We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 19 Februari 2014

Kesadaran Menulis dan Berfikir Kritis

2nd Class Review
Name   : Saleha


Setelah melewati Class Review pertama serta melewati sesi tanya jawab, kini materi yang baru hadir mengenai Pentingnya Literasi (baca-tulis) di sebuah bangsa. Dalam Class Review kedua ini, Mr. Lala Bumela menyampaikan bahwa kita menulis bukan hanya menceritakan sebuah cerita yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya melainkan kita harus lebih aktif dalam mencari tahu serta pandai-pandai mengakses buku yang didalamnya mengenai materi yang disampaikan.
Di semester empat ini ada beberapa hal yang penting, diantaranya :
Yang pertama, Academic Writing sifatnya formal dalam hal Critical Structure dan harus terfokuskan (focused). Academic Writing juga memiliki sifat yang kaku dan sistematicity. Dalam mata kuliah Writing yang disampaikan oleh Mr. Lala Bumela, kita ini bagaikan premium resto yaitu memilliki kekhasan tersendiri dan dapat dinikmati oleh kalangan tertentu. Ada yang membedakan Academic writing dengan Writing lainnya, yakni mengenai cara bagaimana mencairkan sebuah idea tau gagasan.
Yang kedua, mengenai Critical Thingking. Critical Thingking merupakan siklus yang sedang dibangun, diperjelas oleh orang yang kritis. Seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kritis memiliki ciri-ciri, diantaranya:
·         Selalu bertanya atau mempunyai sifat selalu ingin tahu;
·         Tidak pernah merasa puas ;
·         Sangat selektif;
·         Bersikap cermat;
·         Menanggapi serta memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan;
·         Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan terhadap dirinya sendiri;
·         Berani menyampaikan kebenaran meskipun dirinya berat untuk melakukan;
·         Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu secara sistematis.
Dalam bidang pendidikan, berpikir kritis dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman mengenai materi yang dipelajari dengan cara mengevaluasi secara kritis argument yang terdapat pada buku teks, jurnal, maupun teman diskusi, termasuk argumentasi dari seorang dosen dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, Critical Thingking atau berpikir kritis dalam pendidikan merupakan kompetensi yang akan dicapai serta alat yang diperlukan dalam mengkontruksi ilmu pengetahuan.
Critical Thingking dapat dilakukan dengan cara: kesempatan berpendapat seseorang baik secara lisan maupun tulisan seperti seorang ilmuwan, yaitu dapat berupa diskusi-diskusi yang muncul dari pertanyaan atau masalah yang tidak terstruktur atau dapat dilakukan dengan kegiatan pengamatan terhadap fenomena yang terjadi agar sesorang dapat melatih kemampuan berpikirnya.
Yang ketiga yaitu menulis. Menulis itu akan lebih susah, apalagi pada saat mencoba memulai untuk menulis. Masih sering saya kebingungan untuk mengawali kata-kata dalam menulis. Tetapi jika saya ibaratkan menulis itu seperti pada saat kita mencoba untuk mendorong sebuah mobil yang sedang mogok. Pasti pada mulanya sangat berat sekali mendorong mobil dalam posisi diam (mogok). Namun, ketika ada usaha yang kita lakukan untuk mendorong mobil itu semakin kita berusaha mobil akan semakin bergerak dan dorongan itu akan mulai ringan kemudian lama kelamaan akan mulai cepat bergerak dan mobil akan mulai melaju/mesin mobil itu akan menyala kembali.
Sama halnya ketika akan menulis, awal nya akan terasa begitu berat. Namun, ketika ada sebuah usaha yang kita lakukan tangan kita tidak mau berhenti untuk menulis sampai terkadang lupa bahwa saya telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya pada tulisan saya.
Menulis tidak akan terlepas dengan membaca. Menulis dan membaca merupakan dua sisi yang berbeda yang saling berkaitan satu sama lain. Meskipun sudah terbiasa untuk menulis, kita akan tetap merasa kesulitan untuk menulis jika jarang melakukan kegiatan membaca. Karena kita tidak akan bisa terus mengeluarkan sesuatu tanpa pernah memasukkan sesuatu. Dengan membaca kita akan mendapatkan sesuatu yang baru, pengetahuan baru, ide baru, kreasi, serta cara pandang yang baru akan sesuatu.
Format nilai pada semester empat dalam mata kuliah menulis ini yang akan mendapatkan nilai “A” yaitu, mereka yang mengetahui caranya menulis sesuatu.
Bagi Mr.Lala Bumela, menulis adalah:
-          A way of knowing something;
-          A way of representing something (terkait dengan voice);
-          A way of reproducing something.
Ketiga siklus tersebut harus dibangun dalam mata kuliah ini.
\     Menulis, berpikir kristis dan membaca saling berkesinambungan.
\     Something à sesuatu itu bersifat: Info, Knowledge, and Experience
Pengalaman (experience) merupakan psikologi belajar dapat dihidupkan dengan cara mengakses buku-buku. Orang tua yang cerdas akan mendorong anaknya untuk memiliki buku dan mengoleksi buku. Agar buku yang anaknya punyai itu dapat mentransfer ilmu (dipelajari) oleh anak. Tidak hanya sekedar mendorong untuk memiliki buku akan tetapi, memotivasi anaknya untuk mencintai membaca dan menulis.
Pengalaman merupakan guru yang paling baik. Kita beruntung dapat melihat betapa sebuah pengalaman itu penting. Pengalaman kuliah, yang diingat dari kuliah bukan nilai yang didapat selama kuliah melainkan pengalaman yang terjadi pada saat kuliah.
Pintar saja itu belum cukup jika tidak bisa merubah molekul kepintaran dengan pengalaman. Itulah pesan yang disampaikan oleh Mr. Lala Bumela.
Pentingnya sebuah literasi dalam kehidupan. Literasi tingkat tinggi menyebabkan kenaikan GDP. Penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan menjadi tulang punggung kemajuan peradaban suatu bangsa. Tidak mungkin menjadi bangsa yang besar jika hanya mengandalkan budaya lisan yang mewarnai pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan. Bangsa yang memiliki literasi tinggi tidak akan membuang sampah sembarangan, tidak akan korupsi.
Menulis membutuhkan guru bahasa. Bahasa itu penting karena merupakan gerbang portal menuju gerbang-gerbang yang lain. Sebagai seorang penulis haruslah merepotkan diri serta memprediksi berapa banyak literasi yang telah dilakukan. Penulis yang hebat dapat memprediksi apa yang kita baca karena tulisan akan seperti kuburan jika tidak ada pembaca. Yang lebih penting posisi pembaca bukan hanya pada saat membaca, tetapi lebih komplek dan qualified.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic