Dengan di temani sebungkus besar TimTam
cokelat, sebuah usaha untuk menghasilkan karya dimulai. Mempersiapkan dengan maksimal agar dapat berpikir
dengan baik. Sepertinya saat-saat ini adalah
saat-saat dimana kapal yang sedang kita naiki sekarang mulai berguncang dengan hebatnya. Beberapa penumpang kapal mulai merasakan dampak
dari guncangan tersebut. Mereka mulai merasa
pusing berada diatas kapal ini. Begitupun
sebenarnya dengan diriku sendiri, tetapi aku tetap mencoba untuk bertahan sampai
akhir dan mencapai daratan.
Selasa, 18 Maret 2014, kelas writing
kembali dimulai. Terlihat sedikit ketegangan diraut wajah mereka
yang akan mengikuti kelas hari ini. Entah apa yang sedang mereka pikirkan. Kelas
writing hari inipun tidak terlalu banyak yang dilakukan, hanya mengevaluasi materi
pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu
kami melakukan kegiatan peer review. Kami mulai memeriksa hasil tulisan teman kami
sendiri untuk critical review 3 ini.
Berbagai perspektif baru bermunculan dalam tulisan mereka. Entah itu tentang Columbus maupun Howard Zinn
sendiri selaku author dari tulisan yang memunculkan kontroversi di masyarakat. Tetapi, kami sendiri harus bias menjadi penengah
yang dapat memberikan pemikiran dan kritik terhadap apa yang ditulis Howard
Zinn.
Dua aspek penting yang dinilai oleh
kita terhadap tulisan-tulisan tersebut, yaitu Unity dan Coherence .Unity
atau kesatuan yaitu adanya hubungan yang terdapat didalam sebuah paragraf yang
bersangkutan dengan topik yang sedang kita bahas. Sebuah paragraf yang kuat dan bagus akan menghilangkan
kalimat-kalimat yang tidak penting atau kalimat yang menghalangi kita untuk langsung
menuju ke ide pokok. Dalam unity ada empat hal penting yang harus kita
perhatikan, yaitu:
1. Apakahs
etiap detail yang kita pilih mendukung ide pokok ?
2. Apakah
kita telah mengorganisasikan detail-detail pendukung dalam cara yang logis ?
3. Apakah
kita memasukan kalimat yang tidak perlu karena menulis ulang poin penting tanpa
menambahkan beberapa informasi baru atau pemahaman baru ?
4.
Apakah kita membuat hubungan antara
ide-ide kita jelas ?
Dari keempat hal tersebut, dapat
kita katakan bahwa unity merupakan langkah paling awal yang sangat harus kita perhatikan
dalam memproduksi sebuah tulisan. Ketika
aspek unity ini tidak terbentuk dengan baik, maka coherence nya akan sulit kita
bentuk pula.
Coherence, didalam sebuah paragraph
tidak hanya dibutuhkan unity, tetapi juga sesuatu yang masuk akal, halus, dan
natural berasal dari satu ide. Ketika ini
terjadi, coherence talah terbentuk. Ada tiga kunci utama untuk membentuk sebuah
coherence dalam sebuah paragraph atau teks multi paragraf, yaitu:
1. Direct
statement
Pernyataan
eksplisit yang hendak diungkapkan, maksud kita menulis itu apa.
2. By
position
Body
paragraph pertama dan terakhir atau ide terlemah ke ide terkuat.
3. By
proportion
Sebuah
topik yang mungkin digunakan dalam beberapa paragraph jika topic tersebut merupakan
topik yang penting dan bernilai.
Teks yang baik yang sudah dapat membangun
coherence dengan baik adalah ketika judul, thesis sentence dalam satu paragraph
sudah terhubung satu sama lain. Dimana ketika unity dan coherence sudah terbentuk,
teks tersebut telah terbentuk dengan baik.
Sebagai penulis itulah tugas kita.
Salah satu tugas utama seorang penulis
adalah untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan pemahaman baru. Dalam menjangkau bentuk-bentuk baru dari pemahaman
meliputi tiga tahap penting, yaitu:
Menulis adalah menghasilkan dan mengeksplorasi potensi
makna. Menulis adalah semogenesis. Thesis statement merupakan tahapan yang
sangat penting untuk membuat dialog awal dengan dengan pembaca yang telah ditargetkan.
Ketika kita mengkomposisi atau menuliskan
ulang sejarah dalam perspektif kita sendiri, kita harus mengetahui dengan baik mengenai
sejarah tersebut. Kita harus memahami sejarah dari sisi yang
lain agar kita dapat menguak rahasia terpendam yang belum banyak orang
tahu. Disinilah keahlian kita dalam memperoleh informasi
yang akurat untuk meyakinkan pembaca sangat diperlukan.
Milan Kundera comment
(in L’Artduroman, 1986): ‘to write, means for the poet to crush the wall behind
which something that “was always there” hides.’
Dari yang dikatakan Kundera diatas,
kita menyimpulkan bahwa apapun yang berada dibelakang tembok yang bersebrangan dengan
kita terdapat rahasia yang harus kita pecahkan.
Dikatakan rahasia karena apapun yang terjadi disebrang kita hanya mereka
yang berada disana yang mengatehuinya. Entah
itu hal yang penting ataupun tidak penting sama sekali, tetapi tetaplah sebuah rahasia.
Seorang
penyair mempunyai tugas yang tidak berbeda dengan seorang sejarawan, yang
menemukan daripada menciptakan. Sejarah,
seperti penyair, mengungkapkan dalam situasi yang selalu baru,
kemungkinan-kemungkinan dari manusia yang sampai sekarang masih tersembunyi. Apakah sejarah tidak pencekik adalah misi untuk
seorang penyair. Untuk mencapai misi itu,
penyair harus menolak melayani kebenaran yang diketahuis ebelumnya, kebenaran
yang sudah jelas “karena terkuak dipermukaan”.
"History is endless
process human creation"
Karena sejarah adalah proses tanpa akhir
penciptaan manusia, itu bukan karena hal yang sama (dan dengan cara yang sama)
proses tak berujung penemuan diri manusia.
Ini berarti, manusia akan terus menghasilkan
karya-karya luar biasa yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Manusia
akan terus berkreasi selama peradaban mereka masih berlangsung. Apapun yang manusia lakukan pada masa sekarang,
akan menjadi sebuah sejarah berharga di masa yang akan datang.
Kesimpulan dari class review kali
ini yaitu mengenai dua aspek penting dalam proses mengkomposisi sebuah teks. Keduanya penting agar teks yang dihasilkan memiliki
isi yang saling berhubungan. Yang
dikatakan seorang penemu itu tidak hanya seorang sejarawan. Disamping itu ada penyair dan ahli bahasa
yang bias dikatakan sebagai “discover”. Sejarah
merupakan hasil penciptaan manusia di masa lalu dan apa yang terjadi sekarang akan
menjadi sebuah sejarah di masa depan. Itu karena sejarah adalah proses kreasi manusia
yang tanpa henti selama peradaban manusia masih berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic