Tulisan ini adalah critical review yang ke-dua dari wacana yang berjudul “Speaking truth to power with books” yang di tulis oleh Howard
Zinn (August 24, 1922 – January 27, 2010). Beliau
adalah seorang ahli sejarah Amerika, penulis, pilot dan seorang aktivis
sosial. Beliau juga merupakakn seorang
professor di Boston University selama 24 tahun, dan mengajar mata kuliah
sejarah di Spellman College selama 7 tahun.
Howard Zinn juga, telah menulis lebih dari 20 buku, diantara bukunya
yang menjadi best-seller adalah “A People's History of the United
States”.
Howard Zinn
mengumpamakan seseorang yang akan memutuskan untuk menulis, sama halnya dengan
bagaimana seorang guru saat memulai untuk mengajar. Seorang guru apalagi guru baru biasanya
sebelum mengajar memikirkan berkali-kali apa yang akan ia sampaikan di kelas,
metode apa yang akan ia terapkan di kelas dan hal-hal lainnya. Saat akan menulis, apa motivasi yang membuat
seorang penulis menulis sebuah tulisan.
Apakah dia ingin mencurahkan isi hatinya melalui sebuah tulisan, apakah
ada motif lain yang melatar belakanginya?.
Di dalam buku
terdapat jawaban-jawaban atas pertanyaan dan merupakan sumber ilmu pengetahuan.
Seperti slogan yang tentu pernah kita dengar yaitu “buku adalah jendela
dunia”, yang maksud dari tulisan tersebut, dengan buku kita bisa melihat
hal-hal lain yang ada di dunia ini. Jika
diartikan secara sempit dari kalimat tersebut, kita akan mendapatkan maksud
dari buku tersebut adalah ensiklopedia dunia, yang berisi tentang negara-negara
yang ada di seluruh dunia. Namun, jika
kita mengartikannya secara luas maka yang dimaksud buku dalam kalimat tersebut,
bukan hanya ensiklopedia dunia, melainkan juga buku-buku tentang pengetahuan,
teknologi dan buku-buku lainnya.Bagaimana
kita menangapi sebuah buku?
Saya didesak
unuk menulis tentang pentingnya sebuah buku menurut pengalaman saya
sendiri. Terkadang orang bertanya “apa
yang membuat anda seperti sekarang ini?” Saya tertawa dan berpura-pura tidak
tahu apa yang mereka maksud. Tapi,
sebaliknya, saya pikir mereka mencoba unutk mengatakan sesuatu yang baik
tentang saya. Mereka mencoba untuk
mengatakan “apa yang membuat anda menjadi orang yang sadar sosial, seorang
aktivis?” Lihatlah bagaimana pengkuan dari Howad Zinn tersebut, orang-orang
merasa heran dengan dirinya setelah membaca buku-bukunya, dan bagaimana Howard
Zinn menanggapi omongan orang tersebut.
Beliau mencoba untuk berfikir positif tentang omongan orang tersebut.
Setiap orang
pasti memiliki pengalaman dalam hidupnya, namun tidak semua orang dapat menulis
semua pengalaman hidupnya. Seperti
halnya Howard Zinn yang dimintai pendapat oleh orang lain tentang pentingnya
sebuah buku, menurut pendapatnya sendiri.
Beliau dikenal melalui tulisannya tersebut. Itulah yang membuat perbedaan antara seseorang
yang suka menulis dan tidak suka menulis.
Meskipun seorang penulis sudah meninggal dunia, namun selama tulisan
masih ada maka, orang tersebut akan selalu terkenal. Contohnya adalah Albert Einstein. Beliau sudah meninggal berpuluh-puluh tahun
yang lalu, namun namanya masih banyak dikenal oleh orang samapai sekarang. Contoh lainnya yaitu adalah para ilmuwan
Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Al-Farabi, Al-Jazari, dan lainnya.
Dan saya pikir: apakah itu latar belakang saya? apakah
itu lingkungan
hidup saya?. dan saya pikir semua orang yang dibesarkan di
lingkungan yang sama saya seperti saya, dan yang tidak berakhir
berpikir sama atau melakukan hal yang sama . Dan yang paling dekat aku bisa
datang ke penjelasan adalah : Saya membaca buku-buku tertentu . Benar-benar .
Saya pikir Anda tahu ketika Anda 15,16, dan 17, Anda membaca buku-buku tertentu
yang memiliki efek yang sangat kuat pada Anda. Dalam tulisannya tersebut Howard Zinn mengatakan yang
pada intinya kurang lebih, kita mungkin membaca buku yang sama satu sama lain,
namun apa yang kita lakukan setelah membaca buku tersebut berbeda. Ada yang menanggapinya dengan serius dan
menggali lebih dalam lagi tentang isi buku tersebut, dan ada juga sebagian
orang yang menanggapinya lain, bahkan yang lebih parah buku yang ia baca tidak
ada pengaruhnya sedikitpun dalam kehidupannya sehari-hari. Contoh nyata dari pengaruh buku terhadap
pembacanya adalah apa yang dia lakukan sekarang ini. Melihat darilatar belakang kedua orang tuanya
yang hanya buruh pabrik, Howard kecil sama sekali tidak mempunyai buku di
rumahnya. Namun, ketika dia berusia 14
tahun, dia menemukan sebuah buku di jalanan.
Dari situ orang tuanya memahami bahwa anaknya sangat tertarik dengan
buku dan merekapun memikirkan bagaimana caranya agar anaknya tersebut
mendapatkan buku bacaan. Saat itu koran New York post menawarkan sebuah paket
buku Charles Dickens setiap volume, dengan cara mengirimkan kupon yang ada pada
koran tersebut disertai uang sepeluh sen.
Bisakah kita
bayangkan bagaimana sebuah buku mempengaruhi kehidupan seseorang? Atau,
kira-kira buku apa yang telah kita baca dan memberikan sebuah pengaruh yang
kuat dalam hidup kita? Jika pertanayaan tersebut diajukan kepada diri saya
sendiri, belum ada buku manapun yang dapat mempengaruhi kehidupan saya kecuali
Al-Qur’an, setidaknya saat saya membacanya.
Saat saya membaca ayat suci Al-Qur’an, apalagi yang saya tahu artinya,
jika ayat tersebut menceritakan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah, maka tentu
membuat saya berfikir “subhanallah, maha suci Engkau dengan segala kuasa-Mu”.
Dalam tulisan
tersebut Howard Zinn mengemukakan ide lain yang mungkin terjadi pada seseorang,
mungkin setelah membaca buku, khususnya buku sejarah ortodoks. Mungkin tidak semua
dari kita memiliki cara pandang yang sama terhadap buku tersebut. Saya pernah membaca
sebuah artikel dari internet mengenai pengaruh bangsa yahudi sekarang ini. awalnya
saya merasa terkejut apalagi dalam tulisan tersebut terdapat bukti-bukti yang sangat
meyakinkan. Namun setelah saya fikir lebih dalam lagi, saya justru meragukan isi
dari tulisan tersebut. Kenapa demikian? Ternyata setelah saya baca beberapa kali
saya menemukan bahwa sepertinya isi dari tulisan tersebut bertujuan untuk memprovokasi
kita untuk membenci orang Yahudi. Orang
yang fanatik bisa saja beranggapan lain terhadap tulisan tersebut, dan mungkin
kebencian mereka terhadap Yahudi akan semakin menjadi-jadi.
Berbicara mengenai buku memang sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
kehidupan umat manusia. Bagaimana tidak
agama kita Islam berkembang melalui buku (Al-Qur’an). Al-Qur’an dipelajari isinya sehingga terungkap
semua ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya, dan semakin hari semakin
berkembang. Kita tahu dari sejarah bahwa
saat Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu, sebagian dari para sahabat yang bisa
menulis yang menulis wahyu tersebut pada
kayu, pelepah kurma, dan ada juga yang menuliskannya pada tulang unta. Pada masa tersebut belum terdapat kertas,
jadi mereka menuliskannya di mana saja, namun Al-Qur’an saat itu belum
dibukukan seperti sekarang ini. Sebuah
revolusi dilakukan oleh Sahabat Utsman r.a., yang mengkhawatirkan bagaimana
nasib Al-Qur’an jika para sahabat penghafal Al-Qur’an banyak yang gugur di
medan perang. Al-Qur’an pertama pada
kulit unta yang sudah disamak atau dikeringkan. Terdapat enam Al-Qur’an yang pertama ditulis
tersebut. Ke-enam Al-Qur’an tersebut
kemudian disebarkan di negara-negara Islam, dan juga diperintahkan untuk
mengkopinya.
Tercatat dalam
sejarah adalah peradaban China yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari
bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101 Masehi.
Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan
berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas
merupakan hal yang sangat rahasia. Pada akhirnya, teknik pembuatan
kertas tersebut jatuh ke tangan orang-orang Arab
pada masa Abbasiyah
terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang
dalam Pertempuran Talas pada tahun 751 Masehi di mana para
tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang
Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik
di Bagdad
maupun Samarkand
dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu
Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada
dari bangsa Moor
ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.
Dari penggalan sejarah di atas kita bisa tahu bagaimana sejarah hadirnya
sebuah buku di dunia ini, dan juga dikatakan bahwa kertas tersebut menyebar ke
seantero Eropa. Jadi bisa dikatakan, berkat buku jugalah bangsa-bangsa Eropa
bangkit dari keterpurukannya. Mereka,
orang-orang Eropa mempelajari semua temuan ilmuwan Islam tersebut dari
buku-buku yang mereka terjemahkan ke dalam bahasa mereka masing-masing. Lihatlah bagaimana bangsa Eropa di masa
sekarang, tinggal kita sebagai orang Islam, apakah kita ingin bangkit dari
keterpurukan atau kita hanya diam saja hanyut dalam keterpurukan itu
sendiri. Selain itu, semangat para
ilmuwan islam yang mendalami isi Al-Qur’an adalah adanya ayat Al-Qur’an tentang
tingkatan orang yang berilmu dan tidak berilmu.
Mereka para ilmuwan Muslim tidak hanya mendalami isi Al-Qur’an, namun
juga menuliskan apa yang menjadi temuan mereka.
Saya tahu ini ada orang-orang yang telah berkata
kepada saya. "Buku ini mengubah hidup saya."Pertama kali saya mendengar itu, saya merasa terkejut.
Saya telah diundang untuk berbicara di universitas hawai dan setelah itu saya
sedang duduk di kantin. Ada siswa yang duduk di seberang meja dari saya, dan
saya melihat buku yang sedang dibacanya,The Color
Purple yang
ditulis oleh Alice Walker. Aku tidak ingin mengatakan
"oh Alice Walker adalah seorang mahasiswa saya," karena saya tidak
akan pernah mengatakan hal itu. Jadi aku hanya berkata padanya, "apa yang
Anda pikirkan buku itu?" Jawabnya, "buku ini mengubah hidup saya,"
yang mengejutkanku. Tapi aku telah mendengar bahwa banyak, berkali-kali sejak.
"Buku ini mengubah hidup saya." Jadi, ya, saya pikir buku bisa
melakukan itu. Dan jika buku mengubah hidup seseorang dengan mengubah kesadaran
seseorang, itu akan memiliki efek pada dunia, dalam satu cara atau yang lain,
cepat atau lambat, dengan cara yang Anda mungkin tidak bisa melacak.
Sebenarnya ketika kita mendengar seseorang berkata buku ini telah
mengubah saya! Pada bagian mana sih buku dapat mengubah pembacanya? Atau
seberapa besar pengaruh buku terhadap pembacanya?Kita ambil contoh: ketika seseorang membaca
sebuah buku sejarah, dan dikemudian hari dia mendapatkan fakta lain dari
sejarah yang pernah ia baca dan ia pahami.
Biasanya seseorang yang sudah terlanjur mengetahui atau memahami sejarah
akan susah untuk merubah pendapat pertama yang ia baca. Namun, tidak demikian dengan sebagian orang
yang merasa penasaran dengan kenyataan yang sebenarnya. Contoh sejarah yang ditutupi di negara
Indonesia adalah kejadian mengenai G 30S PKI atau Gerakan 30 Septemer PKI. Pertama kali yang saya tahu mengenai gerakan
komunis tersebut adalah, bahwa pemahaman komunis adalah sebuah faham yang
datang dari luar negri dan menyebar luas di Indonesia pada masa kemerdekaan
Indonesia. Namun, dikemudian hari
seorang guru di sekolah saya menjelaskan bahwa gerakan tersebut merupakan
rekayasa Soeharto yang kala itu menjadi panglima besar tentara Republik
Indonesia, yang ingin menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno.
Buku mampu
mempengaruhi kesadaran masyarakat dengan banyak cara. Pertama, mereka dapat
memperkenalkan gagasan bahwa yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh
seorang pembaca. Hal ini sering sekali kita temukan. Banyak sekali kasus yang dahulu
ditutup-tutupi namun sekarang terbongkar.
Seperti ada fakta yang mengatakan bahwa Adam Malik (mantan menteri dan
juga mantan wakil Presiden ketiga), adalah mata-mata CIA yang berasal dari
Indonesia. Beliau diberikan misi rahasia
untuk memata-matai segala kegiatan pemerintah Indonesia. Apakah kita akan percaya begitu saja akan
berita tersebut. Bagi sebagian orang,
berita tersebut dianggap tidak penting, namun tidak demikian bagi keluarga Adam
Malik, tentu mereka akan melakukan investigasi lebih mendalam tentang berita
tersebut.
Howard Zain juga
mengungkapkan seperti yang ia kutip dari kepala sekolah Gradgrind yang berkata
pada seorang guru muda “ingat hanya memberikan mereka sebuah fakta, bukan yang
lain.” Memang benar terkadang dalam buku
terdapat sebuah fakta yang mengejutkan bagi pembacanya. Biasanya sebuah buku yang berisi fakta
tentang sejarah yang sebenarnya, di Indonesia tidak akan ada yang mau
menerbitkan, setidaknya ketika sebelum reformasi 1998. Sebelum masa tersebut setiap buku yang akan
terbit diseleksi sedemikian ketat dan jika telah lulus seleksi, namun masih
terdapat kata-kata yang kurang sopan maka harus diedit dan dihilangkan
kata-kata tersebut.
Selain itu, buku juga bisa diisi dengan berbagai fakta yang terjadi
sekarang belakangan ini, dan mengajak manusia untuk ikut memikirkannya. Contohnya adalah buku yang ditulis oleh
Rachel Carson yang berjudul The Sea
Around Us dari 1951. Dari judul buku
tersebut kita bisa menebak, berbicara tentang apakah buku tersebut. Buku tersebut ditulis tahun 1951, dimana
kondisi alam tidak seburuk sekarang ini.
Pada saat itu tidak banyak orang memikirkan tentang bagaimana kondisi
udara, air dan lingkungan kita. Namun,
Rachel Carson sudah lebih dulu memikirkannya.
Buku tersebut mengajak bagaimana seharusnya manusia sadar akan
lingkungannya. Apa yang terjadi ke depan
kita memang tidak dapat mengetahuinya.
Tapi kita bisa mulai untuk memikirkannya dari sekarang.
Ada satu hal yang menarik (menurut saya) dalam buku tersebut. Di salah satu paragraf yang ada dalam tulisan
tersebut dikatakan bahwa Chistoper Columbus bukanlah seorang pahlawan atau
seorang petualang yang berhasil menemukan benua Amerika. Justru Howard Zinn mengungkapkan fakta yang
sebaliknya. Beliau mengatakan bahwa
Chistoper Columbus adalah seorang pembunuh, penyiksa, penculik, orang yang suka
memutilasi orang lain, selain itu Chistoper Columbus juga senang membunuh
penduduk lokal yang sudah lebih dulu mendiami Benua Amerika. Sebelumnya tidak pernah ada yang berani
mengemukakan hal tersebut, dan Howard Zinn berani melakukannya.
Pendapat orang tentu akan beragam, tapi kebanyakan dari mereka (warga
Amerika) tidak sependapat. Dia
menyimpulkan demikian karena hampir semua surat yang dikirimkan kepadanya
berisi hal yang sama. Bahkan ditulisan tersebut dia memberikan contoh salah
satu surat yang berisi keberatan dari pengirimnya. DalamsSurat tersebut dikatakan bahwa, Howard
Zinn telah membuat dirinya dalam masalah besar, bahkan ia (pengirim surat)
dituduh komunis oleh salah seorang wali muridnya sendiri. Lihatlah bagaimana dahsyatnya sebuah buku
mempengaruhi pemikiran Warga Amerika.
Tidak semua orang berpendapat sama mengenai tulisan dari Howard Zinn
tersebut. Ada juga yang berpendapat
bahwa kebohongan tidak
harus disembunyikan. Yang terpenting
adalah kita mengatakan yang sebenarnya, bukan merekayasa sebuah cerita agar
tulisan atau buku kita laku dan menjadi best-seller.
Menurut pendapat saya Howard Zinn menulis buku atau artikel tentang
Christoper Columbus tersebut bertujuan untuk membuka mata Warga Amerika
lebar-lebar dan memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa janganlah terlalu
percaya pada semua berita yang kita dengar.
Cobalah untuk berpikir kritis,dan juga jangan hanya melihat apa yang ada
di depan kita saja, tapi juga cobalah lihat dunia sekitar. Beliau memuat beberapa buku lain yang menjadi
referensi beliau seperti Rachel Carson yang berjudul The Sea Around Us tahun 1951, biograpinya Malcom X (yang merupakan
Warga Amerika brerkulit hitam), atau bukunya Richard Wright yang berjudul Black
Boy.
Pernah terlintas di benak saya, apa sih yang ada di otak mereka (para
penulis hebat) saat mereka sedang menulis sebuah buku? Apa motivasi mereka
dalam menulis? Apakah mereka langsung menulis begitu saja atau sama seperti
saya yang suka mencari-cari ide sebelum menulis? Atau mungkinkah mereka memikirkan terlebih
dahulu efek apa yang ingin penulis berikan terhadap pembaca?.
Di akhir paragraf Howard Zinn menulis dan mungkin bisa menjawab beberapa
pertanyaan di atas. Beliau juga menukil kata-kata dari Kurt Vonnegut, yg sering sekali ditanyakan, ”kenapa
kamu menulis?” Vonnegut menjawab “saya menulis agar kamu tahu ada orang yang
merasakan hal yang kamu lakukan di dunia ini, bahwa kamu tidak sendirian.” Yg
merupakan hal yg sangat penting untuk diselesaikan (atau dicapai), bagi orang
yg merasakan (kesepian atau tersakiti) bahwa mereka tidak sendirian dan
melakukan sesuatu untuk kamu juga.
Selain buku yang telah di
bahas di atas Howard Zinn juga menulis buku lain yang inti dari buku tersebut
adalah menyerukan penarikan tentara AS dari perang di Vietnam. Vietnam: The
Logic of Penarikan diterbitkan oleh Beacon Press pada 1967 berdasarkan artikel
di Commonweal, The Nation, dan Ramparts.
Dalam pandangan Noam
Chomsky, The Logic
of Penarikan adalah
buku Zinn yang paling penting.
"Dia adalah orang pertama yang mengatakan-keras, publik, sangat
persuasif-bahwa ini hanya harus berhenti, kita
harus keluar, periode, tidak ada
kondisi, kita tidak punya hak untuk
berada di sana, melainkan tindakan agresi, menarik keluar. itu sangat mengejutkan pada saat itu
tidak ada bahkan review buku. bahkan, ia bertanya
apakah aku akan memeriksanya
di Ramparts hanya
agar orang akan tahu tentang
buku itu. "
Kesimpulan
dari critical review kali adalah
bahwa buku memang dapat berpengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Namun kita juga harus jeli atau teliti dalam
membaca sebuah buku. Buku dan menulis mempunyai sebuah pengaruh, namun jauh sebelum kertas di
temukan terlebih dahulu tulisan sudah ada di dunia ini. Jadi, bukanlah buku yang dapat mengubah pola
pikir manusia melainkan isi atau tulisan dari buku tersebut.
cek cek from admin
BalasHapusPersonalisasi kamu baru muncul dalam artikel ini, tapi ini sayangnya tulisan ini mestinya beraroma akademik, yang tentu saja non-personal.
BalasHapus