Amerika telah dikenal sebagai negara
adidaya yang memiliki kemajuan di semua aspek kenegaraannya. Namun Amerika bukanlah negara dengan
pendidikan terbaik di dunia. Lalu siapa?
Cina sebagai negara yang mendapatkan hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun
berupa kemajuan ekonomi pun bukan negara dengan pendidikan terbaik di
dunia. Apakah itu Jepang? Teknologi sangat berkembang di negeri
matahari terbit ini, banyak sekali jenis-jenis teknologi baru yang tidak ada di
negara lain lahir di sini. Namun bukan
jepang yang dimaksud sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Kategori pendidikan terbaik jatuh pada
Finlandia. Lalu bagaimana dengan
Indonesia? Indonesia masih sangat
tertinggal dari negara-negara tersebut dalam aspek Pendidikan. Bahkan Indonesia tidak lebih hebat dari
negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Indonesia saat ini berada di peringkat 69
dunia.
Seluruh dunia gempar dengan fakta ini,
mereka bingung mengenai apa yang telah dilakukan oleh Finlandia sehingga mereka
dapat meraih gelar yang sangat terhormat ini.
Kesadaran masyarakat, itu merupakan kunci dari kesuksesan Finlandia yang
tidak dapat ditemukan di Indonesia.
Sedehana memang, tetapi damapaknya luar biasa besar. Masyarakat Finlandia memiliki kesadaran besar
terhadap pentingnya pendidikan sebagai pedoman untuk bermoral. Hal terbalik terjadi di Indonesia dimana
kesenjangan sosial masih berada dimana-mana.
Hanya segelintir penduduk saja yang sadar akan pendidikan. Masyarakat Indonesia lebih memperioritaskan
“Uang”, padahal uang akan jauh lebih besar ketika masyarakat
berpendidikan. Bahkan malas bersekolah,
sekalipun mereka orang kasta ekonomi atas.
Mindset tentang pendidikan di Indonesia harus diperbaiki.
Indonesia seperti bumi dan Finlandia
layaknya langit, jauh berbeda. Namun
Indonesia dapat sama terhormatnya dengan Finlandia. Apabila Indonesia membenarkan target
pendidikannya, maka pendidikan akan lebih baik.
Target di Indonesia hanyalah untuk menghadapai sebuah tes, seperti ujian
nasional. Finlandia tidaklah
demikian. Pemerintah Finlandia berusaha
mengurangi tes, hanya ada satu tes dalam pendidikan Finlandia, yaitu matriculation examination untuk
masuk perguruan tinggi. Apabila
Indonesia menghapus sistem KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu ketika
terdapat peserta didik yang tidak mencapai kriteria tersebut dan kemudian
diadakan remedial tes atau bahkan tinggal kelas, maka pendidikan kita akan
sedikit demi sedikit menuju arah lebih baik.
Layaknya Finlandia yang menganut kebijakan automatic promotion, yaitu
kelas otomatis dan guru selalu siap membantu siswa yang tertinggal sehingga
semuanya naik kelas.
Semua orang pastinya tahu tentang apa
itu nepotisme. Indonesia nepotisme
mungkin sudah menjadi sebuah budaya.
Ketika seorang ayah menjadi kepala sekolah, dapat dipastikan ketika
anak-anaknya mendaftar menjadi pengajar akan 100% diterima tanpa melihat lagi
kemampuannya, pantas atau tidak. 3D
(Duit, dulur, dekeut) sebutan dari buaya ini.
Ketika seseorang berkeinginan menjadi pengajar, berilah uang agar
langsung terjamin. Apalagi ketika sudah
menjadi sebuah keluarga atau bahkan hanya teman dekat, maka akan jauh lebih
mudah lagi. Apabila keadaannya masih
tetap demikian pendidikan Indonesia akan tersusul oleh negara-negara dengan
pendidikan rendah di dunia. Finlandia
membuat seleksi yang lebih ketat untuk seorang guru. Lulusan S1 tidak akan bisa mengajar di
sedolah dasar, tetapi hanya bisa mengajar di taman kanak-kanak. Pendidikan setelah taman kanak-kanak akan
digurui oleh lulusan S2. Seorang guru di
Finlandia bukanlah mereka yang bodoh ketika berkuliah melainkan merupakan the
best ten ketika berkuliah. Tidak aneh
pendidikan Finlandia maju, karena nepotisme tidak mempunyai tempat di sana.
Selain nepotisme, ada pula tindak
kriminal yang dilakukan oleh orang-orang berekor tikus yang hobi menelan uang
pajak rakyat yang disebut sebagai korupsi.
Indonesia merupakan negara terpadat se-Asia Tenggara. Pendapatan negara dari pajak akan sangat
besar apabila dua hal tidak terjadi. Dua
hal tersebut adalah, rakyat yang tidak membayar pajak dan uang pajak yang ditelan
oleh si ekor tikus tersebut. Finlandia
menggratiskan semua aspek pada semua jenjang pendidikan dimulai dari taman
kanak-kanak sampai universitas. Makan,
minum, transportasi temasuk didalamnya.
Biaya pendidikan tersebut didapatkan dari pajak
daerah, provinsi, serta dari tingkat nasional.
Perincian dana pun
diatur sedemikian rupa, Finlandia
menghabiskan 3400 euro per bulan yang setara 42 juta rupiah
untuk gaji guru setiap bulannya dan 200 ribu Euro untuk setiap siswa sampai
menuntaskan pendidikan jenjang universitas.
Mahal memang, namun semuanya akan terealisasikan jika 3D dan korupsi dihanguskan.
Literasi
secara sederhana dapat diartikan sebagai membaca dan menulis. Banyak sekali masyarakat menyampingkan peran
penting dari literasi ini, khususnya Indonesia.
Kehidupan sosial di Indonesia
sangat kacau, itu salah satunya disebabkan oleh kesadaran literasi yang
kurang. Seperti contoh, banyak
taman-taman di Indonesia memiliki rumput yang jelek, bahkan mati karena sering
diinjak orang-orang. Padahal jelas
terpampang tulisan jangan menginjak tanaman.
Ketika lampu lalu lintas merah tetapi masih tetap ada masyarakat yang
menerobos dan terjadilah kecelakaan,, itu karena literasi yang selalu
diacuhkan. Anak umur tujuh tahun di
Indonesia tidak ada kewajiban untuk memiliki sebuah buku, namun semua berbeda
di Finlandia ketika literasi begitu dimanjakan.
Setiap anak diwajibkan
mempelajari bahasa Inggris serta wajib membaca satu buku setiap minggu. Bahkan untuk setiap bayi yang lahir akan
diberikan maternity package yang berisi tiga buku bacaan untuk ayah, ibu, dan
bayi itu sendiri. PAUD merupakan fase
belajar pertama dan paling kritis dalam belajar sepanjang umur manusia. Sebesar
90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85% brain paths tumbuh sebelum
anak masuk SD (7 tahun). Finlandia
memaksimalkan fase tersebut.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, faktor utama dari kemajuan
pendidikan Finlandia adalah kesadaran literasi yang ditanamkan sejak dini. Pondasi mereka sangat kuat, karena telah
menyentuh anak kecil yang berperan sebagai generasi penerus. Ada perhatian yang khusus terhadap
siswa-siswa pada tahap sekolah dasar dari pemerintah Finlandia. Mereka berpikir bahwa menyelesaikan atau
mengatasi masalah belajar bagi anak umur sekitar 7 tahun adalah jauh lebih
mudah daripada siswa yang telah berumur 14 tahun. Hal-hal seperti inilah yang hampir mustahil
ditemukan di Indonesia. Selain itu,
Finlandia mendapatkan peningkatan pendapatan nasional dana 25 % disumbangkan
oleh dunia pendidikan. Jadi literasi
merupakan dasar untuk kemajuan suatu negara.
Namun Indonesia sedang berjalan menuju tingkat keliterasian yang
lebih baik. Pendidikan Bahasa Inggris
IAIN Cirebon salah satunya, khususnya semester 4 yang sedang mendalami
tulis-menulis melalui mata kuliah writing 4 yang berfokus pada academic
writing. Mahasiswa akan dijejali dengan
teks-teks bacaan dan menulis tentunya.
Menulis yang mahasiswa lakukan bukanlah “menulis-menulisan”. Akan tetapi menulis merupakan cara mahasiswa
mengetahui sesuatu, merepresentasikan sesuatu, dan memproduksi sesuatu dan
sesuatu di sini merupakan informasi, knowledge dan pengalaman.
Terdapat satu hal yang harus seluruh mahasiswa ketahui sebelum
memasuki gerbang literasi. Mengetahui
siapa kita, itulah yang harus direnungi.
Mahasiswa yang menulis tanpa tujuan dan ruh, tidak akan bisa membuka
gerbang literasi tersebut. Ketika
keikhlasan menulis tidak dimiliki mahasiswa dan hanya menulis sebagai cara
memenuhi tugas atau hanya untuk memenuhi kontrak belajar, maka gerbang literasi
akan tertutup rapat untuk mereka.
Mahasiswa harus masuk kedalam kriteria sebagai seorang multilingual
writer yang dapat menulis secara kominikatif baik menggunakan Bahasa Indonesia
ataupun Inggris.
Jadi kesimpulannya adalah keahlian berbahasa Indonesia itu
sendiri. Ketika Bahasa Indonesia sudah
ok, maka penulisan menggunakan bahasa-bahasa lainnya akan ok pula. Sebenarnya dengan ahli menulis bahasa Indonesia
pun gerbang literasi akan terbuka. Namun
gerbang akan terbuka lebih lebar ketika bahasa Inggris pun didalami.
Created Aldha Williyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic