We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 24 Februari 2014

CLASS REVIEW



MENULIS JANGAN SEPERTI “OBOR BARALAK”

Tinta ku kembali lagi mengukuir dan menjelajah kemampuan ku, entah sampai kapan semua ini bisa ditaklukan.  Tinta sebanyak lautan pun tidak akan cukup untuk mengukirnya, dan untuk meneteskan tinta tersebut, saya harus mempersiapkan fisik (endurance) sekuat baja.  Saya tidak ingin seperti “OBOR BARALAK”, yang berarti hanya diawal semangat menggebu-gebu dan berkobar tetapi ditengah perjalanan api nya padam karena kehabisan bahan bakar. Begitu pula dengan mempelajari writing, saya tidak ingin menyerah di tengah perjalanan dan saya sudah mempersiapkan fisik yang penuh stamina untuk menghadapinya.  Dan butuh pengorbanan yang sangat mahal, yang tak seorang pun tahu harganya.

Michael Barber :

Sebuah Appetaizer Menulis Akademik Elements, yaitu:

1.      Kohesi: Gerakan halus atau “aliran” antara kalimat dan paragraph.

2.      Kejelasan: Makna dari apa yang anda berniat untuk berkomunikasi sangat jelas.

3.      Urutan logis: Mengacu pada urutan logis dari informasi. Dalam penulisan akademik, penulis cenderung bergerak dari umum ke khusus.

4.      Konsistensi: Konsistensi mengacu pada keragaman pada keseragaman gaya penulisan.

5.      Unity: Kesatuan mengacu pada pengecualian informasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan topic yang dibahas dalam paragraph tertentu.


Ketika menulis rekayasa literasi, kita harus tahu terlebih dahulu apa yang harus direkayasa, dan hubungannya ada dimana???

DIMENSI MEMBACA DAN MENULIS

LINGUISTIK (TEXT)> KOGNITIF (MIND) > PERKEMBANGAN (GROWTH) > SOSIOKULTURAL (GROUP)

           

 

           

v  Dimensi pengetahuan kebahasaan (fokus pada teks)

Membaca dan menulis utu memerlukan pengetahuan yang mencakup:

o   System bahasa untuk membangun makna seperti jenis dan struktur teks, morfologi, sintaksis, semantic, ortografi.

o   Persamaan dan perbedaan bahasa lisan dan tulis.

o   Ragam bahasa yang mencerminkan kelompok, daerah, lembaga, etnis, agama, pekerjaan, status social.

v  Dimensi pengetahuan kognitif (fokus pada minda)

Membaca dan menulis itu memerlukan pengetahuan dan keterampilan:

o   Aktif, selektif, dan konstruktif saat membaca dan menulis.

o   Memanfaatkan pengetahuan yang ada (schemata) untuk membangun makna.

o   Menggunakan proses mental dan strategi untuk menghasilkan makna (memprediksi, memonitor, mengevaluasi, merevisi, merespons, menarik, simpulan, membangun koherensi).

v  Pengetahuan perkembangan (fokus pada pertumbuhan)

Menjadi literat itu adalah prosses “menjadi” atau secara berangsur menguasai sejumlah pengetahuan ihwal:

o   Pembelajar yang aktif dan konstruktif dalam perkembangan literasinya.

o   Pemakai berbagai strategi dan proses mengkonstruksi berbagai dimensi literasi seperti pengumpulan data, menunjukan hipotesis, menguji hipotesis.

o   Pengamatan atas dan melakukan transaksi dengan mereka yang lebih fasih didalam dan diluar kelompok social dalam lembaga seperti terkait dalam etnik, budaya, agama, keluarga, pekerjaan, sekolah.

o   Pemanfaatan pengetahuan yang diperoleh lewat membaca dan mendukung kegiatan (perkembangan keterampilan) menulis dan sebaliknya.

o   Bagaimana menegosiasi makna tekstual melalui pemakaian dan dukungan system komunikasi alternative, seperti seni music, matematika.

v  Pengetahuan sosiokultural (fokus pada kelompok)

Membaca dan menulis itu memerlukan pengetahuan ihwal:

o   Tujuan dan pola literasi yang beragam sesuai dengan kelompok, daerah, lembaga, etnis, agama, pekerjaan.

o   Aturan dan norma dalam melakukan transaksi dengan bahasa tulis sesuai dengan kelompok, daerah, lembaga, etnis, agama, pekerjaan.

o   Fitur-fitur linguistis dari berbagai teks untuk berbagai tujuan di dalam dan silang kelompok social dan lembaga seperti terkait suku bangsa, budaya, agama, keluarga, sekolah, lembaga.

o   Kemampuan melakukan kritik teks dari berbagai kelompok social.

v  Kegiatan literasi

Selalu secara serentak melibatkan keempat dimensi (bahasa, kognitif, social, dan perkembangan).  Literasi tidaak sederhana sekedar menguasai alphabet atau sekedar mengerti hubungan antara bunyi dengan symbol tulisnya, tetapi symbol itu difungsikan secara bernalar dalam konteks social.  Dan kualitas literasi berkembang seiring dengan kematangan diri.  Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi tingkat literasi seseorang.  Bila pendidikan seseorang relative tinggi tetapi tingkat literasinya relative rendah (pada umumnya ilmuan Indonesia kurang produktif menulis), bisa jadi karena pendidikan literasinya kurang maksimal, atau karena sudut pandang (paradigma) yang berbeda ihwal (pendidikan)literasi.

 

Ok, kembali kepada pembahasan Mr. lala

Teks itu bersifat :

1.      Verbal

2.      Visual

3.      Tertulis

 

Semiotika teks adalah cabang semiotika, yang secara khusus mengkaji teks dalam berbagai bentuk dan tingkatannya.  Analisis teks adalah cabang dari semiotika teks, yang secara khusus mengkaji teks sebagai sebuah “Produk penggunaan bahasa” berupa kumpulan atau kombinasi tanda-tanda.  Teks didefinisikan sebagai pesan-pesan, baik menggunakan tanda verbal maupun visual, dan secara lebih spesifik adalah pesan tertulis yaitu produk bahasa dalam tulisan.  Tanda merupakan bagian dari kehidupan social. 

            Menurut Saussure “tanda” merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan dari dua bidang, yaitu:

1.      Bidang penanda (signifier) yaitu untuk menjelaskan ”bentuk”  atau “ekspresi”.

2.      Bidang petanda (signified) yaitu untuk menjelaskan “konsep” atau “makna”.

Sedangkan menurut Charles Sander Peirce, mengelompokan tanda kedalam tiga jenis, yaitu: indeks, ikon, symbol.  Indeks adalah tanda dimanan hubungan penanda (signifier) dan petanda (signified) di dalamnya bersifat kausal.  Seperti hubungan antara asap dan api .  ikon adalah tanda dimana hubungan antara penanda dan petandanya bersifat keserupaan (simili-tude).  Dan symbol adalah tanda yang hubungan penanda dan petandanya bersifat arbitrer atau konvensional.  Analisis teks beroprasi pada dua jenjang, yaitu:

1.      Analisis tanda secara individual (jenis tanda, mekanisme).

2.      Analisis tanda sebagai sebuah kelompok atau kombinasi (kumpulan tanda-tanda yang membentuk apa yang disebut “teks”).

Study teks juga mempunyai beberapa cabang, diantaranya adalah: hermeneutika (hermeneutics), retorika (rhetorics), narasi (narrative), chronemiks (semiotika waktu), bahasa tubuh (body language).

Jadi, bagaimana literasi diajarkan, ya bergantung pada paradigma ihwal literasi itu.  Secara turun-temurun, wacana pembelajaran bahasa terfokus pada empat ketermpilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).  Dalam pembelajaran bahasa asing, istilah atau pendekatan literasi kurang dikenal.  Istilah yang lazim dikenal oleh para guru adalah empat keterampilan berbahasa, paling-paling plus budaya, dan hampir tidak pernah menyebut sastra.  Mengajarkan literasi pada intinya menjadikan manusia yang secara funsional mampu berbaca-tulis, terdidik, cerdas, dan menunjukan apresiasi terhadap sastra. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic