We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 24 Februari 2014

LITERASI PENDIDIKAN



 Pada bahasan kali ini mengenai critical review yang topiknya, adalah classroom discourse to foster religious harmony.  Tujuannya menulis critical review ini, yaitu menganalisis teks dan isu dari A. Chaedar Alwasilah.  Beliau adalah seorang penulis yaitu yang mempunyai gelar profesor di Universitas Pendidikan Indoneisa (UPI) Bandung.  Bukan hanya itu saja, tetapi beliau ini adalah seorang anggota dari education Dewan Tinggi.  Beliau menulis teks tersebut, pada tanggal 22 Oktober 2011 pukul 12:07PM disertai dengan bukti yang berupa fakta dan faktor pendukung dari berbagai sumber referensi yang insya allah dapat di percaya. Teks ini sangatlah menarik untuk dibaca dan di telaah, karena ini mengenai literasi yang ada di sekitar lingkungan yang sering kita jumpai.
Inti dari teks tersebut adalah literasi pendidikan yang akan menghasilkan literasi sosial, dan mengakibatkan toleransi antar bangsa, negara, etnis dan agama.  Maksud dari literasi pendidikan yaitu  jika orang tersebut memiliki kualitas pendidikan yang bagus, maka orang tersebut bisa menyesuaikan dengan permasalahan sosial.  Bahkan lompatan ekonomi pun ada pada literasi, dan orang yang memiliki literasi yaitu bisa mensejahterakan hidupnya dan membuat aman bagi bangsanya seperti negara Swiss.  Bukan hanya Swiss saja, tetapi Korea Utara saja sudah bisa menciptakan nuklir untuk membuat aman negaranya dari serangan musuh.  Ciri-ciri orang yang mempunyai literasi yaitu mempunyai pemahaman yang tinggi terhadap literasi, yaitu dari hal kecil saja mereka sudah bisa melakukan.  Sedangkan bangsa Indonesia mengakui bahwa bangsa ini memiliki literat yang tinggi, padahal nyatanya terdapat pada fakta jika ingin sesuatu tergesa-gesa seperti tidak mau mengantri dan apabalia ia tidak sabar akan hal demikian maka yang terjadi yaitu bentrok atau tawuran, hal kecilnya yaitu perdebatan dan permusuhan.  Pada faktanya juga bahwa bangsa Indonesia itu memiliki rapot merah anak bangsa dalam pendidikan, seperti 45% siswa Indonesia tidak dapat mencapai skor 400.  Negara-negara yang memiliki prestasi membaca yaitu salah satunya  Singapura (Chaedar alwasilah : 169).  Pada teks tersebuut juga selain literasi, memiliki liberalisme pendidikan.
 Dari hasil teks tersebut, saya mempunyai beberapa poin penting yang ingin saya kritisi, beberapa diantaranya yaitu:
Menurut Rubin (2009), bahwa konsep interaksi dengan rekan sebaya adalah komponen penting dalam teori pembangunan.  Program sekolah harus sengaja memfasilitasi interaksi rekan untuk mengembangkan wacana sipil positif.  Mereka juga harus diajarkan bagaimana untuk menyumbangkan ide-ide yang relevan dengan topik diskusi.  Apriliawati (2011), menyajikan sebuah laporan bahwa interaksi teman sebaya dalam hubungan kelas wacana sipil yang positif di kalangan siswa.  Interaksi rekan dalam study sosial, kelas dan pancasila tidak perilaku menggangu jika guru mengelola kelas secara efektif.  Menjadi berisik tidak selalu negatif, ini bisa menjadi bukti interaksi interaktif dan mencerahkan.   Seharusnya guru SD memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendorong pengalaman bermakna, yaitu interaksi dengan siswa lain dari agama yang berbeda, etnis dan kelompok – kelompok sosisal yang berbeda.  Oleh karena itu, disarakan agar mempromosikan interaksi sebaya harus di laksanakan sebagai salah satu kegiatan rutin di kelas.  Idealnya, kebijakan ini harus menyediakan tempat beribadah bagi siswa dari semua agama.
Sebaliknya jika ketidak mampuan untuk menjaga hubunngan baik dapat merugikan individu dan dapat menyebabkan tingkat konflik sosial tertentu dalam suatu masyarakat tertentu.  Bahkan masalah sosial pun berulang, seperti tawuran antar pelajar, bentrok antar warga, etnis dan agama.  Hal tersebut merupakan radikalisme di seluruh Indonesia dari penyakit sosial yaitu kurangnya sema-mata kepekaan dan rasa hormat terhadap orang lain dari kelompok yang berbeda.  Bukan hanya itu saja, banyak fakta yang lainnya mengenai konflik antar etnis dan antar agama yang terjadi di Sambas(2008), Ambon (2010), itu adalah beberapa contoh saja yang melakukan bentrok di daearahnya.  Dalam penilitian Ariliaswati ada  tiga siklus yang dilakukan dengan kelas, yaitu kelas empat dari 43 siswa di sebuah sekolah dasar di Pontianak kota dimana bentrokan antar etnis telah terjadi cukup sering.  Studi ini membuktikan bahwa sekolah harus berfungsi sebagai laboratorium untuk latihan masyarakat sipil.
Sebaliknya jika ketidak mampuan untuk menjaga hubunngan baik dapat merugikan individu dan dapat menyebabkan tingkat konflik sosial tertentu dalam suatu masyarakat tertentu.  Bahkan masalah sosial pun berulang, seperti tawuran antar pelajar, bentrok antar warga, etnis dan agama.  Hal tersebut merupakan radikalisme di seluruh Indonesia dari penyakit sosial yaitu kurangnya sema-mata kepekaan dan rasa hormat terhadap orang lain dari kelompok yang berbeda.  Bukan hanya itu saja, banyak fakta yang lainnya mengenai konflik antar etnis dan antar agama yang terjadi di Sambas(2008), Ambon (2010), itu adalah beberapa contoh saja yang melakukan bentrok di daearahnya.  Dalam penilitian Ariliaswati ada  tiga siklus yang dilakukan dengan kelas, yaitu kelas empat dari 43 siswa di sebuah sekolah dasar di Pontianak kota dimana bentrokan antar etnis telah terjadi cukup sering.  Studi ini membuktikan bahwa sekolah harus berfungsi sebagai laboratorium untuk latihan masyarakat sipil.
Dengan demikian didefinisikan, pendidikan liberal bertujuan membebaskan siswa dari sikap rabun dan provinsi terhadap orang lain. Pada dasarnya, itu penempaan insan kamil, yaitu orang yang ideal yang memenuhi kriteria untuk mengasumsikan setiap pekerjaan atau penunjukan sebagai warga negara yang demokratis.  Pendidikan liberal harus mencakup pengetahuan etnis, agama dan minoritas bahasa dan budaya. Terlepas dari karir mereka - politisi, insinyur, petani, atau pengusaha-siswa harus diberikan pengetahuan yang memadai di daerah-daerah.  Bahkan ahli filsuf pun yang bernama Emerson (1837), pernah berkata , " Seorang pria harus menjadi seorang pria sebelum ia bisa jadi petani yang baik , pedagang , atau insinyur . " Dia menunjukkan pentingnya pendidikan liberal untuk membuat pria pria sejati atau lengkap . Pria sejati memiliki pengetahuan untuk menghindari pemahaman provinsi.
Menurut pendapat saya mengenai hal yang di atas yaitu :
 Saya sependapat dengan Rubin (2009), dengan menggunakan ilustrasi ada suatu yayasan sekolah menengah atas  yang ada di majalengka “Darussalam An-nawawiyah” menggunakan metode tutor sebaya. Apa itu metode tutor sebaya?  Maksud dari tutor sebaya yaitu yang mana sang gurunya sendiri adalah teman mereka, dari satu perguruan.   Tetapi, guru mereka adalah guru besarnya sendiri “ajengan”.  Mereka tidak melupakan ajengan mereka untuk melibatkan dalam hal pengajaran, karena mereka juga masih pelajar yang statusnya itu adalah seorang siawa yang menuntut ilmu.  Diadakannya metode demikian yaitu untuk melatih skill mereka masing-masing, selain itu di antara peserta didik masih ada yang merasa malu untuk bertanya pada ajengan.  Jadi, kalau yang mengajarnya itu sebaya dengan mereka tentu saja mereka tidak ada perasaan malu untuk bertanya.  Itulah yang menyebabkan pembelajaran menjadi aktif, hal demikian adalah hal yang positif untuk mencerdaskan peserta didik, yang muda juga banyak ide-ide kreatif untuk meyampaikan materi agar lebih menarik lagi.  Berdasarkan ilustrasi yang ada diatas, maka dapat menjadikan sebuah pengertian dari komunikasi sendiri. Tetapi, pada poin pertama itu tidak di jelaskan mengnai komunikasi  yang ikut andil dalam pendidikan. Maka dari itu saya bertanya-tanya mengenai komunikasi dalam peran pendidikan”apa saja peran komunikasi dalam pendidikan?;apakah setiap komunikasi itu sama? ; apa fungsi dari komunikasi tersebut?  Menurut Louis Forsdale (1981), komunikasi diartikan sebagai suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat didirikan,dipelihara dan diubah. Komunikasi memiliki peran dalam pendidikan yaitu:
       Pada pelaksanaan pendidikan formal atau pendidikan melalui lembaga-lembaga pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa proses komunikasi sangat dominan kedudukannya.
       Pendidikan bukan sekadar mengajari anak-anak supaya menjadi lebih baik, menjadi pintar, atau sekadar berkomunikasi dengan mereka yang isinya memberi nasehat supaya mereka berperilaku baik.  
       Pendidik menyampaikan pesan, mengajar, memberikan data dan fakta untuk kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat yang baik dan benar, semuanya hanya bisa dilakukan dengan penggunaan informasi komunikatif.
       Berbeda dengan komunikasi untuk hal-hal yang lainnya, komunikasi pendidikan mempunyai tujuan yang jelas, yakni untuk merubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih berkualitas
           Komunikasi juga memiliki peran penting yaitu sebagai berikut:
ü  Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
ü  Komunikasi menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnys
ü  Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan
ü  Komunikasi juga menghaslkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara bawahan, kolega dan orang-orang didalam dan di luar organisasi.
Fungsi dari komunikasi itu sendiri adalah telah di ungkapkan oleh Harold D. Lasswell                   mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain
(1)   Manusia dapat mengontrol lingkungannya,
(2)   Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada,
(3)   Serta melakukan transformasi warisan sosial ke generasi berikutnya
Komunikasi memiliki ciri-ciri dalam formal yaitu:
Ø  Informasi yang disampaikan mempunyai sanksi
Ø   Berhubungan erat dengan proses
Ø   penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
Ø   Bersumber dari perintah resmi yang diberikan oleh orang yang berwenang
Ø   Banyak menggunakan sarana atau media komunikasi
 Komunikasi memiliki proses yaitu:
ÿ Pengirim (sender)
Orang yang mengirimkan sebuah kemunikasi maka dia disebut juga seorang komunikator.
ÿ Penyandian(decoding)
Teks yang di tulis itu bisa jadi sebagai alat untuk berkomunikasi
Ucapan yang di lontarkan(present) bisa sebagai komunikasi yang mana orangnya yang menerima berita disebut komunikan.
ÿ Saluran komunikasi
Saluran komunikasi bisa berbentuk sebuah teks (tersurat), lisan (tersirat), bisa juga dengan media yang lainnya. Ada dua saluran yaitu saluran impersonal, dan saluran interpersonal
ÿ Receiver
Di dalam berkomunikasi di buthkannya receiver atau orang yang diajak berbicara, jika tidak ada yang di ajak berbicara dikhawatirkan dia itu emiliki kelainan kejiwaan.

ÿ Feedback
Untuk berkomunikasi dibutuhkannya feedback atau timbal balik atas apa yang telah dikirimkan pesan tersebut.
 Jika menggunakan bagan maka akan membentuk:

Ciri-ciri dalam komunikasi informal yaitu:
Ø  Merupakan komunikasi yang tidak resmi berupa kabar angin atau desas.
Ø  Mengandung hubungan dan keterangan yang tidak resmi
Ø  Terjadi melalui informasi dari mulut kemulut
Ø  Mempunyai kemungkinan mengandung informasi yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan.
 Ciri-ciri komunikasi non-formal:
Ø Komunikasi bersifat antara resmi dan tidak resmi
Ø Merupakan sarana untuk mengarahkan komunikasi informal ke komunikasi formal
Ø Merupakan jembatan antara formal dan informal dalam memperlancar tugas resmi
Ø Merupakan saluran bagi pimpinan untuk mendapatkan ide atau metode baru
 Kesimpulannya saya, komunikasi itu penting dalam kehidupan kita sehari-hari, karena komunikasi berguna untuk penyampaian pesan kepada orang lain sehingga timbul suatu kepahaman maksud satu sama lain. Komunikasi juga penting dalam terjalinnya sebuah relasi antar manusia, komunikasi juga penting dalam pembentukan karakter dan pribadi seseorang, karena dengan berkomunikasi manusia bisa membentuk pengalaman sehingga manusia bisa berkembang. Selain itu semua ternyata komunikasi juga penting untuk kesehatan psikologis manusia.
 
Untuk pembahasan poin kedua yaitu mengenai tawuran baik itu antar pelajar maupun antar agama dan etnis, apa sajakah hal-hal yang menyebabkan hal demikian? Hal-hal yang mempengaruhi tawuran adalah salah satunya pengaruh international teknologi, warnet yang buka selama 24jam.  Mengapa demikian? Karena, mereka itu dengan adanya hal tersebut, mereka itu menjadi lupa akan tugas pokok mereka sebagai pelajar.  Seperti misalnya penggunaan IT(International Teknologi), maka disini yang memiliki peran penting adalah orang tua harus selalu mengawasi dalam hal menggunakan IT tersebut, menurut Kak Seto Salah satunya yang ada bentuk visualisasi warna dan gambar, seperti televisi dan internet. Meski tidak menutup kemungkinan kehadiran gambar atau tulisan di media cetak yang juga bisa menjadi daya tarik terbukanya situs porno dan perbuatan tercela lainnyayang mereka anggap kalau hal demikian itu adalah hal yang lumrah. Tawuran, bullying, pelecehan seksual, semua bisa dipengaruhi penyalahgunaan IT.  Alasan apa sajakah mereka melakukan tawuran?
 
1.      Tawuran bisa terjadi karena pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya media yang menyuguhkan pemberitaan-pemberitaan perlakuan anarkis yang kemudian mereka tonton hampir setiap hari.
2.      Minimnya pandampingan orang tua terhadap anak-anak usia sekolah.
3.      Kurangnya area bermain.
4.      Budaya atau kebiasaan murid sekolah dari dulu
5.      Saling pelototan antar pelajar sekolah
6.      Saling ejek mengejek antar pelajar sekolah
7.      Ingin balas dendam karena ada yang di ganggu
8.      Keributan imbas dari suatu pertandingan atau perlombaan
Setelah diketahui asal mula terjadi tawuran maka apa sajakah solusi yang harus dilakukan? Solusi yang pertama yaitu diadakannya guru bimbingan konseling, yang mana guru bk itu mempunyai tugas yaitu membantu peserta didik dalam:
  1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
  2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
  3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.
  4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.


 Dalam menjalankan tugasnya guru bk memiliki beberapa fungsi yaitu:
1)      Fungsi pemahaman
2)      Fungsi pencegahan
3)      Fungsi pengentasan
4)      Fungsi pemeliharan dan pengembangan
5)      Fungsi advokasi
  Solusi yang kedua, yaitu membuat peraturan sekolah yang tegas dan meberikan pendidikan anti tawuran  serta membuat program ekstrakulikuler tawuran.  Agar siswa tersebut merasakan ketakutan jika ia melakukan tawuran maka ia ingat terhadap peraturan yang tegas yang ada di sekolahnya.  Serta ia juga akan ingat pada materi yang telah disampaikan mengenai tawuran.
Solusi yang ketiga, adanya kolaborasi beajar bersama antar sekolah.  Dari solusi yang ketiga ini, menanamkan kerjasama antara sekolah yang satu denga yang lainya.
            Solusi yang ke empat yaitu siswa harus dimasukkan ke Boarding School (Sekolah berasrama). Bisa menjadi salah satu alternatif mencegah pelajar dari tawuran. Biasanya di sekolah ini, waktu belajar lebih lama dari sekolah umum. Ada yang sampai jam 4 sore, setelah maghrib ngaji atau pelajaran agama. Selesai isya pelajar biasanya pergi ke perpustakaan untuk belajar atau mengerjakan tugas. Jam 8 malam, pelajar baru bisa istirahat atau lainnya. Sekolah ini sangat efektif menurut saya, pelajar tidak ada waktu untuk berinteraksi dengan dunia luar karena kesibukan mereka. Interaksi ada namun hanya satu kali dalam seminggu.
            Semuanya berawal dari pendidikan keluarga, lalu pendidikan formal seperti lembaga-lembaga sekolah.  Setelah semuanya tercipta dengan baik, maka tidak akan terjadi bentrokan sosial.  Mengapa demikian? Karena, mereka telah memiliki pondasi yang kuat untuk menajalani aktivitas mereka.
 Untuk poin yang terakhir yaitu mengenai liberalisme education.  Arti dari liberalisme education yaitu pendidikan yang diniati untuk memperluas wawasan mahasiswa, tidak sekedar pelatihan teknis dan profesional.  Ilmu sejarah dan filsafat, bahasa, dan ilmu-ilmu lain yang memperkokoh kekuatan intelektual manusia¸ berfungsi sebagai berikut:
¨      Menjaga harmoni antara pikran dan tubuh
¨      Menguasai pengetahuan universal, terhindar dari pemahaman provincial
¨      Menumbuhkan kesadaran terhadap alternatif bagi solusi persoalan hidup
¨      Melatih berdisiplin mental
¨      Menanamkan pengetahuan umum, bukannya pelatihan vokasional di bidang tertentu.
 Maka dari itu yang harus di tanamkan dalam diri mahasiswa S-1 yaitu:
1)      Akademik: menulis, membaca, matematika dan sains
2)      Aplikasi : berfikir kritis, belajar yang terintegritasi dan teraplikasi
3)      Keterampilan lunak:  etika, kerjasam, kebinekaan dan belajar sepanjang hayat.

Pendidikan liberal juga mempunyai ciri – ciri umum yaitu sebagai berikut:
1.      Menganggap bahwa pengetahuan terutama berfungsi sebagai sebuah alat untuk digunakan dalam pemecahan masalah secara praktis.
2.      Menekankan kepribadian unik dalam diri tiap individu
3.      Menekankan pemikiran efektif (kecerdasan praktis)
4.      Memandang pendidikan sebagai perkembangan dari keefektifan personal.
5.      Memusatkan perhatian kepada tata cara pemecahan masalah secara individual maupun berkelompok.
6.      Menekankan perubahan sosial secara tak langsung, melalui perkembangan kemampuan tiap orang berperilaku praktis dan efektif.
7.      Berdasarkan kepada sebuah sistem penyelidikan eksperimental yang terbuka.
8.      Didirikan di atas tata cara pembuktian secara ilmiah rasional
9.      Menganggap bahwa wewenang intelektual tertinggi terletak pada pengetahuan yang diperoleh dari pembuktian eksperimental.
 
 Kesimpulan dari semuanya itu adalah pendidikan yang terpenting untk siswa adalah keluarga, setelah keluarga yaitu faktor lembaga formal yaitu sekolah.  Setelah, siswa mengenyam pendidikan tersebut maka tawuran dan bentrokan pun dapat teratasi. Maka lahirlah toleransi, yang menciptakan kehidupan yang harmonis.  Sangatlah tidak wajar jika orang yang berpendidikan tinggi melakukan tawuran atau bentrokan.  Salah satu solusinya yaitu dengan memasukkan anak tersebut ke sebuah pesantren, agar di didik dengan ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum yang bejalan secara seimbang.  Rasa marah, kesal itu semua wajar karena tabi’atnya manusia itu sendiri adalah memiliki rasa marah dan kesal.  Namun, jika begitu kita sebagai manusia harus bisa mengontrol perasaan tersebut.

REFERENSI
Alwasilah A Chaedar. 2012. pokok rekayasa litearasi.Bandung:PT kiblat buku utama.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic