Class Review 4
By Mario Teguh
Memulai adalah bagian tersulit
Dari semua perjalanan naik kehidupan
Jangan kecil hati teruskan
25
februari 2014, telah keempat kalinya Pak Lala mentransfer ilmu yang beliau
miliki. Berbagai kiat-kiat menulis telah beliau berikan meskipun demikian tetap
saja mengawali menulis dengan tema yang tingkat kesulitannya terus meningkat
setiap minggunya seperti ini bukanlah hal yang mudah. Namun, seperti yang Pak Mario
Teguh bilang bahwa memulai adalah memang bagian tersulit. Jadi merupakan hal yang
wajar apabila awal-awal aku mengalami sindrom human eror writing ideas. Minggu-minggu
ini baru permulaan, yang perlu aku lakukan adalah teruskan, teruskan, teruskan. Bukan
hasil yang harus kupikirkan, tetapi menjalani proses dengan sebaik-baiknya itu
yang harus dipikirkan. Itulah sebuah tujuan dan pilihan yang layak untuk
ditetapkan dan dipilih. Proses minggu ini yang harus ku jalani adalah membuat
class review 4 dan critical review 2. Tal ada kata lain yang dapat digunakan
untuk mengawali suatu kegiatan yang akan dapat membimbing menuju kemudahan dan
kelancaran selain diawali dengan kata Bissmillahirrahmanirrahim.
Class
review 4
Recomended
book
Classroom
discourse analysis: A tool for critical reflection
By:
Betsy Rymes
1. Introduction
to critical clasroom discourse analysis
a. What
is (critical) classroom discourse?
Discourse: Language in
use
Discourse Analysis:
study how language in use is affected by the context of its use
Discourse didefinisikan
secara luas yaitu “Language in use.” Sedangkan discourse analysis adalah studi
mengenai bagaimana language in use dipengaruhi oleh konteks penggunaannya. Di dalam
kelas, konteks dapat berkisar dari pembicaraan dalam pelajaran, untuk sepanjang
hidup siswa bersosialisasi, untuk sejarah dari lembaga pendidikan.
Contoh:
A Tree (the sentence
means that discourse)
I saw a tree (discourse
analysis = kontekstualisasi)
Jadi, bahasa adalah
cara yang digunakan untuk berkomunikasi yang dilakukan oleh speaker kepada
listener. Kemudian pesan yang disampaikan melalui komunikasi itu dilakukan
dengan cara discourse analysis (kontekstualisasi). Dengan demikian, bahasa
digunakan untuk menangkap isi pesan yang telah diaktualisasikan oleh seorang
speaker melalui discourse analysis.
b. Context
(The classroom and beyond)
Bagaimana
suatu kata yang digunakan tergantung pada konteks. Sebelum menuju pada
pengertian konteks di dalam discourse analysis sebaiknya kita memahami terlebih
dahulu apa itu arti konteks. Konteks adalah situasi yang ada hubungannya dengan
suatu kejadian. Di dalam buku ini, yang paling jelas, “The classroom discourse”
adalah konteks utama dan paling jelas untuk discourse yang akan sedang
memeriksa. Namun, “Konteks” untuk discourse classroom analysis juga meluas ke
luar kelas, dan dalam komponen yang berbeda dari bicara le;as. Untuk memasukkan
konteks dapat dibatasi oleh batas-batas fisik bahasa yang sesuai di rumah
mungkin akan berbeda dengan bahasa yng sesuai di sekolah, tetapi konteks juga
dibatasi tidak oleh batas-batas fisik saja, melainkan oleh batas-batas
discourse bahasa yang sesuai dalam pelajaran mungkin akan berneda dengan bahasa
yang sesuai setelah pelajaran berakhir. Jadi pada intinya bahasa yang digunakan
menyesuaikan situasi dimana seorang speaker sedang berbicara.
c. Analysis
Aanalisis wacana
kemudian menyelidiki bagaimana discourse (language in use) dan konteks
mempengaruhi satu sama lain.
Contex
>< discourse analysis (language in use). Mereka saling mempengaruhi satu
sama lain.
Untuk dapat memahami
mengapa seseorang mengatakan sesuai dengan cara tertentu, melibatkan melihat
konteks sebelumnya digunakan “Previous context.” Dapat berkisar dari pertanyaan
yang datang sebelum ucapan itu, dan pertanyaan dari percakapan juga melibatkan “forward
context.” Dalam konteks ini, siswa membawa cara-cara baru berbicara dengan
konteks kelas dan mengubah bagaimana discourse kelas terjadi disana.namun,
berbagai perubahan konteks yang terjadi pada siswa ini tak masalah, karena:
Health,
1983
“perubahan
dalam konteks kelas akan merubah pengalaman siswa di sekolah, dan juga
meningkatkan kemampuan mereka dan mendorong keberhasilan mereka.
d. Calasroom
discourse analysis from critical prespective
Menempatkan bagian
classroom discours analysis dan critical prescpective secara bersama-sama, maka
classroom discourse bisa menjadi diparafrasekan “looking at language in use in
a classroom context.” Dengan pemahaman bahwa konteks dipengaruhi pula oleh
beberapa konteks sosial di luar dan di bagian kelas. Untuk dapat memahami
bagaimana konteks dan berbicara adalah sedang mempengaruhi satu sama lain. Untuk
tujuan meningkatkan interaksi kelas masa depan dan positif mempengaruhi hasil
sosial dalam konteks di luar kelas. Selain itu, komponen penting untuk
classroom dicourse analysis hadir setelah kita lebih menyadari bagaimana
konteks mempengaruhi discourse. Kita bisa bekerja untuk mengubah fitur-fitur
dan pembicaraan bahwa mungkin dapat menghambat partisipasi penuh bagi semua
siswa.
2. What
is classroom discourse
Classroom
discourse merujuk pada bahasa yang digunakan oleh guru dan siswa saat mereka
berkomunikasi satu sama lain di dalam kelas. Talking and conversation adalah
media dimana sebagian besar pengajaran terjadi di dalamnya. Sehingga classroom
discourse adalah studi tentang proses pengajaran di kelas yang tatp muka (the
study of process of face to face classrrom teaching). Komponen yang berada di dalam claaroom discourse adalah
text dan context, kemudian tercipta sacred
sites, lalu menciptakan masalah (complicated).
Masalah itu dipicu karena berbagai alasan berikut, yakni background (education,
economic, politic, so on), communication
strategies, meaning-practices. Selanjutnya setelah proses-proses itu dilakukan akan tercipta interaction yang menghasilkan talking. Pada intinya hasil dari
classroom discourse akan mengahasil kan talking
di dalam kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic