We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Sabtu, 15 Februari 2014

Pentingnya membiasakan baca-tulis


            Pada teks wacana satu yang berjudul “Bukan Bangsa Penulis” ini, penulis sangat prihatin mengenai Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia tentang membuat karya ilmiah. Menurutnya, Drijen Pendidikan Tinggi Swasta adalah orang pertama yang bertanggung jawab untuk mengawal publikasi ilmiah dikalanga perguruan tinggi. Ia merasa kesal dan jengkel, karena mayoritas atau sebagian dari mahasiswa yang sarjana lulusan perguruan tinggi banyak yang tidak bisa menulis. Jangankan mahasiswa, dari sebagian dosennya pun banyak yang belum bisa menulis. Nah, ini juga salah satu kasus yang harus segera diperbaiki lagi.
            Dari wacana tersebut, Indonesia itu masih tertinggal disbanding dengan Negara Malaysia. Kalau rata-rata terbitan buku di Indonesia sekarang sekitar delapan ribu pertahun, maka Indonesian harus bisa menerbitkan buku sepuluh kali lipat dari sebelumnya. Yaitu, delapan puluh ribu pertahunnya, jika untuk bisa mengimbangi Negara Malaysia.
            Skripsi, tesis dan disertasi adalah salah satu contoh genre tulisan akademik (academic writing). Dengan menulis skripsi, mahasiswa akan belajar akademik, dengan menulis tesis, mahasiswa belajar meneliti, dan dengan disertasi, mahasiswa akan membangun teori atau rumus baru. Ketiga-tiganya itu akan melaporkan hasil telaahan, pengamatan, atau eksperimennya. Oleh karena itu dengan menulis skripsi, tesis maupun disesrtasi itu merupakan salah satu cara untuk mengasah ketrampilan kita dalam menulis akademik.
            Berbeda dengan Indonesia, semua perkuliahan di Perguruan Tinggi di Amerika Serikat, mahasiswanya diwajibkan untuk menulis essai seperti laporan observasi, ringkasan bab, dan lain sebagainya. Dengan tugas-tugas tersebut itu selalu dikembangkan dengan komentar dosennya, sehingga nalar dan argument tulisan mahasiswa betul-betul terasah. Oleh karena itu, tidak ada kewajiban menulis skripsi, tesis, maupun disertasi atau artikel jurnal lainnya. Dengan kata lain kita harus membiasakan diri untuk menulis agar kemampuan menulis kita selalu terasah. Dari penelitian krashen (1984) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa penulis produktif adalah mereka yang selama di sekolahnya banyak membaca, berlangganan Koran atau majalah, dan di rumahnya itu terdapat perpustakaan. Itu berarti untuk menjadi seorang penulis itu tidak mudah, yakni harus banyak-banyaklah membaca buku dan juga melatih menulis (praktek menulis). Oleh karena itu ada pepatah yang mengatakan bahwa “ A good writer is a good reader”. Jadi tidak mungkin ada seorang penulis yang tidak suka membaca.
            Dalam teks wacana yang kedua ini lebih membahas mengenai masalah-masalah seorang pembaca. Harus diakui bahwa sebagian besar dari kita, banyak orang yang membaca, tetapi mereka tidak faham dan mengerti dengan apa yang mereka baca. Hal itu bukanlah suatu permasalahan yang baru muncul, namun sudah ada dari dulu. Teks tersebut menyebutkan beberapa alas an-alasan terkait dengan pertanyaan “ jika anda tidak memahami teks yang anda baca, apa alasannya? Bukan hanya itu, beberapa pendapat orang lain mengenai jawaban dari pertanyaan di atas tersebut.
            Di bawah ini adalah alasan-alasannya yaitu, kurang konsentrasi ketika membaca, tidak memiliki latar belakang pengetahuan yang sama dengan penulis, bahasa dari seorang penulis sangat tinggi, sehingga saya tidak memahami apa tujuan atau makna dari buku tersebut, dan lain sebagainya.  Antara pembaca dan penulis itu lebih unggul dari penulis dibandingkan membaca. Karena jika ada seorang yang sedang menulis, itu sudah pasti dengan membaca. Sedangkan jika ada seorang yang sedang membaca, itu belum tentu bisa menulis. Ada istilah mengungkapkan “menulis sudah pasti membaca, sedangkan membaca belum tentu menulis.”
            Bagi mereka pembaca yang membaca buku atau lainnya, namun ia tidak memahami apa isi buku tersebut, kemudian si pembaca itu mengulangnya untuk membaca kembali, maka ia disebut dengan pembaca pasif. Ada beberapa hal mengenai bagaimana pendidikan bahasa terjadi di Negara ini, antara lain:
a.       Pendekatan koneksi membaca menulis percaya bahwa tingkat membaca anda menentukan kekuatan tulisan anda. Karena pengetahuan terakumulasi melalui membaca, sementara menulis adalah menuangkan atau mencurahkan pengetahuan atau pengalaman tersebut ke dalam kertas (berbentuk tulisan).
b.      Pendidikan bahasa kami telah menghasilkan membaca berorientasi dari pada menulis.
c.       Membaca berorientasi siswa tidak akan terjadi intelektual menulis. Berorientasi,terlepas dari keahlian mereka masing-masing. Itu berarti bukan hanya menulis yang butuh kejelian, ketepatan, focus dan hati-hati. Agar supaya kita terlatih dalam bidang membaca dan menulis.

Pembaca dan penulis sebagai seseorang yang telah mengenal dengan yang namanya belajar dan mengajar. Mmungkin kata menulis tidak bisa dipisahkan oleh membaca, dan kata belajar tidak bisa dipisahkan oleh mengajar. Karena antara satu sama lainnya itu saling berkaitan.
Kita semua berbagi tanggungjawab mengenai meningkatkan kualitas pemikiran kritis di negara ini bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis dan membaca teks akademis, baik tertulis dalam bahasa Indonesia atau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau disajikan kepada mereka dalam bahasa inggris, pasti tak terbantahkan.
Menurut pandangan saya, dari semua wacana atau teks tersebut semuanya membahas mengenai membaca dan menulis atau penulis dan pembaca. Pokoknya pembahasan ketiga wacana tersebut tidak jauh dari topic mengenai menulis dan membaca.
Dalam kehidupan sehari-hari saja, menulis dan membaca itu penting, apalagi bagi orang yang menuntut ilmu baik di sekolah-sekolah, maupun diperguruan tinggi, tentu saja kita sebagai mahasisawa dituntut untuk berlatih membuat makalah-makalah dan tugas-tugas lainnya. Seperti membuat skripsi untuk jenjang S1, tesis untuk jenjang S2, dan disertasi untuk jenjang S3.
            Dari pembahasan ketiga wacana tersebut menjelaskan bahwa membaca dan menulis itu sangatlah penting. Oleh karena itu, pendekatan koneksi membaca dan penulis bahwa tingkat membaca akan menentukan kekuatan tulisan anda sendiri. Menulis itu susah, apabiala kita tidak terbiasa menulis. Kalau kita sudah terbiasa menulis, maka itu akan terasa mudah. Jadi, biasakanlah dalam membaca dan menulis, agar menulis terasa mudah untuk dilakukan setiap waktu di manapun dan kapanpun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic