We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 19 Februari 2014

Potret Literasi di Indonesia Merdeka



ChapterReview 1

            Indonesia sudah 68 tahun merdeka, tapi tingkat pendidikan dan kesenjangan sosialnya masih belum merata. Hal ini berbanding terbalik dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan batang tubuhnya yang memberikan jaminan hukum tertulis untuk terbentuknya sebuah masyarakat yang berperadaban.
            Dalam UUD 1945 terdapat kata-kata “Mencerdaskan kehidupan bangsa, Meningkatkan kesejahteraan rakyat”. Tapi kenyataannya di Indonesia masih banyak sekali kemiskinan, kelaparan, korupsi dan bahkan dari segi pendidikan orang tua siswa, Indonesia menempati tempat paling rendah (46%) dibanding dengan negara-negara lain. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia belum benar-benar merdeka.
            Ciri-ciri Bangsa yang Cerdas:
1.      Dalam kehidupan sosial budaya, berjiwa kreatif.
2.      Mantapnya tatanan kehidupan sosial politik yang demokratis.
3.      Terbentuknya struktur kehidupan sosial ekonomi yang adil dan merata.
Jadi Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Selain dari faktor-faktor diatas  literasi Indonesia seperti, membaca dan menulis masih sangat lemah dan kurang sekali. Sedangkan, literasi seseorang tampak dalam keterampilan membaca, menulis, menghitung dan berbicara atau berbahasa.
Bahasa adalah salah satu bagian terpenting bagi manusia karena dengan bahasa orang-orang dapat berkomunikasi dan berhubungan antar suku yang memiliki bahasa sendiri-sendiri. Bahasa itu sangat sangat pentinguntuk makhluk hidup karena dimanapun kita tinggal pasti m,enggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Bagi mayoritas penduduk, bahasa Indonesiaadalah bahasa kedua karena bangsa Indonesia menggunakan berbagai ragam bahasa daerah, seperti Sunda, Jawa, Bali, Batak, Madura, Aceh, Minahasa dan sebagainya.
Fungsi Bahasa (Language Function):
Dalam bahasa Indonesia, fungsi bahasa dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Sebagai bahasa Nasional, berfungsi
-lambang kebangsaan nasional
-lambang identitas nasional
-alat pemersatu bangasa, dan
-alat penghubung antar daerah dan antar budaya.
2.      Sebagai bahasa Negara, berfungsi
-bahasa resmi negara
-bahasa pengantar didalam dunia pendidikan
-alat penghubung pada tingkat nasional.
            Jadi dengan adanya perbedaan bahasa itu tidak menjadi penghalang untuk berkomunikasi karena Indonesia disatukan dalam bahasa pemersatu (bahasa Nasional) yaitu bahasa Indonesia. Begitupun dengan menulis membutuhkan unsur bahasa didalamnya. Menulis akademik adalah bagian dari literasi yang harus dikuasai oleh para calon sarjana. Di Indonesia menulis akademik dijadikan sebagai ajang untuk mengasah kemampuan dan keteampilan menulis.
            Zaman akan terus berkembang  dan berkembang, semua orang harus memiliki literasi tingkat dunia. Literasi tingkat ini bergantung pada dua hal, yaitu  penguasaan teknologi informasi (ITC literacy) dan penguasaan konsep atau pengetahuan yang tinggi. Dengan adanya literasi tingkat dunia ini membuat penduduk sadar untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang ilmu pengetahuan. Meskipun teknologi sekarang mudah diakses seiring dengan perkembangan zaman tapi siswa Indonesia masih jauh tertinggal oleh siswa-siswa negara lain. Artinya pendidikan Nasional kita belum berhasil menciptakan warga negara literat yang siap bersaing dengan sejawatnya dari kalangan negara lain.  Tapi ini wajar karena negara-negara lain sudah maju dan berkembang, sedangkan Indonesia dilihat dari pendapatan per kapita, pendidikan orang tua, fasilitas belajar, lama belajar dan sebagainya. Masih belum memadai. Sedangkan di Amerika, misalnya sejak jenjang pendidikan dini, anak sudah di perkenalkan dengan konsep buku dan berdialog dengan teks dan gambar. Di jenjang  sekolah dasar, siswa dikondisikan untuk belajar memperkarya kosa kata dan menumbuhkan daya analisis mereka menggunakan bacaan berjenjang (leveled reading) yang disesuaikan dengan tingkat kognitif dan kematangan mereka. Ditingkat menengah, siswa akan terbiasa mendiskusikan buku beragam genre dan teks beragam bentuk. Pada akhirnya, keterbiasaan dengan buku akan menumbuhkan cinta mereka terhadap membaca.
            Menulis sangat bergantung pada kemampuan membaca. Tanpa kegiatan membaca banyak orang sulit menjadi penulis. Namun, membaca juga tidak menjamin orang rajin menulis. Di Indonesia hanya tercatat 2% siswa yang berprestasi membacanya masuk katagori membacanya sangat tinggi, 19% masuk kedalam katagori menengah dan 55% masuk kedalam katagori rendah. Artinya 45% siswa Indonesia tidak dapat mencapai skor 400. Sehingga Indonesia menempati urutan ke-5 dari bawah. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia mempunyai literasi yang masih sangat lemah.
            Untuk menjadi literat pada zaman sekarang, orang tidak cukup mengandalkan kemampuan membaca dan menulis teks alfabetis, melainkan juga harus mengandalkan kemampuan membaca dan menulis teks cetak, visual dan digital. Literasi membekali manusia dengan kemampuan menjadi warga negara yang efektif, yaitu warga negara yang mampu mengubah diri, menggali potensi diri, serta berkontribusi bagi keluarga, lingkungan dan masyarakat.
            Tujuan pengajaran bahasa adalah untuk menjadikan siswa mampu berkomunikasi dalam target, mulai dari komunkasi terbatas sampai dengan komunikasi spontan dan alami. Dalam komunkasi manusia tidak sekedar memproduksi ungkapan yang komunikatif tetapi komunikasi pun harus bernalar. Seperti halnya berpikir kritis atau kreatif.
            Penelitian Setiadi (2010) menemukan kenyataan sebagai berikut :
1.      Dalam pembelajaran membaca dan menulis, para guru sangat mengandalkan kurikulum nasional dan buku paket untuk materi ajar dan metodologi mengajarnya. Di Indonesia pengajaran pembelajaran sangat tergantung kepada buku paket atau LKS. Dalam proses pembelajaran lebih sering menggunakan LKS, sehingga siswa tidak bisa menulis berupa uraian atau essay karena mereka terbiasa menjawab pilihan ganda. LKS atau buku paket ini disalah artikan, sebenarnya LKS digunakan untuk dirumah sebagai panduan untuk belajar, tapi kenyataanya LKS atau buku paket digunakan untuk pembelajaran di sekolah.
2.      Pemodelan dalam kegiatan membaca dan menulis tidak lazim dilakukan oleh para guru. Guru hanya memberikan tugas dan tugas. Mereka tidak mengajarkan tentang bagaimana menulis yang baik.
3.      Walaupun kualifikasi akademik para guru memadai, mereka tidak mendapatkan pelatihan yang memadai dalam kegiatan mereka mengelola kelas. Mereka memerlukan pelatihan tambahan  untuk meningkatkan kerja mereka.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah situs pertama untuk membangun  literasi yang pada umumnya disokong oleh pemerintah dengan menggunakan dana publik, dan dengan demikian mudah diintervensi oleh berbagai kebijakan, inovasi dan preogram uji coba pemerintah. Karena itu wajar jika proses dan hasil pembelajaran bahasa di sekolah sering dijadikan rujukan dalam upaya mengukur tingkat literasi.
Literasi tidak sederhana sekedar menguasai alfabet atau sekedar mengerti hubungan antara bunyi dengan simbol tulisannya, tetapi simbol itu juga difungsikan secara bernalar dalam konteks sosial. Dan kualitas literasi berkembang seiring dengan kematangan diri. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi tingkat literasi seseorang. Jika, pendidikannya berkualitas tinggi maka menghasilkan literasi yang berkualitas tinggi pula.

Kesimpulan:
Literasi tidak hanya berisi kemampuan Baca-Tulis, tapi juga berkaitan dengan pendidikan, pengetahuan, teknologi serta mampu memanfaatkan kekayaan budaya dan daya guna media. Untuk menjadikan masyarakat Indonesia yang sehat dan kuat, serta memiliki cita-cita untuk membangun negara sebagaimana yang dicita-citakan dalam Undan-Undang Dasar (UUD) 1945, kita harus lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan literasi di Indonesia. Supaya tidak tertinggal oleh negara lain yang maju dan berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic