Chapter
Review
Pengaruh
Besar Bahasa Terhadap literasi
Berbicara
mengenai literasi tentu kita tidak bisa terlepas dari sebuah proses keterkaitan
antara membaca dan menulis. Sudah kita
ketahui bahwa definisi dari literasi itu sendiri merupakan kemampuan membaca
dan menggunakan informasi secara tertulis, dan literasi juga merupakan gabungan
antara proses berbicara, mendengar dan berfikir analitis dengan membaca dan
menulis, kemudian diterapkan menjadi sebuah kultur budaya serta
diimplementasikan melalui ilmu pengetahuan diranah pendidikan.
Sesuai
perkembangan dan tantangan zamannya,
dalam perjalanan literasi telah memunculkan beberapa persoalan, diantaranya
adalah persoalan psikologi, sosial dan juga politik. Namun atas tantangan zaman seperti yang
digambarkan diatas, Freedy and Luke menawarkan model literasi sebagai berikut :
1. Memahami kode dalam teks ( breaking codes of
text )
2. Terlibat dalam memaknai
text
3. Menggunakan text secara fungsional ( using
text functional )
4. Melakukan analisis dan mentransformasikan teks
secara kritis ( critically analyzing and transforming text )
Dari
keempat peran literasi ini dapat diringkas dalam lima verba, antara lain
memahami, melibati, menggunakan, menganalisis dan mentransformasi teks. Itu semua merupakan hakikat dari berliterasi
secara kritis dalam masyarakat demokratis.
Menurut saya, apabila darri kelima verba itu dapat diimplementasikan
atau diterapkan dalam sistem pendidikan diindonesia secara menyeluruh, mungkin
Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang maju karena literasi. Karena literasi sangat memiliki peran yang
sangat penting dalam sistem pendidikan atau kurikulum diindonesia.
Secara
sederhana, literasi berarti kemampuan membaca dan menulis. Dalam konteks sekarang, literasi memiliki
arti yang sangat luas. Kirsch dan Jungeblut dalam buku lyteracy yang
berjudul “ Profile of America young adult “ mendefinisikan literasi kontemporer
merupakan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi secara
tertulis atau cetak untuk mengembangkan pengetahuan seseorang sehingga
mendatangkan banfak bagi masyarakat atau lingkungan sekitar. Lebih jelas lagi
bahwa apabila seseorang baru bisa dikatakan literate jika ia sudah bisa
memahami sesuatu karena membaca dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman
bacaanya. Disinilah peran membaca sangat
penting dalam sebuah literasi, dari
membaca pula seseorang mampu mengimplementasikan nilai literasi dalam kehidupan
sehari-hari, terutama wilayah psikologi yaitu area psikomotorik.
Ketika
kita berbicara mengenai literasi tentu kita tidak bisa lepas dari yang namanya bahasa,
yah bahasa merupakan salah satu sumber atau aspek yang sangat penting di dalam literasi
karena keduanya sangat berkaitan erat satu sama lainnya.
Literasi tetap berurusan dengan penggunaan bahasa. Dan kini merupakan kajian lintas disiplin yang memiliki tujuh dimensi yang saling terkait antara lain melibatkan dimensi geografis, bidang, keterampilan,
fungsi, media, jumlah dan bahasa, artinya melalui ketujuh dimensi ini kita bisa mengukur sendiri nilai multilateral kita ketika kita beranalogi kedimensi monolingual,
bilingual dan multilingual.
Berdasarkan
perkembangan jaman sekarang ini, generasi literat mutlak dibutuhkan agar bangsa
kita bisa bangkit dari keterpurukan bahkan bersaing dan hidup sejajar dengan bangsa lain. Wagner (2000) menegaskan bahwa tingkat literasi yang
rendah berkaitan erat dengan tingginya tingkat drop-out sekolah, kemiskinan dan
pengangguran ketiga criteria tersebut adalah sebagian dari indicator rendahnya indeks
pembangunan manusia. Salah satu cara menciptakan generasi literat merupakan jembatan
menuju masyarakat makmur yang kritis dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
Kritis terhadap segala informasi yang diterima sehingga
tidak bereaksi secara emosional dan peduli terhadap lingkungan sekitar,
sehingga tercipta suasana yang kondusif, karena lingkungan literasi yang
kondusif akan mampu menciptakan generasi literat yang membutuhkan proses dan sarana
yang kondusif pula.
Kalau kita melihat ranah psikologi, menurut saya lingkungan
ideal bagi perkembangan literasi seorang anak ialah dimulai dari lingkungan keluarga
kemudian sekolah atau pendidikan dan yang terakhir adalah masyarakat, sehingga muncul
dalam pemikiran atau nalar saya bahwa perkembangan literasi seorang anak itu dipengaruhi
oleh factor behavior (lingkungan).
Dalam hal ini, keluarga sangat dominan dalam perkembangan
literasi seorang anak. Hasil riset menunjukan
bahasa umumnya anak mulai belajar membaca dan menulis itu dimulai dari pendekatan
orang tua dirumah. Mereka akan gemar membaca
jika melihat orang tuanya atau anggota keluarga lain dirumah sering membaca buku,
Koran atau majalah, seorang anak sebenarnya sudah bisa dirangsang untuk gemar membaca
bahkan ketika masih di dalam kandungan seseorang ibu, jadi intinya adalah bahwa
pendidikan yang pertama kali di dapat kan oleh seorang anak ialah di dapatkan dari
lingkungannya itu sendiri, nah orang tua disinilah yang memiliki peran penting dalam
perkembangan literat seorang anak, karena orang tua pun sebagai poster utama dalam
tumbuh kembangnya seorang anak.
Kembali kepembahasan mengenai bahasa, bahwasannya banyak
para penulis atau ahli linguistic mendefinisikan atau mengartikan sebuah bahasa
dengan versi mereka masing-masing dan melihat dari sudut pandang yang
berbeda-beda, namun dari penjabaran atau penjelasan pengertian mengenai bahasa tersebut
menandakan bahwa bahasa itu sangat sulit dipahami karena bahasa juga bersifat
universal, itu di karenakan bahwa dalam setiap periode bahasa akan selalu mengalami
pengembangan dan perubahan yang tidak menentu, jadi mungkin ini merupakan penghargaan
terbesar dan kabar baik untuk para pengejar ilmu bahasa atau para ahli linguistik
untuk selalu mengkaji terus menerus mengenai ilmu bahasa itu sendiri.
Kita bisa melihat sebuah kasus yang sangat nyata dalam
lingkungan pendidikan kita yang dilakukan oleh para peserta didik dalam penggunaan
baha sasehari-hari.Akhir – akhir ini banyak para peserta didik menjadikn sebuah
bahasa ini sebagai sebuah trend yang digunakan setiap hari dilingkungan sekolah,
dan menurut saya itu sangat jauh dari nilai literat. Apabila kita meninjau dari segi fungsinya,
selain sebagai alat komunikasi bahasa juga mampu menjadi sebuah tanda status
social bagi kelompok-kelom pokter tentu.
Contoh bagi seorang mahasiswa, bahasa dijadikan sebagai ajang kompetensi
diri yang dilihat ketika mengungkapkan suatu pendapat dalam forum diskusi dikelas
atau ketika mempresentasikan sebuah materi.
Ken Hyland memaknai literasi dengan sebuah kalimat
“Writing, together with reading, is an act of literacy How we use language in
outeverday lives “Menulis dan membaca merupakan sebuah praktek dari literasi,
bagaimana kita menggunakannya, dalam kehidupan sehari – hari, hal ini sangat berbanding
terbalik dengan keterangan dari AS seribner and cole yang mengatakan bahwa literasi
bukan hanya mengetahui bagaimana menulis dan membaca disetiap bagian wacana,
akan tetapi m empraktekan atau mengaplikasikan pengetahuan untuk tujuan tertentu
dalam konteks spesifik dari penggunaannya itu sendiri. Maka penggunaan bahasa
yang baik selalu dikaitkan dengan kemampuan literasi seseorang. Ini membuktikan
bahwa jika kemampuan pemahaman tentang literasinya baik, maka penggunaan bahasa
akan ikut baik, contoh seperti ini bisa dibuktikan melalui riset tentang perbedaan
orang yang suka membaca mempunyai nilai literasi tinggi disbanding orang yang
jarang baca.
Pada abad modern seperti sekarang ini, literasi mengalami
perkembangan makna seperti yang dikatakan oleh Barber bahwa pada abad ke 21 ini
standar kelas dunia dalam masalah literasi sangat tinggi, karena dengan mendapatkan
informasi dengan baik, mampu belajar dengan konstan, percaya diri dan mampu bermain
atau mampu menempatkan dirinya sebagai seorang warga yang berada pada sebuah masyarakat
yang demokrasi.
Dalam perkembangan dan kemajuan zaman yang sangat pesat
ini, literasi menunjukan perubahan paradigma literasi itu sendiri, itu terlihat
pada beberapa aspek diantaranya :
-
Ketertiban lembaga – lembaga social
-
Tingkat kefasihan relative
-
Pengembangan potensi diri dan pengetahuan
-
Standar dunia
-
Warga masyarakat demokratis
-
Keragaman local
-
Hubungan global
-
Kewarganegaraan yang efektif
-
Bahasa Inggris ragam dunia
-
Kemampuan berfikir kritis
-
Masyarakat semiotic
Dari beberapa aspek literasi yang menunjukan perubahan
perkembangan dan kemajuan jaman mengenai perubahan paradigma literasi,
sebenarnya kalau kita melihat dari waktu kewaktu sebenarnya hanya perubahan
yang menghasilkan efek yang sangat baik dari masa kemasa
Berdasarkan penjelasan yang sudah dituangkan dalam penulisan
chapter review kali ini, kita tahu bahwa bahasa merupakan hal paling penting dalam
budaya literasi. Sudah kita ketahui juga bahwa mengenai pemahaman materi literasi
itu sendiri ternyata bukan hanya keterampilan baca tulis, akan tetapi banyak para
ahli yang memiliki pemahaman yang berbeda-beda sesuai cara pandang mereka masing-masing
berdasarkan sudut pandang yang berbeda, namun mempunyai nilai edukasi atau pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic