We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 13 Februari 2014

GORESAN PERTAMA UNTUK AWAL MENUJU KESUKSESAN

Class Review

            Hari ini tepatnya tanggal 04 februari 2014, kini otak dan fikiranku harus diaktifkan kembali dan jari-jari tanganpun harus ikut serta dibiasakan untuk menulis kembali.  Hari pertama untuk memulai semester baru dengan opening yang sangat membuat kaget otak dan fikiran ini. Pelajaran pembuka yang membuat kaget itu adalah writing 4, yang diampu oleh Mr. Lala Bumela, M.Pd.  yang sebelumnya juga sudah belajar bersama beliau.  Selamat bertemu kembali bersama anda Mr. Lala Bumela, M.Pd.
            Satu bulan lamanya kita berlibur, berlibur untuk mendinginkan otak dan fikiran kita yang sudah terkuras selama berbulan-bulan.  Akan tetapi otak ini malah menjadi beku dan jari tanganpun ikut kaku untuk menulis dan merangkai kata.  Satu bulan terasa begitu sangat lama, sehingga membuat otak dan jari tangan ini beku dan kaku seolah-olah jari ini tidak pernah mengukir satu kata pun.  Sedangkan hari ini harus bertarung kembali bersama satu buah pulpen yang harus saya goreskan diatas lembaran kertas-kertas.  Untuk memulai semua itu membutuhkan persiapan yang sangat matang dari otak dan jari tangan ini. 
            Meskipun hari ini hanya pemaparan tentang syllabus saja, tetap saja saya merasa kaget dan tercengang.  Mungkin otak ini belum siap, sehingga merasa kaget.  Untuk semester sekarang kita semakin benar-benar diuji dalam keterampilan menulis kita.  Disini bukan hanya wrting 4 tetapi akademik writing, yang mana kita harus pastikan tulisan kita menarik dan memuaskan  dimata pembaca yang akan membaca tulisan kita.  Akan tetapi saya masih bingung dan pusing untuk merangkai kata, karena mungkin terlalu lama aya tidak menulis lagi dan akademik writing ini terlalu complicated.
            Well, pasti sudah terbayangkan apa yang akan terjadi.  Yang artinya kita akan kekurangan waktu tidur malam kita, hati tidak tenang, fikiran galau, jari tangan keriting, yang pastinya kita akan sering meminum kopi.  Tidak hanya itu, kita akan menjadi orang yang super sibuk sampai lupa untuk membereskan tempat tidur dan buku-buku pun akan terletak dimana-mana.  Itu semua sudah terbayang disaat mendengar kata “writing dan class review”.  Semua orang mengetahui apa itu menulis.  Yeah, menulis itu menggoreskan setiap kata yang ada dalam fikiran kita diatas kertas, atau dibenda lainnya yang bisa kit abaca.  Akan tetapi tidak semua orang bisa melakukannya, terlebih harus menulis tulisan yang berbobot.  Apalagi pada semester sekarang kita harus membuat class review minimal 5 halaman, appetizer 5 halaman, dan juga chapter review minimal 10 halaman, amazing bukan? Itu yang membuat kita khususnya saya menjadi terkesima.  Tapi, mungkin ini adalah awal untuk meraih kesuksesan.
            Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.  Kalimat itu benar, karena setiap kesuksesan itu berawal dari kesulitan.  Seperti kita sekarang yang sedang berakit-rakit kehulu baru kemudian berenang ketepian.  Karena menulis itu tidak semudah membalikan telapak tangan.  Kata siapa menulis itu mudah? Seorang penulis terhebatpun yang sudah membuat banyak karangan tidak akan pernah mengakui bahwa menulis itu mudah.  Menulis itu membutuhkan waktu dan proses yang lama.  Jangankan untuk menjadi seorang penulis yang terkenal, yang merangkai jutaan kata dan merangkai ribuan kalimat.  Terkadang mmebuat surat pun masih harus berkali-kali untuk mendapat hasil yang memuaskan.
            Itu sebabnya menulis adalah sesuatu yang sulit, dan tidak pantas untuk dianggap mudah.  Menuis itu harus dengan fikiran dan hati yang tenang, disertai dengan wawasan kita supaya menghasilkan tulisan yang berkualitas bagus dan menarik.  Untuk kita keterampilan menulisnya masih berada dalam tahap dasar, sebaiknya kita menggunakan bahasa pertama kita terlebih dahulu yaitu bahasa Indonesia.  Karena itu adalah sebagai fondasi atau dasar kita untuk menuju bahasa yang kedua yaitu bahasa Inggris.  Apabila tulisan kita dalam menggunakan bahasa Indonesia itu bagus dan menarik, maka kita pun akan mampu menulis dengan bahasa yang kedua.  Akan tetapi apabila sebaliknya yaitu kita belum mampu menulis dengan menggunakan bahasa yang pertama, maka jangan dulu kita menulis dengan menggunakan bahasa yang kedua.  Karena belajar menulis dalam bahasa kedua adalah salah satu aspek yang paling menantang.  Bahkan bagi mereka yang bahasa Inggris itu bahasa pertama, kemampuan untuk menulis secara effective adalah sesuatu yang membutuhkan khusus instruksi dan exensive. tentang metode, material, dan prosedur untuk digunakan dalam kelas didasarkan pada pemahaman
            Pastinya dalam menulis kita akan menemui banyak tantangan, dan tantangan kita saat ini adalah kita harus mengetahui sifat penulisan yang baik.  Menulis bukan hanya untuk siswanya saja, akan tetapi seorang pengajarnya pun harus bisa menulis bahkan lebih bisa.  Seorang pengajar writing itu yang bisa menulis, mengetahui menulis dan merasakan betapa capenya menulis.  Seseorang yang efektif adalah salah satu yang dapat membuat pilihan informasi yang jelas tntang sikap saat ini dan praktek dalamnya profesi.  Seorang guru yang kuat adalah seorang guru yang reflektif, dan refleksi membutuhkan pengetahuan untuk berhubungan kegiatan kelas untuk penelitian dan teori yang relevan.  Seorang guru writing harus mampu menunjukkan bahwa dia leih pintar dan juga memberikan contoh tulisan terhadap siswanya. 
            Menulis melibatkan menysun keterampilan dan pengetahuan tentang teks, konteks, dan pembaca.  Disaat kita menulis kita akan memikirkan teks seperti apa yang akan kita tulis.  Sebenarnya sebelum kita mulai menulis kita lihat terlebih dahulu tulisan kita untuk siapa.  Layaknya seperti penulisan skripsi, kita pastikan dan kita lihat siapa orang pertama yang akan membaca skripsi kta atau tulisan kita, apakah seorang doctor, professor, atau seorang ahli menulis.  Maka dari itu kita harus membuat tulisan yang sederajat sama mereka, kita harus menghipnotis mereka dengan tulisan kita.  Tetapi untuk kita yang bertujuan untuk dibaca oleh semua orang, kita harus membuat tulisan yang lebih menarik perhatian pembaca dan mudah dimengerti oleh pembaca.  Kita tidak harus menggunakan bahasa atau kkata-kata resmi yang nantinya akan membuat pusing pembacadan mungkin enggan untuk membacanya.
            Tiadak heran apabila semua keterampilan itu memerlukan “practice”, dari mulai keterampilan speaking, reading, writing, apalagi memasak,  bagaimana kita akan bisa pabila kita tidak pernah “practice” atau praktek, begitupun dengan menulis.  Karena dengan praktek kita bisa, untuk menjadi seorang penulis yang hebat kita harus membiasakan jari kita untuk menulis dan kita tidak hanya mengetahui tentang teorinya saja.  Tetapi kita juga harus bisa mempraktekan setiap teori yang kita pelajari.
            Menulis itu tidak seperti fast food yang langsung jadi begitu saja.  Tetapi menulis membutuhkan proses yang lama sehingga dapat menghasilkan suatu krya tulis yang baik.  Semuanya itu membutuhkanproses, karena prose situ wajib.  Thomas Alpha Edison pun tidak langsung berhasil dalam penemuannya, beliau harus menempuh banyakproses.  Begitupun dengan menulis, tulisan kita tidak akan selesai dengan jangka waktu yang singkat. Dalam menulis juga kita harus membuat bahasan yang meluas, jangan hanya itu-itu saja (extensive).

            Pada kesimpulannya menulis itu bukanlah sesuatu yang mudah.  Menulis membutuhkan proses yang lama, dengan menulis kita melibatkan menyusun keterampilan dan pegetahuan teks, konteks, dan pembaca.  Pastinya kita harus mengingat bahwa bahasa prertama adalah dasar untuk bahasa yang kedua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic