Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci
Angin
Oleh : Nurjannah al kendali
Judul : Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin
Pengarang : Tere-Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kedua, Oktober 2010
Jumlah halaman : 264 halaman
Dia
bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari
kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh,
sekolah, dan janji-janji masa depan yang lebih baik.
Dia
sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian,
dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu
semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu
benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku,
Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan
sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang,
ketika dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang
tidak tahu diri, biarlah… biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun… daun
yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai
pohonnya.
Novel ini menceritakan tentang kisah cinta seorang gadis
kecil yang bernama Tania, yang mencintai seseorang (Danar) yang dianggap
sebagai malaikat bagi keluarganya. Kisah
cinta ini bisa dibilang, kisah cinta beda usia. Karena antara Tania dan Danar selisih
14 tahun. Selaian itu, novel ini juga mengkisahkan tentang kehidupan kakak
beradik yang bernama Tania dan Dede. Mereka yang harus putus sekolah dan
menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka.
Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu mereka yang sakit-sakitan.
Ketika Tania berumur 11 tahun,
kerasnya kehidupan membuat Tania dan Dede adiknya terpaksa mencari uang dengan
mengamen dari satu bus kota ke bus yang lainnya. Hal tersebut mereka lakukan
demi menghidupi diri mereka dan ibunya yang sering sakit-sakitan. Ayah Tania
meninggal ketika Tania berumur 8 tahun. Sejak saat itu pula kehidupan mereka
yang pas-pasan berbalik menjadi serba kekurangan. Tania, Dede, dan Ibunya
diusir dari rumah kontrakan, lalu
memutuskan untuk tinggal di rumah kardus.
Suatu hari, ketika Tania sedang
mengamen di salah satu bus kota, kemudian tidak disengaja kaki Tania menginjak
paku payung, yang pada saat itu mereka tidak memakai sandal. Penumpang yang
berada di dalam bus tidak menghiraiukan Tania kecil yang sedang menahan rasa
sakit karena kakinya menginjak paku. Namun ada seorang laki-laki dewasa yang
menolong Tania dan mengikat luka dikakinya dengan saputangan yang berwarna
putih miliknya. Kemudian Tania dan Dede adiknya pun diantarkan pulang oleh
seseorang tersebut. Laki-laki tersebut bernama Danar, seorang yang dianggap
sebagai malaikat bagi Tani, Dede dan Ibunya. Laki-laki itu juga yang
menjanjikan kehidupan Tania, Adik dan ibunya lebih indah lagi. Dan saat itu
juga awal mula perasaan Tania muncul terhadap Danar.
Sejak saat itu pula, Danar sering
mengunjungi rumah kardus mereka. Suatu ketika Danar memberikan rumah kontrakan
kepada mereka. Selain itu juga Tania dan Dede pun kembali bersekolah. Danar
selalu mengirimkan uang untuk biaya kehidupan mereka. Setiap minggunya Danar
past menyempatkan waktunya untuk datang ke kontrakan mereka. Lama- kelamaan
mereka semakin dekat dan menganggap mereka seperti keluarganya sendiri. Tania
sangat mengagumi Danar karena selain baik, dia juga punya wajah yang menawan.
Walaupun Tania dan Dede sudah
bersekolah kembali, mereka masih mengamen seperti biasanya. Namun bedanya
mereka mengamennya sepulang dari sekolah. Kemudian setelah ibu Tania mulai
usahanya dengan berjualan kue. Semakin lama, usahanya semakin laku, sehingga Tania
dan Dede tidak lagi mengamen di jalanan, dan beralih menjadi pengantar kue ke
toko-toko terdekat dan kantin di sekolahnya. Usaha ibunya semakin maju, itu
membuat mereka hidup normal lagi dan mereka sangat bahagia. Suasana sedikit
berubah ketika Danar membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa
cemburu, ia tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka
itu bukan sekedar perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa
menerjemahkan apa arti perasaan itu.
Kebahagiaan merekapun berkurang saat ibu Tania meninggal
karena penyakit kanker.. Berat sekali bagi Tania dan Dede menerima kenyataan
bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung
jawab menjaga Dede adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping
mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sangat pintar. Ia berhasil
mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam
studinya. Semua pengalaman hidup yang telah Tania alami menjadikannya lebih
dewasa dari gadis-gadis lain seumurannya. Perasaannya terhadap Danar juga
semakin jelas. Lambat tahun Tania tahu, perasaan itu bernama cinta.
Kisah cinta Tania terhadap Danar tidaklah mudah. Sebenarnya
remajanya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu apakah Danar
memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin sulit bagi
Tania saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania sangat patah hati
dengan keputusan tersebut. Sehingga Tania memutuskan untuk tidak hadir dalam
pernikahan mereka meskipun Danar dan Ratna telah membujuknya. Dan Tania lebih
memilih tetap berada di Singapura selama liburan lulus SMA nya.
Beberapa waktu berlalu, Tania
mengetahui bahwa rumah tangga Danar dan Ratna tidak bahagia. Ratna bercerita kepada
Tania bahwa Danar telah banyak berubah setelah pernikahannya, terutama setelah
berpisah dengan mu Tania. Danar menjadi pendiam dan seringkali tidak berada di
rumah. Ratna tahu ada sesuatu yang menghalangi mereka, ada seseorang di antara
ia dan Danar tapi ia tidak pernah tahu siapakah bayangan (penghalang) itu. Dari
cerita adiknya Dede, akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania.
Danar menuliskan perasaannya dalam novel "Cinta Pohon Linden" yang
tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar
merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil
seperti Tania.
Sayang sungguh sayang, ketika Tania dan Danar sama-sama tahu
perasaan mereka masing-masing, itu semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun
Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan
memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya.
Kelebihan novel ini adalah bahasanya yang mudah dibaca. Ada
beberapa point yang bisa saya ambil pelajaran dari novel ini yaitu, kerja keras
Tania dalam menggapai cita-citanya. Gimana tidak, yang tadinya seorang pengamen
jalanan, bisa mendaptkan beasiswa dari Singapuradan bisa bersekolah di sana
selama bertahun-tahun berkat kecerdasan dan prestasinya.
Kelemahan novel ini adalah ketika pertama kali saya membaca, khususnya di awal-
awal cerita, saya sedikit bingung dengan ceritanya. Kemudian kurangnya
kejelasan pada akhir cerita, yang membuat orang-orang masih penasaran terhadap
cerita. Tapi sayangnya novel ini bukan novel sekuel atau trilogi, yang bisa
diikuti cerita kelanjutannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic