We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 19 Februari 2014

Korelasi Menulis dalam Bilingual



ClassReview 2

            Pada tanggal 11 Februari 2014, Mr. Lala masih membahas tentang academic writing. Academic Writing adalah suatu kegiatan atau aktivitasmenulis untuk keperluan menyelesaikan tugas belajar atau studi di lembaga pendidikan dimana sipenulisnya sedang menemppuh pendidikannya.
Academic writing :
1.      Rigid (kaku)
2.      Formal
3.      Critical
4.      Structure-Focused
5.      Systematicity
Critical Thinking adalah berpikir kreatif atau kritis sangat penting untuk setiap orang. Menurut Ennis (1962), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Dalam menulis ada tiga siklus yang harus dibangun :
1.      A way of knowing something
(cara untuk mengetahui sesuatu, bersifat informasi)
2.      A way of repsenting something
(cara untuk mempersentasikan sesuatu, bersifat pengetahuan)
3.      A way of reproducing something
(cara untuk memproduksi sesuatu, bersifat pengalaman
Sehingga muncul pertanyaan, mengapa bangsa yang besar itu lahir dari bangsa penulis? Karena ketika seseorang menulis pasti mereka akan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca orang akan mendapat banyak informasi dan pengetahuan yang lengkap dan jelas. Menulis tanpa membaca tidak bisa, membaca tanpa menulis tidak bisa. Oleh sebab itu bangsa yang besar lahir dari bangsa penulis. Semuanya berawal dari membaca dan menulis.
Menurut Ken Hyland (2003) dalam bukunya yang berjudul Second Language Writing didalamnya berisi:
Tujuan Menulis dan Mengajar Menulis
Disini disebutkan tentang cara menulis dan bagaimana seseorang belajar menulis. Sehingga dapat membantu kita untuk mereflesikan asumsi kita untuk mendekati pengajaran saat ini yang menggunakan metode informasi dan kritis. Bab ini memberikan gambaran tentang bagaimana konsep penulisan yang berbeda dan pengaruh praktek mengajar di kelas L2 (bahasa Inggris).
Konsep dalam Pengajaran Menulis L2:
Konsep ini sangat membantu untuk memahami teori-teori yang ada pada kurikulum. Dalam mengajar menulis L2 setiap guru mempunyai fokus yang berbeda-beda, misalnya dari struktur bahasa, fungsi bahasa, tema atau topik, ekspresi kreatif, proses menyusun, konten, genre dan konteks penulisan. Meskipun murni penerapan teori tertentu cukup langka, tapi itu umum bagi seseorang untuk mendominasi bagaimana konsep guru dalam mengatur apa yang mereka lakukan didalam kelas.
Fokus pada Struktur Bahasa
Menulis adalah struktur yang rumit yang hanya bisa dipelajari dengan mengembangkan kemampuan pada struktur bahasa. Dasar untuk menulis adalah pengajaran, biasanya melalui proses:
·         Sosialisasi
Peserta didik diajarkan tatabahasa dan kosakata tertentu, biasanya melalui teks.
·         Controlled Writing
Pembelajaran memanipulasi pola teks.
·         Guide Writing
Peserta didik meniru teks model.
·         Menulis Bebas
Pembelajaran menggunakan pola yang mereka telah kembangkan untuk menulis essay, surat dan lain-lain.
Banyak bahasa teknik yang digunakan saat ini dalam menulis bahasa ditingkat kelas bawah, kemampuan untuk membangun kosa kata, pengembangan menulis dan meningkatkan kepercayaan penulis pemula.
Fokus pada Fungsi Teks
Sementara siswa L2 jelas membutuhkan pemahaman tentang tata bahasa yang tepat dan kosa kata ketika menulis dalam bahasa Inggris. Fungsi merupakan sarana untuk mencapai tujuan penulisan. Orientasi ini kadang-kadang diberi label “pendekatan fungsional” dan berpengaruh dimana siswa L2 sedang menulis akademik di perguruan tinggi atau universitas. Salah satu tujuan fokus ini adalah untuk membantu siswa mengembangkan paragraf yang efektif melaui penciptaan kalimat topik, kalimat pendukung dan transisi untuk mengembangkan berbagai jenis paragraf.
Fokus pada Ekspresi Kreatif
Menurut Elbow (1998) dan Murray (1985) , banyak guru yang menulis dari latar belakang seni untuk melihat tujuan kelas mereka sebagai kemampuan ekspresif siswa L2, mendorong mereka untuk menemukan suara mereka sendiri untuk menghasilkan tulisan yang segar dan spontan. Kelas ini diorganisir oleh pendapat dan pengalaman pribadi siswa, sehingga menulis dianggap sebagai tindakan dari penemuan diri. Karena menulis adalah proses pengembangan, mereka mencoba untuk menghindari memaksakan pandangan mereka dengan menawarkan model atau menyarankan tanggapan terhadap topik sebelumnya. Sebaliknya mereka berusaha untuk merangsang ide-ide penulis melalui penulisan tugas, seperti menulis jurnal dan teks paralel.
Fokus pada Proses Penulisan
Seperti orientasi ekspresif, pendekatan proses pengajaran menulis, penulis sebagai produser independen teks, tetapi untuk mengatasi masalah yang harus dilakukan guru untuk membantu peserta didik melakukan penulisan tugas. Perspektif ini merupakan proses kognitif dasar sebagai pusat kegiatan menulis dan menekankan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk merencanakan, menentukan retoritis masalah, mengusulkan dan mengevaluasi solusi.
Fokus pada Konten
Orientasi konten juga dapat membentuk dasar dari program studi yang lebih fokus pada struktur bahasa dan fungsi. Program tersebut membantu siswa untuk menghasilkan, mengembangkan dan mengatur ide-ide mereka tentang topik yang diberikan dalam cara yang mirip dengan yang dibahas diatas.
Cultural Schemata and Writing
Salah satu dimana skema budaya yang berbeda dapat mempengaruhi penulis L2 adalah melalui konsep belajar dan menulis. Perspektif budaya tersebut berkaitan dengan pengetahuan, teks dan diri merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan dalam belajar dan menulis.
Expectation tentang Pengajaran dan Pembelajaran
Variasi budaya dalam asumsi tentang sifat pengetahuan, belajar dan menulis bukan satu-satunya perbedaan antara L1 dan L2. Lave dan Wenger (1991) menyatakan bahwa pengaturan dan aktivitas belajar tidak dapat dipisahkan dari belajar itu sendiri. Dalam hal ini L2 harus dilihat sebagai ekspresi budaya.
Proses menulis membutuhkan waktu yang cukup panjang, untuk itu didalamnya harus disertai dengan kesabaran. Karena didalam sabar itu ada pintu sukses dan impian kan tercapai.
Kesimpulan:
Untuk menulis dalam L2 (bahasa Inggris) bukan hanya masalah L1 (bahasa Indonesia) yang belum berkembang, tetapi dalam menulis harus memperhatikan konsp-konsep dalam pengajaran menulis untuk membuat sebuah tulisan.


                                                              


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic