Class
review
Kesunyian malam beserta rintikan
hujan mengajaku ntuk berimajinasi.
Berimajinasi untuk mencari serpihan kata yang harus aku gabungkan dalam
sebuah kalimat sehingga menjadi sebuah teks.
Andai setiap tetesan air hujan itu adalah serpihan kata yang dicari,
pastinya tidak akan kubiarkan air itu pergi mengalir. Tapi akan kuibaratkan air hujan itu seperti
ide yang ada dalam imajinasiku, tidak akan pernah kubiarkan mereka pergi.
Andai menulis itu seperti memasak
pop mie, pastinya tidak akan sesulit ini.
Sayangnya menulis itu seperti masak sup ayam, yang semua bumbunya harus
supaya enak dan mempunyai cita rasa yang luar biasa. Apabalagi masakan itu akan disajikan kepada
chef professional yang sudah mengenal dan merasakan semua masakan, sedangkan
yang menyajikannya hanyalah seorang koko biasa yang masih dalam tahap belajar,
pasti akan sulit sekali. Seperti itulah menulis, kita diibaratkan sebagai
seorang koki biasa yang masih dalam tahap belajaryang sedang berusaha membuat
masakan yang bercita rasa yang tinggi.
Entah keberapa kalinya saya menulis,
yang pasti saya merasa tingkat kesulitan saya dalam menulis semakin
bertambah. Terlebih pada semester ini
kita akan belajar bukan writing biasa, melainkan kita belajar menulis akademik
(academic writing). Yang mana akan lebih
complicated. Menulis akademik itu untuk
siswa internasional yang belajar diperguruan tinggi dan universitas, yang
tingkat kesulitannya lebih tinggi. Dalam
pertemuan sekarang ini kita membahas kembali tentang materi sebelumya, yaitu
tentang :
Ø Akademik
writing
Dalam menulis akademik
pastinya kita lebih critical, formal, structure (focus), systematically, kaku,
dan complicate. Bagaimana tidak, disini tulisan kita difokuskan untuk siapa
yang akan membacanya. Kita juga akan
lebih kritis lagi dalam menulis.
Ø Critical
thinking
Diagram diatas
menjelaskan tentang proses dalam menulis.
Yang pertama yaitu berfikir,
karena semuanya akan bmula dari sebuah fikiran, maka dari itu kita harus
berfikir kritis. Setelah itu ialah
membaca, karena dengan membaca kita akan mendapat berbagai macam pengetahuan
dan membaca adalah sumber dari semua pengetahuan yang kita dapatkan. Maka dari itu kita harus banyak membaca. Setelah kita membaca dan berfikir, kita
langsung menuangkan pengetahuan yang telah kita dapatkan dengan cara
menuliskannya. Karena menulis adalah
experience.
Ø Writing
Menulis itu adalah :
·
A way of knowing something
Menulis adalah suatu
cara untuk mngetahui sesuatu. Disamping
membaca, menuis juga sumner untuk mengetahui sesuatu. Karena kita akan selalu ingat sesuatu
tersebut dengan cara kita selalu mengingat situasi dan kondisi disaat kita
menuliskannya.
·
A way of representing something
Menulis adalah suatu
cara untuk menghadirkan kembali sesuatu atau kita bisa bercerita dalam tulisan
·
A way of reproducing something
Dengan menulis kita
bisa mereproduksi sesuatu.
Maksud sesuatu dari semuanya adalah
informasi, knowledge, dan experience.
Disini yang paling berperan adalah experience, karena menulis adalah
pengalaman, setiap sesuatu yang kita tuliskan itu adalah sebuah pegalaman.
Bukan
hanya itu saja, pertemuan kali ini kita juga membahas tentang ‘ Knowing Who We
Really Are’. Maksudnya adalah mengetahui
tentang diri kita sebenarnya, terlebih dalam kemampuan literasi kita. Kita harus mengetahui keterampilan menulis
kita seperti apa dan sampai dimana.
Karena keterampilan menulis itu sangat penting dan menjadi bekal untuk
sukses dikemudian hari.
Menurut
Ken Hyland, menulis diidentifikasi sebagai salah satu keterampilan proses
penting dalam dunia yang lebih dari sebelumnya didorong oleh data dan
numeric. Jadi menulis itu memang
sangatlah penting.
Dalam
perspektif Mr.Lala sendiri, kita adalah seorang penulis ‘multilingual’, yang
menulis secara efektif dalam bahasa pertama dan kedua. Yang berfungsi sebagai pembaca kritis, baik
itu dalam bahasa pertamamaupun bahasa kedua, yang mengubah diri dari seorang
mahasiswa bahasa menjadi seorang mahasiswa menulis yang dapat membuat informasi
pilihan dalam hidup, yang bsa mngubah dunia.
Dalam
academic writing, kita dipaksa untuk bisa mengubah diri kita yang tadinya
mahasiswa bahasa menjadi mahasiswa menulis.
Akan tetapi semua itu tidaklah mudahm denga begitu kita bisa
meningkatkan literasi Negara kita, dan juga kita dapat mengubah dunia dengan
keterampilan menulis dan membaca kita.
Karena literasi tinggi akan meningkatkan GDP. Namun, kita tidak hanya terampil dalam
menulis saja, tapi kita juga harus terampil dalam membaca. Pembaca akan selalu terlibat dalam menulis.
Dalam
teks, pembaca akan menemukan sikap yang jelas dalam pengajaran. Menulis melibatkan pengetahuan tentang teks,
kontes, dan pembaca. Ini membantu untuk
mngembangkan gagasan bahwa penulis membutuhkan strategi yang realistis untuk menyusun
dan merevisi, tapi mereka juga harus memiliki pemahaman yang jelas untuk
pengalaman menulis sesuai tuntutan. (Ken Hyland).
Terkait
dengan bapak Hyland, bahwa menulis melibatkan pembaca. Itu dikarenakan adanya penulis karena adanya
pembaca. Bahkan seorang pembaca akan
lebih kritis, karena kita dapat memperoleh pengetahuan dengan membaca, dan
sebagai seorang pembaca kita harus comprehend dalam memahami teks yang kit
abaca. Kenapa membaca itu masih lebih
penting dan sulit? Karena kemampuan dalam membaca kita menentukan kekuatan
tulisan kita. Tanpa membaca tidak akan
ada seorang penulis.
Teks
dan pembaca tidak pernah ada dalam independen satu sama lain, tetapi sebenarnya
menghasilkan satu sama lain. Membaca
termasuk memilih apa yang harus dibaca, mengorganisir dan menghubungkan mereka
bersama-sama dalam rangka arti to form serta membawa pengetahuan pembaca ke
teks.
Dalam
kata lain, menulis dan membaca membuat sebuah hubungan yang disebut
‘seni’. Jadi, pada kesimpulannya membaca
dan menulis saling berhubungan, karena keduanya sama-sama keterampilan yang
sangat penting. Karena sebuah tulisan
tanpa ada yang membaca itu bagaikan kuburan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic