CLASS REVIEW 1
Malam yang semakin larut, tapi pena ini
masih tak ingin berhenti bergoyang menemani alunan jari jemari ini. Belum masih
ingin beranjak dari tempat tidur, bukan hanya sekedar tidur-tiduran atau
bersantai semata, untuk kali ini dan setiap malam tumpukan kertas dan laptop
yang menyala, masih selalu menemani mata ini terjaga
Ini awal semester IV dan kali ini saya
bertemu kembali dengan Mr. Lala Bumela, dan kali ini saya bertemu dalam mata
kuliah WRITING IV, bukan hanya sekedar writing tapi kali ini adalah belajar
“Writing Academic”, dimana kita akan berada dalam ranah yang lebih sulit,
karena setiap tulisan akan mempunyai point yang sangat berharga. Dan dalam
setiap kata-kata yang tertuang mempunyai makna yang saling berhubungan erat
dengan ilmu pengetahuan.
Tulis apa yang ingin kau tulis, sampaikan
apa yang ingin kamu sampaikan, dan pecahkan setiap masalah yang selama ini
bersarang dibenakmu. Kadang saya berfikir ketika kita telah tiada nanti, dengan
apakah orang-orang mengenang kita? Jawabannya hanya satu, yaitu melalui
“tulisan”. Setiap tulisan yang kita buat adalah cerminan dari diri kita
sendiri.
Bukan saatnya lagi mengarang bebas! Membuat
suatu tulisan yang kelak akan menjadi acuan untuk orang lain agar lebih banyak
lagi belajar menjalani hidup ini adalah tugas kita sebagai insan yang berguna,
peduli perubahan dan menjalankan pancasila yaitu “mencerdaskan kehidupan
bangsa”.
Kali ini, mata kuliah writing IV akan lebih
berbeda dari mata kuliah writing sebelumnya, kali ini mungkin akan lebih banyak
berbicara mengenai academic, dimana ada jarak yang jauh antara penulis dan
tulisannya. Writing IV ini akan lebih strong taste lagi, dimana penulis akan
lebih banyak mengembangkan tulisannya sesuai dengan standard research-nya sang
penulis tersebut.
Untuk semester ini juga kita akan lebih
banyak meneliti, dimana kita akan lebih banyak lagi dilatih bagaimana seorang
penulis mengembangkan tulisannya atas dasar research, agar si pembaca bisa
menikamati dan bisa mengambil manfaat dari apa yang mereka baca, pernah ada
istilah bahwa “writer satisfied the
reader”.

Sangat penting sekali kitabelajar
writing academic sebelum memasuki masa akhir kuliah, karena sesuai dengan
kebiasaan mahasiswa semester atas sekarang ini (dalam lingkungan kampus kita)
masih banyak sekali yang “latah” yang artinya banyak sekali yang hasil skripsinya
hampir sama, jadi wajar saja jika masih banyak mahasiswa yang terkadang
terlihat bolak balik outar haluan hanya untuk mengganti judul skripsi, karena
setelah konsultasi kepada dosen pembimbing maka kita akan mendapatkan 1+1+1+…
dan terus bertambah. Nah, disini kita akan belajar bagaimana suatu judul bahkan
inti dari tulisan kita menjadi hal yang sangat luar biasa yang jarang ditemui,
tentunya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sang pembimbing.
Sebagai seorang calon tenaga
pengajar (guru) kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dikemudian
hari, entah apa yang yang kita butuhkan dan apa yang tidak kita perlukan, tapi
yakinlah tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat, hanya saja kita perlu tahu kapan
dan dimana ilmu itu bisa digunakan. Entah apa ilmu yang sangat kita butuhkan
dikemudian hari, tugas kita hanya bisa berusaha dan berdoa.
Mengingat kita adalah mehasiswa
bahasa, maka disini kita akan belajar bagaimana untuk membantu guru bahasa
menjadi guru menulis, agar menjadi seorang guru yang efektif yaitu guru yang
bisa menjadi salah satu yang dapat membuat pilihan informasi tentang metode,
material, dan prosedur untuk digunakan dalam kelas didasarkan pada pemahaman
yang jelas tentang sikap saat ini dan praktek dalamnya profesi.
Seorang guru yang kuat adalah
seorang guru yang reflektif dan refleksi yang membutuhakan pengetahuan untuk
berhubungan kegiatan kelas untuk penelitian dan teori yang relevan.
Jadi kesimpulannya adalah tulislah
apa yang ingin kau tulis. Menulis melibatkan menyusun keterampilan dan
pengetahuan tentang teks, konteks dan membaca. Maka dari itu, menulis harus
didasarkan pada penelitian, reflection dan class activity.
Seperti kerajinan apapun, menulis membaik
dengan PRAKTEK. So, jika menulis itu disebut sebagai oksigennya ilmu, kenapa
menulis itu masih sangat berat dilakukan? Let’s do it dan jadikan tulisanmu
sebagai oksigennya ilmu bagi setiap orang yang membacanya. Jadilah seorang
penulis dan jadilah Tuhan untuk tulisanmu sendiri, serta jadilah seperti yang
dikatakan (Janice) “ saya menulis apa yang mau saya baca, maka saya jadi
termotivasi ingin menyelsaikan tulisan tersebut dan membacanya”. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic