Class Review 1
Selasa 4 februari 2014, lagi dan
lagi, dan untuk kesekian kalinya aku seolah-olah terhipnotis. Pada hari itu
adalah untuk yang ketiga kalinya beliau memberikan kami silabus. Seperti
pertemuan pertama kali perkuliahan biasanya, setelah silabus dibagikan kemudian
beliau selalu membacakan silabus dan menjelaskan panjang lebar terkait materi-materi
apa-apa saja yang akan dipelajari dan juga segala peraturan-peraturan yang
harus kami taati pada mata kuliahnya. Aktifitas-aktifitas seperti itu memang
terkesan biasa, namun sepertinya aku merasakan hal yang lain, lebih dari
sekedar biasa. Hal itu mengesankan dan memang perlu aku contoh untuk kelanjutan
profesi yang akan aku tempuh di kemudian hari kelak, Insya Allah.
Seperti yang telah aku katakan sebelumnya
“Aku seolah-olah terhipnotis.” Setiap kali saat aku berada di dalam satu
atmosfer bersama dosen aku ini, yang super rajin, pintar, dan juga super
disiplin ini, aku selalu merasakannya. Untuk yang kesekian kalinya, aku
seolah-olah terhipnotis sehingga aku dapat dengan mudah mengikuti segala
sesuatu yang beliau perintahkan. Aneh, tapi ini memang benar apa adanya. Saat
beliau mengajariku, aku selalu dibuatnya kembali bersemangat. Suasana liburan
seperti malas melakukan apapun, hanya ingin tinggal di rumah saja melakukan
segala hal yang sifatnya disenangi kebanyakan anak muda seusia aku, namun tidak
terlalu bermanfaat untuk masa depan yaitu, playing games, going online at
social network, watching movie, sleeping. Segala aktifitas-aktifitas
malas-malasan seperti itu masih ingin dilakukan, rasanya liburan kali ini
benar-benar kurang. Mengawali kegiatan perkuliahan kembali setelah libur
panjang bukan hal yang mudah. Malas sekali rasanya begitupun juga dengan otakku
masih malas dipaksa untuk berpikir.
Di sini aku bukan ingin memuji siapapun.
Aku hanya ingin menulis tentang sesuatu yang sifatnya untuk kebaikan dan
rasanya sayang saja bila tidak aku tulis. Dari dosen aku ini, yang sudah ketiga
kalinya beliau mengajariku. Aku ingin menulis suatu hal yang terlihat biasa,
namun membuatku terkesan.
Perkenalkan, dosen yang ingin aku
ceritakan ini namanya Pak Lala. Alhamdulillah, syukurlah beliau bukan
satu-satunya dosen yang dapat dijadikan teladan di kampusku yang masih banyak
yang perlu dibenahi segala sesuatunya ini. Setiap kali Pak Lala mengajar, entah
mengapa beliau selalu tampil penuh semangat. Padahal kelas aku ini terkenal dengan
super pasif dan pendiam jika dibandingkan dengan tiga kelas lainnya. Aku juga
tidak habis pikir mengapa Pak Lala masih tertarik mengajar di kelasku. Kalau
aku jadi Pak Lala, pasti rasanya menjengkelkan sekali apabila aku berada pada
satu atmosfer dengan mahasiswa-mahasiswa yang kondisinya seperti ini. Aku bingung?
Ada apa gerangan?
Aku
mencoba berpikir dan menelaah. Mengapa Pak Lala selalu semangat dan rajin
mengajari kami. Bagaimana aku tidak terheran, setiap kali Pak Lala mengajar
beliau bukan hanya sekedar mentransfer ilmu. Pak Lala dengan ciri khasnya
beginilah yaitu selalu menyertai nasehat-nasehat yang membuatku termotivasi dan
kembali tidak bergalau ria. Pak Lala selalu meyakinkan kami, bahwa kami bisa
melakukan apapun jika kami mau berpikir dan terus mencoba.
“Kesempatan
selalu ada bagi siapapun, tergantung pada diri kita sendiri apakah kita mau
atau tidak untuk memperjuangkan mendapatkan apa yang kita inginkan. Hasil
selalu mengikuti usaha, ucapnya.”
Ketika
kami mengeluh, capek, susah, itu sulit, kami tidak bisa, menulis bukan pekerjaan
yang mudah, tugasnya terlalu banyak. Pertemuan berikutnya atau pada saat itu
juga pasti saja tak pernah absen untuk menghadirkan nasehat-nasehat serta kisah-kisah
yang membuat kami kembali bersemangat. Hal itu yang perlu aku contoh dan juga
aku pelajari bahwa mengajar bukan hanya sekedar proses mentransfer ilmu,
melainkan seorang guru tersebut harus mampu mengajar disertai dengan jiwa dan
ruh yang bersemangat. Sehingga proses belajar mengajar di dalamnya bukan hanya sekedar
terjadi proses mentransfer ilmu yang jika terus-menerus dilakukan akan berdampak
membosankan tanpa disertai proses mentransfer semangat.
Proses mentransfer semangat dari
seorang guru untuk siswanya. Ini merupakan suatu hal yang terlihat tidak penting dan juga
mungkin kebanyakan guru-guru menganggapnya demikian. Tapi bagiku ini merupakan suatu
hal yang penting dan tidak boleh terlewati. Ini merupakan hal yang logis. Mari
kita mencoba membayangkan. Apabila gurunya saja tidak bersemangat, hanya
mengajar sambil duduk, pastinya siswa-siswanya akan merasa bosan dan sama
sekali tidak memiliki semangat untuk belajar. Kami para generasi muda
membutuhkan guru yang digugu.
Ini kelasku, terkenal dengan pendiam
juga pasif, tapi syukurlah kami memperoleh peringkat kedua. Aku dan teman-teman
tak mempercayainya. Ini merupakan suatu potensi tersembunyi yang tak kami
sadari. Kami mengetahuinya dari Pak Lala. Pak Lala merupakan salah satu dari
dosen yang ada yang selalu memantau perkembangan kami. Mungkin ini merupakan
potensi yang kami miliki, jika terus dikembangkan dan diperbaiki mungkin akan
menghasilkan mahasiswa-mahasiwa yang tak kalah hebat dengan universitas negeri
lainnya. Dan mungkin ini juga merupakan hal yang membuat Pak Lala terus berkeinginan
untuk mengajari kami.
Terhitung
sudah ketiga kalinya Pak Lala membimbing dan mengajari kami. Banyak sekali
tantangan yang sulitnya bukan main. Setiap minggunya tingkat kesulitan selalu dinaikkan.
Itu merupakan hal yang menjengkelkan, menegangkan, dan sangat sulit untuk
dilalui. Jari-jari tangan, mata, dan pikiran berangsur keram, lelah dan
sepertinya seluruh indera yang kami miliki akan membeku apabila lembar-lembar class
review masih kosong. Malam minggu yang kami miliki sudah tak terasa seperti
malam minggu, waktu tidur kami berkurang dari biasanya, segala kegalaun tidak
penting yang selalu menyelimuti anak muda seusia kami lenyap sudah seketika berubah
menjadi kegalauan penting karena tugas-tugas yang belum juga dapat
terselesaikan.
Di semester empat ini, aku dan
teman-teman kembali diajar oleh Pak Lala. Pengalaman ini sungguh takkan
terlupakan. Writing and Composition 2, Phonology, dan Writing and Composition
4, semoga segala ilmu yang terdapat di dalam mata kuliah tersebut dapat bermanfaat
untuk kami. Aku sama sekali tak pernah berhenti untuk tertawa ketika aku
melihat teman-teman dan juga diriku sendiri sedang kebingungan dan kegalauan
setiap kali tugas-tugas menghampiri kami setiap minggunya. Pak Lala yang selalu
menghipnotis kami untuk kembali bersemangat.
Pak Lala yang selalu meyakinkan kami bahwa kami bisa, kami memiliki
potensi. Suasana kelas yang super menegangkan. Suasana kelas yang seperti itu
yang membuatku tertawa geli. Aktivitas-aktivitas seperti itu yang akan
membuatku rindu di kemudian hari kelak. Pertemuan dengan teman-teman satu kelas
yang hebat-hebat dan juga dengan seorang dosen yang juga hebat. Hal yang terlihat
baiasa memang, namun suasana dan aktivitas yang seperti itu telah berhasil membuatku
terkesan sampai-sampai seolah-olah aku terhipnotis sehingga aku mau saja untuk
melakukan segala sesuatu yang diperintahan. Insya Allah segala ilmu yang
terdapat di dalam pertemuan-pertemuan yang aku habiskan bersama mereka akan
bermanfaat untuk masa depan kami. Pengalaman ini akan selalu ternamam kuat dalam
memoriku, aku yang terhipnotis dan terkesan. Hava a nice journey in Writing and
Composition 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic