We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 25 Februari 2014

Pembelajaran Literasi

ClassReview 3


            Pada tanggal 19 Februari 2014, kita masih belum beranjak dari dunia literasi. Menurut Mr. Lala , pengajaran pendidikan literasi itu melalui dua hal:
1.      Reading (Membaca)
2.      Writing (Menulis)
          Mengapa kita menulis?
            Menulis, kata ini mungkin sudah tidak asing lagi untuk didengar karena setiap orang pasti bisa menulis. Baik itu menulis surat, buku deary, dan membuat sebuah catatan. Menulis mempunyai arti sebagai pemberi pesan, dimana pesan yang disampaikan didapat dari pengalaman pribadi, membaca, menyimak atau tentang perasaan yang sedang dirasakan sekarang. Menulis sangat berkaitan erat dengan membaca. Membaca dan menulis memberi  banyak sekali manfaat untuk kehidupan manusia, salah satunya dapat meningkatkan literasi.  
Menurut Baynhan (1995), literasi merupakan integrasi keterampilan menyimak, berbicara, menulis, membaca, dan berpikir kritis. Kita tahu bahwa menyimak, berbicara, menulis dan membaca merupakan aspek dasar dalam bahasa Indonesia. Tidak akan ada pembaca yang literat jika tidak ada teks atau buku bacaan yang dibaca. Dalam buku yang ditulis oleh Mr. Mikko Lehtonen dari Londen, United Kingdom dengan judul “ The Cultural Analysis of Text’s pada tahun 2000”. Teks terbagi dalam dua bentuk :
1.      Teks sebagai Bahasa Tubuh
Teks mampu menginterpertasikan sebuah bahasa tubuh ke dalam sebuah tulisan, jika dilihat dari sudut pandang yang lain, maka teks juga bersifat physical maka teks juga bersifat semiotik.
2.      Teks dalam bentuk Semiotik
Dalam kecanggihan teknologi ini, teks bisa mengandung makna bahwa teks bisa menjadi penggabungan antara menulis, berbicara, gambaran, musik dan lain-lain. Semiotik sebagai karakter teks itu karena melihat tiga fitur yang terkandung di dalamnya, hubungan formal satu sama lain dan yang terakhir adalah bentuknya secara utuh makna yang ingin disampaikan oleh sebuah teks.
Kualitas pembelajaran bahasa Indonesia kita masih mengkhawatirkan, jika dibandingkan dengan negara-negara maju, siswa SMA di Amerika, Belanda, dan Prancis diwajibkan membaca 30 buku sastra. Demikian pula di negara-negara Asia, seperti di Jepang para siswa diwajibkan membaca 15 buku sastra. Untuk meningkatkan kemampuan membaca para siswa di negara kita, maka dalam Standar Isi ditetapkan target jumlah bacaan sastra dan nonsastra yang harus dibaca. Namun, di dalam kenyataan hal ini masih diabaikan.
Padahal kesuksesan pendidikan sangat bergantung pada kemampuan membaca dan menulis. Di Indonesia minat membaca sangat rendah dan secara tidak langsung akan berakibat pada daya saing mereka di dunia internasional. Salah satu faktor penyebab kurangnya minat membaca adalah ketidak sukaan membeli buku. Mereka lebih senang membeli makanan, pakaian, aksesoris dan sebagainya dari pada membeli buku. Padahal buku merupakan jenjela ilmu pengetahuan yang bisa membuka dunia. Supaya negara kita bisa sejajar dan dapat bersaing dengan negara lain, kita harus mentransformasikan gemar membaca dan menulis ke dunia pendidikan. Sistem pendidikan perlu direformasi agar mampu mengembangkan kemampuan literasi anak sejak dini. Pengajaran di sekolah harus lebih diarahkan lagi pada pengembangan kreativitas dan daya berpikir kritis siswa dan siswi. Mulai dari sekolah dasar, anak-anak harus dibiasakan dengan tugas membaca dan membuat sebuah laporan bacaan. Seperti yang dilakukan di negara Amerika. Hal ini akan meningkatkan daya nalar dan kritis anak-anak yang merupakan awal lahirnya generasi yang literat. Bila dilakukan dengan benar, daya kritis bisa berdampak positif terhadap kemajuan masyarakat.

Kesimpulan:
Pembelajaran literasi akan mengondisikan siswa-siswi untuk menjadi seorang literat. Salah satunya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah diarahkan untuk membangun literasi, terutama dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik menggunakan bahan ajar dalam kehidupan. Seperti, pengajaran pendidikan literasi yaitu membaca dan menulis. Keduanya merupakan aspek dasar dalam bahasa Indonesia. Sehingga pengajaran bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam terwujudnya pembelajaran literasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic