Writing 4 bertemu kembali dengan dosen yang sukses membuat
jantungan, siapa lagi kalo bukan Mr. Lala Bumela,M.Pd. Shock, perasaan yang perama kali muncul
ketika mengetahui segnung tugas yang harus diselesaikan. Sudah tergmbar jelas
di dalam silabus yang Beliau berikan. Class review minimal 5 halaman, Chapter
review tidak boleh kurang dari 10 halaman, ditambah lagi Critical review harus
, 2500 kata, ditambah pula Argumenttive essay kudu wajib 3000 kata, pake
English pula. Asli sumpah ga’ bohong ini mah bikin mendadak stuk. Eits, plus
nge-post ke Blog pula, perfecto right? Oh Tuhan, mengapa Engkau menciptakan
manusia paling super duper sempurna seperti Mr. Lala? Disiplinnya minta ampun,
plus ngasih tugasnya minta ampun pula. Asli bikin galau maximal ini mah, bahkan
bisa full.
Nyerah? Oh NO! Ini adalah tantangan baru, dan Saya harus
menghadapinya. Oke oke! Semangat semangat dan semangat J
“Writing 4” means sleepless nights, sore eyes, back pain, strained
fingers, books scaattered all over the room, a lengthy talk with colleagues,
and of course,a handfull bar of chocolate and cups of coffee. But, above all,
writing makes you a better sudent, a better individual, and of course, a
better critizen. Enjoy!
So, jaga kesehatan, tetap semnagat, yakin dan percaya bahwa Saya
bisa menghadapinya dan yang terpenting adalah, selalu berdo’a semoga diberikan
kemudahan untuk menghadapi dan menjalani semua rintangan ini, amin J
Oke, kita mulai!
Pertemuan pertama pada hari Selasa taggal 04 Februari 2014, Writing
& Conversation 4, mata kuliah yang di bimbing oleh Mr. Lala Bumela,M.Pd ada
semester 4 ini. Tetapi, Beliau mengganti nama Mata Kuliah tersebut menjadi
Academic Writing. Beliau beralasan writing itu tidak hanya sekedara menulis,
tetapi terdapat tantangan tersendiri pada saat kita menulis. Memang, hal itu
tengah Saya rasakan sekarang. Asli butuh ide yang luar biasa. Selain itu, pada
silabus yang Beliau menyebutkan bahwa, Academic Writing pada dasarnya adalah
tulisan yang harus kita buat untuk program universitas yang sedang kita jalani
saat ini. Beliau juga menambahkan bahwa tugas atau makalah akademis ini adalah
instrumen penyiksaan yang dirancang khusus. Penyiksaan? Setuju 100%. Memang ini
adalah penyiksaan yang sangat berat untuk penulis awam seperti Saya. Tetapi,
tugas Academic Writing ini seharusnya menjadi kesempatan untuk menjelajahi
sesuatu yang menarik dari sebuah pelaran. Selain itu, penulis memilki kebebasan
untuk memilih topik, mengekspresikan ide-ide dan mampu memikirkan bagaimana
caranya agar audiens atau pembaca akan tertarik untuk membaca tulisan tersebut.
Stephen Bailey menyebutkan bahwa Academic Writing adalah untuk para
mahasiswa Internasional yang belajar di Perguruan Tinggi dan Universitas dimana
pelajaran yang diajarkan dalam konteks bahasa Inggris. Mahasiswa yang bukan
penutur asli bahasa Inggris sering kali menemukan tuntutan tertulis dari
program mereka yang sangat menantang. Selain belajar bahasa Inggris akademis,
mereka perlu mengadopsi konvensi bar dari gaya, referensi dan konteks.
Biasannya mahasiswa harus menyelesaikan berbagai tugas menulis selama masa
studi mereka, mulai dari esai pendek atau disertasi panjang. Tulisan ini dapat
dilakukan baik di bawah tekanan ujian atau kursus. Selain itu, jenis tulisan
mereka diminta sesuai dengan subjek yang mereka pelajari. Academic Writing
dibagi menjadi 4 bagian. Dalam bagian 1 dan 2 fokusnya yaitu pada kunci
keterampilan menulis, sedangkan bagian 3 dan 4 menawarkan revisi dan referensi.
Ø Bagian 1 : proses menulis memandu siswa dari tahap awal, yaitu
memahami judul esai melalui catatan-catatan dan parafrase pada organisasi esai
dan akhirnya pada bukti membaca.
Ø Bagian 2 : elemen menulis berkaitan dengan keterampilan yang
diperlukan untuk sebagian besar jenis tugas, seperti membuat perbandingan,
memberikan contoh dan menjelaskan grafik.
Ø Bagian 3 : akurasi dalam menulis memberikan praktek di
daerah-daerah bahwa mahasiswa sering menemukan kebingungan, seperti menggunakan
artikel pasif atau preposisi.
Ø Bagian 4 : menulis model menawarkan contoh jenis menulis bahwa
siswa dibutuhkan , termasuk surat-surat dan lapor survey ser esai. Ada juga
bagian tes menulis untuk memeriksa kemajuan.
·
Learning how to
write in a second language is one of the most challenging aspects of second
language learning (Hyland 2003)
·
Even for those
who speak English as first language, the ability to write effectively is
something that requires exensive and specialised instruction (Hyland 2003:2004)
Pada
pernyataan Hyland yang kedua, kita perlu menggaris bawahi dua kata kunci yang
penting, yaitu exensive dan specialised. Exensive yaitu luas, disebut juga
sebagai pengalaman atau hitungan pencapaian seseorang. Dengan kata lain, untuk
menjadi seorang penulis, seseorang harus mempunyai pengalaman yang luas dan
pengetahuan yang luas pula. Sehingga tulisannya pun akan mempunyai makna
tersendiri bagi para pembaca. Specialised atau khusus. Dengan demikian, seorang
penulis harus fokus dan konsisten ter hadap materi yang kit bahas.
Mr.
Lala mengatakan bahwa seorang pengajar yang mengajar writing harus bisa menulis
dan yang bisa menulis belum tentu menjadi ahli penulis.
Seperti
yang telah Saya singgung bahwa menulis tidak sekedar munulis, tetapi ada
tantangan pada saat menulis. Berikut adalah tangtangan-tangtangan yang harus
dihadapi oleh penulis, yaitu:




Mahasiswa yang memiliki kemampuan dan terbiasa menulis akan berbeda
dengan mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan menulis. Penulis yang awam akan
informasi akan menemukan kesulitan dala menentukan atau memikirkan apa yang
akan mereka tulis. Sebaiknya sebelum menulis, mahasiswa membaca terlebih dahulu
materi apa yang hendak di tulis.
Penulis harus mempunyai
identits atau ciri khas dari tulisan yang dibuat. Identitas tersebut
akan terlihat pada konteks bahasa dan cita rasa yang dituangkan pada
tulisannya. Penulis juga harus mempunyai sifat kritis dalam memilih referensi
yang hendak ditulis. Dengan kata lain, seorang penulis akan membuat
pilihan-pilihan yang tidak orang lain pilih.
researchehe
|
theory
|
activities
|
Bisa kita lihat gambaran aktifitas seorang penuis di atas. Dimana
penulis akan menentukan terlebih dahulu, kemudian mencari informasi untuk
referensi, setelah terkumpul kemudian
dimulailah aktifitas menulis. Dengan kata lain, ketiga aktifitas tersebu saling
berhubungan dan tidak bisa ditinggalkan salah satunya.
Hal yang harus kita ingat pada saat menulis yaitu:

readers
|
contexs
|
text
|
Ketiga komponen tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain,
karena ketiga komponen tersebut sangat erat kaitannya dengan aktifitas menulis.
Jika penyusunan teks dan konteks yang baik san sempurna, maka akan berdampak
baik pula pada para pembaca.


Dapat
saya simpulkan bahwa, Academic Writing ditujukan untuk mahasiswa yang sedang
mengikuti proses pendidikan di Perguruan Tinggi dan Universitas yang berbasis
bahasa Inggris. Sehingga tugas-tugas yang diberikan pun bukan hanya sekedar
karangan saja, tetapi mahasiswa dituntut lebih kritis terhadap tulisan orang
lain dan diaplikasikan pada tulisan mereka sendiri. Dapat dikatakan bahwa
menulis di kalangan Perguruan tinggi atau pun Universitas mempunyai tantangan
yang harus di lewati. Bagi mahasiswa yang awam dengan kegiatan menulis, tentu
saja hal ini akan membuat mereka pusing 10 keliling, tetapi hal ini bertujuan
baik yaitu agar produktifitas menulis dari kalangan mahasiswa lebih ber bobot
dan bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic