Class Review
Selasa, 11 Februari 2014 merupakan pertemuan kedua di
mata kuliah Writing and Composition 4 yang diampu oleh dosen yang bagi saya
sangat luar biasa yaitu Mr. Lala Bumela, M.Pd. Seperti yangnya perasaan
nervous, bingung dan semacamnya bercampur aduk. Entah kenapa perasaan itu
selalu ada sejak pertemuan pertama dengan beliau di mata kuliah Writing and
Composition 2 kurang lebih satu tahun yang lalu.
Hari itu, hal pertama yang beliau tanyakan kepada kami
adalah apa saja pembahasan yang beliau bahas pada minggu lalu. Pada minggu lalu
beliau membahas tentang Teaching Orientation. Terdapat tiga point penting
tentang teaching orientation:
1.
Academic Writing
Disemester
sekarang ini kami akan lebih di tekankan untuk menulis academic writing.
Academic writing adalah menulis karya ilmiah atau laporan untuk kepentingan
akademik dengan mengikuti aturan-aturan penulisan yang baku. Academic writing
memiliki sifat-sifat berikut:
·
Formal
Dalam academic writing haruslah menggunakan bahasa yang
formal atau resmi. Istilah bahasa formal telah di kenal oleh masyarakat secara
luas. Di dalam Dictionary Language and Linguistics, Hartman dan Strok
berpengertian bahwa bahasa formal adalah ragam bahasa yang secara sosial lebih
di gandrungi dan yang sering di dasarkan bahasa orang-orang yang berpendidikan
di dalam atau di sekitar pusat kebudayaan atau suatu masyarakat.
·
Critical
Sebagai mahasiswa, kita di tuntut untuk memiliki
pemikiran kritis. Apalagi kita sekarang sedang belajar di jurusan Bahasa
Inggris yang merupakaan calon penulis yang literat yang di tuntut untuk bisa
memposisikan diri menjadi critical reader dan critical writer.
·
Structure-focused
Dalam academic writing terdapat aturan atau structure
yang harus di patuhi oleh si penulis.
·
Terkait dengan
sistematicy
·
Rigid atau
kaku/beku
Pada academic writing, ide yang ada itu bersifat kaku
atau beku. Tantangan terbesar yang harus kita taklukan adalah bagaimana
mencairkan ide yang masih beku tersubut yang ada di otak agar bisa tertuang di
dalam sebuah tulisan dan menghasilkan tulisan yang hebat.
2.
Critical Thinking
Sebagai
mahasiswa sudah selayaknya kami belajar untuk berfikir kritis tentang suatu hal
meskipun memang pada kenyataannya sulit. Dalam pembuatan academic writing,
tidak cukup bila hanya mengandalkan informasi yang telah didapat hasil dari
membaca, tapi critical thinking juga sangat mempengaruhi tulisan.
3.
Writing
Tidak dapat di
pungkiri bahwa semakin sering menulis maka akan terasa lebih sulit. Itu di
karenakan ekspektasinya yang semakin tinggi.
Pada point
ketiga ini terdapat tiga siklus writing yang harus di bangun, yaitu:
·
A way of knowing
something
Pada siklus pertama ini, terbagi tiga point lagi
a.
Informasi
b.
Knowledge
c.
Experience
Diantara ketiga point diatas, yang paling penting adalah
experience atau pengalaman. Karena kedua point yang sebelumnya akan terkalahkan
dengan pengalaman. Ketika kita mendapat pengalaman, otomatis kita akan mendapat
informasi dan pengetahuan. Tapi bila kita hanaya mendapatkan informasi ataupun
pengetahuan, belum tentu kita akan mendapatkan pengalaman. Percuma bila orang
pintar tapi tidak mempunyai pengalaman. Maka orang tersebut akan kalah dengan orang
yang memiliki pengalaman.
·
A way of
representing something
Writing merupakan cara untuk menyampaikan sesuatu.
Sesuatu yang ingin di sampaikan kepada khalayak lebih baik di tulis dalam
sebuah tulisan dari pada langsung di bicarakan di depan khalayak. Bila di
sampaikan melalui tulisan, pembaca setidaknya membaca tulisan kita. Berbeda
dengan menyampaikan secara langsung. Orang-orang bisa saja tidak mendengarkan
apa yang kita bicarakan.
·
A way of
reproducing something
Pada
pertemuan kali ini, Mr. Lala membahas tentang literasi. Kata literasi itu
sendiri sebenarnya tidak asing lagi di telinga saya, tapi jika saya di tanya
apakah arti dari literasi dan seperti apakah literasi itu, maka saya akan
menjawab pengertian literasi jaman dahulu. Pengertian jaman dahulu bahwa
literasi adalah kemampuan menulis dan membaca seseorang. Literasi terkait
dengan ekonomi, teknologi, pendidikan, kesadaran sosial.
Jika
kita lihat dan kita bandingkan tingkat literasi antara di Indonesia dengan di
Singapura, maka akan terlihat jelas bahwa Singapuralah yang lebih unggul.
Padahal seperti yang di ketahui bahwa luas wilayah Singapura dengan Indonesia jelas
jauh lebih luas Indonesia. Begitupun dengan kekayaan alam SDA yang dimiliki
oleh Indonesia. Tapi kenapa Singapura menjadi salah satu negara maju di dunia?
Itu karena tingkat literasi Singapura yang tinggi sehingga mampu menghasilkan
SDM yang hebat. Indonesia memiliki luas wilayah yang luas dan SDA yang
melimpah. Sepatutnya Indonesia bisa lebih maju dari Singapura. Sebenarnya
literasi Indonesia itu tidak salah, hanya saja sistemnya yang salah. Maka dari
itu sudah saatnya Indonesia mengubah sistem literasinya karena dengan literasi
yang tinggi akan menaikan GDP.
Disini
kami adalah multilingual writer yang di katakan bisa menulis menggunakan bahasa
satu dan bahasa dua. Kemudian juga bisa mentransformasikan diri dari seorang
mahasiswa bahasa menjadi mahasiswa menulis yang dapat membuat pilihan dalam
hidup dan yang bisa mengubah dunia.
(Hyland
2004:4) Hyland mengatakan, “menulis adalah praktek yang di dasarkan pada
harapan: peluang pembaca menafsirkan maksud penulis meningkat jika penulis
mengambil kesulitan untuk mengantisipasi apa yang pembaca harapka di dasarkan
pada teks-teks sebelumnya setelahmembaca dari jenis yang sama.
Hoey
(2001) seperti di kutip dalam Hyland (2004), mengibaratkan para pembaca dan
penulis seperti penari yang mengikuti langkah masih-masing. Setiap rasa
perakitan dari teks dengan mengantisipasi apa kemungkinan yang akan di lakukan
dengan membuat koneksi ke teks. Dengan kata lain penulis-pembaca membuat
sambungan seperti seni.
Lehtonen
(2000:74) pada Barthes: Dimana bahasa Saussure adalah suatu sistem yang di
definisikan sendiri maknanya. Barthes melihat peran orang-orang yang berlatih
linguistik sebagai pusat dalam pembentukan makna.
Jadi
dapat di simpulkan bahwa teaching orientation terdiri dari tiga point penting
yaitu academic writing, critical thinking dan writing. Ketiga point tersebut
merupakan suatu kebutuhan yang harus di penuhi oleh mahasiswa. Selain itu untuk
memajukan bangsa ini, perlunya kesadaran akan literasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic