Ibarat
sebuah pisau yang jika tidak digunakan dan diasah maka akan tumpul sehingga
tidak bisa digunakan untuk memotong sesuatu. Begitupun dengan sesuatu yang
terjadi pada saya disore yang cerah ini. Setelah ujian tengah semester dan
istirahat dari tugas selama satu minggu, sore ini begitu sulit bagi saya untuk
mencari opening dari class review ini. Sehingga saya harus mencari selama
berjam-jam hanya untuk mencari opening. Tapi disisi lain tetap terdapat rasa
bahagia karena saya tidak perlu begadang untuk menulis class review dan tugas
lainnya.
Pada
hari Jumat lalu kami mulai kembali untuk bergelut dengan teks. Kali ini,
teksnya bukan lagi mengenai Amerika, Christopher Colombus, ataupun Howard Zinn,
tetapi pada setengah semester kedepan kami akan disuguhi teks baru dengan judul
”Don’t Use Your Data as a Pillow”
karangan S. Eben Kirksey. Membaca judul
dari teks tersebut sudah menimbulkan banyak pertanyaan diotak saya. Kenapa
harus pillow? Kenapa tidak bolster? Kenapa tidak bed? Dan pertanyaan lainnya. Jawabannya
akan ditemukan setelah kami membaca tuntas dan memahami teks tersebut. Teks
tersebut akan mengupas informasi
mengenai sesuatu hal yang terjadi di Papua (dulunya Irian Jaya Barat). Dan topiknya
ini merupakan topik yang sangat crucial khususnya bagi kita selaku warga negara
Indonesia.
Reading
time akan menjadi sesuatu yang akan kami kerjakan di dua minggu kedepan. Untuk
itu sangat diperlukan fokus yang tinggi dan daya tahan yang kuat agar kita
mampu untuk memahami apa maksud yang terkandung didalam teks tersebut. Reading
time juga akan menentukan class review kami karena class review akan
terorientasi dari reading experience kami. Tapi yang terpenting adalah constant high quality works. Tidak ada
toleransi lagi bagi siapapun yang melakukan kesalahan walaupun hanya melakukan
kesalahan kecil. Karena kesalahan kecilpun dapat menjadi fatal bila diabaikan
atau tidak diperbaiki. The magic word
khas Indonesia yang sering kita dengar untuk menghapuskan kesalahan adalah kata
khilaf. Untuk kali ini kata tersebut tidak berlaku lagi. Karena untuk
mempromosikan mahasiswa multilingual itu sangatlah susah, oleh karena itu untuk
yang tidak memenuhi standar maka paper beserta penulisnya akan ditolak. Kita
selaku multilingual harus bergerak dari L1 ke L2 secara continue, begitupun
sebaliknya. Dan itu bukanlah hal yang gampang.
Attitude adalah sebuah kata suci yang
harus membingkai tulisan kita agar lebih baik. Selain itu hal yang penting juga
terletak di doa kita dan tentunya doa orang tua. Jangan sekali-kali lepas dari
doa karena tanpa doa sesuatu yang diharapkan tidak akan berjalan sesuai
harapan. Doa dan usaha haruslah
seimbang. Selain itu, focus, commitment, perseverance (daya juang),
teamwork, teamwork, teamwork, teamwork, teamwork, teamwork, dan teamwork
merupakan suatu keharusan yang dibutuhkan dan harus dilakukan oleh kami. Jangan
sekali-kali menghilangkan satu pointpun karena akan berakibat fatal untuk paper
kami.
TRIVIA QUIZ
Ø What is west
Papua? And where is it located?
West Papua atau Papua barat (sebelumnya Irian Jaya Barat)
adalah sebuah nama Provinsi di Indonesia. Provinsi
Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut
sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), para
nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara
sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal
sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah
berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi
Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi
Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas
Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Nama provinsi ini
diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua.
Pada 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua
Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian
timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian
Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang
menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Papua barat terletak di bagian barat pulau papua, dengan
ibu kota Manokwari.
Ø What differences can
you spot between PAPUA and IRIAN JAYA?
Menurut suku Moi, kata papua memiliki banyak arti salah
satunya dalam bahasa Tidore. Mengapa demikian? Karena papua adalah wilayah
kekuasaan kerajaan Tidore. Kata PAPUA terdiri dari dua kata yaitu PAPAl dan UA.
Papa artinya bapak dan Ua artinya tidak. Jadi papua artinya tidak memiliki
bapak, karena ketika itu sultan Tidore melihat bahwa ditanah Papua ini tidak
memiliki pemimpin atau dengan kata lain orang Papua berdiri sama tinggi dan
duduk sama rendah oleh karena itu sultan Tidore memberi nama pulau ini dengan
nama Papua dan memberikan mereka seorang pemimpin. Sedangkan menurut bahasa
Papuanya sendiri artinya hitam dan keriting, dan itu merupakan ciri khas orang
Papua. Sementara kata IRIAN merupakan singkatan dari Ikut Republik Indonesia
Anti Nederland (buku PEPERA 1969 terbitan 1972, hal. 107-108). Alasan mengapa
anti Nederland karena pada waktu itu Belanda menjajah Indonesia dan menguasai
daerah minyak di wilayah Papua yaitu dibagian kepala burung dan menjadikan
penduduk asli pribumi sebagai buruh kasar pada perusahaan minyak mereka maka
orang Papua anti dengan Nederland. Papua adalah nama umum untuk keseluruhan
Pulau yang ada di Papua. Irian jaya adalah nama untuk wilayah Papua yang telah
direbut Indonesia setelah merdeka. Kini, Irian Jaya berubah nama menjadi Papua Barat, kata Jimmi,
bertujuan agar Provinsi IJB mendapat nama dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) bagi Papua.
Ø In what year
the land called Papua integrated into NKRI?
Pada tanggal 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan
Papua bagian barat kepada Indonesia.
Ø What is
Trikora?
Trikora adalah singkatan dari Tri Komando Rakyat yaitu
konflik selama 2 tahun yang dilancarkan Indonesia kepada Belanda untuk menggabungkan
wilayah papua bagian barat menjadi bagian dari NKRI. Dalam pidatonya ”Membangun Dunia Kembali” di forum PBB
tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno berujar, ”......Kami telah
mengadakan perundingan-perundingan bilateral......harapan lenyap, kesadaran
hilang, bahkan toleransi pu n mencapai batasnya. Semuanya itu telah habis dan
Belanda tidak memberikan alternatif lainnya, kecuali memperkeras sikap kami.”
Tindakan konfrontasi politik dan ekonomi yang
dilancarkan Indonesia ternyata belum mampu memaksa Belanda untuk menyerahkan
Irian Barat. Pada bulan April 1961 Belanda membentuk Dewan Papua, bahkan dalam
Sidang umum PBB September 1961, Belanda mengumumkan berdirinya Negara Papua.
Untuk mempertegas keberadaan Negara Papua, Belanda mendatangkan kapal induk
”Karel Doorman” ke Irian Barat.
Terdesak oleh persiapan perang Indonesia itu, Belanda
dalam sidang Majelis Umum PBB XVI tahun 1961 mengajukan usulan dekolonisasi di
Irian Barat, yang dikenal dengan ”Rencana Luns”. Menanggapi rencana licik Belanda tersebut, pada tanggal
19 Desember 1961 bertempat di Yogyakarta, Presiden Soekarno mengumumkan TRIKORA
dalam rapat raksasa di alun alun utara Yogyakarta, yang isinya :
1. Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua bentukan
Belanda
2. Kibarkan sang Merah Putih di irtian Jaya tanah air
Indonesia
3. Bersiap melaksanakan mobilisasi umum
Ø What are the
roles of Soekarno in the integration of Papua into NKRI?
Presiden Soekarno mencetuskan Trikora, melakukan upaya
diplomasi di PBB, Melakukan Aksi Lain
dan Pemutusan Hubungan dengan Belanda, Menambah Kekuatan Militer dengan Membeli Banyak Senjata Berat, Melakukan Konfrontasi Langsung, Menyerbu Irian Jaya.
Ø What did the Dutch
colonial do in Papua?
Mengadakan eksplorasi atau
penelitian terhadap kekayaan sumber daya alam di Papua. Belanda berhasil menemukan
fakta bahwa di Irian Barat terdapat tambang emas dan uraian terbesar di dunia
(sekarang dinamakan Freeport yang merupakan perusahaan milik Belanda) yang
tidak akan habis digali selama 100 tahun.
Ø What are the roles of
US-UN and our neighbouring countries in the Papua conflicts?
Indonesia
mulai mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik
antara Indonesia dan Belanda. Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika
Serikat, namun gagal. Akhirnya, pada bulan Desember 1960, Jendral A. H.
Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet, dan akhirnya berhasil mengadakan
perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar
Amerika dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setelah pembelian ini, TNI
mengklaim bahwa Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi
selatan. Amerika Serikat tidak mendukung penyerahan Papua bagian barat ke
Indonesia karena Bureau of European Affairs di Washington, DC menganggap hal
ini akan "menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan penjajahan oleh
kulit coklat". Tapi pada bulan April 1961, Robert Komer dan McGeorge Bundy
mulai mempersiapkan rencana agar PBB memberi kesan bahwa penyerahan kepada
Indonesia terjadi secara legal. Walaupun ragu, presiden John F. Kennedy
akhirnya mendukung hal ini karena iklim Perang Dingin saat itu dan kekhawatiran
bahwa Indonesia akan meminta pertolongan pihak komunis Soviet bila tidak
mendapat dukungan AS.
Indonesia
membeli berbagai macam peralatan militer, antara lain 41 Helikopter MI-4
(angkutan ringan), 9 Helikopter MI-6 (angkutan berat), 30 pesawat jet MiG-15,
49 pesawat buru sergap MiG-17, 10 pesawat buru sergap MiG-19, 20 pesawat
pemburu supersonik MiG-21, 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan korvet, dan 1
buah Kapal penjelajah kelas Sverdlov (yang diberi nama sesuai dengan wilayah
target operasi, yaitu KRI Irian). Dari jenis pesawat pengebom, terdapat
sejumlah 22 pesawat pembom ringan Ilyushin Il-28, 14 pesawat pembom jarak jauh TU-16,
dan 12 pesawat TU-16 versi maritim yang dilengkangan Ilyushin Il-28, 14 pesawat
pembom jarak jauh TU-16, dan 12 pesawat TU-16 versi maritim yang dilengkapi
dengan persenjataan peluru kendali anti kapal (rudal) air to surface
jenis AS-1 Kennel. Sementara dari jenis pesawat angkut terdapat 26 pesawat
angkut ringan jenis IL-14 dan AQvia-14, 6 pesawat angkut berat jenis Antonov
An-12B buatan Uni Soviet dan 10 pesawat angkut berat jenis C-130 Hercules
buatan Amerika Serikat.
Indonesia
mendekati negara-negara seperti India, Pakistan, Australia, Selandia Baru, Thailand,
Britania Raya, Jerman, dan Perancis agar mereka tidak memberi dukungan kepada
Belanda jika pecah perang antara Indonesia dan Belanda. Dalam Sidang Umum PBB
tahun 1961, Sekjen PBB U Thant meminta Ellsworth Bunker, diplomat dari Amerika
Serikat, untuk mengajukan usul tentang penyelesaian masalah status Papua bagian
barat. Bunker mengusulkan agar Belanda menyerahkan Papua bagian barat kepada
Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu 2 tahun.
Ø What is
Organisasi Papua Merdeka (OPM) and who finances them?
Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi yang
didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan
pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia,
sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia, dan menolak pembangunan
ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya
pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya New People's Army
beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh
Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
Organisasi
ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat
provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak
berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bender Bintang
Kejora, dan melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para
pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan simbol persatuan
Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan
lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai
pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York. Dan
yang membiayai organisasi tersebut adalah Australia dan Amerika, karena dua
negara tersebut tergiur dengan kekayaan yang terdapat di Papua yang kaya akan
tambang emas dan uranium yang tidak akan habis digali selama 100 tahun.
Ø Will you personally support Papua to become a newly
seperated country? Why?
Sangat tidak setuju. Karena menurut saya, tuntutan
sebagian rakyat Papua untuk merdeka dari NKRI menjadi semacam muara dari
inspirasi sebagai reaksi terhadap ketidakadilan, kesenjangan sosial, atau
ekonomi. Selain itu, tuntutan merdeka ini muncul akibat kekerasan
bertahun-tahun yang dilakukan aparat keamanan maupun gerakan bersenjata di
bawah tanah. Selain itu kita harus tetap ingat
perjuangan pahlawan yang berusaha merebut papua dari penjajahan belanda contoh
nya yos sudarso.. Niat awalnya merebut papua memang sudah benar, agar
terlepas dari penjajahan belanda, dan memanfaatkan kekayaan papua demi tanah
air, bukan tanah orang asing. atau tanah jawa. sebenarnya yang perlu dibenahi bukan
memerdekakan papuanya,, tapi tindakan yang
diambil oleh pemerintah Indonesia sendiri. Pemerintah harus bergerak cepat
untuk menangani masalah ini. Karena ini merupakan ancaman serius yang bisa
membahayakan integritas nasional. Selain itu, banyak faktor lain yang hanya terdapat
di Papua, seperti Freeport, pemain-pemain sepak bola yang memiliki skill
terbaik didominasi oleh orang Papua, keindahan Raja Ampat yang tidak
terkalahkan bahkan diakui jauh lebih indah dari pulau Bali, dan binatang burung
cendrawasih yang hanya terdapat di Papua. Itu semua merupakan kekayaan Papua
yang tidak boleh dibiarkan lepas oleh Indonesia.
Setelah menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengenai Papua, berikut merupakan pemahaman kelompok kami
mengenai judul teks “Don’t Use Your Data
as a Pillow”. Menurut Risa Meilani, data
adalah informasi yang kita dapatkan dari sebuah bacaan. sebuah data tidak akan
berguna bila tidak ada yang membaca. seperti, data adalah sebuah kuburan dan rohnya
adalah pembaca. Pillow adalah sesuatu yang
hanya digunakan pada saat tertentu saja. jadi kesimpulannya adalah jangan
sampai kita menggunakana data hanya pada saat tertentu saja dan ketika diburuhkan
saja.
Menurut
Rini Andriani, data adalah suatu
informasi yang kita dapat dari berbagai sumber. Pillow
adalah jangan sampai data yang kita dapat hanya dibiarkan saja tanpa adanya
rasa keingintahuan lebih untuk mencari fakta/bukti tentang data yang telah kita
dapatkan. Conclusion: jadi jika kita mengetahui
suatu data/informasi, kita tidak boleh sekedar tahu tanpa adanya tindakan lebih
untuk menyakinkan bahwa data tersebut benar/real.
Menurut Yuliati, data adalah informasi atau pengetahuan
yang dimiliki seseorang. Pillow adalah suatu
benda yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut sedang memerlukannya
yaitu pada saat dia sedang tidur. Jadi menurut Lia Don’t use your Data as a
Pillow adalah jangan gunakan informasi atau pengetahuan kita hanya pada saat
dibutuhkan saja, dan jangan biarkan informasi dan pengtahuan kita tersebut
hanya dijadikan pajangan atau disimpan sebagai hiasan ruangan saja.
Menurut Tika Dwi Purnami, data adalah
sesuatu yang kita ketahui
yang di
angkat dari
sebuah kenyataan.
Pillow adalah
sesuatu yang digunakan
ketika kita membutuhkannya.
Jadi
kesimpulan dari
judul tersebut
adalah
jangan
gunakan data hanya
ketika kita membutuhknnya
saja.
Menurut Rina Astuti,
secara sederhana kita mengartikan bantal sebagai alat bantu untuk bisa tertidur
lelap. Jika menghubungkan bantal dengan data sendiri yang ada difikiran saya
yaitu data yang telah kita dapat hanya kita biarkan saja, kita tidak memiliki
apapun terhadap data tersebut dan justru kita tertidur diatas data tersebut
sama halnya dengan kita tertidur diatas bantal. Seharusnya kita bisa mencari
tau lebih jauh lagi ada apa didalam bantal tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa data adalah informasi yang
diperoleh dari berbagai sumber melalui penelitian-penelitian. Sedangkan Pillow
adalah kata konotasi untuk menggambarkan sesuatu bahwa data jangan hanya
digunakan ketika dibutuhkan saja, apalagi dibiarkan saja. Kita
tidak boleh sekedar tahu tanpa adanya tindakan lebih untuk menyakinkan bahwa
data tersebut benar/real. Itulah hasil
diskusi dari kelompok kami, tentang teks yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”.
Lehtonen (The cultural analysis of the texts: 48)
menyebutkan bahwa Dalam bab sebelumnya , saya
berusaha untuk menunjukkan bahwa bahasa adalah manusia di dunia. Namun dalam hal apa bahasa
dan lainnya sistem
simbol yang ada di dunia? Dan apa arti dari ini cara untuk bagaimana makna dibuat
? Bahasa
dan sistem lain dari simbol tidak berada dalam dunia abstrak, yang ada berdasarkan
mereka sendiri, seperti ada kekuatan non - material. Strictly berbicara, bahasa seperti itu ada tempat
sama sekali tapi sebagai abstraksi. Dalam prakteknya, ada sebagai bahasa
lisan, tertulis,
dicetak, listrik, digital atau
diproduksi teks. Kami tidak pernah menemukan ' bahasa seperti, tetapi bahasa yang dihasilkan
melalui cara-cara tertentu dan itu adalah, di samping untuk berada di bentuk
materi tertentu, dibentuk oleh sistem-sistem tanda yang spesifik. Dengan demikian, konsep
'bahasa' tidak terbatas hanya untuk diucapkan atau bahasa tertulis. Kita mungkin berpikir bahwa
bahasa terdiri dari semua sistem
komunikasi yang menggunakan tanda-tanda diatur dalam spesifik cara tertentu.
Oleh karena itu, konsep 'bahasa' memperluas untuk memasukkan, misalnya, gambar dan musik juga. Sejalan dengan itu,
'text ' dapat berarti bentuk penandaan: tulisan, foto-foto, film, surat
kabar dan majalah, iklan dan iklan;
semua dan semua, setiap
jenis praktek penandaan manusia. pada
gilirannya, sering menggabungkan lisan dan tertulis kata-kata, gambar dan suara. Memang, mengkategorikan
teks tidak selalu mudah, dan semua kategorisasi memiliki problematika
tersendiri. Salah satu cara adalah dengan membagi teks ke dalam verbal dan nonverbal kategori. Teks verbal,
bagaimanapun, dapat baik tertulis atau lisan,
sama seperti non-verbal teks dapat berupa gambar atau suara. Cara lain adalah dengan membuat perbedaan antara teks visual dan pendengaran (misalnya, antara menulis dan berbicara, atau gambar dan suara ).
sama seperti non-verbal teks dapat berupa gambar atau suara. Cara lain adalah dengan membuat perbedaan antara teks visual dan pendengaran (misalnya, antara menulis dan berbicara, atau gambar dan suara ).
Ceruk baru tentang Papua yaitu pada tanggal 5 April,
kita memperingati pembentukan Nieuw Guinea Raad (Dewan Rakyat Papua) pada 5
April 1961 yang melalui Manifesto Komite Nasional Papua melahirkan nama
negara, bendera, lagu
dan simbol negara West Papua. Nieuw Guinea
Raad kembali dihidupkan oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) pada 5 April
2012 di Numbay dengan nama Parlemen Nasional West Papua (PNWP). PNWP yang
dilahirkan melalui Konferensi Parlemen Rakyat Daerah ini menyatakan:
1. Lembaga representative bangsa Papua “NEW
GUINEA RAAD” yang telah dibentuk 1961 dan memiliki kekuasaan legislative yang
diakui keabsahannya oleh Pemerintah Kerajaan Nederlands masih tetap ada dan
belum dibubarkan oleh bangsa Papua penduduk pribumi West Papua;
2.
NEW
GUINEA RAAD selanjutnya disebut “PARLEMEN NASIONAL WEST PAPUA” melanjutkan dan melaksanakan kekuasaan
legislative mulai sejak April 2012 atas cita–cita kemerdekaan bangsa Papua di
West Papua bekas koloni Nedrlands New Guinea; Parlemen Nasional West Papua
dibentuk untuk memperjuangkan terwujudnya hak penentuan nasib sendiri bagi
rakyat dan bangsa West Papua berdasarkan prinsip-prinsip hukum international,
standar-standar hak asasi manusia dan Piagam PBB. Didalam Parlemen Nasional
West Papua ada terdapat 7 kelompok atau semirip Fraksi. Fraksi-fraksi itu
adalah Fraksi Tabi, Fraksi Saireri, Fraksi Doberai, Fraksi Domberai, Fraksi
Mepago, Fraksi Lapago, Fraksi Ha-Anim. Masing-masing Fraksi atau kelompok
tersebut terdapat 40 anggota. Jadi jumlah keseluruhan anggota Parlemen Nasional
West Papua adalah 280 orang anggota Parlemen Nasional West Papua. 40 orang anggota
Parlemen dari 7 Fraksi tersebut dipilih atau ditunjuk langsung oleh rakyat di
daerah dalam sidang Paripurna Parlemen Rakyat Daerah pada 23 Parlemen Rakyat
Daerah tersebut. Quota 40 orang anggota Parlemen Nasional tersebut dibagi habis
dalam daerah-daerah yang ada pada 7 Fraksi atau kelompok tersebut. 40 orang
dari setiap 7 Fraksi tersebut dibagi habis dalam 4 Komisi yang ada pada
Parlemen Nasional West Papua yang mana sebagai alat kelengkapan Parlemen. 7
Fraksi tersebut berhak untuk mendistribusika n anggota pada 4 komisi tersebut.
4 Komisi tersebut adalah Komisi Urusan Luar Negeri, Komisi Pertahanan dan
Keamanan, Komisi Hukum dan HAM serta Komisi Anggaran. Parlemen Nasional West
Papua memiliki Ketua dan 7 Wakil Ketua. Ketua Parlemen Nasional West Papua di
usulkan dari 7 Fraksi tersebut dan 280 anggota Parlemen Nasional West Papua
dari 7 Fraksi tersebut melakukan pemilihan. Dan 7 Wakil Ketua dari Ketua
Parlemen Nasional West Papua dipilih dan ditunjuk langsung oleh 7 Fraksi
tersebut., sehingga Nampak mewakili unsur perwakilan 7 Fraksi atau kelompok
system politik masyarakat West Papua. Buktar Tabuni yang duluhnya adalah Ketua
KNPB terpilih sebagai Ketua Parlemen Nasional West Papua dan didampingi oleh 7
wakil Ketua dari 7 Fraksi atau kelompok tersebut. Pada saat bersamaan sebuah
Konferensi untuk terbentuknya Parlemen Nasional West Papua diselenggarakan di
jayapura pada tanggal 4-5 April 2012, di Belandapun telah dilaksanakan
Konferensi dengan thema Niuw Guinea Raad ( Dewan Papua) sebagai langkah Pertama
yang di hadiri oleh sejumlah anggota Parlemen Belanda, ILWP dan Pemimpin
Kemerdekaan West Papua Mr. Benny Wenda. Pada saat itulah Benny Wenda melaporkan
kepada sejumlah anggota Parlemen Belanda tentang terbentuknya Parlemen Nasional
West Papua dan keinginan kuat rakyat West Papua untuk bebas dari Pemerintah
koloni Indonesia. Sejumlah anggota Parlemen Belanda tersebut meresponnya
mendukung hak penentuan nasib sendiri rakyat West Papua dan masalah ini mereka
akan bawah dan dibahas pada Parlemen Kerajaan Belanda. Rakyat Papua terus
mendorong proses bernegara melalui pembentukan dan penguatan lembaga
representatif yang menjalankan mandat perjuangan bangsa Papua Barat.
Sebagai seorang
pembaca teks “Don’t Use Your Data as a
Pillow”, tentunya saya merasa kesulitan untuk memaknai apa yang terkandung
didalam teks tersebut. Selain itu, karena menggunakan bahasa Inggris dengan
grammar dan penggunaan kata dan bahasa yang tinggi. jadi saya sebagai pembaca
merasa kesulitan. Tapi disisi lain, dengan membaca teks “Don’t Use Your Data as a Pillow”,saya menjadi lebih mendalami
tentang masalah yang selama ini melanda Indonesia. Kemudian dengan banyaknya
kata-kata yang tidak familiar, itu akan menambah pengetahuan saya akan kosakata
yang sebelumnya tidak saya ketahui.
Dari penjelasan
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk setengah semester kedepan, kami
diharuskan untuk lebih banyak membaca, berdiskusi dengan teman, focus,
commitment, perseverance, dan yang paling penting adalah teamwork. Kami harus
lebih banyak mengupas mengenai masalah yang terjadi di Papua, karena teks “Don’t Use Your Data as a Pillow” lebih
membahas mengenai problematika di Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic