class review
Selasa,
11 februari 2014 diruang 44, saya dan teman PBI-C kembali mengikuti mata kuliah
writing 4. Beberapa saat setelah Mr.
Lala masuk, kemudian beliau langsung mengabsen mahasiswa-mahasiswa yang hadir. Lalu setelah itu, beliau memulai memberikan
penjelasan yang akan dibahas pada pertemuan hari itu.
Apa
sih writing 4 itu? Sebelum kita melangkah lebih jauh, disisni Mr. Lala
menyampaikan hal-hal penting dalam writing 4dan wajib untuk kita ketahui. Komponen-komponen tersebut yaitu:
Ø Rigid
(kaku) melted your idea
Ø Sangat
formal
Ø Critical
Ø Stucture
Ø Systematicity
Di
writing 4 ini, kami akan mencairkan atau menuangkan ide-ide yang ada dalam
fikiran kita, yang merupakan sesuatu yang sangat formal. Dari situlah akan timbul pemikiran-pemikiran
kritis kita terhadap suatu hal yang harus memperhatikan struktur dan sistemnya
itu sendiri.
Menurut
Mr. Lala, semakin baik semakin baik bahasa yang kalian gunakan, maka saat
itulah kalian semakin pandai. Memang
benar adanya tentang apa yang telah dikatak oleh Mr. Lala. Mahasiswa yang bisa menggunakan bahasa dengan
baik, kata-katanya ilmiah dan sebagainya merupakan mahasiswa yang rajin. Rajin disini yaitu mahasiswa tersebut sering
membaca buku-buku yang bisa menambahkan pengetahuan dan bahasa-bahasa yang
digunakan. Secara otomatis, mahasiswa
tersebut akan dengan sendirinya menjadi pandai.
Di
writing 4 ini, Mr. Lala mengibaratkan kami adalah seorang chef atau koki yang
handal. Seorang koki yang handal hanya
bisa disebut koki yang handal pada saat mereka berada di dapur atau sedang
memasak. Jika koki tersebut pergi suatu
tempat katakan saja misalnya di pusat perbelanjaan, apa masih bisa disebut koki
yang handal? Tentu tidak, karena koki tersebut tidak sedang membuat makanan dan
berada di dapur. Hal itu pun sama dengan
posisi kita pada saat ini. Kita bisa
disebut sebagai seorang penulis yang handal ketika sedang menulis saja, ketika
sedang memproduksi sebuah teks. Diluar
itu, kita bukan lah seorang penulis lagi.
Bisa jadi hanya sebagai pelajar, pedagang, pengajar dan sebagainya
sesuai dengan profesi atau kegiatan masing-masing.
Mr.
Lala mereview apa saja yang dibahas pada pertemuan pertama. Penjelasan-penjelasan tersebut diringkas
menjadi 3 garis besar:
1.
Academic writing
2.
Critical writing
3.
Writing
Dalam
writing yang berada pada urutan 3, tentunya memiliki fungsi tersendiri, antara
lain:
1. A
way of knowing something
2. A
way of representing
3. A
way of producing
Adapun siklus dari
critical thinking yaitu sebagai berikut:
Seberapa pentingkah
pengalaman atau experience untuk diri kita? Seperti yang dikatakan oleh Mr.
Lala bahwa pintar atau pandai saja itu tidak cukup hanya dengan selalu
memberikan pendapat, mendapatkan skor tinggi dan sebagainya. Pandai atau pintar itu seharusnya diimbangi
dengan bisa merubah molekul-molekul dari experience atau pengalaman menjadi
sesuatu yang berarti. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengalaman merupakan
hal yang paling penting. Seperti pepatah
yang sering kita dengar bahwa guru terbaik kita yaitu pengalaman. Maka sering-seringlah mencari pengalaman.
Menurut slide yang Mr.
Lala buat, disana menyajikan tentang writing academic dan beberapa slide
menjelaskan tentang siapakah diri kita dalam mata kuliah writing 4 ini? Dalam
perspektif beliau, kami merupakan seorang penulis multilingual yang menulis
secara efektif dalam L1 dan L2; yang menyajikan sebagai
critical reader dalam keduanya(L1 L2) yang merubah dirinya sendiri dari seorang
mahasiswa bahasa menjadi kedalam mahasiswa writing; yang dapat membuat
informasi pilihan-pilihan di dalam hidup dan yang bisa mengubah dunia.
“Mr. Hayland mengatakan
bahwa menulis merupakan sebuah praktek berdasarkan dugaan : pembaca mempunyai
kesempatan untuk menafsirkan tujuan dari penulis yang meningkat apabila penulis
mengambil permasalahan untuk mengantisipasi apa yang mungkin pembaca duga
berdasarkan teks sebelumnya dia sudah membaca jenis teks yang sama.
Writing sangat identik
dengan teks, pembaca dan meaning. Adapun
menurut Lehtonen(2000) mengatakan tentang teks yaitu teks dapat berupa tulisan,
pidato, gambar dan lainnya. Ttitk
penting teks adalah bahwa nereka terorganisir dan ada kombinasi simbolik
relatif padat yang tampaknya agak jelas untuk didefinisikan. Adapun ciri-ciri dari sebuah teks yaitu:
a)
Materialitas
b)
Hubungan Formal
c)
Kebermaknaan
Ketiga atnda tersbut
memiliki makna semantik. Kemampuan teks
berfungsi sebagai bahan baku untuk pemaknaan, pada bagian terkait dengan
mengandalkan ftur-fitur atau lainnya(diteks lisan dan tertulis pada pilihan dan
kosakata dan tata bahasa, diteks audiovisual pada sudut pandang hubungan antar
gambar dan musik serta faktor lainnya).
Hal-hal tersebut tentunya saling berhubungan satu sama lain.
Setiap teks selalu
mempunyai konteks yang mengelilingi dan menembus keduanya temporal dan likal
dan terhubung dengan teks-teks lain, serta dengan praktek manusia lainnya. Sebanyak makna tanda-tanda linguistik
tergantung pada posisi mereka dalam kaitannya dengan tanda lain makna dari teks
yang pada akhirnya tidak mungkin untuk belajar terlepas dari konteks
mereka. Karena teks sebagai makhlik semiotik tidak ada tanpa
pembaca, interaksi, situasi dan fungsi yang setiap saat terhubung ke mereka.
Teks merupakan bahan
baku dari makna yang mangaktifkan(dan juga memproduksi) sumber daya pembaca
kontekstual. Guy Masak memberikan suatu
daftar mungkin dari dimensi yang berbeda dari konteks. Konteks mencakup semua hal berikut:
1.
Substansi: materi fisik yang membawa
atau relay texts
2.
Musik dan gambar
3.
Para language=perilaku yang menyertainya
4.
Situasi
5.
Co-texts
6.
Intertexts
7.
Peserta
8.
Fungsi
Penulis tidak bisa
dilepaskan dari pembaca. Adanya kegiatan
menulis tentunya karena untuk dibaca.
Makna dari pembaca itu menghasilkan dari texts dan kesenangan mereka
dalam melakukannya adalah sangat ditentukan juga oleh orang, konteks sosial
dimana tks didaur ulang dan dikonsumsi.
Jad intinya, pengalaman
merupakan guru yang paling baik untuk diri sendiri. Wriing sangat identik dengan pembaca, teks
dan meaning. Lehtonen mengatakan bahwa
teks itu beupa tulisan, pidato, gambar dan lainnya. Titik penting teks adalah bahwa mereka
terorganisir dan kombinasi simbolik relatif padat yang tampaknya agak jelas
didefinisikan. Setiap teks selalu
memiliki konteks yang mengelilingi keduanya.
Teks merupakan bahan baku dari makna yang mengaktifkan sumberdaya
pembaca kontakstual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic