We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 13 Mei 2014

Perbedaan Sejarah yang Membuatnya Tak Bersatu


Class Review 11
           
        Waktu begitu terasa cepat berlalu. Mentari yang baru terbit dari timur tak terasa kini sudah berada diujung barat menandakan akan berakhirnya siang dan berganti menjadi malam. Kusiapkan alat tempur spesial untuk tugas writing. Sejenak teringat ketika pak Lala mengatakan bahwa kemungkinan class review ke-11 ini merupakan class review terakhir dimata kuliah writing and composition 4 ini. Sungguh tak terasa, waktu berlalu begitu cepatnya. Banyak sekali hal-hal yang didapatkan selama mengikuti mata kuliah writing ini. Mulai dari critical review mengenai teks “Speaking Truth to Power with Books” karya Howard Zinn hingga sekarang argumentative essay dengan teks “Don’t Use Your Data as a Pillow” karya S. Eben Kirksey yang membahas mengenai konflik di Papua.
            Banyak orang mengatakan bahwa Papua merupakan pulau surga. Segalanya bisa didapatkan dipulau yang kaya itu. SDA yang melimpah, mulai dari emas, tembaga, uranium, gas, hingga minyak bumi bisa didapatkan dipulau sana. Keanekaragaman flora dan fauna tak kalah melimpahnya. Culture yang beragam dan khas ikut menambahkan kekayaan yang dimiliki Papua. Begitupun dengan tetangganya, yaitu Papua Nugini. Meskipun kekayaan alamnya yang terkenal yaitu emas, tembaga dan perak  sudah dieksploitasi sejak dulu sebelum Papua Nugini merdeka pada tahun 1975, tetapi kekayaannya masih tetap ada atau tidak habis.
            Berbicara mengenai Papua Nugini, terkadang terlintas difikiran mengapa Papua Nugini tidak menjadi bagian dari NKRI seperti halnya Papua? Padahal kalau dilihat dipeta, Papua dan Papua Nugini merupakan satu daratan dan memiliki batas wilayah yang dikatakan cukup unik, yaitu memanjang lurus dari atas kebawah.
            Sebenarnya, yang berperan penting dalam mendefinisikan mana saja wilayah Indonesia adalah Belanda. Karena wilayah Indonesia yang diklaim saat Indonesia merdeka adalah wilayah yang merupakan jajahan Belanda. Itulah sebabnya mengapa Indonesia tidak mengklaim wilayah Filipina dan Semenanjung Malaya sebagai wilayah Indonesia (padahal kedua wilayah tersebut dahulu masuk dalam wilayah kerajaan Majapahit) atau bahkan Vietnam (yang dahulu masuk wilayah Sriwijaya). Itulah sebabnya mengapa Indonesia mengklaim dan memperjuangkan Papua adalah wilayah Indonesia (Papua termasuk wilayah kolonial Belanda) dan tidak keseluruhan pulau Papua diklaim Indonesia karena Papua bagian timur atau Papua Nugini merupakan wilayah kolonial Australia dan Inggris. Sama halnya dengan Malaysia dan Brunei Darussalam. Meskipun wilayah negara mereka satu daratan dengan Indonesia, tetapi mereka tidak diklaim oleh Indonesia karena wilayah mereka merupakan jajahan Inggris, meskipun Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam memiliki banyak kesamaan dalam berbagai aspek, seperti suku, bahasa, budaya, dan sebagainya.
            Pada abad ke-16, pelaut Eropa mulai membagi dunia menjadi dua bagian dengan tujuan untuk menaklukan dunia baru bagi kepentingan perdagangan dan kekuasaan. Portugis menjelajah dunia kearah timur dan berhasil menaklukan Malaka pada tahun 1511 dan menguasai kepulauan Indonesia sampai di kepulauan Maluku. Pelaut portugis bernama Jorge de Meneses tiba di barat laut pulau Papua pada tahun 1526 dan menyebut pulau Papua “illhas dos Papuas”.
            Sementara itu bangsa Spanyol diberi tugas untuk menaklukan dunia barat setelah menduduki benua Amerika. Pelaut-pelaut itu terus berlayar dari arah barat dan menelusuri samudera pasifik menuju kearah timur. Pada abad ke-16 orang-orang Spanyol tersebut berhasil menduduki kepulauan Filipina dan pada tahun 1545 Ortize de Retes berlayar dibagian utara pulau Papua. Ia melihat orang-orang berkulit hitam dan berambut keriting sama seperti orang-orang Guinea di Afrika yang pernah dijumpainya sehingga pulau tersebut diberi nama “Nova Guinea” dalam bahasa Spanyol.
            Pemerintah Belanda pada tahun 1886 atas desakan Jerman dan Inggris, Belanda segera berusaha mengklaim 141 derajat lintang timur sebagai daerah kekuasaannya, walaupun Belanda sendiri belum pernah menduduki tanah Papua yang diklaimnya. Penduduk Belanda atas tanah Papua baru saja dilakukan setelah para Missionaries Protestan dari Jerman dan Belanda tiba dipulau Mansinam, Manokwari pada tahun 1885 sementara para Missionaries Khatolik kegiatannya di Marauke bagian selatan pulau ini sejak 1905.
            Pos pemerintahan Belanda mulai dibuka di Fakfak untuk bagian selatan dan Manokwari dibagian utara. Pengaruh pada Missionaries sangat sedikit pada awal mula pelayanan tetapi setelah pos pemerintah itu beroperasi dan banyak ekspedisi dilakukan, maka lama kelamaan kegiatan para missionaries nampak dan perubahan  mulai terjadi. Pada tahun 1937 para missionaries khatolik dan protestan masuk didaerah pegunungan tengah bersamaan waktunya dengan pemerintah Belanda. Sebelum perang dunia II pengaruh para missionaries khatolik dan protestan kurang terlihat didaerah pegunungan tetapi didaerah pesisir pantai sudah berkembang secara perlahan tetapi pasti dengan penekanan pada pelayanan pendidikan, kesehatan dan pengembangan ekonomi rakyat teristimewa dibidang pertanian, pertukangan (mebeul), perikanan dan perkebunan.
            Perang dunia II membawa malapetaka yang besar bagi masyarakat di tanah Papua karena oleh tentara sekutu dengan tentara Jepang, kawasan ini dijadikan sebagai medan perang. Orang-orang Papua yang tidak tahu dengan masalah ini telah menjadi korban. Banyak orang dibunuh secara brutal oleh tentara-tentara Jepang, sementara ternak, rumah dan kebun-kebun khususnya didaerah yang baru saja berjumpa dengan pengaruh dunia luar. Pembunuhan, pemerkosaan, perampasan, teror, intimidasi dan lain-lain dilakukan terhadap penduduk setempat.
            Situasi ini tidak berlangsung lama, karena kekalahan Jepang dengan jatuhnya bom atom di Nagasaki dan Hiroshima pada tahun 1945 yang dengan segera melumpuhkan kejayaan Jepang atas Asia sebagaimana diklaimnya. Keadaan normal kembali setelah perang dunia II berakhir. Dan segera setelah itu Presiden Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia mengklaim kemerdekaannya, walupun Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia setelah empat tahun kemudian kecuali Nedherlands New Guinea atau tanah Papua sekarang. Belanda memperluas kekuasaannya sekaligus memperkuat pertahanan di Papua sejak tahun 1945 dengan mendirikan pos-pos pemerintah disekitar Jayapura, Biak, Enarotali, Merauke, Fakfak, Sorong, Manokwari, dan sebagainya.
            Begitulah alasan mengapa Papua Nugini bukan merupakan bagian dari NKRI karena pada sejarahnya memiliki banyak perbedaan. Selain itu, meskipun Papua Nugini merupakan negara merdeka tetapi dibelakangnya adalah Australia yang merupakan penjajah Papua Nugini pada jaman dahulu. Sehingga itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menjadi wilayah NKRI.
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic