We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 26 Maret 2014

Literasi, Pendobrak Sejarah




Class Review 7
Menyendiri dan menyendiri, menunggu dan menunggu. Hai inspirasi, datanglah. Tik tok tik tok suara detiknya pun semakin jelas terdengar. Ini adalah waktu yang berharga, sebelum bom malas ini meledak lagi menghantamku, lebih baik dengan sesegera mungkin kugenggam senjataku. Bisikan suara-suara itu mengantarku untuk memulai memberi goresan bermakna diatas kertas. Seiring waktu berlalu, matapun menggoda untuk dipejamkan. Tak kuasa menahan rasa kantuk ini, semakin dipaksa semakin tak kuasa.
Episode selanjutnya dimulai. Dalam class review ini mengulas pembahasan pada pertemuan tanggal 18 Maret 2014. Masih seputar  keterkaitan literasi-sejarah-ideologi. Sebuah tulisan yang baik tentunya memiliki sense atau rasa, sehingga penting sekali adanya ideologi didalamnya. Sense atau rasa sebuah tulisan itu ada pada ideologi, oleh karena itu kita harus memberikan sense yang berbeda yang akan kita tuangkan. Tidak menutup kemungkinan masih banyak artikel-artikel  yang tidak memiliki sense ketika dibaca. Ini dikarenakan penulis mengesampingkan pentingnya ideologi dalam sebuah karya literasi. seorang penulis yang handal adalah ia mampu membuat isi tulisannya menggugah keingin tahuan para pembaca karena didalamnya memiliki sumberdaya dan potensi makna.
Perlu kita garis bawahi bahwa writing itu semogenesis. Sebuah karya tulis harus mampu berorientasi di awal dan meaning making practice nya harus tertera, karena meaning itu sangat penting dan utama. Erat kaitannya dengan seorang literat, ia akan mampu mengukir sejarah dan merubah dunia. Contohnya adalah Howard Zinn. Ia seorang linguist yang telah menciptakan suatu karya yang kontroversial dan menggemparkan khalayak dengan bukunya yang berjudul A People’s History of The United State. Kita tahu, bahwa dalam buku tersebut Zinn menyinggung tentang sejarah Columbus. Pernyataan Zinn bisa mengubah cara berfikir masyarakat tentang Columbus dalam berbagai perspektif.
Tahukah apa sebenarnya menulis itu, apakah hanya sekedar menuangkan ide saja? Tentu tidak. Menulis itu menghancurkan sesuatu yang tersembunyi. Maksudnya adalah mencari tahu rahasia dibalik sesuatu. Jadi kita ini berpetualang untuk dapat menemukan sesuatu dibalik sesuatu. Ini akan menjadi sebuah sejarah dan mengantarkan menjadi seorang penemu “discover”.
Menurut Milan Kundera, selain historian dan linguist, poet juga berperan dalam pengkajian sejarah. Aspek tersebut memiliki aspek yang sama, hanya saja pengkajiannya memiliki cara yang berbeda. Disinilah kita berperan. Kita tidak boleh menerima mentah-mentah asumsi-asumsi yang telah beredar, melainkan kita menelaah asumsi tersebut dan membuktikan kebenarannya. Milan Kundera (L’Art Duroman, 1486) “menulis berarti penyair maupun penulis harus bisa menghancurkan dinding yang dibaliknya terdapat sesuatu yang tersembunyi”.
Oleh karena itu, ketiga aspek diatas akan memunculkan penemuan baru yang bisa menjadi sejarah bagi dirinya (penulis), maupun untuk orang lain. Sehingga Milan mengatakan bahwa alat yang kita gunakan untuk menghancurkan dinding penghalang adalah literasi, lalu kita bisa menemukan sejarah dan menelaah sesuatu yang lain dalam berbagai aspek. Menulis suatu hal yang baru atau mengungkap sejarah memerlukan strategi, karena mengkaji suatu sejarah harus memiliki ideologi yang kuat, bagaimana kita menyajikan tulisan kita sehingga dapat berpengaruh terhadap pembaca. Milan Kundera adalah seorang penulis novel, tetapi penyajian karyanya menggunakan ideologi, maka ia memiliki cara yang berbeda dalam penyajiannya.
Sehingga, setiap penulis harus memiliki ideologi yang jelas untuk penulisan karyanya yang nantinya akan dihubungkan juga dengan bahasa, karena bahasa adalah bentuk paling umum dari pelaku sosial. Namun sayang sekali konsep ideologi jarang terfikirkan, sehingga tulisannya pun terkesan biasa-biasa saja. inilah keterkaitan antara literasi, ideologi dan sejarah. Ketiganya menjadi hal utama dalam penciptaan suatu karya. Hal ini pula yang menjadikan Howard Zinn menjadi sosok fenomenal dalam mengusut sejarah seorang Columbus.
Sebenarnya keberadaan sejarah itu tidak lepas dari literasi. kita akan tahu hal yang sebelumnya dianggap tabu. Peran kaum literat ini menjadi sosok pencerah sekaligus pendoktrin cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tugas kita harus mencari ceruk-ceruk baru dalam sebuah tulisan agar kita dapat mengetahui sesuatu yang sebenarnya. Menggali dan menggali sebuah sejarah yang tersembunyi dibalik dinding tebal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu proses pencitraan manusia yang tidak pernah putus dan yang menjadi penghubungnya adalah literasi. literasi tersebut tidak lepas dari siapa yang memunculkannya yaitu kaum literat. Proses ini menjadikan literasi sangat berkaitan erat dengan keberadaan sejarah. Sejarah yang dikaji oleh kaum literat seperti poet, historian, dan linguist. Ketiganya berada dalam jenis yang sama namun cara pengkajiannya yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic