We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Minggu, 30 Maret 2014

CLASS REVIEW 7


Menjadi Seorang Penemu
Malam ini terasa begitu terasa berbeda. Malam ini begitu larut. Tak pernah saya membuka mata sampai selarut ini. Jadi seperti ini rasanya mrnjadi mahasiswa yang mengerjakan tugas-tugasnya dengan “begadang”. Sungguh tak nikmat, tak seperti saat saya mengerjakan semua tugas dengan jam dan waktu yang normal.
Hening, sunyi, dan sepinya malam ini memang membuat pandangan mata selalu siaga mengawasi sekeliling. Dalam setiap kewaspadaan saya masih harus berusaha untuk menemukan dan membuat tulisan yang perannya sangat sakral dalam hidup saya sebagai mahasiswa bimbingan Mr. Lala Bumela, class review.
Nomor-nomor yang di selipkan kata “class review” semakin bertambah, dari angka satu dan kini sudah sangat jauh ke angka tujuh. Ya, ini adalah class review ke tujuh. Ada beberapa hal yang akan diungkap dalam class review ke tujuh ini. Sebagian merupakan informasi baru dan ada pula informasi-informasi yang sebelumnya telah tertuliskan.
Ada sesi untuk mengevaluasi hasil belajar minggu kemarin, sebenarnya tugas utama dan yang paling berat untuk menulis adalah membuka kemungkinan-kemungkinan pemahaman baru. Untuk memenuhi tugas ini kita harus melalui tiga fase, yaitu emulate – discover – create. Orang-orang yang menulis memulai jalannya dari fase meniru, seperti yang tertulis di materi presentasi Mr.  Lala pada pertemuan ke enam Meniru adalah bagian penting dari menemukan lalu menciptakan. Ayat utama ini dihasilkan dari memahami affordance dan meaning potential yang merupakan semogenesis.
 Pada pertemuan ke tujuh, catatan besar dalam block note saya adalah yang dipertaruhkan dalam menulis adalah makna. Pernyataan tersebut mengingatkan kita kembali bahwa dalam menulis membutuhkan sebuah rasa yang nantinya akan membentuk sebuah makna. Contoh-contoh rasa yang dapat diselipkan dalam sebuah penulisan adalah sense of dissatisfaction, sense of disappointed, dan sense of anger. Penulis akan memperlihatkan rasa yang ia miliki dalam setiap tulisannya, walaupun tidak di perlihatkan secara eksplisit.
Ada satu coretan dari buku Milan Kundera yang menggambarkan tugas kita sebagai penulis. Milan Kundera comments (in L'Art duroman , 1986): `to write,means for the poet to crush the wall behind which something that ``was always there'' hides. Menulis itu merupakan satu tugas mulia yang bertujuan untuk menyelamatkana sesuatu yang tersembunyi. Dalam menulis, kita bertugas untuk membuka kembali sesuatu yang pernah ada dan sudah ada yang tersembunyi dibalik tembok besar nan kokoh.
Penulis merupakan seorang penemu, tetapi bukan penemu dalam konteks ilmu pengetahuan alam. Penyair, sejarawan, dan orang-orang yang berada dalam koridor linguistic sama-sama dinamakan penemu. Tiga golongan ini selain bertugas untuk mengungkap hal yang sudah ada tetapi juga sama-sama ingin menerapkan sebuah nilai. Untuk menjalankan tugas-tugas ini bukanlah merupakan hal yang mudah. Butuh pemikiran yang benar-benar jernih dan hati yang tenang, tidak terburu waktu.
Sebagai discoverer, kita memiliki titik awal yang menjadi inti permasalahan yang akan kita ungkap nantinya. Inti ini harus benar-benar kita pahami sehingga nantinya akan sedikit lebih mudah untuk menggali lagi sesuatu yang berada dalam inti itu.
Sejenak teringat saat sore kemarin saya melihat  kartun Spongebob Square Pant,  pada episode sore itu ia ditugaskan oleh guru sekolah mengemudinya untuk menulis apa-apa saja yang tidak dapat dilakukan saat mengemudi dalam 800 kata. Ia telah mempalajari hal itu sebelumnya, dan ia harus mengungkap kembali apa yang telah ia pelajari. Ia terlihat sangat kesulitan untuk membuka kembali “sejarah” yang sudah terpendam mungkin sangat lama di otaknya, sama seperti penyair, sejarawan, dan orang-orang linguistic yang tak mudah untuk menjadi seorang discoverer.
Howard Zinn, merupakan sejarawan yang terkenal memiliki tulisan-tulisan yang bagus. Ia telah memulis 20 buku selama hidupnya. Howard juga termasuk discoverer. Masih sangat hangat di ingatan bahwa ia pernah menuliskan sejarah tentang Christopher Columbus dari sudut pandang orang-orang yang kalah. Dalam hal ini, Zinn berusaha untuk mengungkap hal baru dari hal yang sudah lama. Beliau menggali lebih dalam dan mungkin sangat dalam tentang Columbus yang sebelumnya sudah ada yang bercerita tentangnya.
 Jadi, menulis merupakan suatu proses yang akhir dari tujuannya adalah menggebrak tembok besar yang menghalangi sesuatu yang berada dibelakangnya. Sesuatu yang didapat ini nantinya akan membentuk sebuah makna dan pengertian baru sebuah pengetahuan. Pengalaman yang beragam dan latar belakang pengetahuan yang baik juga turut andil dalam proses menemukan. Menemukan sesuatu yang ada tetapi tersembunyi di tempat yang sangat dalam dan dilindungi oleh berbagai rannjau yang terpasang di samping, atas, dan bawahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic