Pada bahasan kali ini
mengenai critical review yang topiknya, adalah classroom discourse to foster religious harmony. Tujuannya menulis critical
review ini, yaitu menganalisis teks dan isu dari A. Chaedar Alwasilah. Beliau adalah seorang penulis yaitu yang
mempunyai gelar profesor di Universitas Pendidikan Indoneisa (UPI)
Bandung. Bukan hanya itu saja, tetapi
beliau ini adalah seorang anggota dari education Dewan Tinggi. Beliau menulis teks tersebut, pada tanggal 22
Oktober 2011 pukul 12:07PM disertai dengan bukti yang berupa fakta dan faktor
pendukung dari berbagai sumber referensi yang insya allah dapat di percaya.
Teks ini sangatlah menarik untuk dibaca dan di telaah, karena ini mengenai
literasi yang ada di sekitar lingkungan yang sering kita jumpai.
Inti dari teks tersebut adalah literasi pendidikan yang akan menghasilkan
literasi sosial, dan mengakibatkan toleransi antar bangsa, negara, etnis dan
agama. Maksud dari literasi pendidikan
yaitu jika orang tersebut memiliki kualitas
pendidikan yang bagus, maka orang tersebut bisa menyesuaikan dengan
permasalahan sosial. Bahkan lompatan
ekonomi pun ada pada literasi, dan orang yang memiliki literasi yaitu bisa
mensejahterakan hidupnya dan membuat aman bagi bangsanya seperti negara
Swiss. Bukan hanya Swiss saja, tetapi
Korea Utara saja sudah bisa menciptakan nuklir untuk membuat aman negaranya
dari serangan musuh. Ciri-ciri orang
yang mempunyai literasi yaitu mempunyai pemahaman yang tinggi terhadap
literasi, yaitu dari hal kecil saja mereka sudah bisa melakukan. Sedangkan bangsa Indonesia mengakui bahwa
bangsa ini memiliki literat yang tinggi, padahal nyatanya terdapat pada fakta
jika ingin sesuatu tergesa-gesa seperti tidak mau mengantri dan apabalia ia
tidak sabar akan hal demikian maka yang terjadi yaitu bentrok atau tawuran, hal
kecilnya yaitu perdebatan dan permusuhan.
Pada faktanya juga bahwa bangsa Indonesia itu memiliki rapot merah anak
bangsa dalam pendidikan, seperti 45% siswa Indonesia tidak dapat mencapai skor
400. Negara-negara yang memiliki
prestasi membaca yaitu salah satunya
Singapura (Chaedar alwasilah : 169).
Pada teks tersebuut juga selain literasi, memiliki liberalisme
pendidikan.
Dari hasil teks tersebut, saya
mempunyai beberapa poin penting yang ingin saya kritisi, beberapa diantaranya
yaitu:
Menurut Rubin (2009), bahwa konsep interaksi dengan rekan sebaya
adalah komponen penting dalam teori pembangunan. Program sekolah harus sengaja memfasilitasi
interaksi rekan untuk mengembangkan wacana sipil positif. Mereka juga harus diajarkan bagaimana untuk
menyumbangkan ide-ide yang relevan dengan topik diskusi. Apriliawati (2011), menyajikan sebuah laporan
bahwa interaksi teman sebaya dalam hubungan kelas wacana sipil yang positif di
kalangan siswa. Interaksi rekan dalam
study sosial, kelas dan pancasila tidak perilaku menggangu jika guru mengelola
kelas secara efektif. Menjadi berisik
tidak selalu negatif, ini bisa menjadi bukti interaksi interaktif dan
mencerahkan. Seharusnya guru SD
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendorong pengalaman bermakna, yaitu
interaksi dengan siswa lain dari agama yang berbeda, etnis dan kelompok –
kelompok sosisal yang berbeda. Oleh
karena itu, disarakan agar mempromosikan interaksi sebaya harus di laksanakan
sebagai salah satu kegiatan rutin di kelas.
Idealnya, kebijakan ini harus menyediakan tempat beribadah bagi siswa
dari semua agama.
Sebaliknya jika ketidak mampuan untuk menjaga hubunngan baik dapat
merugikan individu dan dapat menyebabkan tingkat konflik sosial tertentu dalam
suatu masyarakat tertentu. Bahkan
masalah sosial pun berulang, seperti tawuran antar pelajar, bentrok antar
warga, etnis dan agama. Hal tersebut
merupakan radikalisme di seluruh Indonesia dari penyakit sosial yaitu kurangnya
sema-mata kepekaan dan rasa hormat terhadap orang lain dari kelompok yang
berbeda. Bukan hanya itu saja, banyak
fakta yang lainnya mengenai konflik antar etnis dan antar agama yang terjadi di
Sambas(2008), Ambon (2010), itu adalah beberapa contoh saja yang melakukan
bentrok di daearahnya. Dalam penilitian
Ariliaswati ada tiga siklus yang
dilakukan dengan kelas, yaitu kelas empat dari 43 siswa di sebuah sekolah dasar
di Pontianak kota dimana bentrokan antar etnis telah terjadi cukup sering. Studi ini membuktikan bahwa sekolah harus
berfungsi sebagai laboratorium untuk latihan masyarakat sipil.
Sebaliknya jika ketidak mampuan untuk menjaga hubunngan baik dapat
merugikan individu dan dapat menyebabkan tingkat konflik sosial tertentu dalam
suatu masyarakat tertentu. Bahkan
masalah sosial pun berulang, seperti tawuran antar pelajar, bentrok antar
warga, etnis dan agama. Hal tersebut
merupakan radikalisme di seluruh Indonesia dari penyakit sosial yaitu kurangnya
sema-mata kepekaan dan rasa hormat terhadap orang lain dari kelompok yang
berbeda. Bukan hanya itu saja, banyak
fakta yang lainnya mengenai konflik antar etnis dan antar agama yang terjadi di
Sambas(2008), Ambon (2010), itu adalah beberapa contoh saja yang melakukan
bentrok di daearahnya. Dalam penilitian
Ariliaswati ada tiga siklus yang
dilakukan dengan kelas, yaitu kelas empat dari 43 siswa di sebuah sekolah dasar
di Pontianak kota dimana bentrokan antar etnis telah terjadi cukup sering. Studi ini membuktikan bahwa sekolah harus berfungsi
sebagai laboratorium untuk latihan masyarakat sipil.
Dengan demikian didefinisikan,
pendidikan liberal bertujuan membebaskan siswa dari sikap rabun dan provinsi
terhadap orang lain. Pada dasarnya, itu penempaan insan kamil, yaitu orang yang
ideal yang memenuhi kriteria untuk mengasumsikan setiap pekerjaan atau
penunjukan sebagai warga negara yang demokratis. Pendidikan liberal harus mencakup pengetahuan etnis,
agama dan minoritas bahasa dan budaya. Terlepas dari karir mereka - politisi,
insinyur, petani, atau pengusaha-siswa harus diberikan pengetahuan yang memadai di daerah-daerah.
Bahkan ahli filsuf pun yang bernama Emerson (1837), pernah berkata , " Seorang pria
harus menjadi seorang pria sebelum ia bisa jadi petani yang baik , pedagang ,
atau insinyur . " Dia menunjukkan pentingnya pendidikan liberal untuk
membuat pria pria sejati atau lengkap . Pria sejati memiliki pengetahuan untuk
menghindari pemahaman provinsi.
Menurut pendapat saya mengenai hal yang di atas yaitu :
Saya sependapat dengan Rubin (2009), dengan
menggunakan ilustrasi ada suatu yayasan sekolah menengah atas yang ada di majalengka “Darussalam
An-nawawiyah” menggunakan metode tutor sebaya. Apa itu metode tutor sebaya? Maksud dari tutor sebaya yaitu yang mana sang
gurunya sendiri adalah teman mereka, dari satu perguruan. Tetapi, guru mereka adalah guru besarnya
sendiri “ajengan”. Mereka tidak melupakan
ajengan mereka untuk melibatkan dalam hal pengajaran, karena mereka juga masih
pelajar yang statusnya itu adalah seorang siawa yang menuntut ilmu. Diadakannya metode demikian yaitu untuk
melatih skill mereka masing-masing, selain itu di antara peserta didik masih
ada yang merasa malu untuk bertanya pada ajengan. Jadi, kalau yang mengajarnya itu sebaya
dengan mereka tentu saja mereka tidak ada perasaan malu untuk bertanya. Itulah yang menyebabkan pembelajaran menjadi
aktif, hal demikian adalah hal yang positif untuk mencerdaskan peserta didik,
yang muda juga banyak ide-ide kreatif untuk meyampaikan materi agar lebih
menarik lagi. Berdasarkan ilustrasi yang
ada diatas, maka dapat menjadikan sebuah pengertian dari komunikasi sendiri.
Tetapi, pada poin pertama itu tidak di jelaskan mengnai komunikasi yang ikut andil dalam
pendidikan. Maka dari itu saya bertanya-tanya mengenai komunikasi dalam peran
pendidikan”apa saja peran komunikasi dalam pendidikan?;apakah setiap komunikasi
itu sama? ; apa fungsi dari komunikasi tersebut? Menurut Louis Forsdale (1981), komunikasi
diartikan sebagai suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu,
sehingga dengan cara ini suatu system dapat didirikan,dipelihara dan diubah.
Komunikasi memiliki peran dalam pendidikan yaitu:
• Pada pelaksanaan pendidikan formal atau pendidikan melalui lembaga-lembaga
pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa proses komunikasi sangat dominan
kedudukannya.
• Pendidikan bukan sekadar mengajari anak-anak supaya menjadi lebih
baik, menjadi pintar, atau sekadar berkomunikasi dengan mereka yang isinya
memberi nasehat supaya mereka berperilaku baik.
• Pendidik menyampaikan
pesan, mengajar, memberikan data dan fakta untuk kepentingan pendidikan,
merumuskan kalimat yang baik dan benar, semuanya hanya bisa dilakukan dengan
penggunaan informasi komunikatif.
• Berbeda dengan komunikasi untuk hal-hal yang lainnya, komunikasi
pendidikan mempunyai tujuan yang jelas, yakni untuk merubah perilaku peserta
didik ke arah yang lebih berkualitas
Komunikasi juga memiliki peran penting yaitu
sebagai berikut:
ü Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
ü Komunikasi menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnys
ü Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan
ü Komunikasi juga menghaslkan hubungan dan pengertian yang lebih baik
antara bawahan, kolega dan orang-orang didalam dan di luar organisasi.
Fungsi dari komunikasi itu sendiri adalah telah di ungkapkan oleh Harold D. Lasswell
mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain
(1) Manusia dapat mengontrol lingkungannya,
(2) Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada,
(3) Serta melakukan transformasi warisan sosial ke generasi
berikutnya
Komunikasi memiliki ciri-ciri dalam formal yaitu:
Ø Informasi yang disampaikan mempunyai sanksi
Ø Berhubungan erat dengan proses
Ø penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan
Ø Bersumber dari perintah resmi
yang diberikan oleh orang yang berwenang
Ø Banyak menggunakan sarana atau
media komunikasi
Komunikasi memiliki proses
yaitu:
ÿ Pengirim (sender)
Orang
yang mengirimkan sebuah kemunikasi maka dia disebut juga seorang komunikator.
ÿ Penyandian(decoding)
Teks
yang di tulis itu bisa jadi sebagai alat untuk berkomunikasi
Ucapan
yang di lontarkan(present) bisa sebagai komunikasi yang mana orangnya yang
menerima berita disebut komunikan.
ÿ Saluran komunikasi
Saluran
komunikasi bisa berbentuk sebuah teks (tersurat), lisan (tersirat), bisa juga
dengan media yang lainnya. Ada dua saluran yaitu saluran impersonal, dan saluran
interpersonal
ÿ Receiver
Di
dalam berkomunikasi di buthkannya receiver atau orang yang diajak berbicara,
jika tidak ada yang di ajak berbicara dikhawatirkan dia itu emiliki kelainan
kejiwaan.
ÿ Feedback
Untuk
berkomunikasi dibutuhkannya feedback atau timbal balik atas apa yang telah
dikirimkan pesan tersebut.
Jika menggunakan bagan maka
akan membentuk:
Ciri-ciri dalam komunikasi informal yaitu:
Ø Merupakan komunikasi yang tidak resmi berupa kabar angin atau desas.
Ø Mengandung hubungan dan keterangan yang tidak resmi
Ø Terjadi melalui informasi dari mulut kemulut
Ø Mempunyai kemungkinan mengandung informasi yang bertentangan dengan
kepentingan perusahaan.
Ciri-ciri komunikasi
non-formal:
Ø Komunikasi bersifat antara resmi dan tidak resmi
Ø Merupakan sarana untuk mengarahkan komunikasi informal ke komunikasi
formal
Ø Merupakan jembatan antara formal dan informal dalam memperlancar tugas
resmi
Ø Merupakan saluran bagi pimpinan untuk mendapatkan ide atau metode baru
Kesimpulannya saya, komunikasi itu penting
dalam kehidupan kita sehari-hari, karena komunikasi berguna untuk penyampaian
pesan kepada orang lain sehingga timbul suatu kepahaman maksud satu sama lain.
Komunikasi juga penting dalam terjalinnya sebuah relasi antar manusia,
komunikasi juga penting dalam pembentukan karakter dan pribadi seseorang,
karena dengan berkomunikasi manusia bisa membentuk pengalaman sehingga manusia
bisa berkembang. Selain itu semua ternyata komunikasi juga penting untuk
kesehatan psikologis manusia.
Untuk pembahasan poin
kedua yaitu mengenai tawuran baik itu antar pelajar maupun antar agama dan
etnis, apa sajakah hal-hal yang menyebabkan hal demikian? Hal-hal yang mempengaruhi tawuran
adalah salah satunya pengaruh international teknologi, warnet yang buka selama
24jam. Mengapa demikian? Karena, mereka
itu dengan adanya hal tersebut, mereka itu menjadi lupa akan tugas pokok mereka
sebagai pelajar. Seperti misalnya
penggunaan IT(International Teknologi), maka disini yang memiliki peran penting
adalah orang tua harus selalu mengawasi dalam hal menggunakan IT tersebut,
menurut Kak Seto Salah satunya yang ada
bentuk visualisasi warna dan gambar, seperti televisi dan internet. Meski tidak
menutup kemungkinan kehadiran gambar atau tulisan di media cetak yang juga bisa
menjadi daya tarik terbukanya situs porno dan perbuatan tercela lainnyayang
mereka anggap kalau hal demikian itu adalah hal yang lumrah. Tawuran, bullying,
pelecehan seksual, semua bisa dipengaruhi penyalahgunaan IT. Alasan apa sajakah mereka melakukan tawuran?
1.
Tawuran
bisa terjadi karena pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya media yang
menyuguhkan pemberitaan-pemberitaan perlakuan anarkis yang kemudian mereka
tonton hampir setiap hari.
2.
Minimnya
pandampingan orang tua terhadap anak-anak usia sekolah.
3.
Kurangnya
area bermain.
4.
Budaya
atau kebiasaan murid sekolah dari dulu
5.
Saling
pelototan antar pelajar sekolah
6.
Saling
ejek mengejek antar pelajar sekolah
7.
Ingin
balas dendam karena ada yang di ganggu
8.
Keributan
imbas dari suatu pertandingan atau perlombaan
Setelah diketahui asal mula terjadi tawuran
maka apa sajakah solusi yang harus dilakukan? Solusi yang pertama yaitu
diadakannya guru bimbingan konseling, yang mana guru bk itu mempunyai tugas
yaitu membantu peserta didik dalam:
- Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
- Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
- Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.
- Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
Dalam menjalankan tugasnya guru bk memiliki
beberapa fungsi yaitu:
1)
Fungsi
pemahaman
2)
Fungsi
pencegahan
3)
Fungsi
pengentasan
4)
Fungsi
pemeliharan dan pengembangan
5)
Fungsi advokasi
Solusi yang kedua, yaitu membuat peraturan
sekolah yang tegas dan meberikan pendidikan anti tawuran serta membuat program ekstrakulikuler
tawuran. Agar siswa tersebut merasakan
ketakutan jika ia melakukan tawuran maka ia ingat terhadap peraturan yang tegas
yang ada di sekolahnya. Serta ia juga
akan ingat pada materi yang telah disampaikan mengenai tawuran.
Solusi
yang ketiga, adanya kolaborasi beajar bersama antar sekolah. Dari solusi yang ketiga ini, menanamkan
kerjasama antara sekolah yang satu denga yang lainya.
Solusi yang ke empat
yaitu siswa harus dimasukkan ke Boarding School (Sekolah berasrama).
Bisa menjadi salah satu alternatif mencegah pelajar dari tawuran. Biasanya di
sekolah ini, waktu belajar lebih lama dari sekolah umum. Ada yang sampai jam 4
sore, setelah maghrib ngaji atau pelajaran agama. Selesai isya pelajar biasanya
pergi ke perpustakaan untuk belajar atau mengerjakan tugas. Jam 8 malam,
pelajar baru bisa istirahat atau lainnya. Sekolah ini sangat efektif menurut
saya, pelajar tidak ada waktu untuk berinteraksi dengan dunia luar karena
kesibukan mereka. Interaksi ada namun hanya satu kali dalam seminggu.
Semuanya berawal dari
pendidikan keluarga, lalu pendidikan formal seperti lembaga-lembaga
sekolah. Setelah semuanya tercipta dengan
baik, maka tidak akan terjadi bentrokan sosial.
Mengapa demikian? Karena, mereka telah memiliki pondasi yang kuat untuk
menajalani aktivitas mereka.
Untuk poin yang terakhir yaitu
mengenai liberalisme education. Arti
dari liberalisme education yaitu pendidikan yang diniati untuk memperluas
wawasan mahasiswa, tidak sekedar pelatihan teknis dan profesional. Ilmu sejarah dan filsafat, bahasa, dan
ilmu-ilmu lain yang memperkokoh kekuatan intelektual manusia¸ berfungsi sebagai
berikut:
¨
Menjaga harmoni antara
pikran dan tubuh
¨
Menguasai pengetahuan
universal, terhindar dari pemahaman provincial
¨
Menumbuhkan kesadaran
terhadap alternatif bagi solusi persoalan hidup
¨
Melatih berdisiplin
mental
¨
Menanamkan pengetahuan
umum, bukannya pelatihan vokasional di bidang tertentu.
Maka dari itu yang harus di tanamkan
dalam diri mahasiswa S-1 yaitu:
1)
Akademik: menulis,
membaca, matematika dan sains
2)
Aplikasi : berfikir
kritis, belajar yang terintegritasi dan teraplikasi
3)
Keterampilan
lunak: etika, kerjasam, kebinekaan dan
belajar sepanjang hayat.
Pendidikan liberal juga
mempunyai ciri – ciri umum yaitu sebagai berikut:
1. Menganggap bahwa pengetahuan terutama berfungsi sebagai sebuah alat untuk digunakan dalam pemecahan masalah secara praktis.
2. Menekankan kepribadian unik dalam diri tiap individu
3. Menekankan pemikiran efektif (kecerdasan
praktis)
4. Memandang pendidikan sebagai perkembangan dari keefektifan personal.
5. Memusatkan perhatian kepada tata cara pemecahan
masalah secara individual maupun berkelompok.
6. Menekankan perubahan sosial secara tak langsung,
melalui perkembangan kemampuan tiap orang berperilaku praktis dan efektif.
7. Berdasarkan kepada sebuah sistem penyelidikan
eksperimental yang terbuka.
8. Didirikan di atas tata cara pembuktian secara ilmiah rasional
9. Menganggap bahwa wewenang intelektual tertinggi
terletak pada pengetahuan yang diperoleh dari pembuktian eksperimental.
Kesimpulan dari semuanya itu adalah pendidikan
yang terpenting untk siswa adalah keluarga, setelah keluarga yaitu faktor
lembaga formal yaitu sekolah. Setelah,
siswa mengenyam pendidikan tersebut maka tawuran dan bentrokan pun dapat
teratasi. Maka lahirlah toleransi, yang menciptakan kehidupan yang
harmonis. Sangatlah tidak wajar jika
orang yang berpendidikan tinggi melakukan tawuran atau bentrokan. Salah satu solusinya yaitu dengan memasukkan
anak tersebut ke sebuah pesantren, agar di didik dengan ilmu pengetahuan agama
dan ilmu pengetahuan umum yang bejalan secara seimbang. Rasa marah, kesal itu semua wajar karena
tabi’atnya manusia itu sendiri adalah memiliki rasa marah dan kesal. Namun, jika begitu kita sebagai manusia harus
bisa mengontrol perasaan tersebut.
REFERENSI
Alwasilah A Chaedar. 2012. pokok rekayasa litearasi.Bandung:PT
kiblat buku utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic