We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 20 Februari 2014

Perkembangan literasi



chapter review

Dalam sebuah perbincangan dalam metodelogi pengajaran di kalangan guru bahasa pada saat ini selalu menjadi perbincangan dari genre, wacana, literasi, teks, dan konteks dalam masalah ini guru selalu diperbincangkan dalam definisi literasi adalah sebuah kemampuan membaca dan menulis. Dalam sebuah konteks perkuliahan Indonesia ilterasi itu jarang di pakai, dalam istilah ini yang sering dipakai adalah pengajaran bahasa atau pembelajaran bahasa.
 (Setiadi:2010)  menyatakan bahwa yang termasuk edisi ke 4 tidak mencantumkan sebuah nama literasi, istilah yang ada adalah literator dan literer, pada zaman dahulu membaca dan menulis dianggap sudah cukup baik sebagai pendidikan dasar pada umumnya.
            Kini ada sebuah ungkapan sebuah literasi computer, literasi virtual, literasi matematika, literasi IPA dan masih banyak lagi semua itu adalah sebuah tantangan pada zaman seperti yang sudah tertulis diatas sebelumnya.
Free body dan luke menawarkan modee literasi ya\ng terdiri dari 4 wacana :
1). Memahami sebuah kode dalam teks.
2). Terlibat dalam memaknai teks.
3). Menggunakan teks secara fungsional
4). Melakukan analisis dan mentransformasi teks secara kritis,
            Dari ke-4 peran literasi itu dapat lebih diringkas kedalam lima verba yaitu : memahami, melibati, menggunakan, menganalisis dan mentransformasi teks, inilah hakikat berinteraksi. Secara kritis dalam sebuah masyarakat yang demokratis sebuah makna dalam rujukan literasi teruslah berevolusi dan kini sudah semakin meluas dalam sebuah objek study dalam literasi yang bertumpang tindih dengan sebuah objek study dalam budaya. Yang berfokus dengan hubungan variable. (O’ Sulivan, 1994:71) literasi tetap berurusan dengan sebuah budaya bahasa yang merupakan kajian lintas yang sudah di rapihkan dan yang memiliki tujuh dimensi yang sudah saling berkaitan,
  • Dimensi geografis (lokal, nasional, regional, dan internasional) itu semua yang sudah bergantungan dengan pendidikan.
  • Dimensi bidang (pendidikan, komonikasi, administrasi) itu adalah sebuah literasi bangsa yang tanpa dari komonikasi zaman dahulu.
  • Dimensi fungsi yaitu seseorang yang dapat memecahkan sebuah persoalan
  • Dimensi media
  • Dimensi jumlah
  • Dan dimensi bahasa
Pendidikan bahasa yang berbasis literasi adalah kecukupan hidup (life skill) yang memungkinkan bahwa manusia memiliki pendidikan pendidikan bahasa sejak tingkat dasar. Yang sudah berlatih dan memperdayakan siswanya agar selalu berlatih dalam sebuah bahasa yang sudah sesuai. Kompensinya dalam kehidupan nyata. Literasi mencakup kemampuan reseptif dan produktif dalam sebuah upaya yang bersifat secara tertulis maupun secara lisan. Dalam mempelajari bahasa lisan ataupun tulisan sejak dini itu akan menyebabkan kita agar dapat membiasakan diri untuk berekspresi baik secara lisan maupun secara tulis, semua itu dilakukan agar kita mampu memproduksi ilmu pengetahuan berupa karya ilmiah, fisik, dan masih banyak lagi.
            Literasi adalah kemampuan dalam memecahkan suatu masalah membaca maupun menulis yaitu adalah kegiatan agar kita dapat mengetahui hubungan antara kata dan antara unit bahasa yang dalam wacana serta antar teks pendidikan bahasa, itu semua agar dapat melatih agar siswa menggunakan dengan nalar yaitu baik dan bagus. Literasi juga adalah refeleksi penguasaan dan apresiasi budaya yang membaca tulisannya selalu ada dalam system budaya, pendidikan bahasa setidaknya harus mengajarkan sebuah pengetahuan budaya dalam memjalani sebuah kepercayaan terhadap kebudayaan yang menyebabkan dekontekfualisasi bahasa dari budayanya, berbahasa konvesi yang harus di sepakati oleh masyarakatnya yang akan menjadikan pelaku budaya terkait sebagai modal. Literasi adalah bagian sebuah refleksi diri penulis dan pembaca yang senantiasa berfikir ihwal bahasa yang mengaitkan dengan pengalaman subjektif dan dunia pendidikian bahasa yang menanamkan pada diri untuk melakukan kebiasaan refleksi atas bahasa itu sendiri maupun bahasa orang lain yakni, kesadaran terhadap metakomonikasi, pendidikan bahasa juga mengajarkan sebuah kesadaran atas perbedaan antara aspek pengetahuan bahasa dan penggunaan bahasa dalam sebuah situs komonikasi yang sederhana sejak tahun 1999 negara Indonesia mengikuti proyek penelitian didunia yang di kenal dengan PIRLS (progress in international reading riteracy study), PISA (program for international student assessment), dan TIMSS (the third international mathematic and science study), untuk mengukur literasi membaca dalam ilmu pengetahuan dan ditemukan sebuah potret yang spesifik dan detail ihwal itu akan menyebabkan realisasi pengajaran literasi disekolah-sekolah yang akan memahami kita untuk mengarti dalam sebuah penelitian Setiadi 2010 menemukan sebuah kenyataan yaitu:
ü  Dalam mempelajari membac dan menulis, para guru sangat mengandalkan kurikulum nasional dan sebuah buku paket untuk sebuah materi yang akan diajarkan sebagai kurikulum dalam mengajara untuk mahasiswanya dan melatih siswanya agar menjadi lebih baik.
ü  Pemodelan dalam kegiatan membaca dan menulis tidak lazim dilakukan oleh para guru.
ü  Dalam kualifikasi academic para guru mereka tidak mendapatkan pelatihan yang memadai dalam kegiatan kinerja mereka

Ujung tombak dalam sebuah pendidikan literasi adalah guru dengan menggunakan sebuah langkah-langkah dalam propesionalnya yang terlihat ada enam bagian yaitu. Komitment propesional, komitment etis, strategi analitis, dan reflektif, pengatahuan bidang study, keterampilan literasi dan numerasi.
(Cole dan Chan 1994). Dalam literasi bangsa yang diawali dengan membangun guru yang propesional yang akan mengasilkaan lembaga pendidikan lebih maju dan berkualitas.

= saya setuju dengan apa yang ada didalam buku yang telah dicantumkan dalam sekor prestasi membaca di Indonesia adalah 407 itu semua adalah skor dibawah rata-rata dalam sebuah membaca dan menlis juga bangsa Indonesia itu memang sangat kurang berlatih dan di Indonesia hanya tercatat 2% siswa yang prestasi membacanya masuk kedalam sebuah wilayah perpaduan menulis dan membaca. Jadi di Negara Indonesia itu hanya kurang berlatih dalam membaca dan menulisnya. Indonesia itu Negara yang berkembang jadi dengan cara menggunakan bahasa dan menulis itu sangat kurang diperhatikan apa lagi beberapa persentnya Negara Indonesia ini Cuma berpenddikan sampaai sekolah dasar saja, oleh karena itu Negara Indonesia itu kurang melatih percaya dirinya dalam membaca dan menulisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic