Class Review 2
Tak terasa
waktu seminggu pun berlalu begitu cepat.
Itu artinya aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hari yang
rasanya lebih melelahkan dibandingkan dengan hari-hari yang lainnya. Hari itu adalah hari Selasa, tepatnya pada
tanggal 11 Februari 2014. Sang jarum jam
yang menunjukkan pukul 10.50 WIB, dimana teriknya sinar mentari yang begitu
menghangatkan seluruh ruangan.
Pada hari itu
merupakan pertemuan kedua di semester empat ini dengan mata kuliah yang
mengharuskan pena ini selalu menari-nari di lembaran-lembaran putih yang menggoreskan
goresan-goresan indah. Itu adalah
Writing. Tentunya dengan dosen yang tak
asing lagi. Beliau adalah Mr. Lala
Bumela, M.Pd.
Pada pertemuan
kedua tersebut, tentunya begitu banyak ilmu yang diberikan oleh beliau. Dalam mata kuliah writing di semester empat
ini yang didalamnya terdapat basic thing, diantaranya :
1)
Academic Writing
Di semester
empat ini, academic writing menjadi basic thing yang pertama. Hal-hal yang berhubungan dengan academic
writing yaitu bersifat sebagai berikut :
·
Rigid
Rigid disini
mempunyai makna kaku. Maksudnya yaitu
penulisan dalam academic writing itu bersifat kaku dan sukar. Oleh karena itu, kita
harus bisa mencairkan ide-ide yang kaku tersebut, sehingga itu akan menjadi
sebuah tantangan.
·
Formal
Berbicara
mengenai academic writing, tentunya tulisannya bersifat formal. Hal itu
dikarenakan academic writing merupakan sebuah karya tulis yang disusun untuk
akademisi.
·
Critical
Selain kedua
sifat tersebut, yaitu rigid dan formal.
Academic writing juga bersifat kritis.
Tentunya tulisannya harus bersifat kritis, karena didalamnya mengkaji
hasil penelitian dan penelaahan.
·
Structure-focused
Dalam academic
writing, sifat yang harus dimiliki selanjutnya yaitu structure-focused. Hal ini berarti dalam penulisannya harus
tersusun secara terfokus pada satu objek kajian.
·
Systematically
Hal terakhir
yang harus diperhatikan dalam academic writing yaitu systematically. Tentunya
dalam penulisannya harus disusun secara sistematis.
2)
Critical Thinking
Selain
academic writing, basic thing yang kedua yaitu critical thinking atau berpikir
kritis.
Tahapan dalam menulis
yaitu think, read, and write. Tahapan
pertama yaitu think. Dalam hal ini,
critical thinking memiliki peranan yang sangat penting dalam menulis. Hal ini
dikarenakan proses berpikir dalam menulis tentunya membutuhkan banyak waktu dan
energi yang ekstra agar mampu menghasilkan tulisan yang baik. Setelah tahapan berpikir, selanjutnya yaitu
read atau membaca. Pada tahapan ini,
tentunya kita tidak hanya sekadar membaca, tetapi harus bisa memahami hasil dari
membaca tersebut. Tidak hanya itu,
tentunya kita juga harus bisa menjadi pembaca yang kritis. Setelah melewati dua tahapan tersebut, yaitu
think and read. Tahapan yang terakhir
yaitu write. Dalam menulis tentunya akan
lebih membutuhkan banyak tenaga dan pikiran yang ekstra. Tidak semua orang bisa menulis, terlebih lagi
tulisan yang bersifat akademik. Untuk
menjadi seorang penulis yang hebat, tentunya kemampuan membaca dan menulisnya
(literasi) tergolong dalam kategori yang bersifat kritis. Jadi, ketiga tahapan dalam menulis tersebut,
semuanya saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
3)
Writing
Menulis
merupakan suatu hal yang crucial dan complicated. Hal ini dikarenakan tidak semua orang bisa
menulis, terlebih lagi apabila tingkat literasinya yang masih rendah. Disini, menulis dalam teaching orientation bagi
Mr. Lala, yaitu sebagai berikut :
·
A way of knowing something
Dalam hal ini,
menulis yaitu sebagai cara untuk mengetahui sesuatu. Dengan menulis berarti kita dapat mengetahui
sesuatu, contohnya yaitu ilmu pengetahuan baru.
Dengan begitu, menulis dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang
baru.
·
A way of representing something
Dalam hal ini,
menulis berarti berfungsi sebagai cara untuk meghadirkan kembali sesuatu. Sebagai contoh yaitu kita bisa menghadirkan
kembali ilmu pengetahuan atau pengalaman-pengalaman di masa yang lalu. Dengan begitu, pengetahuan dan pengalaman
yang dahulu akan tetap terjaga dan tidak mudah untuk dilupakan.
·
A way of reproducing something
Dalam hal ini,
menulis berfungsi sebagai cara untuk menghasilkan kembali sesuatu. Contohnya yaitu informasi, ilmu pengetahuan,
atau pengalaman-pengalaman. Sehingga dengan
menulis semua hal tersebut bisa dihasilkan kembali agar tetap terabadikan.
Selain
pembahasan tersebut, Mr. Lala membahas mengenai "Knowing who we really are". Maksudnya yaitu dalam menulis khususnya dalam
mata kuliah writing, potensi kita terletak di sebelah mana, apakah kita hanya sekadar
menulis tanpa tujuan, atau apakah kita menulis hanya sekadar ingin mendapatkan
nilai yang bagus, atau sebagainya. Dalam
persfektif Mr. Lala, kita adalah A Writer Multilingual. Maksudnya yaitu seorang penulis yang menulis
secara efektif dalam bahasa pertama dan bahasa kedua, yang berfungsi sebagai
pembaca kritis baik dalam bahasa pertama dan kedua, yang mengubah diri dari
seorang mahasiswa bahasa menjadi mahasiswa menulis, yang dapat membuat
informasi pilihan dalam hidup, yang bisa mengubah dunia.
Berbicara
mengenai menulis, Hyland mengatakan, "menulis adalah praktek yang
didasarkan pada harapan: peluang pembaca menafsirkan maksud penulis meningkat
jika penulis mengambil kesulitan untuk mengantisipasi apa yang mungkin pembaca
harapkan berdasarkan pada teks-teks sebelumnya yang ia telah baca dari jenis
yang sama.
Hubungan antara
penulis dan pembaca yaitu diibaratkan seperti penari. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Hoey
(2001), yang dikutip dari Hyland (2004) bahwa menyamakan antara pembaca dan
penulis sebagai penari yang mengikuti setiap langkah yang lainnya, setiap rasa
yang terkumpul dari teks dengan mengantisipasi apa yang lainnya mungkin
melakukan dengan membuat hubungan teks sebelumnya. Dengan kata lain, penulis dan pembaca membuat
sebuah hubungan yang disebut Art.
Menurut
Lehtonen, pembaca naik ke inti pembentukan makna, dan membaca menjadi tempat
dimana makna tersebut dimiliki. Antara
teks dan pembaca tidak pernah ada secara independen satu sama lain, melainkan
sebenarnya menghasilkan satu sama lain.
Membaca yang didalamnya termasuk memilih apa yang harus dibaca, mengorganisir
dan menghubungkan semuanya bersama-sama supaya membentuk makna, serta membawa
pengetahuan pembacanya sendiri ke dalam teks.
Dalam teks,
pembaca akan menemukan sikap yang jelas terhadap pengajaran menulis yang
menekankan pandangan bahwa menulis melibatkan menulis keterampilan dan
pengetahuan tentang teks, konteks, dan pembaca.
Hal ini membantu untuk mengembangkan gagasan bahwa penulis membutuhkan
strategi yang realistis untuk menyusun dan merevisi, tetapi mereka juga harus
memiliki pemahaman yang jelas tentang genre untuk struktur pengalaman menulis
mereka sendiri sesuai tuntutan dan kendala konteks tertentu.
Jadi, pada
kesimpulannya adalah dalam menulis memiliki beberapa tahapan, diantaranya
think, read, and write. Pada tahapan
pertama yaitu think, sangat memengaruhi dan menentukan untuk tahapan
berikutnya. Hal itu dikarenakan proses
awal yang harus dilakukan dalam menulis yaitu berpikir kritis. Tentunya apabila kita tidak berpikiran secara
kritis, bagaimana mungkin kita bisa membaca dan menulis, sehingga mampu
menghasilan tulisan yang berkualitas. Ketiga
tahapan tersebut tentunya memiliki keterkaitan antara satu dengan yang
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic