class review 3
Rabu, 19 februari 2014 diruang 41, saya dan
teman-teman PBI C mengikuti mata kuliah writing 4. Seharusnya kami belajar mata
kuliah writing 4 pada hari selasa. Namun karena Mr. Lala berhalangan hadir,
jadi pembelajarannya dipindah pada hari rabu.
Tepat pada pukul 09.10, Mr. Lala masuk keruang 41 untuk memulai
penjelasan yang akan dibahas pada hari itu.
Di awal-awal pertemuan hari itu, beliau pasti terlebih dahulu mengabsen
mahasiswa-mahasiswa yang telah hadir di dalam kelas.
Selanjutnya, beliau memberikan penjelasan mengenai
beberapa hal yang harus dijelaskan. Mr.
Lala mengatakan bahwa kita semua ini yang sedang mempelajari writing 4
merupakan literacy engineering. Yang
artinya bahwa saat ini kita adalah salah satu tenaga yang ahli dalam dunia
literasi atau dunia baca-tulis. Secara
tidak langsung, disini kita semua sedang berusaha menjadi generasi yang literat
dalam segala hal yang bertujuan untuk membuat negara Indonesia menjadi negara
yang berliterasi.
Mr. Lala mengatakan bahwa progress yang telah kita
buat dari awal pertemuan , harus sudah bisa terlihat progressnya mulai minggu
depan. Karena menurut beliau minggu
tersebut merupakan tahap the last section.
Apa yang sedang kita lalui saat ini bukan merupakan suatu yang kuno atau
jadul, melainkan sesuatu hal yang berpengaruh terhadap kemjuan bangsa Indonesia
ke depannya. Karena bangasa yang maju ialah
bangsa yang literasinya maju pula. Maka
sakali lagi kita tidak sia-sia belajar tentag writing academic ini, banyak
sekali manfaat yang bisa dipeoleh dari sini.
Tidak pernah saya merasakan bosan untuk mendengar
Mr. Lala menjelaskan posisis kita pada saat ini. Menurut beliau, sekarng ini kita merupakan
salah seorang penulis yang multilingual.
Maksudnya, disini kita sedang mempelajari 2 bahasa yaitu first language
(L1) dan second language (L2). Tulisan-tulisan yang kita buat tentunya harus
memeperhatikan L1 dan L2 . Mungkin posisi kita saat ini masih dalam
tahap memperdalam first languagenya, apabila dalam tahap first languagenya
sudah bisa dikatakan mampu dan bisa, selanjutnya akan berpindak ke second
language.
Belanda merupakan produsen sayuran terbesar di dunia
. Luas wilayah negara Belanda dengan
Indonesia sangat jauh sekali bila dbandingkan. Indonesia yang kaya akan hasil
alamnya, justru kalah berat dengan belanda.
Mengapa Belanda bisa demikian? Karena menurut Mr. Lala negara Belanda mampu
merekayasa segala sesuatu yang membuat negara Belanda menjadi maju. Lalu bagaimanakah dengan negara Indonesia? Bukan
kah Indonesia itu kaya sekali hasil alamnya dibanding dengan negara
Belanda. Saat ini memang belum mampu
untuk merekayasa suatu hal. Mungkin 5-7
tahun yang akan datang. Indonesia akan
menjadi produsen terbesar di dunia. Amiinn
Berbicara tentang rekayasa, sebenarnya apa arti dari
kata rekayasa itu sendiri? Tentunya, pertama-tama kita harus melihat dulu
konteks apa yang akan direkayasa. Dalam
writing academic, disini kita mempelajari rekayasa literasi. Pertama, yang harus diketahui apa maksud dari
rekayasa literasi? Lalu, apa yang akan direkayasa? Menurut pak A. Chaedar
Alwasilah rekayasa literasi mengandung arti merekayasa pengajaran membaca dan
menulis yang dihubungkan pada empat dimensi.
Mr. Lala mengatakan , untuk merekayasa sesuatu yang
paling sederhana, harus dimulai dari 3 tahap, yaitu :
1.
Read
Sudah jelas pastinya, untuk membuat rekayasa yang
sederhana kita harus . dengan membaca,
setidaknya kita bisa mengetahui berbagai informasi dan pengetahuan kita
sendiri.
2.
Respond
Tahap selanjutnya yaitu respond. Tahap ini merupakan tahap yang memutar-mutar
otak kita. Teks yang sudah dibaca kemudian akan direspon dengan pemikiran
masing-masing. Dalam ahap ini pula akan
timbul fikiran-fikiran kritis dari pembaca. Bagaimana pemandangan kiata
terhadap teks tersebut dan apa yang harus diperhatikan dalam teks tersebut.
3.
Write (re-write)
Setelah kita membaca, kemudian merespon teks
tersebut, tahap yang harus dikerjakan yaitu menulis. Setidaknya, hasil dari merespon kita terhadap
suatu teks perlu untuk ditulis. Hal ini
mengurangi adanya sifat kelupaan, karena manusia tempatnya lupa.
Di dalam slide pertemuan ketiga, disana terdapat
elemen-elemen yang harus ada pada sebuah appetizer dalam writing academic ini.
● Cohesion
Cohesion
merupakan getaran atau “aliran” yang berada diantara kalimat dan paragraf.
●Clarity(kejelasan)
Pembentukan suatu makna dari apa yang anda
komunikasikan akan menjadi sangat jelas.
●Logical Order (urutan logis)
Mengacu pada urutan logis informasi. Dalam penulisan akademik, penulis cenderung
bergerak dari umum terlebih dahulu, kemudian ke wilayah khusus.
●consistency, konsistensi mayoritas mengacu pada
keseragaman gaya penulisan.
●unity
Sebagai komponen yang paling sederhana, kesatuan
unity mengacu pada pengecualian informasi yang tidak secara langsung berhubungan
dengan topik yang dibahas dalam paragraf tertentu.
●conciseness (keringkasan)
Keringkasan adalah ekonomi adalah ekonomi dalam penggunaan
kata-kata. Tulisan yang bagus dengan
cepat sampai ketitik dan menghilangkan kata yang tidak perlu adanya
pengulangan.
●completeness(kelengkapan)
Sementara informasi berulang-ulang atau tidak perlu
dihilangkan. Penulis memiliki untuk
memberikan informasi penting mengenai suatu topik tertentu. Misalnya, dalam definisi cacat air, pembaca
akan mengharapkan untuk mengetahui bahwa itu adalah terutama penyakit anak-anak
yang ditandai dengan ruam.
●variety (ragam)
Ragam pembaca serta membantu pembaca dengan
menambahkan bumbu untuk teks.
●formality
Akademik menulis adalah formal nada ini berarti
bahwa kosakata canggih dan struktur tata bahasa yang digunakan. Selain itu,
hindari penggunaan kata ganti seperti saya.
Jadi, untuk membuat rekayasa yang sederhana
diperlukan 3 tahap yaitu read, respond, write. Adapun elemen-elemen yang harus
ada pada appetizer writing academic yaitu cohesion, clarity, logical order,
consistency, unity, conciseness, completeness, variety, formality.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic