apalagi telah banyak penjelajah-penjelajah lain yang “menemukan”
terlebih dahulu.
Mr Lala berkata bahwa “Mengapa Columbus memilih tinggal di
India?”. Ternyata, fakta yang saya temukan lewat sebuah website bahwa di India
itu memiliki teknologi yang canggih. Seperti menurut Ken Hyland (2002 : 50)
bahwa “Untuk menjadi orang yang literat
harus memiliki pemahaman terhadap teknologi”. Seperti yang kita tahu bahwa,
negara yang maju itu memiliki banyak teknologi yang canggih dan diciptakan pula
oleh orang-orang yang luar biasa. Dengan adanya teknologi yang canggih di suatu
negara, itu akan mendorong masyarakatnya untuk dapat menggunakan teknologi
tersebut dan pada akhirnya negara tersebut menjadi negara yang maju.
Untuk menjawab pertanyaan di atas sebaiknya mengungkap tentang teknologi yang ada di India. Menurut
salah satu website yang saya baca adalah apa yang kita ketahui tentang pesawat
terbang orang India kuno datangnya dari sumber-sumber India kuno yang mencakup
penulisan teks turun-temurun. Tanpa banyak prasangka bisa kita katakan bahwa
kebanyakan teks ini adalah sah dan asli, melihat sebagian besar belum lagi
diterjemahkan dari bahasa Sanskrit lama.
Maharaja India Ashoka telah mendirikan sebuah organisasi "The Nine Unknown" yang merupakan para ilmuwan terkenal India yang dikatakan mengkatalogkan berbagai jenis sumber-sumber sains. Ashoka telah merahasiakan kerja-kerja mereka semua karena beliau merasa bahwa penemuan ilmiah yang terbaru itu akan terpasung dari sumber India kuno itu sendiri dan justru yang akan disalah gunakan bagi tujuan peperangan yang kejam yang mana tidak diinginkan oleh Ashoka sendiri. "The Nine Unknown" telah menulis sembilan buah buku yang saling berkaitan antara satu sama lain. Buku bertajuk "Rahasia-Rahasia Gravitasi" amat dikenal di kalangan sejarawan tetapi tidak dianggap oleh mereka sebagai sesuatu yang berkaitan dengan gravitasi bumi. Ia dianggap masih ada, tersimpan di dalam sebuah perpustakaan rahasia di India, Tibet, atau dimana-mana (mungkin juga berada di sekitar Amerika Utara). Hanya beberapa tahun silam, rakyat China telah menemui beberapa buah dokumen sanskrit di Lhasa, Tibet serta telah membawanya ke Universitas Chandrigargh untuk diterjemahkan.
Maharaja India Ashoka telah mendirikan sebuah organisasi "The Nine Unknown" yang merupakan para ilmuwan terkenal India yang dikatakan mengkatalogkan berbagai jenis sumber-sumber sains. Ashoka telah merahasiakan kerja-kerja mereka semua karena beliau merasa bahwa penemuan ilmiah yang terbaru itu akan terpasung dari sumber India kuno itu sendiri dan justru yang akan disalah gunakan bagi tujuan peperangan yang kejam yang mana tidak diinginkan oleh Ashoka sendiri. "The Nine Unknown" telah menulis sembilan buah buku yang saling berkaitan antara satu sama lain. Buku bertajuk "Rahasia-Rahasia Gravitasi" amat dikenal di kalangan sejarawan tetapi tidak dianggap oleh mereka sebagai sesuatu yang berkaitan dengan gravitasi bumi. Ia dianggap masih ada, tersimpan di dalam sebuah perpustakaan rahasia di India, Tibet, atau dimana-mana (mungkin juga berada di sekitar Amerika Utara). Hanya beberapa tahun silam, rakyat China telah menemui beberapa buah dokumen sanskrit di Lhasa, Tibet serta telah membawanya ke Universitas Chandrigargh untuk diterjemahkan.
Bukan hanya itu saja, tetapi satu dari epik terkenal India
yaitu Ramayana, mempunyai satu cerita terperinci tentang satu penjelajahan ke
bulan dengan menggunakan Vimana (Astra). Malah epik Ramayana menceritakan dengan
terperinci maklumat satu pertempuran di atas bulan dengan sebuah pesawat
"Asvin" (Atlantean). Ini adalah suatu bukti mengenai anti-gravitasi
dan teknologi kapal angkasa telah digunakan oleh masyarakat kuno India. Untuk
benar-benar memahami teknologi tersebut, kita harus meninjau kembali ke masa
lampau, ke Kerajaan Rama di India Utara dan Pakistan yang terbentuk pada masa
sekitar 15.000 tahun silam. Pada masa itu disebutkan bahwa telah muncul
kota-kota canggih yang segala sesuatunya teratur secara sistematis mulai dari
penataan landscape sampai saluran air.
Lewat penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa India sudah
memiliki teknologi yang canggih pada zaman dahulu, pasti saja jika Columbus
memilih India untuk tempat tinggalnya. Bukan karena India terdapat
rempah-rempah yang banyak (Rempah-rempah terbesar adalah di Indonesia), tetapi
memiliki teknologi yang canggih. Para ilmuan atau orang pintar zaman dahulu bukan hanya mengincar
hasil kekayaan alam atau sumber daya alamnya saja, tetapi juga dari teknologi
juga dilihat. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa suatu negara yang
maju karena terdapat dan dapat menghasilkan teknologi yang canggih.
Kembali lagi ke pembahasan awal mengenai menulis, menurut Mr Lala bahwa “Menulis
itu akhirnya ke meaning making practice”. Setelah kita banyak memproduksi tulisan,
pertanyaan yang keluar adalah “bagaimana kita memaknai setiap tulisan yang kita
buat?”. Mungkin pertanyaan itu hanya mampu untuk dijawab oleh diri kita
masing-masing yang memproduksi tulisan, karena pada hakikatnya sebuah tulisan
yang kita produksi akan menghantarkan ke sebuah meaning. Seperti yang ada dalam
buku “ The Culture Analysis of Text” (Lehtonen, 2000: 48) bahwa “Antara text,
context, reader and writer itu merupakan titik awal yang akan menghantarkan ke
meaning”. Dari beberapa teks akan menghasilkan ke meaning, conteks yang terjadi
dalam sebuah teks juga menghantarkan ke meaning, begitu juga dengan reader and
writer yang jelas menghantarkan ke meaningnya.
Dalam menulis kita juga berhubungan dengan membaca, dan bila
kita menulis ada informasi yang disampaikan kepada pembaca. Informasi yang kita
sampaikan kepada pembaca adalah informasi yang akurat. Jadi, kita sebagai orang
linguistic harus mampu untuk mampu memilih-milih mana yang baik untuk pembaca
dan mana yang tidak baik. Supaya pesan yang disampaikan kepada pembaca itu
benar. Sebagai orang inguistik juga harus mempunyai sifat selektif terhadap informasi
yang kita sampaikan kepada pembaca, tidak langsung diterima saja, dan harus
memikirkan dampak untuk pembaca akan seperti apa bila kita informasi yang
disampaikan itu tidak benar.
Pembahasan selanjutnya tentang value. Pada 4th class review yang membahas tentang
meaning making practice ada dua indicator yaitu ideology dan value. Value itu
cenderung membahas kepada sikap kita dalam kehidupan sehari-hari atau sering
kita sebut sebagai norma. Fowler (1996: 10): “Like the historian
critical linguist aims to understand the values which underpin social,
economic, and political formations, and diachronically, changes in values
and changes in formaitons”.
Contoh value yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah hamil di luar nikah.
Pada zaman dahulu atau sebelum zaman modern itu hamil diluar nikah dianggap
tidak biasa bagi masyarakat sekitar. Itu merupakan aib terbesar. Tetapi,
lihatlah pada zaman sekarang hamil diluar nikah sudah dianggap hal yang wajar.
Masyarakat sekitar cenderung diam saja melihat dan mendengar hal tersebut.
Apa yang berubah dengan paradigma bangsa ini? Mengapa hamil
diluar nikah menjadi hal yang biasa pada zaman sekarang? Sepertinya sikap atau
attitude semakin tahun semakin memburuk, karena pada dasarnya kita banyak
dipengaruhi oleh budaya negara lain dan budaya tersebut cenderung membuat attitude bangsa semakin memburuk. Lihatlah
pada gaya berbusana bangsa Indonesia sekarang. Anak muda zaman sekarang
cenderung memilih pakaian yang seperti dikenakan oleh bule. Apakah itu
merupakan value yang baik? Kita sebagai generasi penerus bangsa, harusnya dapat mengantisipasi atau
memperbaiki supaya value yang terjadi dinegeri ini tidak semakin memburuk. Oleh
karena itu, dalam dunia pendidikan ada mata pelajaran tentang budi pekerti. Itu
semata-mata untuk memperbaiki dan meningkatkan sikap yang baik, khususnya
sebagai pelajar.
Bukan hanya budaya saja yang mempengaruhi value dinegeri
ini, nemun juga dengan munculnya atau dengen adanya teknologi yang canggih
menjadi semakin memburuk pada tingkah laku anak muda zaman sekarang. Contohnya yang
mejadi terpopiler di Indonesia sekarang ini adalah handphone. Dengan adanya handphone pelajar SMP dan SMA khususnya,
mereka malas untuk belajar dan mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk
bermain handphone. Terlebih lagi dengan adanya social media, yang sangat
mempengaruhi pelajar di Indonesia. Catatan untuk calon pendidik atau yang sudah
menjadi pendidik adalah mampu untuk merubah kebiasaan buruk siswa untuk menjadi
siswa yang rajin dan mencintai ilmu pengetahuan, karena dengan seperti itu akan
menjadikan siswa yang memilki literasi yang tinggi, supaya mampu bersaing
dengan negara lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa memperhatikan generic structure itu sangat penting terhadap membuat
teks apapun, karena dengan itu kita berhasil menyampaikan pesan kepada pembaca.
Jika membuat teks itu past ada karya sastra yang dihasilkan lewat menulis. Menulis
itu pada akhirnya ke meaning making practice , dan meaning making practice
terdapat dua indicator yaitu deologi dan value. Kita sebagai pemula dalam
menulis masih tahap meniru dan meniru
adalah bagian terpenting dari menemukan dan menciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic