We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 04 Maret 2014

4th class review



Sepinya sang penulis
Setiap penulis harus berkarib dengan sepi. Bukan sepi yang membunuh. Tapi sepi yang menghidupkan. Dimana penulis dapat mengerahkan seluruh daya untuk menangkap seluruh ide yang ada di setiap tempat persembunyaianya.
Sepi tidak membunuh. Bahkan sepi menghidupkan. Sepi menghidupkan setiap makna yang telah dituliskan lewat kata. Sepi bahkan harus mengiringi sang pembaca untuk dapat menangkap makna yang terjerat dalam setiap kata.
Lewat sepi, pembaca dapat menjernihkan fikirannya. Lewat menjernihkan fikiran, seorang pembaca dapat menaiki satu tingkat yang lebih tinggi yaitu pembaca yang berkualitas. Karena setiap pembaca yang ingin mejadi pembaca yang berkualitas salah satu syarat yang harus ia penuhi adalah menjernihkan fikiran.
Membaca adalah sebuah kewajiban. Karena penulis yang baik ialah pembaca yang baik (Chaedar Alwasilah:2013). Apalagi untuk kalangan akademis yang notabene dia dituntut untuk dapat mnulis. Rasanya sebuah dosa jika kita meninggalkan budaya membaca.
The man who does not read the books has no advantage over the man who cannot read (Mark Twain).
Semua orang dapat membaca. Tapi tidak semua orang dapat menjadi pembaca yang baik. Karena sesungguhnya pembaca yang baik ialah
Pembaca dapat memberi masukan (feedback) kepada penulis dengan menuliskan respon konstruktif pada karangan. Respon kostruktif inilah yang menuntut seseorang untuk berfikir kritis (critical thinking).
Satu bulan kebelakang telah terbangun stamina bagi sang penulis dan telah tercipta sedikit ‘nalar’ yang harus kita gunakan dalam menulis setiap kata yang akan kita sampaikan. Stamina maupun nalar yang telah terbangun sejatinya adalah sebuah bekal untuk kita dalam proses berfikir kritis.
Kata yang akan ditindak lanjuti menjadi beribu kalimat yang tersusun dan terwujud dalam wadah critical review. Critical review sekarang haruslah lebih baik dari sebelumnya. Dengan cara kita tahu harus masuk dari gerbang mana untuk menuju persoalan inti yang harus kita kritik.
Critical review sebelumnya hasilnya kurang memuaskan. Bahkan kebanyakan dari kami salah mnembak sasaran. Salah menuju gerbang dimana nantinya kita akan memulai dan masih banyak kesalahan yang lain. Misalnya saja pada critical review sebelumnya. Kebanyakan dari kami mengangkat tentang agama (religious in harmony), padahal pada kenyataanya seharusnya kita harus mengangkat tentang keduanya dengan tidak mengesampingkan classroom discourse. Namun kebanyakan dari kami jatuh pada lubang yang sejenis. Salah sasaran.
Karena kebanyakan dari kami tidak membahas lebih jauh tentang classroom discourse, maka sebagai evaluasi, Mr. lala bumela, M.Pd. pada pertemuan keempat tanggal 25 Februari 2014 menjelaskan tentang classroom discourse.
Kelas sebenarnya adalah tempat yang suci dan complicated. Kenapa suci? Karena tidak sembarangan orang dapat masuk ke dalam kelas. Lalu kenapa dikatakan complicated karena di dalam kelas terjadi interaksi.
Sebenarnya interaksi inilah yang menjadikan kelas complicated. Seluruh pelajar yang terdapat dalam satu kelas meskipun mempunyai tujuan yang sama yaitu belajar, namun ternyata diantara sekian banyaknya mempunyai latar belakang yang berbeda.
Dari latar belakang berbeda inilah terjadi kompleksitas yang semakin ruwed. Setiap pelajar baik siswa maupun mahasiswa mempunyai latar belakang yang berbeda seperti halnya satatus sosial yang berbeda, jenis jenjang pendidikan yang berbeda dan masih banyak lagi.
Perbedaan perbedaan latar belakang tersebutlah yang membuat pola fikir mereka juga berbeda. Belum lagi mngenai interaksi yang harus dibangun dari sekian banyaknya perbedaan. Selain perbedaan latar belakang tersebut ada juga yang dinamakan dengan communicative strategis. Yang dimaksud dengan communicative trategis disini ialah kita harus saling berinteraksi secara komunikatif.
Untuk dapat berinteraksi secara komunikatif maka bahasa adalah kuncinya. Karena bahasa merupakan syarat utama terbentuknya interaksi. Bahasa yang digunakan di dalam kelas menggunakan bahas formal. Hal ini Karen sesuai dengan konteksnya. Karena keadaan sosial dan interaksional konteks dapat berakibat kepada penggunaan bahasa.
By analyzing discourse, and as a consequence, becoming aware of the effect of social and interactional context on language function, we can begin to harness agency in shaping classroom learning. (Besty Rymes: 2008)
Dari pernyataan besty rymes di atas kita ketahui pula bahwa, hal-hal diats dapat terlibat dalam pemebntukan identitas siswa di dalam kelas. Menurut Rymes, identitas seseorang pada dasarnya merupakn produk dari interaksi sosial. Kemudian, James Gee, (dikutip dari Rymes: 2008) mendefinisikan bahwa identitas hanyalah tipe atau jenis seseorang yang berada pada situasi tertentu. Sehingga perbedaan identitas yang terdapat di kelas dapat membuat perbedaan jenis pengajarannya.
Identitas siswa baru dibangun melalui talk. Jika kita sebagai guru, analisis kelas (wacana) memungkinkan kita untuk mempertimbangkan peran kita dalam membangun identirtas bagi mereka.
Tiga dimensi potret kelas
Makna dan fungsi wacana kelas dibangun dari konteks sosial da interaksional maupun keagenan individu. Ketiga komponen diatas saling terkait. Tidak ada komponen yang bergerak tanpa memengaruhi komponen yang lainnya.
Jadi kesimupalnnya, kelas adalah tempat yang suci dan rumit karena di dalamnya terdapat interaksi. Dimana agen-agen interaksi mempunyai latar belakang yang berbeda. Interaksi yang dibangun dipengaruhi oleh konteks sosial. Syarat interaksi sendiri ialah bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kelas bersifat formal karena konteksnya juga formal. Kemudian interaksi sosial juga dapat membangun identitas seseorang.
result of free writing


None can change the awareness the generation if they don’t have a power to change the word. To change the world all of the people don’t need a sword or grenade. But the people who can change the word is the great one. Is the one who can write something and change the awareness’s people. They can do it by the writing. As howard zinn do.
They write about the colombus. They write that the colombus do not discovered the American trough his book. Whereas people know that the colombus is di discovered. Here, we know that the writing can change the awareness. Someone who can write it means he can change the awareness generation.
Christopher Colombus is one of the history about American. The History of super power country. Perhaps, none have a change that history. However with his power in writing he can change the great history.
His writing can be given by everyone not only because of his writing. But also about his beckgroun. He is an activism, politicy, and historian. So, his writing have a power or the fact that can make the writing given.
Beside that, based on the howard zinn article, the fact not pure the fact. Someone who write something it must be have a goal or purpose. So it did in the howard zinn.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic