LEBIH BAIK LAGI
Pertemuan kedua
mata kuliah writing 4. Pada tanggal 11
Februari 2014 yang diajar oleh Mr. Lala Bumela.pertemuan kedua ini saya harus
bisa menulis lebih baik lagi dari sebelumnya, harus lebih berfikir kritis. Memang benar semakin kita sering menulis
tantangan yang kita hadapi untuk menulis yaitu semakin sulit. Namun tatangan tersebut harus kita
hadapi. Kita harus terus menulis untuk
melatih kretifitas kita dalam menulis, agar menjadi seorang penulis yang baik
pula.
Sebelum memulai
membahas materi untuk pertemuan kedau, beliau menanyakan apa yang sudah beliau
jelaskan pada saat pertemuan pertama tentang academic writing. Academic writing yang beda dengan writing
yang biasa. Yang mana penulisannya pun
harus lebih mengarah pada akademik dan memulih kata-katanya pun harus yang beku
atau kaku. Academic writing merujuk agar
kita nanti dalam membuat skripsi, tesis itu sudah terbiasa dalam menggunakan
bahasa yang baku.
Poin- poin yang dijelaskan oleh Mr. Lala pada pertemuan pertama :
1.
Academic
writing
Ø Formal
Ø Critical
Ø Structure-focused
Ø Systematicity
2.
Critical ;
masih berkaitan dengan poin yang ada pada academic writing
‘You’ll not take something for
3.
Mr. Lala Bumela
melihat writing itu seperti apa?
Ø Away of knowing something, disini ada tiga hal yang termasuk dari
‘something’ tersebut. Yaitu; informasi,
knowledge, dan experience.
Ø Away of representing something
Ø Away reproducing something
Dari poin away knowing something yaitu yang lebih ditekankan adalah
expeience karena dengan experience seseorang akan beranjak pada knowledge dan
informasi. Kita ditugaskan menulis hanya
untuk satu orang pembaca saja yaitu Mr. Lala Bumela. Kita diibaratkan sebagai seorang chef yang
memasak dikhususkan untuk satu customer yang special. Kita dapat disebut sebagai seorang penulis
yaitu ketika proses menulis itu sedang berlangsung. Apabila sudah selesai menulisnya maka tidak
bisa disebut sebagai penulis lagi. Untuk
menjadi seorang penulis dan pembaca yang baik itu harus berfikir kritis karena
tigal hal tersebut saling berkaitan. Soerang yang berfikir kritis yaitu akan
sangat selektif, selalu bertanya apabila menurutnya jawaban yang ia dapatkan
belum memuaskan. Tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah ia dapatkan.
(Hyland 2004 : 4) My writing is complicated. Hyland says, ‘writing adalah praktek
didasarkan pada harapan : peluang pembaca menafsirkan maksud penulis meningkat
jika penulis mengambil kesulitan untuk mengantisipasi apa yang pembaca mungkin
harapkan didasarkan pada teks-teks sebelumnya ia telah membaca dari jenis yang
sama’.
Writer and reader-dancers.
Hoey (2001) seperti dikutip dalam Hyland (2004), mengibaratkan para
pembaca dan penulis untuk menari mengikuti langkah-langkah masing-masing,
setiap rasa perakitan dari teks dengan mengantisipasi apa yang lain kemungkinan
akan dilakukan dengan membuat koneksi ke teks sebelum. Dengan kata lain, bagi
saya penulis-pembaca membuat koneksi disebut seni.
Lehtonen
(2000: 74) on Barthes. Dimana bahasa Saussure adalah suatu sistem yang didefinisikan itu sendiri maknanya, Barthes melihat peran orang-orang yang berlatih aktivitas linguistik sebagai juga menjadi pusat dalam pembentukan makna. Penulis bukan seorang penulis sebelumnya untuk tindakan menulis, tetapi mengambil bentuk sebagai salah satu saat menulis. Barthes memang menyatakan kematian penulis, sekaligus menandakan kelahiran pembaca.
Menurut Ken Hyland. Menulis adalah salah satu keterampilan yang paling penting bahwa
siswa bahasa kedua perlu mengembangkan , dan kemampuan untuk mengajar menulis
merupakan pusat keahlian seorang guru bahasa
terlatih . Tapi sementara kepentingan dalam bahasa kedua menulis dan pendekatan untuk mengajar itu telah meningkat secara
dramatis selama dekade terakhir , guru sering kiri
ke sumber daya mereka sendiri di dalam kelas
sebanyak teori dan penelitian yang relevan gagal untuk menjangkau mereka . buku ini
alamat masalah ini dengan menyediakan sebuah sintesis dari teori , penelitian , dan
berlatih untuk membantu guru bahasa menjadi guru menulis . Buku ini ditulis untuk berlatih guru dan guru dalam pelatihan yang memiliki sedikit atau tidak ada pengalaman menulis pengajaran untuk siswa dari non – englishspeaking latar belakang . Lebih khusus , ia mencoba untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sedang atau akan mengajar siswa yang berbahasa Inggris sebagai kedua atau bahasa asing di perguruan tinggi, universitas , tempat kerja , lembaga bahasa , dan sekolah menengah atas . Mereka yang mengajar anak-anak atau mengajar dasar keterampilan keaksaraan untuk orang dewasa juga akan menemukan banyak nilai . Buku ini menarik bersama-sama teori dan praktek mengajar menulis untuk menyajikan diakses dan pengantar praktis subjek tanpa asumsi apapun sebelum teoritis pengetahuan atau pengalaman mengajar.
sebanyak teori dan penelitian yang relevan gagal untuk menjangkau mereka . buku ini
alamat masalah ini dengan menyediakan sebuah sintesis dari teori , penelitian , dan
berlatih untuk membantu guru bahasa menjadi guru menulis . Buku ini ditulis untuk berlatih guru dan guru dalam pelatihan yang memiliki sedikit atau tidak ada pengalaman menulis pengajaran untuk siswa dari non – englishspeaking latar belakang . Lebih khusus , ia mencoba untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sedang atau akan mengajar siswa yang berbahasa Inggris sebagai kedua atau bahasa asing di perguruan tinggi, universitas , tempat kerja , lembaga bahasa , dan sekolah menengah atas . Mereka yang mengajar anak-anak atau mengajar dasar keterampilan keaksaraan untuk orang dewasa juga akan menemukan banyak nilai . Buku ini menarik bersama-sama teori dan praktek mengajar menulis untuk menyajikan diakses dan pengantar praktis subjek tanpa asumsi apapun sebelum teoritis pengetahuan atau pengalaman mengajar.
Jadi,
pada intinya dari pembahasan diatas Hyland menulis dalam bukunya Second
Language Writing. Menulis teori dan
praktek mengajar menulis untuk menyajikan diakses dan pengantar praktis subjek
tanpa asumsi apapun sebelum teoritis pengetahuan dan pengalaman mengajar. Poin-poin academic writing yaitu ada empat
hal : formal, critical, srtucture-focused, systemaiticity.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic