We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 23 Desember 2014



Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Oleh : Nurjannah al kendali
Judul                          : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang                  : Tere-Liye
Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan                      : Kedua, Oktober 2010
Jumlah halaman        : 264 halaman
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji-janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang, ketika dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah… biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun… daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.

Novel ini menceritakan tentang kisah cinta seorang gadis kecil yang bernama Tania, yang mencintai seseorang (Danar) yang dianggap sebagai malaikat bagi  keluarganya. Kisah cinta ini bisa dibilang, kisah cinta beda usia. Karena antara Tania dan Danar selisih 14 tahun. Selaian itu, novel ini juga mengkisahkan tentang kehidupan kakak beradik yang bernama Tania dan Dede. Mereka yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu mereka yang sakit-sakitan.
            Ketika Tania berumur 11 tahun, kerasnya kehidupan membuat Tania dan Dede adiknya terpaksa mencari uang dengan mengamen dari satu bus kota ke bus yang lainnya. Hal tersebut mereka lakukan demi menghidupi diri mereka dan ibunya yang sering sakit-sakitan. Ayah Tania meninggal ketika Tania berumur 8 tahun. Sejak saat itu pula kehidupan mereka yang pas-pasan berbalik menjadi serba kekurangan. Tania, Dede, dan Ibunya diusir dari rumah kontrakan,  lalu memutuskan untuk tinggal di rumah kardus.
            Suatu hari, ketika Tania sedang mengamen di salah satu bus kota, kemudian tidak disengaja kaki Tania menginjak paku payung, yang pada saat itu mereka tidak memakai sandal. Penumpang yang berada di dalam bus tidak menghiraiukan Tania kecil yang sedang menahan rasa sakit karena kakinya menginjak paku. Namun ada seorang laki-laki dewasa yang menolong Tania dan mengikat luka dikakinya dengan saputangan yang berwarna putih miliknya. Kemudian Tania dan Dede adiknya pun diantarkan pulang oleh seseorang tersebut. Laki-laki tersebut bernama Danar, seorang yang dianggap sebagai malaikat bagi Tani, Dede dan Ibunya. Laki-laki itu juga yang menjanjikan kehidupan Tania, Adik dan ibunya lebih indah lagi. Dan saat itu juga awal mula perasaan Tania muncul terhadap Danar.
            Sejak saat itu pula, Danar sering mengunjungi rumah kardus mereka. Suatu ketika Danar memberikan rumah kontrakan kepada mereka. Selain itu juga Tania dan Dede pun kembali bersekolah. Danar selalu mengirimkan uang untuk biaya kehidupan mereka. Setiap minggunya Danar past menyempatkan waktunya untuk datang ke kontrakan mereka. Lama- kelamaan mereka semakin dekat dan menganggap mereka seperti keluarganya sendiri. Tania sangat mengagumi Danar karena selain baik, dia juga punya wajah yang menawan.
           
            Walaupun Tania dan Dede sudah bersekolah kembali, mereka masih mengamen seperti biasanya. Namun bedanya mereka mengamennya sepulang dari sekolah. Kemudian setelah ibu Tania mulai usahanya dengan berjualan kue. Semakin lama, usahanya semakin laku, sehingga Tania dan Dede tidak lagi mengamen di jalanan, dan beralih menjadi pengantar kue ke toko-toko terdekat dan kantin di sekolahnya. Usaha ibunya semakin maju, itu membuat mereka hidup normal lagi dan mereka sangat bahagia. Suasana sedikit berubah ketika Danar membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti perasaan itu.

Kebahagiaan merekapun berkurang saat ibu Tania meninggal karena penyakit kanker.. Berat sekali bagi Tania dan Dede menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawab menjaga Dede adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sangat pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya. Semua pengalaman hidup yang telah Tania alami menjadikannya lebih dewasa dari gadis-gadis lain seumurannya. Perasaannya terhadap Danar juga semakin jelas. Lambat tahun Tania tahu, perasaan itu bernama cinta.

Kisah cinta Tania terhadap Danar tidaklah mudah. Sebenarnya remajanya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu apakah Danar memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin sulit bagi Tania saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania sangat patah hati dengan keputusan tersebut. Sehingga Tania memutuskan untuk tidak hadir dalam pernikahan mereka meskipun Danar dan Ratna telah membujuknya. Dan Tania lebih memilih tetap berada di Singapura selama liburan lulus SMA nya.
           
            Beberapa waktu berlalu, Tania mengetahui bahwa rumah tangga Danar dan Ratna tidak bahagia. Ratna bercerita kepada Tania bahwa Danar telah banyak berubah setelah pernikahannya, terutama setelah berpisah dengan mu Tania. Danar menjadi pendiam dan seringkali tidak berada di rumah. Ratna tahu ada sesuatu yang menghalangi mereka, ada seseorang di antara ia dan Danar tapi ia tidak pernah tahu siapakah bayangan (penghalang) itu. Dari cerita adiknya Dede, akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel "Cinta Pohon Linden" yang tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil seperti Tania.

Sayang sungguh sayang, ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, itu semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya.

Kelebihan novel ini adalah bahasanya yang mudah dibaca. Ada beberapa point yang bisa saya ambil pelajaran dari novel ini yaitu, kerja keras Tania dalam menggapai cita-citanya. Gimana tidak, yang tadinya seorang pengamen jalanan, bisa mendaptkan beasiswa dari Singapuradan bisa bersekolah di sana selama bertahun-tahun berkat kecerdasan dan prestasinya.
     Kelemahan novel ini adalah ketika pertama kali saya membaca, khususnya di awal- awal cerita, saya sedikit bingung dengan ceritanya. Kemudian kurangnya kejelasan pada akhir cerita, yang membuat orang-orang masih penasaran terhadap cerita. Tapi sayangnya novel ini bukan novel sekuel atau trilogi, yang bisa diikuti cerita kelanjutannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic