We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 19 Februari 2014

CHAPTER REVIEW


REKAYASA LITERASI

            Para ahli bahasa lazim menegelompokan periodisasi metode dan pendekatan (approach) khususnya terhadap pengajaran bahasa asing ke dalam lima kelompok besar, yaitu sebagai berikut :
v  Pendekatan struktural dengan grammar translation methods yang meletakkan fokus pembelajarannya pada penggunaan bahasa tulis dan penguasaan tata bahasa.
v  Pendekatan audiolingual atau dengar ucap (1940-1960) yang meletakkan fokusnya pada latihan dialog-dialog pendek untuk dikuasai oleh siswa.  Dalam pendekatan ini penguasaan bahsa tulis terabaikan.
v  Pendekatan kognitif dan transformatif sebagai implikasi dari teori-teori syntatic structure (chomsky 1957) fokus pengajarannya terletak pada pembangkitan (generating) potensi berbahasa siswa sesuai dengan potensi dan kebutuhan lingkungannya.
v  Pendekatan communicative competenceyang tokoh-tokohnya antara lain Hymes (1976) dan widddowson (1978).  Tujuan pengajaran bahasa adalah menjadikan siswa mampu berkomunikasi dalam target, mulai dari komunikasi terbatas sampai dengan komunikasi spontan dan alami.
v  Pendekatan literasi atau pendekatan genre-based sebagai implikasi dari studi wacana.  Sesuai dengan kurikulum 2004 di Indonesia, tujuan pembelajaran adalah menjadikan siswa mampu menghasilkan wacana yang sesuai dengan tuntutan konteks komunikasi.  Yang sangat menonjol dalam pendekatan ini adalah pengenalan genre.

Definisi Literatur
            Dalam perbincangan metodologi pengajaran dikalangan guru bahsa saat ini, yang menjadi buah bibir adalah genre, wacana, literasi, teks dan konteks.  Definisi (lama) literasi adalah kemampuan membaca dan menulis.  Pada masa silam membaca dan menulis dianggap ‘Cukup’ sebagai pendidikan dasar (pendidikan umum) untuk membekali manusia kemampuan menghadapi tantangan zamannya.  Kini adalah zaman edan dan pendidikan tidak cukup mengandalkan kemampuan membaca dan menulis.
            Ada beberapa literasi, yang sudah pasti mengakibatkan perubahan pengajaran.  ‘The extent to which people and communities can take part, fluently, efeectively, and critically in the various text and discourse based events that characterize contemporary semiotic societeis and economies.  To be literate is to be an everyday participant in ‘literate’ socities, themselves composed of a vast range of sites, locations and events that entail print, visual, digital and analogue media (Bull & Anstey 2003:53).
            Seperti yang tampak dari lima definisi diatas, makna dan rujukan literasi terus berevolusi dan kini maknanya semakin luas dan kompleks.  Sementara itu, rujukan lingustik dan sastra relatif konstan.  Literasi tetap berurusan dengan pengguanaan bahasa, dan kini merupakan kajian lintas disiplin yang memeilki tujuh dimensi yang terkait.  Berikut tujuh dimensi literasi :
Ø  Dimensi geografis (lokal, nasional, regional, dan internasional)
Literasi seseorang dapat dikatakan berdimensi lokal, nasional, regional, internasional bergantung pada tingkat pendidikan dan jejaring sosial dan vokasionalnya.
Ø  Dimensi bidang (pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan, militer dsb)
Literasi bangsa tampak dibidang pendidikan, komunikasi, administrasi, militer dan sebagainya
Ø  Dimensi keterampilan (membaca, menulis, menghitung, berbicara)
Literasi seseorang tampak dalam kegiatan membaca, menulis, menghitung, berbicara.  Setiap sarjana mampu membaca, tapi tidak semua sarjana mampu menulis.  Kualitas tulisan bergantung pada ‘gizi’ yang disantapnya.  ‘Gizi’ itu akan tampak ketika dia berbicara.
Ø  Dimensi fungsi (memecahkan persoalan, mendapatkan pekerjaan, mencapai tujuan,mengembangkan pengetahuan, mengembangkan potensi diri)
Ø  Dimensi media (teks, cetak, visual, digital)
Ø  Dimensi jumlah (satu, dua, beberapa)
Jumlah dapat merujuk pada banyak hal, misalnya bahasa, variasi bahasa, peristiwa tutur, bidang ilmu, media dan sebagainya.  Orang multiliterat mampu berinteraksi dalam berbagai situasi
Ø  Dimensi bahasa (etnis, lokal, nasional, regional, internasional).  Ada literacy yang singular ada literacies yang plural.  Hal ini beranalogi ke dimensi monolingual, bilingual dan multilingual.  Bila anda orang jawa dan mahasiswa bahasa Inggris, anda adalah orang multilingual dalam bahasa jawa, Inggris dan Indonesia.  Artinya, anda adalah multiliterat, sejauh mana anda multiliterat silahkan ukur sendiri dengan melihat tujuh dimensi diatas.

Dalam lima definisi diatas ada 10 frase kunci literasi yang menunjukkan perubahan paradigma literasi sesuai dengan tantangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini, berikut ini :
§  Ketertiban lembaga-lembaga sosial
Hidup bermasyarakat ini difasilitasi oleh lembaga-lembaga sosial, misalnya RT, RW, Kelurahan sampai dengan DPR dan Presiden.
§  Tingkat kefasihan relatif
Setiap interaksi memerlukan kefasihan berbahasa dan literasi yang berbeda.  Yang perlu dikuasai adalah kefasihan untuk memainkan peran funsional dalam setiap interaksi.
§  Pengembangan potensi diri dan pengetahuan.  Literasi memebekali orang kemampuan mengembangkan segala potensi dirinya.
§  Standar Dunia
§  Warga masyarakat demokratis.  Pendidikian seyogianya menghasilka manusia literat, yakni manusia yang memilki literasi memadai sebagai warga negara yang demokratis.
§  Keragaman lokal
§  Hubungan global
§  Kewarganegaraan yang efektif. Literasi memebekali manusia kemampusan menjadi warganegara yang efektif, yakni warga negara yang mampu mengubah diri, menggali potensi diri, serta berkontribusi bagi keluarga, lingkungan dan negaranya.
§  Bahasa Inggris ragam dunia
§  Kemampuan berfikir kritis.  Literasi bukan sekedar mampu membaca dan menulis, melainkan juga menggunakan bahasa itu secara fasih, efektif dan kritis.  Berbicara dan menulis adalah literasi dan merupakan keputusan politik.
§  Masyarakat semiotik.  Semiotik adalah ilmu tentang tanda, termasuk persoalan ikon, tipologi tanda, kode, struktur dan komunikasi.

Selain lima definis yang sudah ada diatas,tujuh dimensi dan sepuluh frase kunci literasi yang sudah dibahas.  Ada juga tujuh prinsip sebagai berikut:
Ø  Literasi adalah kecakapan hidup (life skills) yang kemungkinan manusia berfungsi maksimal sebagai anggota masyarakat
Ø  Litarsi mencakup kemampuan reseptif dan produktif dalam upaya berwacana secara tertulis maupun secara lisan
Ø  Literasi adalah kemampuan memecahkan masalah
Ø  Lietrasi adalah refleksi penguasaan dan apresiasi budaya
Ø  Literasi ada;ah kegiatan refleksi diri
Ø  Literasi adalah hasil kolaborasi
Ø  Literasi adalah kegiatan melakukan interpretasi
Penulis memaknai (menginterpretasikan) alam smesta dan pengalaman subyektifnya lewat kata-kata, dan pembaca memaknai interpretasi penulis,
Rapor Merah Literasi Anak Negeri
            Sejak tahun 1999 Indonesia ikut dalam proyek penelitian dunia yang dikenal dengan PIRLS (Progress for International Reading Literacy Study) PISA (Progress for Internatioanl Student Assessment) dan TIMSS (the Third International Mathemathics and Sience Study) untuk mengukur literasi membaca, matematika dan ilmu pengetahuan alam.  Dalam penelitian tujuan membaca meliputi literacy purposes dan infomatioanal purposes sedangkan proses membaca meliputi interpreting, integrating dan evaluating.
            Penelitian Setiadi (2010) misalnya, menemukan kenyataan sebagai berkiut :
a.       Dalam pembelajaran membaaca dan menulis, para guru sangat mengandalkan kurikulum nasional dan buku paket untuk materi ajar dan metode mengajarnya
b.      Pemodelan dalam kegiatan membaca dan menulis tidak lazim dilakukan oleh para guru
c.       Walaupun kualifikasi akademik para guru sekolah memadai, mereka tidak medapatkan peltihan yang memadai dalam kegiatan mengelola kelas.  Mereka memerlukan pelatihan tambahan untuk meningkatkan unjuk kerja mereka.
Ujung tombak pendidikan literasi adalah guru dengan langkah-langkah profesionlanya yang terlihat dalam enam hal: komitmen profesional, komitmen etis, strategi analitis dan reflektif, efikasi diri, pengetahuan bidang studi dan ketermpilan numerasi dan literasi.
Dimensi literasi membaca dan menulis
Membaca dan menulis : linguistik (teks), kognitif (mind), perkembangan (growth), sosiokultural (group) semuanya saling berkaitan.
Diagram diatas dimaknai sebagai berikut :
Ø  Dimensi pengetahuan kebahasaan (fokus pada teks)
Ø  Dimensi pengetahuan kognitif
Ø  Penegtahuan perkembangan
Ø  Pengetahuan sosiokultural
Bagaimana literasi diajarkan bergantung pada paradigma ihwal literasi itu.  Secara turun menurun wacana pembelajaran bahasa terfokus pada empat keterampilan (menyimak, membaca, menulis dan berbicara).  Mengajarkan literasi pada intinya menjadikan manusia yang secara fungsional mampu berbiacara tulis, terdidik, cerdas dan menunujukkan apresiasi terhadap sastra. Meluruskan rekayasa literasi seyogianya diawali dengan pemahaman atas besarnya ada tiga paradigma pembelajaran literasi yaitu : decoding, skills and whole language.  Berikut ketiga paradigma:
1.      Paradigma decoding menyatakan bahwa grafofonem berfungsi sebagai pintu masuk literasi dan belajar bahsa dimulai dengan menguasai bagian bagian bahasa.
2.      Paradigma keterampilan bahwa penguasaan morfem dan kosakata adalah dsar untuk membaca.  Siswa dilatih reading comprehension sebagai bagian penguasaan kosakata baru.
3.      Paradigma bahasa secara utuh, dilihat dari namanya, paradigma ini menolak pembelajaran yang meletakkan fokus pada serfihan bahasa.

Jadi, pada intinya dari pembahasan diatas yaitu membahasa beberapa definisi, dimensi, frase kunci literasi dan paradigma.  Semua itu bertujuan agar mengerti apa itu literasi.  Bagaimana literasi itu diajarkan bergantung pada ihwal itu sendiri.  Secara turun menurun wacana pembelajaran terfokus pada empat hal (menyimak, berbicara, membaca dan menulis).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic