We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 19 Februari 2014

Class review 2
Panas Dingin

“Panas, panas, panas badan ini
  Pusing, pusing, pusing kepala ini
  Panas, panas, panas badan ini
  Pusing, pusing, pusing kepala ini”

            Petikan lirik lagu yang dinyanyikan oleh group band Gigi di atas cukup mewakili apa yang terjadi. Badan ini panas, kepala ini pusing. Ya apalagi kalau bukan kerena writing. Deadline yang kian mengejar kian menambah buruk keadaan, bahkan lebih buruk dari gunung Kelud yang meletus minggu lalu. Ini rasa tak adil bila terus diam. Menunggu nasib berharap tugas ini bisa terselesaikan dengan sendirinya. Tidak! Tidak! Ini tak mungkin. Dengan kepala keliyengan saya mulai menulis.
            Langkah kakinya saat memasuki ruangan tak terdengar. Tiba-tiba kelas jadi senyap, tegang. Saat itulah pertemuan kedua mata kuliah writing dimulai (Selasa, 11 Februari 2014). Sedikit membahas tentang tugas minggu lalu, mahasiswa dibuat berdebar-debar oleh Mr. Lala. Bayangkan saja, tugas yang kami kerjakan satu persatu ditanyai dengan pertanyaan kritis. Hal itu mungkin akan membuat mahasiswa yang tidak memahami benar tentang apa yang mereka tulis mengalanmi "merinding disco" lantaran tak mampu menjawab.
            Beranjak pada materi inti, kita tak akan jauh-jauh dari academic writing. Academic writing memiliki karakteristik yang berlaku dalam dunia keilmuan yaitu, objektif, logis dan empiris. Selain itu, ada beberapa hal yang membedakan antara academic writing dengan jenis tulisan yang lainnya. Antara lain:
1.     Formal
Gaya penulisan academic writing harus menggunakan bahasa yang formal karena hal ini terkait dengan tujuan dari penulisa teks itu sendiri yang sangat kental dengan dunia keilmuan.
2.     Critical
Mahasiswa harus membuak diri dan siap menerima pemikiran baru dalam menulis akademik. Membaca sumber yang diperlukan kritis dan manganalisis hasil penulisan serta struktur penulisan yang ditulis.

3. Structure focus
Tidak seperti karya sastra atau karya tulis yang lainnya. Penulisan academic writing harus mengikuti struktur yang telah ditentukan. Hal ini terkait dengan sistematika penulisannya. Misalnya saja, dimana kita harus meletakkan gagasan utema dalam tulisan kita.
4.     Rigid
Academic writing bersifat kaku. Hal ini dikarenakan tujuan awal dari academic writing itu sendiri yang kental dengan ilmu pengetahuan yang bersifat formal, sehingga dalam penulisannya cenderung kaku dengan bahasa yang baku.
            Dalam pembahasannya Mr. Lala mengatakan bahwa dalam mata kuliah writing 4 ini kita diharuskan untuk mampu berpikir kritis (Critical Thinking) kerena ranah tulisannya merupakan narah akademik yng tidak boleh asal garap. Oleh karenanya, berpikir kritis sangatlah diperlukan dalam academic writing ini. Yang menarik, bahwa siklus hidup manusia tidak jauh dari berpikir, membaca dan menulis.
 Hal ini membuktikan bahwa berpikir, membaca dan menulis merupakan aktivitas yang saling berkaitan.
            Jika kita cermati dari waktu ke waktu, semakin lama kegiatan menulis menjadi semakin sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan ide atau gagasan yang kita tuangkan. Semakin rumit ide atau gagasan yang kita tulis maka proses menulisnya pun akan semakin sulit.
            Menulis merupakan:
·       The way of knowing something
Menulis adalah suatu bentuk berpikir dimana kita akan mengetahui dan memahami sesuatu.
·       The way of representing something
Dalam menulis, kreativitas dalam menuangka ide atau gagasan sangatlah diperlukan. Hal ini berpengaruh dengan bagaimana cara kita menyampaikan sesuatu yang kita tulis. Representing dalam menulis berkaitan dengan voice. Voice adalah cara pandang seseorang terhadap objek yang yang menjadi tulisannya.
·       The way of reproduce something
Dengan menulis kita akan mampu memperbaharui informasi yang kita terima.
Yang perlu digaris bawahi dari pembahasan di atas adalah kata “something” dapat berupa informasi, pengetahuan dan pengalaman.
Menurut para ahli, misalnya saja Hyland berpendapat bahwa menulis adalah aktivitas nyata berasarkan harapan: peluang pembaca memaknai maksud penulis meningkat jika penulis menyajikan kesulitan untuk mengantisipasi apa yang mungkin pembaca harapkan berdasarkan teks-teks yang telah pembaca baca sebelumnya. Hoey juga berpendapat bahwa pembaca dan penulis diibaratkan seorang “dancer” yang mengikuti langkah masing-masing. Setiap penguasaan teks mengantisipasi apa yang mungkin disajikan oleh teks sebelumnya yang dibaca oleh pembaca. Teks dan reader tidak tidak penah ada dengan sendirinya, tetapi mereka menghasilkan satu sama lain. Membaca termasuk memilih apa yang harus dibaca, mengorganisir dan menghubungkannya serta membawa pengetahuan pembaca sendiri kedalam teks (Lehtonen, 2000). Lehtonen juga berpendapat bahwa teks merupakan bahan fisik dan semiotik. Teks merupakan physical being, tetapi teks hanya ada dalam bentuk fisik semiotik. Sebaliknya, teks dapat menjadi semiotik hanya ketika teks memiliki bentuk fisik. Teks merupakan bahan baku dari makna yang menghasilkan sumber pembaca kontekstual. Selain itu, konteks yang hadir adalah kontek menulis dan membaca.
Dalam pembahasannya, Mr. Lala juga menjelaskan bahwa literasi tingkat tinggi merupakan kumpulan schmata yang artinya adalah kumpulan pengetahuan. Selain teks dan konteks tulisan juga harus ada reader. Tanpa adanya reader sebuah teks akan menjadi kuburan. Kegiatan membaca akan lebih kompleks dari kegiatan menulis hal ini dikarenakan kegiatan membaca tidak hanya berlangsung pada saat membaca saja. Kegiatan menghubungkan antara pengalaman kita denga bacaan juga dikatakan membaca meskipun dalam keadaan yang sebenarnya kita tidak sedang membaca.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa menulis itu tidak hanya sekedar menuangkan tinta dalam lembaran putih. Menulis merupakan cara kita untuk mengetahui, merepresentasi dan memproduksi sesuatu (informasi, pengetahuan dan pengalaman). Menulis bukanlah sesuatu yang mudah, oleh karena itu proses berpikir secara kritis sangatlah diperlukan apalagi yang kita produksi dalam writing 4 ini adalah jenis teks academic writing yang cenderung formal, kritis, terseteruktur dan kaku. Agaknya dalam hal ini kita harus bernapas dinginria karena kita dituntut untuk memeras otak secara optimal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic