We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 19 Februari 2014

PENTINGNYA TEACHING ORIENTATION


Class Review 2

            Selasa, 11 Februari 2014 merupakan pertemuan kedua di mata kuliah Writing and Composition 4 yang diampu oleh dosen yang bagi saya sangat luar biasa yaitu Mr. Lala Bumela, M.Pd. Seperti yangnya perasaan nervous, bingung dan semacamnya bercampur aduk. Entah kenapa perasaan itu selalu ada sejak pertemuan pertama dengan beliau di mata kuliah Writing and Composition 2 kurang lebih satu tahun yang lalu.
            Hari itu, hal pertama yang beliau tanyakan kepada kami adalah apa saja pembahasan yang beliau bahas pada minggu lalu. Pada minggu lalu beliau membahas tentang Teaching Orientation. Terdapat tiga point penting tentang teaching orientation:
1.      Academic Writing
Disemester sekarang ini kami akan lebih di tekankan untuk menulis academic writing. Academic writing adalah menulis karya ilmiah atau laporan untuk kepentingan akademik dengan mengikuti aturan-aturan penulisan yang baku. Academic writing memiliki sifat-sifat berikut:
·         Formal
Dalam academic writing haruslah menggunakan bahasa yang formal atau resmi. Istilah bahasa formal telah di kenal oleh masyarakat secara luas. Di dalam Dictionary Language and Linguistics, Hartman dan Strok berpengertian bahwa bahasa formal adalah ragam bahasa yang secara sosial lebih di gandrungi dan yang sering di dasarkan bahasa orang-orang yang berpendidikan di dalam atau di sekitar pusat kebudayaan atau suatu masyarakat.
·         Critical
Sebagai mahasiswa, kita di tuntut untuk memiliki pemikiran kritis. Apalagi kita sekarang sedang belajar di jurusan Bahasa Inggris yang merupakaan calon penulis yang literat yang di tuntut untuk bisa memposisikan diri menjadi critical reader dan critical writer.
·         Structure-focused
Dalam academic writing terdapat aturan atau structure yang harus di patuhi oleh si penulis.
·         Terkait dengan sistematicy
·         Rigid atau kaku/beku
Pada academic writing, ide yang ada itu bersifat kaku atau beku. Tantangan terbesar yang harus kita taklukan adalah bagaimana mencairkan ide yang masih beku tersubut yang ada di otak agar bisa tertuang di dalam sebuah tulisan dan menghasilkan tulisan yang hebat.
2.      Critical Thinking
Sebagai mahasiswa sudah selayaknya kami belajar untuk berfikir kritis tentang suatu hal meskipun memang pada kenyataannya sulit. Dalam pembuatan academic writing, tidak cukup bila hanya mengandalkan informasi yang telah didapat hasil dari membaca, tapi critical thinking juga sangat mempengaruhi tulisan.
3.      Writing
Tidak dapat di pungkiri bahwa semakin sering menulis maka akan terasa lebih sulit. Itu di karenakan ekspektasinya yang semakin tinggi.
Pada point ketiga ini terdapat tiga siklus writing yang harus di bangun, yaitu:
·         A way of knowing something
Pada siklus pertama ini, terbagi tiga point lagi
a.       Informasi
b.      Knowledge
c.       Experience
Diantara ketiga point diatas, yang paling penting adalah experience atau pengalaman. Karena kedua point yang sebelumnya akan terkalahkan dengan pengalaman. Ketika kita mendapat pengalaman, otomatis kita akan mendapat informasi dan pengetahuan. Tapi bila kita hanaya mendapatkan informasi ataupun pengetahuan, belum tentu kita akan mendapatkan pengalaman. Percuma bila orang pintar tapi tidak mempunyai pengalaman. Maka orang tersebut akan kalah dengan orang yang memiliki pengalaman.
·         A way of representing something
Writing merupakan cara untuk menyampaikan sesuatu. Sesuatu yang ingin di sampaikan kepada khalayak lebih baik di tulis dalam sebuah tulisan dari pada langsung di bicarakan di depan khalayak. Bila di sampaikan melalui tulisan, pembaca setidaknya membaca tulisan kita. Berbeda dengan menyampaikan secara langsung. Orang-orang bisa saja tidak mendengarkan apa yang kita bicarakan.
·         A way of reproducing something
            Pada pertemuan kali ini, Mr. Lala membahas tentang literasi. Kata literasi itu sendiri sebenarnya tidak asing lagi di telinga saya, tapi jika saya di tanya apakah arti dari literasi dan seperti apakah literasi itu, maka saya akan menjawab pengertian literasi jaman dahulu. Pengertian jaman dahulu bahwa literasi adalah kemampuan menulis dan membaca seseorang. Literasi terkait dengan ekonomi, teknologi, pendidikan, kesadaran sosial.
            Jika kita lihat dan kita bandingkan tingkat literasi antara di Indonesia dengan di Singapura, maka akan terlihat jelas bahwa Singapuralah yang lebih unggul. Padahal seperti yang di ketahui bahwa luas wilayah Singapura dengan Indonesia jelas jauh lebih luas Indonesia. Begitupun dengan kekayaan alam SDA yang dimiliki oleh Indonesia. Tapi kenapa Singapura menjadi salah satu negara maju di dunia? Itu karena tingkat literasi Singapura yang tinggi sehingga mampu menghasilkan SDM yang hebat. Indonesia memiliki luas wilayah yang luas dan SDA yang melimpah. Sepatutnya Indonesia bisa lebih maju dari Singapura. Sebenarnya literasi Indonesia itu tidak salah, hanya saja sistemnya yang salah. Maka dari itu sudah saatnya Indonesia mengubah sistem literasinya karena dengan literasi yang tinggi akan menaikan GDP.
            Disini kami adalah multilingual writer yang di katakan bisa menulis menggunakan bahasa satu dan bahasa dua. Kemudian juga bisa mentransformasikan diri dari seorang mahasiswa bahasa menjadi mahasiswa menulis yang dapat membuat pilihan dalam hidup dan yang bisa mengubah dunia.
            (Hyland 2004:4) Hyland mengatakan, “menulis adalah praktek yang di dasarkan pada harapan: peluang pembaca menafsirkan maksud penulis meningkat jika penulis mengambil kesulitan untuk mengantisipasi apa yang pembaca harapka di dasarkan pada teks-teks sebelumnya setelahmembaca dari jenis yang sama.
            Hoey (2001) seperti di kutip dalam Hyland (2004), mengibaratkan para pembaca dan penulis seperti penari yang mengikuti langkah masih-masing. Setiap rasa perakitan dari teks dengan mengantisipasi apa kemungkinan yang akan di lakukan dengan membuat koneksi ke teks. Dengan kata lain penulis-pembaca membuat sambungan seperti seni.
            Lehtonen (2000:74) pada Barthes: Dimana bahasa Saussure adalah suatu sistem yang di definisikan sendiri maknanya. Barthes melihat peran orang-orang yang berlatih linguistik sebagai pusat dalam pembentukan makna.
            Jadi dapat di simpulkan bahwa teaching orientation terdiri dari tiga point penting yaitu academic writing, critical thinking dan writing. Ketiga point tersebut merupakan suatu kebutuhan yang harus di penuhi oleh mahasiswa. Selain itu untuk memajukan bangsa ini, perlunya kesadaran akan literasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic