We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 05 Maret 2014

Teruskan, Teruskan, Teruskan

Class Review 4
By Mario Teguh
Memulai adalah bagian tersulit
Dari semua perjalanan naik kehidupan
Jangan kecil hati teruskan

25 februari 2014, telah keempat kalinya Pak Lala mentransfer ilmu yang beliau miliki. Berbagai kiat-kiat menulis telah beliau berikan meskipun demikian tetap saja mengawali menulis dengan tema yang tingkat kesulitannya terus meningkat setiap minggunya seperti ini bukanlah hal yang mudah. Namun, seperti yang Pak Mario Teguh bilang bahwa memulai adalah memang bagian tersulit. Jadi merupakan hal yang wajar apabila awal-awal aku mengalami sindrom human eror writing ideas. Minggu-minggu ini baru permulaan, yang perlu aku lakukan adalah teruskan, teruskan, teruskan. Bukan hasil yang harus kupikirkan, tetapi menjalani proses dengan sebaik-baiknya itu yang harus dipikirkan. Itulah sebuah tujuan dan pilihan yang layak untuk ditetapkan dan dipilih. Proses minggu ini yang harus ku jalani adalah membuat class review 4 dan critical review 2. Tal ada kata lain yang dapat digunakan untuk mengawali suatu kegiatan yang akan dapat membimbing menuju kemudahan dan kelancaran selain diawali dengan kata Bissmillahirrahmanirrahim.

Class review 4
Recomended book
Classroom discourse analysis: A tool for critical reflection
By: Betsy Rymes

1.    Introduction to critical clasroom discourse analysis

a.       What is (critical) classroom discourse?

Discourse: Language in use
Discourse Analysis: study how language in use is affected by the context of its use

Discourse didefinisikan secara luas yaitu “Language in use.” Sedangkan discourse analysis adalah studi mengenai bagaimana language in use dipengaruhi oleh konteks penggunaannya. Di dalam kelas, konteks dapat berkisar dari pembicaraan dalam pelajaran, untuk sepanjang hidup siswa bersosialisasi, untuk sejarah dari lembaga pendidikan.

Contoh:
A Tree (the sentence means that discourse)
I saw a tree (discourse analysis = kontekstualisasi)

Jadi, bahasa adalah cara yang digunakan untuk berkomunikasi yang dilakukan oleh speaker kepada listener. Kemudian pesan yang disampaikan melalui komunikasi itu dilakukan dengan cara discourse analysis (kontekstualisasi). Dengan demikian, bahasa digunakan untuk menangkap isi pesan yang telah diaktualisasikan oleh seorang speaker melalui discourse analysis.

b.      Context (The classroom and beyond)

Bagaimana suatu kata yang digunakan tergantung pada konteks. Sebelum menuju pada pengertian konteks di dalam discourse analysis sebaiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu arti konteks. Konteks adalah situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Di dalam buku ini, yang paling jelas, “The classroom discourse” adalah konteks utama dan paling jelas untuk discourse yang akan sedang memeriksa. Namun, “Konteks” untuk discourse classroom analysis juga meluas ke luar kelas, dan dalam komponen yang berbeda dari bicara le;as. Untuk memasukkan konteks dapat dibatasi oleh batas-batas fisik bahasa yang sesuai di rumah mungkin akan berbeda dengan bahasa yng sesuai di sekolah, tetapi konteks juga dibatasi tidak oleh batas-batas fisik saja, melainkan oleh batas-batas discourse bahasa yang sesuai dalam pelajaran mungkin akan berneda dengan bahasa yang sesuai setelah pelajaran berakhir. Jadi pada intinya bahasa yang digunakan menyesuaikan situasi dimana seorang speaker sedang berbicara.

c.       Analysis

Aanalisis wacana kemudian menyelidiki bagaimana discourse (language in use) dan konteks mempengaruhi satu sama lain.

Contex >< discourse analysis (language in use). Mereka saling mempengaruhi satu sama lain.

Untuk dapat memahami mengapa seseorang mengatakan sesuai dengan cara tertentu, melibatkan melihat konteks sebelumnya digunakan “Previous context.” Dapat berkisar dari pertanyaan yang datang sebelum ucapan itu, dan pertanyaan dari percakapan juga melibatkan “forward context.” Dalam konteks ini, siswa membawa cara-cara baru berbicara dengan konteks kelas dan mengubah bagaimana discourse kelas terjadi disana.namun, berbagai perubahan konteks yang terjadi pada siswa ini tak masalah, karena:

Health, 1983
“perubahan dalam konteks kelas akan merubah pengalaman siswa di sekolah, dan juga meningkatkan kemampuan mereka dan mendorong keberhasilan mereka.

d.      Calasroom discourse analysis from critical prespective

Menempatkan bagian classroom discours analysis dan critical prescpective secara bersama-sama, maka classroom discourse bisa menjadi diparafrasekan “looking at language in use in a classroom context.” Dengan pemahaman bahwa konteks dipengaruhi pula oleh beberapa konteks sosial di luar dan di bagian kelas. Untuk dapat memahami bagaimana konteks dan berbicara adalah sedang mempengaruhi satu sama lain. Untuk tujuan meningkatkan interaksi kelas masa depan dan positif mempengaruhi hasil sosial dalam konteks di luar kelas. Selain itu, komponen penting untuk classroom dicourse analysis hadir setelah kita lebih menyadari bagaimana konteks mempengaruhi discourse. Kita bisa bekerja untuk mengubah fitur-fitur dan pembicaraan bahwa mungkin dapat menghambat partisipasi penuh bagi semua siswa.

2.    What is classroom discourse

Classroom discourse merujuk pada bahasa yang digunakan oleh guru dan siswa saat mereka berkomunikasi satu sama lain di dalam kelas. Talking and conversation adalah media dimana sebagian besar pengajaran terjadi di dalamnya. Sehingga classroom discourse adalah studi tentang proses pengajaran di kelas yang tatp muka (the study of process of face to face classrrom teaching). Komponen  yang berada di dalam claaroom discourse adalah text dan context, kemudian tercipta sacred sites, lalu menciptakan masalah (complicated). Masalah itu dipicu karena berbagai alasan berikut, yakni background (education, economic, politic, so on), communication strategies, meaning-practices. Selanjutnya setelah proses-proses itu  dilakukan akan tercipta interaction yang menghasilkan talking. Pada intinya hasil dari classroom discourse akan mengahasil kan talking di dalam kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic