We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 13 Februari 2014

Class Review 1: Lensa Kemahasiswaan


Kehidupan manusia tidak akan pernah sekalipun terlepas dari sebuah alat bantu kehidupan.  Semua kegiatan sehari-hari akan selalu melibatkan berpuluh-puluh alat hanya untuk mempermudah proses aktivitas manusia.  Contoh kecil dari fakta ini adalah ketika seorang manusia membersihkan diri di sebuah tempat yang bernama kamar mandi.  Manusia pasti akan membutuhkan gayung, sikat gigi, dan lain-lain dalam proses tersebut.  Kehidupan manusia akan selalu bersentuhan erat dengan alat-alat bantu tersebut.  Coba saja bayangkan ketika seorang manusia membersihkan diri tanpa menggunakan sebuah gayung, semua akan serba sulit.
Zaman modern telah dikenal sebagai era dimana manusia seakan berada di surga.  Hal ini disebabkan oleh bermunculannya berbagai jenis alat bantu kehidupan manusia.  Tidak semua manusia memiliki kesempurnaan, akan tetapi alat bantu tersebut dapat dengan mudah menutupi ketidaksempurnaan itu.  Kacamata, sebuah alat yang menjadi sahabat dekat dari manusia dan juga sebagai penolong untuk menghapus ketidaksempurnaan sebuah penglihatan.  Alat bantu penglihatan ini selalu mengalami revolusi dari zaman ke zaman.  Kacamata merupakan contoh kecil yang menunjukan betapa pentingnya berevolusi.
Hingga saat ini kejelasan mengenai penemuan kacamata masih simpang siur.  Bangsa Eropa mengklaim bahwa merekalah penemu dari kacamata sebagai alat bantu penglihatan, namun sejarah berkata lain.  Hal ini dikarenakan 3000 tahun sebelumnya,  Umat Muslim telah lebih dahulu mengenal sebuah kaca sebagai alat pembakaran.  Selain itu bangsa Cina pun berpendapat bahwa merekalah penemu benda ajaib tersebut.  Dahulu bangsa Cina menggunakan kacamata sebagai ciri khas rakyat bangsawan.  Entahlah, siapa penemu kacamata bukanlah hal penting.
Pada abad ke-13 kristal batu atau batu transparan mulai digunakan sebagai alat bantu penglihatan di Eropa.  Namun perlu diketahui bahwa bentuk dari kacamata tidak sebagus dan senyaman saat ini.  Pada abad ke-16 bentuk kacamata sangatlah tidak nyaman untuk digunakan, yaitu menyerupai sebuah kaca pembesar tanpa pengait telinga.  Pada zaman itu kacamata hanya bisa dipegang oleh satu tangan.  Setelah itu kacamata mulai berevolusi dengan penggunaan pita atau tali yang diikatkan ke kepala.  Namun adanya pita tersebut belum merubah sisi kenyamanan kacamata.  Kemudian muncullah sebuah kacamat per, yaitu kacamata yang hanya dijepitkan di hidung dan tanpa pengait telinga.  Para peneliti mulai memikirkan sisi kenyamanan kacamata, hal ini dibuktikan dengan digunakannya sebuah kawat keras untuk mengaitkannya ke telinga.  Jenis kacamata yang dipakai oleh manusia sebagai alat bantu penglihatan saat ini adalah berkat andil dari Benjamin Franklin pada tahun 1784.  Ilmuwan Amerika ini sukses menemukan kacamata bifocal, yaitu kacamata yang berfungsi untuk membantu penglihatan baik jarak jauh ataupun jarak dekat.  Berkat Benjamin lah manusia menenal lensa -/+ dan silinder.
Sesuatu yang harus digarisbawahi adalah kata revolusi.  Kacamata hanyalah contoh sederhana dari pentingnya berevolusi.  Mahasiswa bukanlah mahasiswa sejati ketika mereka belum mengenal academic writing, academic speaking, dan hal-hal yang bersangkutan dengan academic lainnya.  Mata kuliah writing 1, 2, dan 3 hanyalah gerbang menuju mahasiswa sejati.  Semester ini semuanya berevolusi, termasuk mata kuliah writing jilid empat ini.  Pengetahuan mahasiswa akan berevolusi menuju titik sempurna dengan mempelajari academic writing.  Kacamata berevolusi dengan ditemukannya lensa bifocal, namun mahasiswa berevolusi dengan mempelajari sebuah lensa kemahasiswaan yang disebut sebagai academic writing.
Setelah mengetahui apa itu lensa kemahasiswaan di mata para peserta didik, mahasiswa pun hendaknya mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam mata kuliah ini.  Apabila perbandingan terpaksa dilakukan antara mata kuliah writing kali ini dengan terdahulu, maka sebenarnya tidak akan ada perbedaan yang mencolok.  Semua mahasiswa tetap akan bersahabat dengan class review dan chapter review sebagai passport atau syarat untuk mengikuti pembelajaran di kelas.
Berdasarkan penjelasan pada paragraph sebelumnya mengenai peran penting dari revolusi, writing kali ini pun mengalami hal serupa.  Mahasiswa tidak akan hanya bersahabat dengan class dan chapter review.  Appetizer essay dan critical review pun akan mau tidak mau menjadi anugrah yang akan mewarnai kehidupan mahasiswa.  Jadi, bersiaplah jari-jemari mengriting atau bahkan berotot karena selalu disuguhi olahraga tulis-menulis.
Apabila seseorang mengatakan bahwa dunia terbagi menjadi dua yaitu dunia ghaib dan nyata, maka itu kurang tepat.  Dunia pada zaman serba mesin ini memang terbagi menjadi dua, dunia nyata dan dunia maya.  Itulah pernyataan yang paling tepat untuk menggambarkan situasi sekarang.  Writing jilid 4 ini pun akan memasuki kedua dunia tersebut sebagai langkah untuk berevolusi.  Blog, itulah wadah baru bagi seluruh mahasiswa guna mengabadikan hasil jerih payah otak dan jari-jemari mereka ke dunia baru yang disebut sebagai dunia maya.   
Satu pelajaran dapat diambil dari opening mata kuliah ini.  Terdapat satu pertanyaan yang pastinya akan muncul dibenak seluruh mahasiswa.  “Apakah menulis itu susah?”  Pertanyaan itu wajar apabila muncul di lubuk hati mahasiswa.  Seseorang yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama pun akan menemukan beribu-ribu kesulitan dalam menulis.  Mereka pun akan menghadapi sebuah tembok raksasa ketika proses menulis hendak dilakukan.  Jadi, dengan kata lain para mahasiswa yang memperdalam writing jilid 4 ini merupakan tokoh-tokoh yang sangat berani menghadapi kerasnya tantangan.  Itulah pesan yang dapat diambil pada opening kali ini.
Writing jilid 4 ini akan menemani setiap malam mahasiswa, bahkan merasuk kedalam mimpi setiap mahasiswa.  Itulah alasan mengapa “Tantangan” menjadi sahabat dekat apabila writing menjadi bagian dari hidup.  Writing hanya diperuntukan bagi mereka yang pemberani dan tidak pernah gentar dengan tantangan macam apapun.  Language structures, text functions, themes or topics, creative expression, composing processes, content, genre dan contexts of writing merupakan tembok-tembok yang harus dihancurkan guna mencapai suatu tingkat pemahaman yang maksimal.
Sebagai mahasiswa yang berjuang di jurusan pendidikan, tentunya profesi yang “Nyetel” adalah pengajar atau pendidik.  Namun tidak semuanya berakhir menjadi tenaga pendidik,  terbentang luas beribu-ribu kesempatan di dunia ini untuk mengisi kekosongan masa depan.  Apabila writing tidak dipelajari pun hidup akan tetap berjalan.  Itu menurut orang awam.  Mahasiswa sebagai manusia berpendidikan hendaknya melihat lebih mendalam tentang writing ini, terlebih tenaga pendidik merupakan target.  Dengan adanya writing maka pendidik akan lebih kuat dan memiliki metode pembelajaran yang efektif.


KESIMPULAN
1.      Writing hanya diperuntukan bagi mereka yang kuat dan berani menghadapi berbagai macam tantangan.
2.      Evolusi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
3.      Tujuan dari mata kuliah writing sangatlah mulia, khususnya bagi pendidik.  Hal ini dikarenakan dapat membentuk pribadi pendidik yang kuat dan efektif dalam penyampaian materi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic