-Class review 12-
Pergolakan
internal yang menyesakkan dada rupanya belum berakhir dengan nyata, terhitung
hari Selasa 13 Mei 2014. Genderang perang mulai sayup-sayup terdengar, senjata-senjata
runcing sudah siap berbaris dalam mimbar kekuasaan, dan teriakan laskar-laskar
gigih sudah siap dalam memperebutkan barisan depan. Pertempuran setengah musim
akan terulang kembali di medan perang ini, bersama divisi PBI-C. Dengan selalu menerima puluhan bom kertas
yang tak tahu kapan akan meledak, ranjau-ranjau kecil yang berbaris dalam
tumpukan kalimat akan siap meledakan diriya jika kita tak berhati-hati
menjinakannya. Ini menjadi harapan sebenarnya, kita bukan hanya menjadi perakit
bom ulung tapi perakit nuklir handal. Dengan tetesan darah dan keringat menjadi
saksi semuanya, kita berharap dalam pertempuran akhir ini menjadi akhir yang
bahagia dalam perang Academic Writing.
Dalam
akhir ini, guratan tinta kembali menjamah kertas putih suci yang bersahaja. Mr.
Lala Bumela belum berakhir dalam mendeklarasikan sejarah dunia, sejarah dalam
mengukir duka nestapa di Papua Barat. Akhir pertempuran ini kita akan
mengahadapi sejarah kembali, dengan penulisan Argumentative Essay. Sebelum
pertempuran besar akan dimulai, beliau memeberikan wejangan kepada kita dengan
meng-highlight hal-hal penting tentang apa yang dikatakan Ken Hyland dalam bukunya Teaching
and Researching Writing (2009).
Kelas kita sudah seberapa jauh penekanan tentang Ken Hyland, dengan
proses review tulisan.
Melalui
pendekatan pedagogy dalam menulis, diharapkan kita mampu mengembangkan tulisan
kita setelah terjadinya teknik menghasilkan, penyusunan, merevisi dan menanggapi berbagai
teks, dan mengembangkan pengakuan
bahwa menulis melibatkan mediasi
antara penulis dan penonton [Ken Hyland (2009)]. Melalui pendekatan
tersebut, kita berada di tahap revisi pertama dalam melakukan Argumetative
Essay. Dalam buku Ken Hyland (2009:80)
menjelaskan, bahwa ada 5 proses dalam menulis, yaitu: Problem Solving, Generative, Recursive, Collaborative dan
Developmental.
1. Problem-Solving
Menulis adalah
pemecahan suatu masalah, metode ini juga dikemukakan oleh Flower. Penulis menggunakan strategi penemuan dan perencanaan yang luas untuk menyelesaikan masalah retoris bahwa
setiap penulisan tugas dihadirkan. Dalam proyek Essay ini, memecahkan
masalah tentang tulisan yang S. Eben Kirkskey tuliskan mengenai konflik Papua,
kita tahu bahwa BP (British Petroleum) adalah sumber masalahnya. Hal ini juga
bisa dikatakan memetakan konflik Papua. Tapi ada banyak pertanyaan yang timbul dalam
tulisan Eben, dengan tidak menuliskan PT Freeport juga selain BP. Jika diteliti
Freeport lah yang lebih dulu datang, statement ini bisa dituliskan dalam
pemecahan masalah Papua.
Dalam proyek analisis
tersebut, Ken Hyland juga mengatakan ada 2 syaratnya:
a. Penulis yang mampu memecahkan masalah adalah penulis
yang mempunyai strategi
b. Penulis
mampu merencanakan, karena perencanaan itu extensive (luas).
2. Generative
Penulis mengeksplorasi dan menemukan ide-ide yang mereka tulis. Yang
menarik dalam menulis adalah menyelam lautan ilmu, seberapa banyak bahan bacaan
yang pernah kita baca untuk dituliskan kembali kedalam secarik kertas. pendekatan ini sesuai dengan cara pandang
Murray dan Holst yaitu menulis sebagai suatu pembelajaran. Berbagai pendekatan telah dianggap
sebagai teks wacana,
tetapi semua telah mencoba untuk menemukan bagaimana penulis mengatur bahasa untuk
menghasilkan koheren, prosa
tujuan. Jika penulis mampu menemukan bagaimana cara menulis
yang berkualitas, ini akan disebut sebagai “Good writing”.
Dalam buku
Hyland (2009:19), Rohman (1965:
107–8) mengatakan “Good writing” adalah
kombinasi ditemukan kata-kata yang memungkinkan seseorang integritas
mendominasi subjek dengan pola baik yang segar dan asli.”'Bad writing”, kemudian, adalah gema dari kombinasi
orang lain yang kita hanya mengambil alih untuk kesempatan tulisan kita. . .
'Good writing' harus menjadi penemuan oleh orang
yang bertanggung jawab dari keunikannya dalam subjek. Ini sama halnya dengan menulis sebagai
tindakan penemuan kreatif di mana proses ini sama pentingnya dengan produk kepada penulis.
3.
Recursive
penulis terus-menerus
meninjau dan memodifikasi teks
mereka saat mereka menulis dan sering menghasilkan beberapa draft untuk mencapai produk jadi. Tahap ini juga
disebut “revisi”, dengan memperbaiki produk kita sebelum dipublikasikan. Dalam
hal ini juga kita menemukan dengan apa yang disebut “Constant review”, melakukan tindakan revisi secara konstan. Dengan
cara menulis lagi, membaca lagi, menulis lagi, membaca lagi dan menulis lagi
dengan waktu yang tetap. Pendekatan ini dipopulerkan oleh Elbow, yaitu pre-writing,
revision dan peer response. Untuk
mencapai hasil yang baik, penulis harus mampu menyatukan jiwanya dengan
audience dan mengerti respon mereka.
Seperti yang kita lakukan pada pertemuan kali ini, melakukan
beberapa konsultasi, revisi, dan
menuliskannya kembali. Peer
response juga bisa dilakukan dengan teman, melalui beberapa prosedur dan
memeberikan kritikan. Contohnya [Ken
Hyland (2009:82)]siswa berkonsentrasi pada aspek yang berbeda dari teks sampel, mengingat isinya,
tujuan, audince mungkin meneliti tingkat formalitas, panjang kalimat, pilihan kosa kata, dan
sebagainya, dan mendiskusikan evaluasi mereka dalam kelompok-kelompok
kecil.
Tujuan ini adalah membuang
kata-kata mati, memperkuat kalimat,
dan
meningkatkan gaya
4.
Collaborative
Seperti yang dijelaskan
dalam penjelasan Recursive, bahwa
menulis juga membutuhkan perbaikan untuk bisa diterima dengan baik. Dalam pembahasan
ini juga demikian, bahwa setelah kita mendapatkan perbaikan, apakah kita focus
dalam timbal balik yang dikatakan teman diskusinya atau gurunya. Keduanya, guru
maupu teman diskusinya adalah elemen
sentral dari pembelajaran. Setiap essay
menerima komentar rekan berdasarkan rubrik yang berfokus pembaca pada aspek-aspek
tertentu dari genre tersebut, sehingga meningkatkan kesadaran kedua peserta
dari isu-isu penting.
Tanggapan ini berfokus pada apa yang mereka pelajari dari
komentar pembaca dan apa yang mereka harus lakukan untuk memperbaiki potongan.
Tutor mengomentari kekuatan kertas dan menyarankan
perbaikan mungkin (Ken
Hyland:84). Dalam pertemuan kali ini pun demikian, minggu lalu Mr. Lala
menyuruh kita untuk melakukan revisi ouline Essay. Beliau mengatakan bahwa
rata-rata thesis statement yang ditulis di kelas kita perlu diperbaiki, jadi
kita langsung merespon dan memperbaiki kesalahan kita. Bahkan,
dengan fokus pada akurasi adalah persis
tempat yang salah untuk mencari menulis perbaikan karena
ada sedikit bukti untuk menunjukkan bahwa baik kompleksitas sintaksis atau ketepatan tata bahasa merupakan langkah terbaik dari menulis
yang baik.
5. Developmental
Penulis tidak boleh dievaluasi
hanya pada produk akhir mereka, tetapi pada perbaikan mereka. Menulis sebagai tindakan
kreatif penemuan di mana proses ini sama pentingnya dengan produk kepada penulis. Menulis
itu dipelajari, tidak diajarkan, dan peran guru adalah
memfasilitasi, memberikan penulis
dengan ruang untuk membuat makna sendiri melalui
menggembirakan, positif, dan mengatur lingkungan dengan menjauhkan gangguan
kepada muridnya.
Menulis adalah proses perkembangan,
jadi guru didorong untuk tidak memaksakan pandangan mereka, memberikan model, atau
menyarankan tanggapan terhadap topik
sebelumnya. Sebaliknya, mereka didesak untuk merangsang
pemikiran penulis melalui
tugas
pra-writing, seperti jurnal-menulis dan analogi (Elbow,
1998), dan untuk menanggapi ide-ide yang menghasilkan penulis. Kemudian, menulis sebagai
penemuan diri
(Ken Hyland: 19). Mr. Lala juga melihat kita dengan demikian, perkembangan kita
dari masa ke masa mempunyai cita rasa atau tidak dalam menulis.
Dengan demikian,
melalui kelima tahap tersebut diharapkan kita bisa menjadi penulis yang baik.
Dalam menghadapi proyek ini, kita seakan merencanakan gerilya besar-besaran. Maka
dari itu dibalik perencenaan menulis yang baik, Lehtonen meegaskan ulang bahwa”tulisan
yang baik, embrionya ada di Good reading”. Kita diharapkan membaca dengan
comprehensive, sehingga nantinya menjadi Good writing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic