2nd
Class Review
Name : Saleha
Setelah
melewati Class Review pertama serta melewati sesi tanya jawab, kini materi yang
baru hadir mengenai Pentingnya Literasi (baca-tulis) di sebuah bangsa. Dalam
Class Review kedua ini, Mr. Lala Bumela menyampaikan bahwa kita menulis bukan
hanya menceritakan sebuah cerita yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya
melainkan kita harus lebih aktif dalam mencari tahu serta pandai-pandai
mengakses buku yang didalamnya mengenai materi yang disampaikan.
Di
semester empat ini ada beberapa hal yang penting, diantaranya :
Yang
pertama, Academic Writing sifatnya formal dalam hal Critical Structure dan
harus terfokuskan (focused). Academic Writing juga memiliki sifat yang kaku dan
sistematicity. Dalam mata kuliah Writing yang disampaikan oleh Mr. Lala Bumela,
kita ini bagaikan premium resto yaitu memilliki kekhasan tersendiri dan dapat
dinikmati oleh kalangan tertentu. Ada yang membedakan Academic writing dengan
Writing lainnya, yakni mengenai cara bagaimana mencairkan sebuah idea tau
gagasan.
Yang
kedua, mengenai Critical Thingking. Critical Thingking merupakan siklus yang
sedang dibangun, diperjelas oleh orang yang kritis. Seseorang yang memiliki
kemampuan berfikir kritis memiliki ciri-ciri, diantaranya:
·
Selalu bertanya atau mempunyai sifat
selalu ingin tahu;
·
Tidak pernah merasa puas ;
·
Sangat selektif;
·
Bersikap cermat;
·
Menanggapi serta memberikan komentar
terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan;
·
Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
terhadap dirinya sendiri;
·
Berani menyampaikan kebenaran meskipun
dirinya berat untuk melakukan;
·
Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu
secara sistematis.
Dalam
bidang pendidikan, berpikir kritis dapat membantu siswa dalam meningkatkan
pemahaman mengenai materi yang dipelajari dengan cara mengevaluasi secara
kritis argument yang terdapat pada buku teks, jurnal, maupun teman diskusi,
termasuk argumentasi dari seorang dosen dalam kegiatan pembelajaran. Jadi,
Critical Thingking atau berpikir kritis dalam pendidikan merupakan kompetensi
yang akan dicapai serta alat yang diperlukan dalam mengkontruksi ilmu
pengetahuan.
Critical
Thingking dapat dilakukan dengan cara: kesempatan berpendapat seseorang baik
secara lisan maupun tulisan seperti seorang ilmuwan, yaitu dapat berupa
diskusi-diskusi yang muncul dari pertanyaan atau masalah yang tidak terstruktur
atau dapat dilakukan dengan kegiatan pengamatan terhadap fenomena yang terjadi agar
sesorang dapat melatih kemampuan berpikirnya.
Yang
ketiga yaitu menulis. Menulis itu akan lebih susah, apalagi pada saat mencoba
memulai untuk menulis. Masih sering saya kebingungan untuk mengawali kata-kata
dalam menulis. Tetapi jika saya ibaratkan menulis itu seperti pada saat kita
mencoba untuk mendorong sebuah mobil yang sedang mogok. Pasti pada mulanya
sangat berat sekali mendorong mobil dalam posisi diam (mogok). Namun, ketika
ada usaha yang kita lakukan untuk mendorong mobil itu semakin kita berusaha
mobil akan semakin bergerak dan dorongan itu akan mulai ringan kemudian lama
kelamaan akan mulai cepat bergerak dan mobil akan mulai melaju/mesin mobil itu
akan menyala kembali.
Sama
halnya ketika akan menulis, awal nya akan terasa begitu berat. Namun, ketika
ada sebuah usaha yang kita lakukan tangan kita tidak mau berhenti untuk menulis
sampai terkadang lupa bahwa saya telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya
pada tulisan saya.
Menulis
tidak akan terlepas dengan membaca. Menulis dan membaca merupakan dua sisi yang
berbeda yang saling berkaitan satu sama lain. Meskipun sudah terbiasa untuk
menulis, kita akan tetap merasa kesulitan untuk menulis jika jarang melakukan
kegiatan membaca. Karena kita tidak akan bisa terus mengeluarkan sesuatu tanpa
pernah memasukkan sesuatu. Dengan membaca kita akan mendapatkan sesuatu yang
baru, pengetahuan baru, ide baru, kreasi, serta cara pandang yang baru akan
sesuatu.
Format
nilai pada semester empat dalam mata kuliah menulis ini yang akan mendapatkan
nilai “A” yaitu, mereka yang mengetahui caranya menulis sesuatu.
Bagi
Mr.Lala Bumela, menulis adalah:
-
A way of knowing something;
-
A way of representing something (terkait
dengan voice);
-
A way of reproducing something.
Ketiga
siklus tersebut harus dibangun dalam mata kuliah ini.
\ Menulis,
berpikir kristis dan membaca saling berkesinambungan.
\ Something
à
sesuatu itu bersifat: Info, Knowledge, and Experience
Pengalaman
(experience) merupakan psikologi belajar dapat dihidupkan dengan cara mengakses
buku-buku. Orang tua yang cerdas akan mendorong anaknya untuk memiliki buku dan
mengoleksi buku. Agar buku yang anaknya punyai itu dapat mentransfer ilmu
(dipelajari) oleh anak. Tidak hanya sekedar mendorong untuk memiliki buku akan
tetapi, memotivasi anaknya untuk mencintai membaca dan menulis.
Pengalaman
merupakan guru yang paling baik. Kita beruntung dapat melihat betapa sebuah
pengalaman itu penting. Pengalaman kuliah, yang diingat dari kuliah bukan nilai
yang didapat selama kuliah melainkan pengalaman yang terjadi pada saat kuliah.
Pintar
saja itu belum cukup jika tidak bisa merubah molekul kepintaran dengan
pengalaman. Itulah pesan yang disampaikan oleh Mr. Lala Bumela.
Pentingnya
sebuah literasi dalam kehidupan. Literasi tingkat tinggi menyebabkan kenaikan
GDP. Penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan menjadi tulang punggung
kemajuan peradaban suatu bangsa. Tidak mungkin menjadi bangsa yang besar jika
hanya mengandalkan budaya lisan yang mewarnai pembelajaran di lembaga-lembaga
pendidikan. Bangsa yang memiliki literasi tinggi tidak akan membuang sampah
sembarangan, tidak akan korupsi.
Menulis
membutuhkan guru bahasa. Bahasa itu penting karena merupakan gerbang portal
menuju gerbang-gerbang yang lain. Sebagai seorang penulis haruslah merepotkan
diri serta memprediksi berapa banyak literasi yang telah dilakukan. Penulis
yang hebat dapat memprediksi apa yang kita baca karena tulisan akan seperti
kuburan jika tidak ada pembaca. Yang lebih penting posisi pembaca bukan hanya
pada saat membaca, tetapi lebih komplek dan qualified.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic