Class review
Semester empat ini adalah pertemuan ketiga dengan Pak Lala, oleh karena
tidak ada lagi perkenalan seperti saat
pertama kami diajar olehnya. Pertemuan
pertama di semester ini kami diberitahu bahwa meskipun nama MK kami adalah
writing and composition empat, namun pada prakteknya yang akan kami pelajari
adalah Writing Academic. Pak Lala
menjelaskan dalam silabusnya, “Academic Writing adalah inti dari tulisan yang
harus kita tulis dalam perkuliahan”.
Menulis memang sudah menjadi kewajiban bagi setiap mahasiswa dan tidak
mungkin bisa ditawar lagi. Menulis
bukanlah perkara mudah, apalagi bagi seorang pemula. Meskipun menulis bukan perkara mudah namun,
bukan berarti kita harus menyerah dan tidak mau menulis. Kebanyakan dari mahasiswa biasanya, mereka
hanya akan menulis kalau sudah mendekati waktu(deadline) dan lebih parahnya
lagi mereka tidak tahu apa yang harus ditulis.
Itulah kesalahan yang sangat fatal yang dilakukan oleh para mahasiswa
sekarang. Berdasarkan fakta tersebut,
oleh karena itu maka, Pak Lala berusaha membuat para mahasiswanya untuk
terbiasa menulis selagi masih ada waktu.
Intinya beliau ingin kami benar-benar menjadi seseorang yang terbiasa
menulis.
Yang akan dibahas pada ademic writing diantaranya: Yang pertama belajar
menulis dalam bahasa kedua adalah sebuah aspek tantangan yang paling berat
dalam mempelajari Bahasa Inggris (Hyland 2003).
Yang kedua adalah, bahkan bagi seseorang yang menjadikan Bahasa Inggris
sebagai bahasa sehari-hari, kemampuan menulis yang efektif adalah sesuatu yang
memerlukan intruksi yang luas dan spesial atau lebih khusus (Hyland 2003;
Hyland 2004).
Selanjutnya adalah mengenai tantangan apa saja yang ada di zaman
sekarang, diantaranya: yang pertama
adalah memahami bagaimana teori dari menulis dan mengajar menulis berkembang
atau berevolusi. Yang kedua, menulis
secara lebih alami, tulisan dan genre yang alami dan bagaimana keduanya
menggambarkan kegunaannya dalam ilmu penulisan, hubungan antara menulis dalam
bahasa sehari-hari (bahasa ibu sebuah negara) dan bahasa kedua (bahasa asing
atau Bahasa Inggris), bagaimana sebuah kurikulum dapat membantu mengembangkan
keahlian menulis, pengembangan materi pelajaran dalam kelas menulis, peran
komputer dalam penulisan instruksi atau petunjuk penggunaan dalam Bahasa
Inggris, dan mendakati umpan balik dan hasil akhir.
Sebagai dosen, beliau tentunya
berharap apa adanya terhadap muridnya agar bisa menjadi seorang guru yang tidak
hanya pandai berbicara namun, juga menjadi seorang guru yang aktif
menulis. Seorang guru yang efektif
adalah orang yang dapat menjadikan sebuah informasi menjadi lebih jelas atau
lebih dipahami dalam sikap yang berlaku dizaman sekarang, dan melatih
keprofesionalitasannya, dan seorang guru yang kuat adalah mencerminkan guru
yang sebenarnya.
Sebelum benar-benar masuk dalam
materi kita yang sebenarnya yaitu mengenai academic writing, ada baiknya kita
mengingat kembali hubungan antara kemampuan menulis dan pengetahuan tentang
teks, context, dan pembaca. Penting bagi
seorang penulis mampu memahami ketiga aspek dalam sebuah tulisan. Seorang penulis profesional tentunya tidak
akan sembarangan dalam menulis sebuah karya tulis. Dia akan memperhatikan tentang isi dari buku
yang ia tulis, dia juga akan memperhatikan hubungan antar kalimat yang ia tls
(konteks) dan tentunya dia akan memikirkan pembacanya, apakah pembaca yang akan
membaca karya tulisnya dapat memahami apa yang dia maksudkan ddalam tulisannya.
Seperti membuat sebuah mahakarya
yang indah, menulis juga dapat dikembangkan dengan sering berlatih. Terkadang seorang penikmat seni hanya tahu
bahwa karya seni itu indah, padahal sang pembuat karya seni harus sering
berlatih untuk menghasilkan sebuah karya seni tersebut. Begitu juga halnya dalam dunia menulis, kita
harus sering berlatih dan berlatih jangan pernah bosan.
Seperti yang telah saya ungkapkan
sebelumnya, sebagai mahasiswa jurusan Bahasa Inggris tentunya kita harus
terbiasa menulis dalam Bahasa Inggris.
Namun, bagaimana mungkin kita bisa terbiasa menulis dalam Bahasa Inggris,
sementra tulisan dalam Bahasa Indonesia kita masih kacau. Secara pribadi, ketika saya ingin membuat
kalimat dalam Bahasa Inggris, saya sering menulisnya dalam Bahasa Indonesia
terlebih dahulu. Bagi saya cara seperti
itu memudahkan saya dalam belajar Bahasa Inggris.
Selain triangel (segitiga) yang
disebutkan di atas masih ada lagi segitiga lainnya, yaitu mengenai guru,
penelitian, dan aktifitas. Guru yang
efektif tidak hanya datang ke kelas, mengajar, dan langsung pulang. Seorang guru yang efektif dan berkualitas ada
baiknya juga melakukan sebuah penelitian atau perbandingan yang dapat memajukan
pendidikan di sekolahnya khususnya atau bahkan pendidikan nasional secara
umumnya. Tidak hanya yang dapat namun
juga aktifitas lain yang dapat mendukung penelitiannya. Contoh aktifitas yang dapat kualitasnya
sebagai guru adalah: menulis buku, mengadakan atau mengikuti berbagai seminar
dan lain sebagainya.
Kesimpulan dari pertemuan pertama
ini adalah adanya perubahan orientasi belajar di semester ini, yang sebelumnya
Writing Composition menjadi Writing Academic.
Perubahan orientasi tentu akan berdampak pada berubahnya materi yang
akan kita pelajari nantinya, yang mulanya kita akan belajar mengenai cara
menulis dan komposisi dalam sebuah tulisan, berubah menjadi menulis akademik (skripsi,
tesis dan disertasi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic