We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 13 Februari 2014

WRITE ACADEMIC STYLE

CLASS REVIEW

Masa liburan kini telah berakhir, saatnya kembali lagi ke kampus dan bersiap – siap untuk menunggu tugas – tugas apa yang akan diberikan oleh dosen.
Hari pertama masuk kuliah, 04 Februari 2014, kembali lagi kami bertemu dan dididik oleh Mr.  Lala Bumela, namun bukan pada Mata Kuliah English Phonology seperti pada semester yang sebelumnya, akan tetapi pada semester kali ini Mr.  Lala Bumela kembali mengajar Mata Kuliah Writing. Namun Mr.  Lala Bumela mengatakan bahwa semester kali ini bukan dengan Writing and Composition, namun lebih diarahkan kepada Academic Writing.
Ketika kita menulis dengan bentuk karya seperti Academic Writing, kita harus memperhatikan hal yang penting dalam penulisannya, diantaranya sebagai berikut:
1.      Using 3rd person point of view
Dalam Academic Writing, kita tidak menuliskan 1st or 2nd person point of view: I, you, they, we, she, he or it. Kita harus menggunakan 3rd person, karena kita dianggap sebagai pengamat yang serba tahu.
2.      Deductive reasoning
General idea                     specific idea
Deductive reasoning, dimulai dari pembahasan yang umum terlebih dahulu kemudian ke pembahasan yang lebih spesisfik lagi dengan disertai contoh – contoh dan terdapat detail yang lebih mudah namun dengan topic yang sangat complicated.
3.      Using semiformal voice (NO SLANG), and avoiding “Abbreviations”
Tentu saja dalam penulisan Academic Writing kita tidka boleh menggunakan “bahasa gaul” dan menghindari penyingkatan penulisan kata. Sebagain orang masih banyak juga yang menuliskan singkatan dan bahasa gaul pada bidang akademik atau semacamnya.
            Dengan kembalinya Mr.  Lala Bumela mengajar dalam Mata Kuliah Writing, sudah dapat dipastikan kami akan kembali lagi merasakan kantuk dipagi hari ataupun disiang hari karena semalaman mengerjakan tugas yang diberikan oleh Mr.  Lala Bumela yang membuat kami tak tenang tiap harinya, serta beberapa hal lainnya yang mungkin dirasakan oleh mahasiswa lainnya. Namun demikian, dengan cara kita banyak melatih menulis, kita pun jadi sering untuk berpikir dan beranggapan kritis terhadap suatu karya atau buku. Dengan menulis kita juga bias memberikan informasi kepada pembaca. Selain itu juga tulisan atau karya kita dapat terus hidup walaupun sang penulis telah tiada, namun tidak dengan tulisannya yang akan hidup di dunia dan di akhirat sebagai amal ibadah kita yang terus mengalir memberikan manfaat bagi pembacanya.
Tak lupa juga Mr.  Lala Bumela pun menyampaikan mengenai kontrak belajar yang sesuai dengan silabus yang diberikan. Namun sebelum menyampaikan mengenai hal tersebut, terlebih dahulu beliau menunjuk beberapa dari kami untuk menyampaikan apa yang mereka dapat ataupun hal yang baru bagi mereka dalam silabus tersebut. Baru setelah itu Mr.  Lala Bumela menjelaskan secara langsung is dari silabus itu sendiri. Beberapa hal dalam silabus itu sendiri mengenai penambahan dalam penulisan class review, pada semester sebelumnya kami diwajibkan untuk menulis empat halaman namun pada semester sekarang menjadi lima halaman. Selain itu ketika kami menulis chapter review diharuskan tidak boleh kurang dari sepuluh halaman. Pada semester sekarang kami juga diwajibkan untuk memposting tugas yang kami selesaikan melalui blog (blogging). Blogging, sebenarnya bukan menjadi hal yang asing lagi bagi kami, karena sebelumnya sudah pernah kami lakukan juga pada Mata Kuliah Writing and Composition 1, kami diwajibkan untuk memposting tugas – tugas kami melalui blog.
Setelah itu, Mr.  Lala Bumela memberitahukan kedudukan kelas PBI – C yang mendapatkan peringkat kedua dengan nilai 84,59, mengetahui hal tersebut kami sangatlah gembira karena kami pun tak menyangka bahwa kami dapat menduduki posisi kedua.
Setelah pembahasan tersebut, barulah Mr.  Lala Bumela memasuki pada materi yang telah disiapkan dalam sebuah tampilan powerpoint. Dalam pembahasan materinya Mr.  Lala Bumela meng-highlight dari Ken Hyland.
Pertama, tantangan untuk mempelajari bagaimana kita menulis dalam bahasa kedua karena ketika kita menulis haruslah menghasilakn sesuatu yang brilliant agar bias menginspirasu pembacanya.
Kedua, native speakers sekalipun belum tentu bias menulis dengan hasil yang baik. Bagi orang yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nomor 1 mereka pun membutuhkan pengetahuan yang luas dan instruksi khusus.
Kita bias lihat dari dua highlights tersebut, jika kita menginginkan kesuksesan dalam hidup kita, maka kita pun harus mempunyai jam terbang yang lebih banyak daripad orang lain, karena jika tidak begitu maka kita akan sejajar dengan mereka yang biasa, tidak lebih tinggi dan tidak lebih jauh dari mereka.
Topik pembahasan dalam bahasa Inggris sangatlah bervariatif, tidak hanya mencakup wilayah grammar dan tidak harus mengenai pembahasan pronunciation. Dimensi mengajar Mata Kuliah Writing, tidaklah semudah yang dikatakan kebanyakan orang, karena ketika seorang guru mengajarkan Mata Kuliah Writing haruslah berevolusi, makin meningkatkan isi materinya. Seperti contohnya jika seorang dosen mengajarkan Mata Kuliah Writing  di semester selanjutnya dan dengan mengguanakn silabus yang sama, maka itulah yang disebut dengan tidak berevolusi, karena dia tidak melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitas pengajaran Mata Kuliahnya.
“The nature of good writing”, ketika kita membuat suatu karya tulis kita harus menggunakan penulisan yang baik.
“The nature of thexts and genres and how the reflect their use in particular discourse communities” contoh dari ungkapan tersebut misalnya saja kita sedang berkumpul dengan teman yang sama – sama berasal dari Jawa namun bukan dari daerah yang sama, dan ketika salah seorang dari mereka membuat suatu lelucon, meskipun mereka sama – sama orang Jawa akankah mereka mengerti dan menjadi hal yang lucu bagi yang lain?
Hubungan antara menulis dengan menggunakan bahasa pertama dan bahasa kedua, hubungan kedua bahasa sangat penting karena hal tersebut mendefiniskan sifat dasar dari bahasa yang kedua, jika perolehan bahasa kedua tidak jauh berbeda dalam beberapa cara dari bahasa pertama maka tidaklah terlalu sulit untuk mengikutinya.                                 
Dalam slide powerpoint disebutkan pula harapan dari Ken Hyland. Pertama, inginmenjadika guru bahasa menjadi guru menulis serta menjadikan seorang guru yang efektif karena dengan begitu maka seorang guru dapat membuat pilihan informasi tentang materi yang hendak disampaikan dan metode yang akan digunakan serta prosedur yang akan digunakan dalam kelas, dan menjadi seorang guru yang reflektif sedangkan untuk menjadi guru yang reflektif dibutuhkan pengetahuan untuk menghubungkan kegiatan dalam kelas dengan teori yang sedang disampaikannya, jadi ketika guru menerangkannya murid bias membayangkan materi apa yang sedang disampaikan.                                
Menulis melibatkan penyusan keterampilan dan pengetahuan tentang teks dan keonteks serta pembaca.
Teks dan konteks berhubungan satu sama lain. Teks dan konteks bias diumpamakan seperti baju dan celena yang selalu dipakai manusia. Kita tidak bias memakai satu, tanpa yang lainnya. Dan manusia diumpamakan sebagai pembacanya. Sebuah konteks selalu ditemuka dalam sebuah teks dan teks berisikan konteks. Pembaca tidak akan membaca tanpa teks dan konteks, karena itu adalah sumber bacaan. Yang harus diingat “context is around a text”.
Menulis juga membutuhkan praktek, sama saja seperti kerajinan apabila tidak sering dipraktekab atau dilatih maka cara membuat kerajinannya pun akan terlupakan. Begitu juga dengan menulis semakin kita malas menulis pola piker kita tidak akan kritis terhadap sesuatu, tidak sama ketika kita selalu melatih menulis maka kita akan peka dan bias juga untuk melatih memperkuat daya ingat kita.
Penggunaan bahasa pertama sangatlah berpengaruh untuk bahasa kedua kita. Bahasa pertama ini dijadikan dasar untuk bahasa kedua. Hal in sudah sedikit disinggung pada bagian awal, bahwa jika bahasa pertama yang digunakan tidak jauh berbeda dengan bahasa kedua maka tidaklah terlalu sulit untuk menguasainya.
Dari pertemuan kali ini kita dapat mengetahui banyak manfaat menulis yang banyak orang tidak sadar tentang betapa pentingnya menulis dalam kehidupan seharia - harinya. Dengan  menjadikan guru menulis ialah dijadikan salah satu cara untuk membangun minat menulis siswa.

KESIMPULAN:
-          Please use in Academic Writing:
1.      Using 3rd person point of view
2.      Deductive reasoning
General idea                     specific idea
3.      Semiformal voice (NO SLANG), and avoiding “Abbreviations”

-          Dengan menulis kita juga bias memberikan informasi kepada pembaca. Selain itu juga tulisan atau karya kita dapat terus hidup.                                     
Menulis melibatkan penyusan keterampilan dan pengetahuan tentang teks dan keonteks serta pembaca.

Teks dan konteks berhubungan satu sama lain. Teks dan konteks bias diumpamakan seperti baju dan celena yang selalu dipakai manusia. Kita tidak bias memakai satu, tanpa yang lainnya. Dan manusia diumpamakan sebagai pembacanya. Sebuah konteks selalu ditemuka dalam sebuah teks dan teks berisikan konteks. Pembaca tidak akan membaca tanpa teks dan konteks, karena itu adalah sumber bacaan. Yang harus diingat “context is around a text”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic