We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 19 Februari 2014

Class Rivew 2 "TIDAK HANYA MEMBACA DAN MENULIS, TETAPI BERFIKIR KRITIS"




Mengukir sejarah itu sebenarnya tidak sulit.  Salah satunya pengalaman adalah sesuatu yang baru yang akan menjadi sebuah sejarah.  Menjadi seorang mahasiswapun sudah menjadi sejarah bagi saya, karena ini adalah sesuatu yang baru dan belum tentu orang lain bisa merasakannya.  Menikmati pengalaman menjadi seorang mahasiswa dan menikmati banyak tugas disetiap mata kuliah, itu adalah sebuah keharusan dan wajib dikerjakan.
Selama tiga semester kemarin sudah cukup membuat pengalaman baru, terutama ketika mengerjakan tugas.  Sudah tidak bisa berleha-leha apalagi untuk bermalas-malasan.  Mata kuliah yang benar-benar membutuhkan tenaga extra adalah writing.  Bagaimana tidak, setiap minggu diberi tugas yang mengharuskan kita untuk membaca dan menulis kritis.
Malam ini kembali tinta bergoyang diatas kertas putih.  Ditemani alunan rintik hujan dan tak lupa secangkir kopi.  Ini bukan saat nya untuk duduk dihadapan trelevisi ataupun membuka facebook, tapi saatnya bekerja keras.  Semangat !!!  Sedikit demi sedikit pasti bisa selesai.  Sepertinya ini bukan pekerjaan instan, membutuhkan banyak sumber buku yang mendukung.  Apa boleh buat, ini baru malam pertama saya menuangkan ide dalam buku pasport.  Masih ada malam-malam berikutnya yang harus saya taklukan.
Mereview perkuliahan pada tanggal 11 Februari 2014, merasakan saat0-saat menegangkan ketika menunggu dosen tiba di kelas.  Ketika dosen tiba, kami langsung mempersiapkan untuk duduk dengan posisi membuat lingkaran.  Seperti sebelumnya, dosen memberikan pertanyaan seputar appetizer yang telah kami buat.  Setelah selesai, beliau memulai membuka slide materi pertemuan kali ini.  Kembali membahas mengenai isi dan kualitas mata kuliah writing akademik, karena kebanyakan dari kita masih belum bisa membuat karangan yang mengarah pada basic academic.  Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, writing 4 ini berbasis akademik.  Mengarah pada orientasi mengajar dosen yang akan menjadi penentu kualitas isi dari tulisan kita.

Writing akademik ini bersifat kaku, formal, kritikal.
Rigid atau kaku, diibaratkan seorang chef profesiona.  Ia akan memasak satu menu khusus untuk satu orang yang special atau kalangan tertentu.  Ia disebut chef ketika ia sedang memasak di dapur.  Tapi apabila ia telah selesai memasak, ia tidak disebut chef.  Begitu juga dengan penulis.  Ia akan disebut penulis apabila ia sedang melakukan tulis menulis, tapi jika sudah selesai ia tidak disebut penulis..  Ini menandakan bahwa siapapun juga bisa menjadi seorang penulis, hanya bagaimana kita bisa mengembangkannya.
Critical thinking yakni berfikir secara kritis ketika menjadi seorang pembaca maupun penulis.  Ciri ciri dari critical thinking anatara lain :
Selalu bertanya apabila ia ingin mengetahui sesuatu yang lebih dari sebuah permasalahan yang dibahas.  Dengan cara ini akan menimbulkan cara berfikir yang kritis.
Memberi argumen, dengan beberapa pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat memberi suatu masukkan pada sebuah pernyataan yang menurutnya kurang puas.
Tidak pernah puas apabila mendapat pernyataan yang kurang menambah wawasannya, maka dari itu akan timbul pertanyaan lagi dan akan menambah wawasan baru lagi untuknya.
Akan sangat selektif apabila mendapat dua pernyataan, ia akan mencari persaamaan maupun perbedaan di antara keduanya yang kemudian akan memunculkan informasi baru.
Sementara itu bagi Mr.Lala, basic writing adalah :
A way of knowing something
A way of representing something
A way of reproducing something
Something tersebut memeliki beberapa maksud, yakni knowledge, information, dan experience.
Writing memang terkait dengan literasi, namun tidak hanya dalam akademik, literacy juga akan berpengaruh besar terhadap lompatan ekonomi suatu negara, kesadaran sosial dan kemakmuran.  Melihat literasi di negara kita sebenarnya tidak salah, hanya saja sistemnya yang salah.  Kita prediksikan pada tahun 2015 nanti beberapa kasus mungkin akan terjadi di indonesia, akibat tingkat literasi yang rendah.  Pengalaman kerja sangat rendah, daya saing rendah, tenaga kerja dominan lulusan SD, literasi rendah tetapi ingin mendapat upah tinggi, itulah beberapa kasus yang mungkin akan selalu ada di indonesia apabila sistem literasi tidak di tingkatkan.
Untuk merubah literasi di negara kita khususnya harus bisa peka terhadap apapun yang ada di hadapan kita, harus mampu membuka kata kunci schemata atau kumpulan pengetahuan dalam hal apapun yang menyangkut kemajuan literasi.  Kita sebagai penerus generasi, harus lebih membudayakan literasi.  Terlebih kita harus mengetahui isue yang membutuhkan satu masukan kritis dari para mahasiawa.  Budaya literasi berkaitan dengan menulis, dan menulis tidak lepas dari teks.  Oleh karena itu merujuk pada pendapat Lehtonen tahun 2000 mengenai teks, contexts, reader, writer, dan meanings.  Teks merupakan makhluk fisik.  Makhluk fisik tersebut maksudnya adalah sebuah karya literasi yang berwujud dan mampu komunikatif, entah itu literasi teknologi lama maupun baru.  Teks dapat berupa tulisan, pidato, gambar, musik, atau simbol lainnya.
Menurut Barthes mengatakan bahwa teks linguistik yang produktifitas, dimana produsen teks dan pembaca bertemu satu sama lain.  Oleh karenanya teks, contexts, dan pembaca saling bertemu dan berkaitan.  Barthes juga mengatakan bahwa penulis bukan merupakan penunjang produksi makna, tetapi beroperasi dalam bahasa yang mengarah pada sastra, maka akan membentuk makna dalam tulisan dengan sadar maupun tidak.
Ketika sudah berbicara mengenai makna, tidak lepas dari persepsi sang pembaca teks.  Jadilah seorang pembaca yang benar-benar mengetahui isi dan makna dalam tulisan yang nantinya akan menjadi seorang pembaca yang kritis.
Pernyataan-pernyataan di atas merujuk pada literasi academic writing.  Membuat suatu masukan yang kritis tidak mudah, harus benar-benar memahami teks wacana yang dibaca.  Serhingga tingkat imajinasi juga dibutuhka.
Jadi dapat disimpulkan bahwa di antara penulis, pembaca, maupun isi memiliki koneksi yang tak bisa dipisahkan.  Seorang penulis membuat suatu karya harus mampu mengajak pembaca agar tidak bosan untuk membacanya.  Begitu pula seorang pembaca harus mampu berimajinasi dalam memahami makna teks.  Sehingga critical thinking, penulis, dan pembaca ini berada dalam satu lingkaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic