Dalam malam yang
penuh dengan kesunyian ini, aku menatap langit yang diselimuti oleh kegelapan.
Rintik-rintik hujan pun turun membasahi bumi. Disetiap tetesnya turun begitu indahnya. Suara katakpun
terdengar begitu merdu ditelinga. Namun semua itu tidak menghalangi niatku
untuk tetap menulis dan mengerjakan semua tugas-tugas yang telah menanti.
Dalam pertemuan
yang awal ini, saya berharap semoga semangat ini terus menggebu sampai semester
ini berahir. Dalam pertemuan yang masih fresh ini, perlu kita tanam baik-baik
dalam hati dan pikiran kita, agar semangat itu tidak pudar atau luntur.
Seperti biasanya,
pada pertemuan ini, kita membuat kontrak belajar atau sebuah kesepakatan dalam
proses belajar yang akan kita taati dan laksanakan bersama selama proses
belajar berlangsung sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama oleh semua
mahasiswa yang mengikutinya.
Apabila kita
bandingkan dengan semester sebelumnya, ada beberapa perbedaan dan persamaan
pada keduanya. Jika pada semester
sebelumnya untuk menulis class review itu hanya berjumlah empat halaman, tapi
untuk semester sekarang
berjumlahkan lima halaman. Pada semester
empat ini pun terdapat tugas critical
review, argumentative essay, appetizer
essay dan blogging, yang sebelumnya tidak ada.
Blogging ini
dibuat secara kelompok, yaitu kelas itu Cuma satu blog saja. Aturannya, setiap
tulisan atau tugas yang kita buat akan di masukkan pada blog. Jadi, tugasnya
itu bukan sekedar menulis, namun di ketik juga. Untuk mata kuliah writing 4 ini,
akan lebih sulit dan menantang pastinya. Karena penilaian akan semakin tinggi.
Dan sekarang buakan sekedar menulis biasa, tetapi sekarang sudah mulai belajar
menulis akademik (academic writing) apa yang kita tulis harus bisa
dipertanggungjawabkan mengenai tulisannya masing-masing.
Apa sih academic
writing itu? Academic writing pada dasarnya, tulisan yang anda buat atau
lakukan untuk program universtas anda. Ada yang memiliki nama yang berbeda
untuk tugas-tugas akademik. seperti
essai, makalah, makalah penelitian, makalah argumentative essai atau
informative essai.
Gambaran proses mengenai proses
belajar mengajar pada semester ini. Kita akan memulai proses belajar mengajar
tentangng apa yang telah anda pelajari sebelumnya pada proses belajar tersebut.
Jadi, untuk tugas mingguan terjadi secara rutin. Kami akan lebih
menitikberatkan atau lebih memfokuskan segenap jiwa dan raga kita untuk menulis
yang terkait. Yaitu, memperkenalkan kembali dari ketrampilan dasar menulis,
siklus panjang atau proses dalam penulisan, standar yang bisa digunakan dalam
pembuatan kajian kritis dan argumentative essai, pembuatan blog kelas, beberapa
tes bulanan dan tes ahkir ( UAS). Kelas kita akan dipusatkan pada produksi
tinjauan kritis beberapa artikel yang dipilih, dan pada pertengahan semester
ini, kelas kita akan difokuskan pada produksi essai argumentative. Yaitu untuk
melengkapi siswa dengan ketrampilan yang diperlukan untuk bertahan hidup dan
berkembang dalam kehidupan kolase.
Dari penjelasan dan gambaran
mengenai writing academic, critical riviews dan argumentative essay, di bawah
ini ada beberapa tujuan mengenai writing academic, yaitu:
Ø Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa pada pondasi dasar menulis
academic.
Ø Untuk mempertajam pemahaman siswa pada proses tradic penulisan:
pra-menulis, menulis, dan pasca menulis.
Ø Untuk memberikan siswa dengan latihan siswa dasar menulis tinjauan
kritis menulis dan argumentative essai.
Ø Untuk membekali siswa dengan prinsip dasar menilai karya mereka
sendiri.
Menurut Hyland, seorang guru yang
efektif adalah satu, yaitu guru yang bisa membuat pilihan informasi tentang
metode-metode, materi pembelajaran dan pengarahan ketika berada di dalam
ruangan kelas berdasarkan pemahaman mengenai sikap-sikap dan prakteknya atau
keprofessionalnya. Dan seorang guru yang kuat adalah yang reflektif, yaitu
dalam aktifitas sehari-hari tidak akan lepas dari aktifitas kelas yang saling
terkait dengan teori-teori dan penelitian-penelitian dan mampu menuangkan
gagasan atau isi pikirannya dalam sebuah tulisan. Dengan penjelasan di atas
tersebut bisa diartikan bahwa seorang guru harus bisa memproduksi karya berupa
tulisan apa saja. Yang penting bisa menuangkan gagasan, pengetahuan maupun
pengalamannya ke dalam bentuk tulisan.
Memang membiasakan menulis itu
sangat susah, apalagi dalam bahasa asing (inggris), sedangkan itu bukan bahasa
kitanya sendiri. Jangankan seperti itu, orang yang bahasa inggrisnya nomer satu
saja, belum tentu bisa menulis dalam bahasa inggris, menulis itu tetap susah,
apalagi bagi mereka-mereka yang tidak terbiasa menulis. Itu pasti akan sangat
sulit. Namun justru sebaliknya, akan terasa mudah apabila kita sudah terbiasa
menulis.
Tugas seorang penulis adalah cuma
satu, yaitu hanya membuat senang atau bahagia untuk satu pembaca. Karena yang
akan membaca, menilai dan membuat tulisan itu bermakna adalah seorang pembaca.
Orang yang memiliki kemampuan menulis akan berbeda mengenai memilih informasi,
di antaranya yaitu membuat pilihan yang tidak orang lain pilih, dibaca atau
diriview terlebih dahulu.
Apabila kita ingin bisa menguasai
atau bisa menulis dalam bahasa asing, maka kita harus bisa dan menguasai
bahasamu sendiri atau bahasa ibu. Bagaimana ingin bisa menulis bahasa asing
(bahasa kedua), kalau bahasanya sendiri (bahasa pertamanya) sendiri tidak bisa.
Menurut Hyland, bagaimana belajar untuk menulis ke dalam bahasa yang kedua
adalah salah satu aspek terbaik untuk belajar atau mempelajari bahasa kedua
(second language). Menulis terdiri dari struktur atau komposisi
kemampuan-kemampuan dan pengetahuan tentang texts, contexts, dan pembaca. Ada
pepeatah mengatakan bahwa “bahasa pertamamu (first language) adalah pondasi
untuk bahasa keduamu (second language).
Dalam mempelajari menulis bahasa
kedua (second language) terdiri dari, struktur bahasa, fungsi teks, tema atau
topic, ungkapan kreatif, proses komposisi, content, umum dan konteks pada
menulisnnya.
Dari pemaparan semua di atas, bisa
disimpulkan bahwa kita perlu mengubah mind set kita agar bisa menjadi yang
lebih baik lagi dari sebelumnya. Kemudian kita perlu menanamkan semangat dalam
diri dan pikiran kita sendiri, supaya terbiasa percaya pada diri sendiri.
Karena itu yang paling penting. Kemudian apabila kita ingin menguasai bahasa
kedua, maka terlebih dahulu kita menguasai bahasa pertamanya. Seperti y
angHyland katakan, bahasa pertamamu adalah pondasi untuk bahasa keduamu.
Kemudian Ia juga mengatakan bahwa
seorang guru yang kuat adalah guru yang reflektif, yaitu dalam aktifitas
sehari-hari tidak akan lepas dari kelas yang saling terkait dengan teori-teori
dan penelitian, serta mampu menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic