(class review 2)
Menulis lagi, membaca lagi. Tidak
ada kata berhenti untuk dua kegiatan tersebut. Meskipun bosan dan lelah teramat
sering menyerangku dan berusaha menaklukkanku untuk berhenti menulis dan
membaca. Namun, jika saya berhenti menulis maka saya tidak layak berada di
kelasnya Mr. Lala. Bukankah itu sesuatu yang dilematis? Meskipun demikian,
apapun yang terjadi saya tidak boleh menyerah.
Pada class review pertama kemarin,
saya menulis tentang Academic Writing. Di dalam writing 4 ini, terdapat tiga
aspek sebagai berikut :
1. Academic
Writing
2. Critical
Writing
3. Writing
:
Ø A
way to knowing something
Ø A
way to representing something
Ø A
way to reproducing something
Dari
ketiga aspek tersebut, pada poin ketiga yaitu writing mencakup tiga bagian.
Ketiga hal tersebut berhubungan dengan knowledge, information dan experience.
Jika digambarkan, maka siklusnya akan seperti ilustrasi di bawah ini :
Jadi,
dari ilustrasi di atas dapat dijelaskan bahwa dari knowing, selanjutnya
direpresenting setelah dikaji dengan seksama dan setelah itu direproducing
sebagai pengetahuan baru yang dimunculkan dari sebuah pengetahuan. Proses
tersebut akan terus-menerus sesuai dengan apa yang dilakukan oleh manusia.
Namun dalam memahami sesuatu, yang paling efisien yakni experience. Hal itu
disebabkan karena ketika kita mengalami sesuatu, maka hal itu akan mudah
diingat dan sulit dilupakan. Sama halnya ketika kita mengalami kejadian buruk
atau menyenangkan dalam hidup kita. Hal tersebut akan selalu ada dalam memori
kita.
Dalam
academic writing, sifat tulisannya akan :
·
Rigid
·
Critical
·
Structure-focused
·
Systematicity
Siklus
proses menulis
Keterangan
:
Jika think-nya kritis, maka
tulisannya akan bersifat kritis atau sebaliknya. Itu artinya “Think” sangat
berpengaruh terhadap hasil dari kegiatan membaca dan menulis.
Masih ingatkah pada semester 2
mengenai writing? Kegiatan baca-tulis merupakan kegiatan mereproduksi ilmu
pengetahuan. Dengan kata lain, kita dapat menemukan hal baru dari kegiatan
tersebut. Selain itu, otak kita akan terbiasa berpikir dan menuangkannya dalam
bentuk tulisan. Dengan begitu, kecil kemungkinannya otak kita menjadi tumpul
karena selalu dilatih dan diasah untuk berpikir.
Pada mata kuliah ini, kita dianggap
sebagai multilingual writer. Sebagai multilingual writer, kita harus mampu
menulis entah itu L1 dan L2 secara efektif, yang berperan sebagai critical
reader pada L1 dan L2, dapat bertransformasi diri dari siswa bahasa menjadi
students of writing, dapat membuat atau berpendapat dalam kehidupan dan mengubah
dunia. Demikian tuntutan yang terarah pada kita.
Kegiatan membaca dan menulis memang
sangat berpengaruh bagi perkembangan cara berpikir manusia. Kegiatan tersebut
terlihat sederhana namun sebenarnya sangat komplikasi. Di dalam kegiatan
tersebut, melibatkan banyak aspek. Menurut Hyland (2004:4) menulis merupakan
sebuah kegiatan yang berdasarkan dari ekspektasi. Kemungkinan-kemungkinan si
pembaca dalam mengartikan maksud si penulis ditingkatkan seandainya si penulis
meminimalisir kesulitan untuk mengantisipasi apa yang mungkin dipikirkan oleh
pembaca berdasarkan dari teks-teks sebelumnya yang telah ia baca yang memiliki
jenis yang sama dengan apa yang kita tulis.
Berdasarkan apa yang dikemukakan
oleh Hyland, dapat dipahami bahwa sebagai penulis kita harus mempertimbangkan
pemikiran pembaca. Bagaimana caranya supaya pembaca dapat memecahkan apa yang
kita tulis dan tujuan atau maksud dari tulisan tersebut. Kita juga harus tahu
untuk siapa tulisan yang kita tulis tersebut ditujukan.
Sementara itu, menurut Hoey (2001)
dan dikutip oleh Hyland (2004) bahwa readers dan writers diibaratkan sebagai
penari. Mereka mengikuti langkahnya masing-masing. Masing-masing kumpulan arti
dari teks dengan menduga apa yang mungkin orang lain lakukan dengan membuat
koneksi-koneksi pada teks sebelumnya.
Selain Hyland dan Hoey, kita juga
dapat melihat pendapat dari Lehtonen (2000:74) on Barthes. Dimana bahasa untuk
Saussure merupakan system yang mana mendefinisikan arti-artinya sendiri.
Barthes melihat peran seseorang yang telah berlatih linguistic activity juga
sebagai sentral pada formation of meanings. Seorang writer, bukanlah seorang
writer ketika ia tidak sedang menulis. Dikatakan writer, ketika seseorang
tersebut sedang menulis. Barthes telah benar-benar mendeklarasikan bahwa dalam
kegiatan menulis merupakan kematian bagi si penulis, sekaligus berarti
kelahiran bagi si pembaca.
Ketika kita menulis sebuah tulisan,
maka tulisan tersebut akan menjadi kuburan jika tidak ada yang membacanya.
Sebaliknya, tulisan tersebut akan hidup jika tulisan tersebut ada yang membaca.
Tentu dengan kesepakatan antara pemikiran pembaca dengan apa yang ditulis oleh
penulis.
Dalam argument-argumen lebih jauh
yang dikemukakan oleh Lehtonen, dikatakan bahwa:
Ø Reader
mencapai inti dari formation of meanings, dan membaca menjadi tempat dimana
meanings tersebut berada.
Ø Texts
dan readers tidak pernah ada secara independen satu sama lain. Namun faktanya,
mereka memproduksi satu sama lain.
Ø Reading
termasuk memilih apa yang akan dibaca. Mengatur dan menghubungkannya
bersama-sama supaya membentuk arti-arti sebaik membawa pengetahuan si pembaca
kedalam teks.
Dari
apa yang dikemukakan Lehtonen, dapat kita hubungkan antara teks, konteks,
reader, writer dan arti. Mula-mula si penulis harus menulis berdasarkan ekspektasi
dari pembaca. Kemudian si pembaca dapat mengetahui arti dari tulisan tersebut
melalui konteks. Disinilah pentingnya kemampuan penulis dalam menyajikan apa
yang diharapkan oleh pembaca.
Demikian
class review kedua yang saya tulis di pecan ini. Judul dari class review ini
merupakan perwujudan dari apa yang saya pikirkan dalam menulis class review
kali ini. Dari apa yang saya tumpahkan pada class review ini, apat ditarik
kesimpulan secara garis besar menulis merupakan kegiatan yang sangat
complicated. Dalam kegiatan tersebut, agar maksud kita tersampaikan dengan baik
kepada si pembaca, maksud yang ingin diutarakan, penulisan teks, hubungan antar
kalimat dan meaning dari teks tersebut. Jika pembaca dapat memaknai tulisan
kita dengan baik, maka itu artinya kita sudah dapat menulis dengan baik pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic