Miris sekali ketika mengetahui produktifitas karya ilmiah anak bangsa indonesia lebih
rendah dibandingkan dengan negara tetangga, yaitu Malaysia yang jauh lebih
banyak dari negara kita. Faktanya penduduk negara indonesia lebih banyak dari
pada negara malaysia. Tetapi, pada saat sekarang ini jumlah karya ilmiah dari
penggunaan tinggi di indonesia lebih rendah jika dibandingkan dengan malaysia.
Pertanyaannya, siapa yang mempunyai andil besar terhadap masalah ini?
Kemampuan menulis di tingkat perguruan tinggi sangatlah penting.
Tetapi, tidak sedikit mahasiswa perguruan tinggi negeri ataupun swasta di
indonesia mempunyai kemampuanrendah dalam kegiatan menulis. seorang ahli telah
mensurvei bahwa mahasiswa yang mempunyai kemampuan menulisyang baik itu
dikarenakan dia terbiasa membaca. Dengan
demikian, membaca merupakan jalan pintas menuju kegiatan menulis.
Timbul masalah baru dalam hal ini, yaitu gegiatan membaca. Banyak
mahasiswa yang mengatakan jika mereka tidak suka membaca. Selain itu mereka
mempunyai alasan masing-masing. Tetapi jika kita berfikir lebih jauh, membaca
merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh para mahasiswa. Karena jika mereka
tidak membaca, darimana mereka mendapatkan ilmu? Tidak cukup jika mereka hanya
mendengarkan dan menyimak penjalasan (ceramah) dari dosen di dalam kelas saja,
namun mereka juga membutuhkan refrensi lain dari materi yang diajarkan. Hal ini
bertujuan untuk menambahkan ilmu pengetahuan mereka.
Aktifitas membaca tentunya membutuhkan media untuk dibaca. Seperti
koran, majalah, artikel, jurnal dan lain sebagainya. Buku bacaan yang
dibutuhkan oleh mahasiswa pemula yaitu buku bacaan yang sesuai dengan kriteria
dan kemampuan mereka dalam memahami buku tersebut. Mereka beralasan bahwa
buku-buku bacaan yang sering mereka temui terdapat bahsa-bahasa tinggi dan hal
itu membuat mereka sulit untuk memahami buku tersebut. Dengan demikian, penulis
harus mengetahui dan menyadari terlebih dahulu siapa yang akan menjadi pembaca.
Serta bagaimana konteks bahasa yang harus
mereka gunakan dalam tulisan tersebut. Disamping itu, para mahasiswa
juga harus meningkatkan kemampuan membaca, karena tidak selamanya mereka
membaca buku bacaan yang sesuai dengan kriteria sebagai pembaca pemula. Akan
lebih baiknya seorang pembaca harus mempunyai pemikiran yang kritis terhadap
apa yang mereka baca, karena bacaan tersebut belum tentu sesuai dengan
pemikiran kita.mereka belum bisa menu
ntuk menuangkan u menuangkan dekaangkan
Kemampuan membaca akan menentukan kemampuan menulis.jika kita
mempunyai kemampuan membaca yang baik dan kritis, tentu sajq akqn memudahkan
kita untuk menulis. namun hal ini tidak semudah yang kita bayangkan. Kebanyakan
mahasiswa yang mempunyai pemikiran yang kritis terhadap suatu bacaan, tetapi
paktanya mereka belim bisa menuangkan pemikiran mereka dalam tulisan.dengan
demikian para mahasiswa harus dilatih untuk menuangkan pengalamannya dalam sebuah tulisan. Salah satunya dengan
cara memberikan tugas menulis atau mereview hasil dari menyimaksebuah materi
yang telah dijelaskan oleh dosen. Hal ini tentu akan memerlukan penalaran para
mahasiswa.
Kita tahu bahwa skripsi
merupakan perspektif utama seseorang mahasiswa khususnya S1 yang ingin
cepat lulus dan menjadi sarjana. Berbagai penelitian dilakukan untuk melengkapi
kajiandalam skripsinya. Dari pengalaman penelitian tersebutlah mahasiswa
diwajibkan menuliskan hasil dari penelitiannya.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa membaca merupakan
jembatan menuju pada kregiatan menulis. Dengan menulis pula, seseorang akan
giat membaca literatur untuk memperkaya istilah kata dan menambah materi yang
akan kita tulis. Dengan demikian, menulis akan membutuhkan banyak berfikir
dengan kata lain kita sedang mengasah otak. Disitulah munculnya
tantangan-tantangan seorang penulis.
Kembali pada bahasan permasalahan yang sedang terjadi di negara
Indonesia tentang jumlah karya ilmiah
di Perguruan Tinggi. Setelah ditelaah lebih dalam, permasalahan ini adalah
tanggung jawab kita semua. Seorngahli pengatakan bahwa tingkat kemampuan
menulis pengajarlah yang paling berpengaruh pada kemampuan menulis mahasiswa.
Hal ini menunjukan bahwa jika kita ingin meningkatkan kemampuan menulis par
mahasiswa, maka terlebih dahulu harus meningkatkan kemampuan menulis para
pengajar (dosen). Seorang pengajar (dosen) khususny ahli bahasa harus bisa
menulis, tetapi dosen yang bisa menulis belum tentu jadi ahli penulis. Sehingga
seorang ahli pun mengatakan bahwa jangan pernah bermimpi menjadi seorang dosen
jika tidak bisa menulis. selain itu, terdapat peraturan yang mewajibkan para
dosen menerbitkan bukunya pertahun. Tetu saja hal ini menimbulkan pro dan
kontra dikalangan para dosen, kenapa tidak? Mereka dituntut untuk menjadi
seorang ahli penulis. Tetpi, jika kita melihat diri sisi positif, dengan hal
ini tetunya akan meninngkatkan kualitas para dosen di Indonesia dan berdampak
positif pula kepada para mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic