We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 05 Maret 2014

Evaluasi Critical Review



Class review 4

Pada tanggal 25 Februari 2014 adalah pertemuan keempat pada mata kuliah writing and composition 4. Pada pertemuan kali ini Mr. Lala membahas tentang evaluasi critical review pertama yang bersumber dari artikel yang ditulis oleh A. Chaedar Alwasilah yaitu classroom discourse religion harmoni, artikel ini dipublikasikan pada the jakarta post pada 22 Oktober 2011. 
Kegiatan pertama yang Mr. Lala lakukan yaitu mengabsen kehadiran mahasiswa. Pada pertemuan kali ini Mr. Lala tidak terlalu banyak membahas materi, karena Mr. Lala membahas evaluasi critical review yang pertama. Mr. Lala mengatakan bahwa kelas kita sama dengan dua kelas sebelumnya memiliki masalah yang sama dalam memahami artikel pak chaedar yaitu masih belum mengetahui topik dari classroom discourse religion harmoni yang sesungguhnya. Mr. Lala mengatakan bahwa Mr. Lala berharap mahasiswa membahas critical review pada area mana “classroom discorse” atau “religion harmoni” tetapi dalam kenyataannya kebanyakan mahasiswa mengira bahwa topik dari artikel tersebut pendidikan liberal. Kemudian Mr. Lala mengatakan bahwa topik sebenarnya yaitu “religion harmoni” bukan pendidikan liberal atau yang lain, jadi pada intinya kebanyakan mahasiswa dari 3 kelas membahas pendidikan liberal. Tetapi Mr. Lala mengatakan bahwa Mr. Lala masih mentoleransi kesalahan mahasiswa.
Critical review yang saya buat pun masih jauh berbeda degan harapan Mr. Lala. Dalam critical review pertama, saya membahas pentingnya komunikasi antar teman sebaya di dalam kelas. Sedangkan topik dari artikel tersebut adalah rilgion harmoni(kerukunan beragama), menurut saya ini sangat berbeda, walaupun saya menitik beratkan pembahasan pada komunikasi antar teman sebaya yang dapat mewujudkan kerukunan beragama, karena harapan Mr. Lala dan topik dari artikel tersebut “religion harmoni”. Lalu Menanggapi  pengertian literasi menurut Ken Hyland yang mengatakan “Literacy is something we do”. Mr. Lala mengatakan bahwa “do” disini berarti religion harmoni, jadi topik yang tepat dari artikel pak chaedar yaitu religion harmoni.
Kemudian Mr. Lala membahas tentang classroom discourse, Mr. Lala mengatakan bahwa classroom adalah situs yang suci atau secred site karena didalam kelas terjadi kegiatan yang luar biasa yang mungkin tidak bisa dilakukan ditempat lain. Kegiatan tersebut adalah kegiatan belajar mengajar dimana terjadinya interaksi antara guru dan siswa, dan dimana siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru atau sebagai akibat dari pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Mr. Lala juga mengatakan bahwa classroom atau kelas memiliki sifat yang sangat penting yaitu sebagai berikut :
1.      Comlicated
2.      Interaction
3.      Talk
Ketiga sifat ini harus ada pada kelas dan terjadi di dalam kelas, Mr. Lala mengatakan bahwa complicated termasuk dari sifat kelas karena untuk mencapi pembelajaran di kelas Mr. Lala ini, mahasiswa harus melewati pendidikan sebelumnya yaitu SD, SMP, SMA dan untuk mengikuti pembelajaran kita dituntut untuk memiliki kemampuan yang sama dalam satu kelas walaupun kita tahu kemampuan setiap orang itu pasti berbeda beda. Compicated memiliki 3 bagian yaitu [1] background, [2] comunicative strategies, dan [3] meaning making practis. [1] Background berarti yang berhubungan dengan siswa, seperti tingkat kognitif siswa atau IQ, latar belakang sosial siswa, karakter siswa dan lain sebagainya. Semua backgroun siswa ini dalam satu kelas pasti berbeda –beda. [2] Comunicative strategies berarti mahasiswa harus memiliki strategi dalam komunikasi di dalam kelas. [3]  Meaning making practis adalah hasil dari pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, meaning making practis bisa berbentuk Idealogi dan Values(nilai). Mr. Lala mengatakan bahwa yang membedakan orang indonesia dengan orang negara lain yaitu disiplin sebagai bentuk dari values.
Interaction adalah yang berhubungan dengan komunikasi yang terjadi di dalam kelas, interaksi sangat dibutuhkan dalam kelas karena tanpa interaksi proses pembelajaran tidak akan tercapi. Interaksi bisa berbentuk interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.
Talk adalah sifat yang paling penting yang harus ada dalam kelas karena tujuan pembelajaran itu sendiri yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pengetahuan dan dalam berkomunikasi. Maka dari itu siswa harus dilatih bicara agar siswa bisa berinteraksi dengan baik. Kemudian Mr. Lala mengatakan bahwa discoures itu berbentuk teks dan conten, yang terpenting dari discourse yaitu menulis dengan conten yang bagus.
Kemudian Mr. Lala bertanya kepada mahasiswa siapa yang critical reviewnya berisi tentang kemenag? Mr. Lala mengatakan kenapa harus membawa-bawa kemenag dalam mengatasi masalah kerukunan beragama, lalu diman fungsi UIN, IAIN dan lembaga agama yang lainnya. Kemudian Mr. Lala mengatakan bahwa muslim di indonesia ini sedang dicerai beraikan oleh orang kristen dengan cara membaktis orang islam, cara ini dilakukan berawal dari menempai semua perumahan yang mayoritas orang islamnya tidak terlalu banyak dan dengan cara 3 D yaitu dipacari, dihamili dan dibaktis. Ini adalah cara orang kristen untuk menghancurkan orang islam menurut Mr. Lala, Mr. Lala mengatakan hal ini karena dari cerita yang nyata yang dialami oleh Mr. Wahid, Mr. Wahid tinggal di perumanahan yang rata-rata tetangganya itu orang kristen bahkan pendeta. Nah, pendeta ini lah yang dimaksud oleh Mr. Lala karena pendeta ini menikahi orang muslim kemudian setelah memiliki dua anak dari wanita muslim pendeta ini mulai mengajak anak-anaknya ke gereja dan lama kelaman ia membaktis istrinya dengan ancaman kalau tidak masuk agama kristen dia tidak akan bertemu lagi dengan anak –anaknya. Maka dari itu Mr. Lala mengatakan bahwa umat islam di indonesia harus meningkatkan endurence kita dalam keyakinan kepada agama islam.     
Kemudian membahas tentang unity, unity berarti paragraf yang harus berkaitan dengan topik atau tidak boleh melenceng dari topik, dalam unity paragraf yang kuat akan menghapus paragraf yang tidak dibutuhkan atau yang main ideanya jauh berbeda dengan topik. Kemudian dalam unity tidak hanya berisikan paragraf tetapi harus menggunakan tesis yang krusial.
Kemudian Mr. Lala menyuruh mahasiswa membuat lingkaran besar dan mereview sendiri critical review yang telah dibuat dengan menggunakan pertanyaan yang ada di unity yaitu [1] does every detail I have selected support the main idea. [2] have I organized the supporting details in the most logical way. [3] have included any sentences that are unecessary because they simply restate the main point without adding any new information or meaning. [4] have I made the relationships between my ideas clear. Mahasiswa hanya disuruh mencentang paragraf –paragraf yang memiliki unity dan harus menjawab yes atau no pertanyaan tersebut, sementara itu Mr. Lala melihat class review semua mahasiswa.
Kemudian Mr. Lala menampilkan power point yang berisikan perkataan dari dosen Mr. Lala, yang berisikan sebagai berikut : “Berkariblah dengan sepi, sebab dalam sepi ada [momen] penemuan dari apa yang dalam riuh gelisah dicari. Dalam sepi ada berhenti dari menerima ramainya stimulus yang memborbardir indera kita. Stimulus yang harus dipilah dan dipilih satu satu untuk ditafakuri, lalu dimaknai, dan dijadikan berguna bagi kita. Bila tidak mereka hanya dengungan yang bising di kepala saja tak mengendap menjadi sesuatu yang mengizinkan kita memahami dunia di sekitar kita [sedikit] lebih baik. Berkariblah dengan sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan kesadaran ketika beredar dalam ramai; dalam sepi kita dapat melihat pendaran diri yang diserakkan gaduh, mendekat, lalu merapat, membentuk bayang jelas untuk dilihat tanpa harus memuaskan keinginan yang lain. Berkariblah dengan sepi karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak kita mengerti, atau tak dapat kita tangkapi ketika kita sibuk berjalan dalam hingar yang pekak. Berkariblah dalam sepi sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih. (Budi Hermawan)” menurut saya inti dari teks di atas yaitu kita itu harus berkarib dengan sepi karena pada saat suasana sepi ide dan jawaban dari semua masalah yang dihadapi akan muncul dan saat sepi insirasi akan muncul. Menurut saya perkataan dari bapak Budi hermawan ini benar karena melihat pengalaman saya sendiri yang susah untuk menulis ketika suasana dalam keadaan ramai sedangkan ketika malam hari yang sepi saya dengan mudah menulis apa pun karena banyak ide-ide yang bermunculan.
Kemudian Mr. Lala membuka slide selanjtnya yang menjelaskan tentang Betsy Rymes (2008) yang menulis buku classroom discourse. Kemudian didalamnya terdapat kata-kata dari seorang anak yang akan menjadi pilot helikopter, perkataannya  yaitu “Those  of   us  who presume  to  “ teach”  must   not  imagine   that  we  know   how   each student   begins   to  learn By Vivian Gussin  Paley. Maksud dari vivian ini yaitu ketika kita berani untuk mengajar, kita tidak boleh mengajarkan bahwa kita tahu bagaimana setiap siswa mulai belajar karena setiap siswa pasti memulai belajarnya dengan cara yang berbeda-beda.
Kemudian Mr. Lala mengatakan bahwa mahasiswa dari kelas tiga kelas ini belum bisa menjadi qualified reader karena kebanyakan mahasiswa salah dalam menentukan topik dari artikel pak chaedar, Mr. Lala juga mengatakan bahwa untuk menjadi qualified reader dibutuhkan kejernian hati dulu sebelum membaca agar kita tidak salah dalam memahami teks tersebut.
Kesimpulan :  artikel dari pak chaedar yang berjudul classroom discourse religion harmoni ini menjelaskan tentang bagaimana cara untuk merukunkan umat beragama yang dibahas dalam suatu kelas. Classroom bersifat compicated, interaction dan talk  dan discourse terdiri dari teks dan conten. Untuk menjadi qualified reader kita harus menjernikan hati terlebih dahulu dan meningkatkan endurence sebagai pembaca.
  
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic