Apa
kabar class review? Liburan penulisan class review di minggu kemarin cukup
membuat otak saya sedikit berkarat. Pertemuan kedelapan kemarin cukup membuatku
tegang. Dan class review kedelapan ini merupakan preview dari pertemuan kesembilan.
Namun, class review kedelapan ini nampaknya merupakan class review terberat
sepanjang penulisan class review yang sudah-sudah. Hal ini hanya disebabkan
oleh waktu pengerjaan yang relative singkat. Bahkan, saya hanya mempunyai hari
deadline saja untuk mengerjakan class review ini, karena tidak tersedia
hari-hari yang biasanya ku gunakan untuk mengkonsep dan memikirkan pembahasan
di class review.
Dalam class review ini, kami
dituntut untuk menjadi Reader. Setelah kemarin berkecamuk dengan tulis menulis,
sekarang giliran reading yang ditonjolkan. Hal itu karena kami ini sebenarnya
sedang dirancang sebagai multilingual. Dalam pertemuan kemarin, kami mendapat
sebuah nuansa baru dalam kegiatan belajar writing tersebut. Sebuah konsep yang
tengah dibentuk untuk kami selaku mahasiswa yang sedang belajar writing. Dan
dari sekian kata kunci diharapkan dari kami, disiniterdapat satu aspek yang
sangat ditekankan sekali, yaitu kata “Teamwork”. Percuma sekali jika sebuah
kelas yang dihuni oleh orang-orangyang berkemampuan namun tidak mempunyai unsur
Teamwork.
Kegiatan yang dilakukan di kelas
kemarin yaitu memaknai sebuah tulisan yang berjudul “Don’t use your data as a
pillow” yang mana ditulis oleh S.Eben Kirksey. Akan tetapi, sebelum itu kami
mendiskusikan sebuah Tivia Quiz terlebih dahulu sebagai pemanasan. Dari
Sembilan pertanyaan yang tersedia,kelompok kami hanya mampu menjawab dua buah
pertanyaan saja. Itupun pada pertanyaan nomer satu, kami tidak didasari dengan
pengetahuan dasar yang luas mengenai
Papua. Pertanyaan pertama mengenai lokasi dari Papua barat dan apa sih Papua
barat sendiri? Menurut hasil dari jawaban kelompokkami, Papua barat merupakan
daerah bagian dari Papua yang ingin memisahkan diri dari Indonesia (NKRI).
Sedangkan lokasinya tentu saja dibagian timur Indonesia yaitu di Pulau Papua.
Sedangkan pertanyaan kedua Tentang perbedaan Papua dengan Irian Jaya, kami
mendapatkan sedikit ilham dalam hal ini.
Menurut kelompok kami, perbedaan
antara Papua dengan Irian Jaya tentu saja berbeda pada penamaannya. Terdapat
sebuah cerita menarik mengenai penggantian Papua ke Irian Jaya. Papua sendiri,
merupakan nama asli atau asal dari daerah tersebut. Sedangkan Irian Jaya
merupakan nama yang diberikan Soekarno untuk menandakan bahwa daerah tersebut
merupakan bagian dari Indonesia. Setelah
saya ingat-ingat lagi hal-hal yang berkaitan dengan Papua, ada yang terlewat
dari diskusi kelompok kami kemarin. Kemerdekaan Papua tidaklah serempak dengan
kemerdekaan Indonesia yang ditandai dengan proklamasi. Pada saat Indonesia
telah merdeka, wilayah Papua masih dimonopoli oleh Belanda. Oleh sebab itu,
dibentuklah gerakan Trikora dalam upaya pembebasan Papua. Maka, sebagai tanda
pelepasan diri dari Belanda, Ir.Soekarno mengubah nama Papua menjadi IRIAN JAYA
yang artinya Ikut Republik Indonesia Anti Nederland (IRIAN).
Rancangan khas diseason ini
ditekankan pada kata Constant. Tuntutan tersebut mesti diperhatikan dengan
baik-baik agar tidak terjadi error, mistake atau Ignorance. Proses tersebut
merupakan batu loncatan untuk menghasilkan kualitas dari sebuah kegiatan
membaca dan menulis. Kemarin pun, proses tersebut dijalankan pada kami. Mulai
dari pemaknaan terhadap judul dan juga tiap-tiap kalimat dari paragraph
pertama, sementara untuk selanjutnya, pembahasan yang didiskusikan cukup per
paragraph saja dan tidak perlu detail per kalimat.
Dalam judul “Don’t Use Your Data as
a Pillow”, terdapat dua kata kunci yakni data dan pillow. Di ranah ini,
kelompok kami mendiskusikan kaitan pillow sebagai analogi dari data. Menurut
saya sendiri, data itu sebagai penunjang atau patokan seseorang dalam pencarian
informasi. Sedangkan pillow merupakan perumpamaan untuk menyandarkan otak kita.
Jika otak atau kepala kita disandarkan pada data atau pillow, kemungkinan yang
terjadi adalah kita terpaku pada data.
Berbeda namun hamper serupa, saya
memiliki empat pendapat lagi dari hasil diskusi kemarin. Menurut apa yang
dipahami Saleha, ia memandang bahwa data itu memuat berbagai informasi dan
pillow diartikan bahwa informasi atau data tersebut untuk menunjang
peristirahatan. Masih hamper serupa, apa yang dipahami oleh Titi S, Tina M,
maupun Tina R memandang bahwa data itu merupakan asset ataupun tumpukan
informasi. Sementara pillow tetap sebagai penunjang untuk mempernyaman istirahat.
Dari pendapat-pendapat tersebut, didapat satu kesimpulan bahwa data itu
diartikan sebagai sandaran. Jadi, meskipun data itu ada, kita tidak boleh
menerima data tersebut secara mentah-mentah tanpa dipikirkan lebih dalam
tentang sebuah pembahasan.
Berbeda dengan kelompok kami,
kelompok lain memiliki pandangan yang berbeda dengan kelompok yang memandang
data sebagai informasi atau sumber informasi. Dari sini kita dapat mengetahui
bahwa pemahaman setiap individu itu berbeda-beda dalam menanggapi suatu teks.
Beralih dari judul, kami juga membahas kalimat dari paragraph pertama. Meskipun
yang sempat kami bahas hanyalah dari kalimat pertama sampai dengan kalimat
ketiga. Dari kelompok kami, kalimat pertama berisi tentang pesta perpisahan.
Dan hidangan yang disajikan sesuai dengan tema pesta tersebut yaitu perpisahan.
Maka di dalam pesta tersebut tidak disisipkan makanan manis semacam cake dan
kue-kue lainnya. Sementara kelompok lain melihat bahwa makanan yang disajikan
merupakan makanan khas Papua yang berarti, maksud meraka adalah agar penulis
yang akan pergi tersebut teringat akan Papua itu sendiri melalui makanan
tradisionalnya. Kemudian pada kalimat selanjutnya yakni dipahami bahwa pesta sederhana
tersebut dikelola oleh Denny Yomaki sebagai pertanda bahwa penelitian penulis
berakhir di bulan Mei 2003. Sementara kelompok kami tidak memiliki gambaran
mengenai kaitan antara penelitian tersebut dengan waktu penyelesaiannya.
Mungkin memang si penulis sengaja mengambil waktu tersebut sebagai akhir dari
penelitiannya. Selanjutnya dalam kalimat ketiga dari pengadaan pesta yang
diadakan beberapa hari sebelum kembalinya penulis dari Papua, kami menduga hal
itu karena agar si penulis mempunyai waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu
untuk kepergiannya tersebut. Jadi, penulis dapat mengenang Papua lebih lama
setelah pesta perpisahannya itu.
Setelah proses diskusi selesai, Mr.
Lala menjelaskan kembali pemaknaan judul “Don’t Use Your Data as a Pillow”. Beliau
menerangkan bahwa penggunaan kata pillow dalam judul tersebut karena pillow
sendiri sifatnya adalah optional dan bukan obligatory. Hal itu karena meskipun
tanpa bantal, kita masih bisa tidur dimanapun dan kapanpun. Jadi, bantal bukanlah
hal yang wajib ada untuk mengantarkan kita pada dunia mimpi. Sementara data
sendiri merupakan sebuah informasi yang harus dicek kebenarannya melalui
research. Selain itu, data juga tidak bolehserampangan. Artinya, tidak semua
informasi dapat dijadikan data. Sementara research sendiri wujudnya itu lebih
spesifik, dan hal-hal mengenai research itu serba spesifik. Untuk data sendiri,
biasanya berbentuk teks. Jadi, ini jelas ada hubungannya dengan literasi.
Menurut lehtonen (2000) sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya bahwa teks
merupakan wujud fisik maupun semiotic material. Dan kaitan keduanya yakni teks
dapat menjadi wujud semiotic hanya ketika teks memiliki beberapa bentuk fisik.
Demikian class review kedelapan yang
saya rampungkan minggu pagi. Kesimpulam dari penulisan class review ini yakni
setiap individu memiliki pemahaman yang berbeda-beda dalam menanggapi sebuah
teks ataupun masalah. Disinilah tugas kita untuk menyatukan pemahaman-pemahaman
tersebut menjadi sebuah kesimpulan yang global. Selain itu,, kita juga perlu
mengaitkan masalah tersebut dengan pengetahuan yang berhubungan dengan
pembahasan tersebut. Dan yang terakhir, dalam sebuah kelompok perlu yang
namanya teamwork. Tanpa teamwork, kita tidak akan dipandang sebagai apa-apa
meskipun memiliki kemampuan.
YANG
HAMPIR TERLUPAKAN :
Disina saya akan menuliskan jawaban
dari pertanyaan dalam silabus mulai dari pertanyaan ketiga sampai dengan
pertanyaan terakhir.
3.
Papua resmi bergabung dengan Indonesia pada tahun 1969 yang disahkan oleh PBB
dalam siding Umum ke-24 pada tanggal 19 November. Hasil pengesahan tersebut
melalui PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) yang berlangsung melalui tiga tahap.
4.
TRIKORA merupakan sebuah gerakan dalam upaya pembebasan Irian Barat dengan
jalan operasi militer. Gerakan ini dikeluarkan oleh presiden Soekarno pada
tanggal 19 Desember 1961 dalam sebuah rapat raksasa di Yogyakarta. Tiga komando
tersebut yaitu :
a) Gagalkan
pembentukan Negara boneka Papua buatan Belanda colonial
b) Kibarkanlah
sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
c) Bersiaplah
untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah Air
dan Bangsa.
5.
Peran Soekarno dalam penggabungan Papua ke Indonesia ditandai dengan upaya
beliau dalam membebaskan Papua dari penjajahan Belanda. Upaya-upaya tersebut
dimulai dari upaya melalui diplomasi dan konfrontasi ekonomi. Selain itu,
pengadaan konferensi-konferensi dan juga melalui jalan militer dengan
terbentuknya TRIKORA.
6.
Kolonial Belanda menguasa Papua dengan maksud ingin menguasai sumber daya alam
yang ada di sana. Mereka mengeksploitasi Papua beserta sumber daya alamnya.
Selain itu, mereka juga memanfaatkan daerah tersebut untuk perihal militer.
7.
Peran US-UN atau dewan PBB dalam konflik Indonesia –Belanda mengenai Papua
yakni sebagai penengah. Selain itu, PBB juga mengatasi permasalahan tersebut
dengan jara memperkenankan rakyat Papua memilih nasibnya sendiri. Kemudian PBB
juga sebagai pihak yang mengesahkan hasil keputusan Irian Barat yang ingin
bergabung dengan NKRI.
8.
OPM merupakan organisasi yang dibentuk untuk memisahkan diri dari NKRI. OPM
sendiri mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan
pelatihan grup gerilya new people’s army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai
organisasi teroris asing oleh Departenen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
9.
Saya tidak akan mendukung pelepasan Papua dari wilayah Indonesia. Hal itu
karena Papua merupakan salah satu bagian dari Indonesia yang harus
dipertahankan sebagai wilayah Indonesia. Selain itu, wilayah Papua merupakan
salah satu asset bagi Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh salah satu wilayah Indonesia dibiarkan dimonopolo
oleh bangsa-bangsa asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic