We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 25 Februari 2014

MASIH DI REKAYASA LITERASI



CLASS REVIEW 3

            Malam ini di dalam sebuah ruangan  oren kesayangan, pencarian ide dimulai. Kekesalanpun datang ketika sesuatu yang diharapkan tak kunjung melintas di otak ini. Sedikit melamun membawaku kembali ke empat tahun lalu di suatu pantai dengan batu karangnya. Terlihat beberapa kali ombak besar menghantam batu karang itu. Tapi batu itu tetap kokoh di tempatnya. Ia tak protes ketika ombak besar itu menyapanya dengan dahsyat. Seharusnya kita belajar dari batu karang itu bagaimana bertahan kokoh tanpa mengeluh sedikitpun.
            Ibarat mendesign baju mewah dengan segala pernak-perniknya, perjalanan mata kuliah Writing and Composition 4 ini akan membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu sangat di butuhkan sekali fokus yang kuat dan tentunya daya tahan tubuh yang kuat pula karena selain butuh waktu yang lama, desaigner juga akan menghabiskan banyak tenaga dan fikirannya. Ditemani dengan lagu kebangsaan yang aku anggap sebagai benteng pertahanan dari serangan rasa malas, penapun mulai bergerak diatas kertas.
            Setiap orang tentunya memiliki prinsip hidup masing-masing. Tapi dalam mata kuliah ini prinsip kita harus sama, yaitu “Centre of Excellence”, dimana kita harus menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Posisi kita sekarang ini adalah multulingual writer, artinya kita bisa dikatakan mampu menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tapi tidak menutup kemungkinan kita juga mampu menulis dengan menggunakan bahasa ibu. Hanya saja pada kenyataannya menulis dengan menggunakan bahasa ibu akan jauh lebih sulit bila dibandingkan dengan menulis menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris.
            Pembahasan mata kuliah writing masih di sekitar rekayasa literasi. Tentunya kita bertanya-tanya apa itu rekayasa literasi. Rekayasa literasi merupakan suatu upaya yang disengaja dan sistematis untuk menjadikan manusia yang terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara optimal (A. Chaedar Alwasilah). Pada rekayasa literasi, yang di rekayasa adalah proses pengajaran reading dan writingnya. Jadi rekayasa literasi ini juga bisa di ibaratkan seperti DNA yang dimiliki manusia dan tumbuhan. Misalnya DNA pada tumbuhan jambu. Saya pernah memakan jambu biji bernama jambu kristal hasil rekayasa sebuah perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Jambu biji yang biasanya terdapat biji didalam buahnya, direkayasa menjadi jambu biji tanpa biji yaitu dengan cara mengotak-atik DNA jambunya. Begitupun dengan rekayasa literasi. Pendidikan bahasa pada akhirnya adalah literasi dan yang kedua adalah writing.
            Ketika kita diberi sebuah tulisan, minimal tulisan tersebut harus kita baca, respon dan re-write. Itu semua akan meningkatkan literasi kita. Hal pertama yang harus dilakukan untuk meningkatkan literasi seseorang adalah menjadi pembaca yang hebat terlebih dahulu kemudian menjadi penulis yang hebat. Kenapa harus menjadi pembaca dulu? Karena apa yang akan kita tulis merupakan hasil dari apa yang telah kita baca. Informasi yang akan kita tulis merupaka hasil dari apa yang telah kita baca.
            Rekayasa literasi terdiri dari reading dan writing. Dan keduanya harus bersifat integratik. Pada pengajaran reading dan writing, terdapat empat dimensi:
1.      Linguistik
Orang yang tidak memahami apa itu linguistik maka tidak akan mampu merekayasa literasi, karena untuk merekayasa literasi perlu pemahaman yang mendalam tentang lingustik.
2.      Mind
3.      Growth
4.      Sociocultural
Elemen-elemen academic writing:
·       Cohesion         : gerakan halus atau “aliran” antara kalimat dan paragraf
·       Clarity             : makna dari apa yang kamu niati untuk berkomunikasi dengan benar-benar jelas
·       Logical order   : mengacu pada urutan logis dari informasi. Dalam menulis academic writing, penulis cenderung bergerak dari umum ke khusus
·       Consistency     : konsistensi mengacu pada keseragaman gaya penulisan
·       Unity               : paling sederhana, kesatuan mengacu pada pengecualian informasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan topik yang di bahas dalam paragraf tertentu
·       Conciseness     : keringkasan adalah ekonomi dalam penggunaan kata-kata. Menulis yang baik dengan cepat sampai ke point dan menghilangkan kata yang tidak perlu dan tidak perlu pengulangan (redundancy or “dead wood”). Pengecualian informasi yang tidak perlu mempromosikan persatuan dan kesatuan
·       Completeness  : sementara informasi berulang-ulang atau tidak perlu harus di hilangkan, penulis memiliki informasi penting yang di berikan mengenai suatu topik tertentu. Misalnya dalam definisi cacar air, pembaca akan mengharapkan untuk mengetahui bahwa itu adalah suatu penyakit yang menyerang khususnya anak-anak yang di tandai dengan ruam
·       Variety                        : variety membantu pembaca dengan menambahkan beberapa “bumbu” dalam teks
·       Formality         : menulis akademik itu formal dalam nada. Ini berarti bahwa kosakata canggih dan struktur tata bahasa yang digunakan. Di samping itu penggunaan kata ganti seperti “I” dan kontraksi di hindari.
            Jadi dapat di simpulkan bahwa pada minggu lalu materi yang dibahas masih di sekitar rekayasa literasi. Rekayasa literasi merupakan suatu upaya yang disengaja dan sistematis untuk menjadikan manusia yang terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara optimal. Pada pembahasan rekayasa literasi, sebenarnya yang di rekayasanya bukanlah sistemnya siperti yang saya duga, melainkan proses pengajaran reading dan writingnyalah yang di rekayasa. Dan kemudian budaya yang menjadi dampaknya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic