We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 25 Maret 2014

Class Review 7



3 to be 1 is the Value
Hamparan ombak dan pasir putih, bisa menghancurkan batu raksasa.  Rintikan air hujan pun bisa mempengaruhi perubahan pada sebuah batu.  Hati yang kotor bisa runtuh dengan siraman rohani.  Dunia yang begitu luas akan punah jika penguasa sudah berkehendak.  Begitu juga dengan rasa malasku yang sedang saya alami, akan musnah dengan semangat yang berkobar yang ada dalam benakku.  Rasa malas selalu muncul secara tiba-tiba, keingin dan niat selalu berbeda.  Itulah yang sedang saya alami saat ini.  Keinginan saya sendiri dalam menyelesaikan tugas dengan cepat, agar pikiran saya tenang.  Inilah puisi karangan saya sendiri yang ada dalam benak saya secara tiba-tiba saat mengerjakan tugas writing.
Bersahabat Dengan Tugas
Engkau selalu ada dalam benakku
Engkau selalu ada dalam bayanganku
Engau selalu ada dalam pikiranku
Dan engkau pun selalu hadir dalam mimpiku
            Wahai tugas…….
Oh tugas……
Dikala keramaian, engkau selalu menghampiriku
Dikala kegundahan, engkau selalu hadir kedalam hatiku
Dan mengingatkanku untuk selalu mengingatmu oh tugas…..
Ingin rasanya aku bersahabat denganmu
Aku mencoba mendekatimu, perlahan namun pasti
Dengan bergulirnya waktu,
Akhirnya aku pun bisa bersahabat denganmu.

            Hati ini ingin selalu mendakatimu
            Mata ini ingin sealu memandangmu
            Pikiran ini ingin selalu memikirkanmu
            Senang rasanya, engkau selalu menemaniku
            Karena aku pun selalu menemanimu dan mengingatmu
Untuk selalu menggoreskan tintanku dalam kertas putih
Aku selalu ada pada dunia yang unik
Yaitu dunia dalam kertas.
            Itulah karangan saya dalam mengerjakan tugas writing, itu pun berdasarkan suasana hati saya yang selalu bergemuru, bergegas mendekati tugasku khususnya mata kuliah writing. Sengaja saya awali tugas saya dengan sebuah puisi.  Karena saya pun akan menjelaskan tentang “Poet = historian = linguistic.”
            Yang bukan penyair tidak boleh ambil bagian” (Chairil Anwar).  Doktrin seperti ini sepertinya sudah di patahkan karena hampir setiap orang yang bukan penyair  saja bisa menulis di facebook, twitter, atau jaringan social lainnya.  Saya sempat bertanya-tanya di dalam diri saya, kenapa saya itu harus menulis?  Apakah tidak ada kerjaan?  Apa karena terlalu rajin? Atau seperti anak perempuan yang suka menulis di buku diary?  Inilah jawabannya.
MENGAPA KITA HARUS MENULIS ???
Pertama , secara teologis respons manusia terhadap perintah Tuhan Yang Maha Esa , yaitu “ Iqra “ , yang artinya “ Bacalah ! “ . Tuhan menyuruh kita untuk membaca , lalu apa yang dibaca ? yang dibaca bukan hanya sekedar tulisan saja , melainkan bacalah keadaan – keadaan disekliling kita / masyarakat  ! . Dibalik perintah itu ada perintah tersembunyi , yaitu “ Tulislah ! “  . Jadi , menulis adalah ibadah .” Aku menulis karena tugas aku sebagai khalifah dimuka bumi dan aku menulis karena aku tak ingin jauh dari Allah “ . 

Kedua , secara historis ia tindakan perekaman jejak . Meminjam Milan kundera , menulis adalah upaya melawan lupa . Bertolak dari ungkapan Goenawan Mohammad , menulis adalah mengekalkan sesuatu yang kelak retak dan kita membikinya abadi . Jadi , menulis untuk mengabadikan suatu kejadian didalam ingatan . “ Aku menulis karea aku memiliki masa lalu , masa kini , dan masa depan dan aku menulis karena itu aku meruang dan mewaktu , serta aku menulis karena itu aku kontektual “ .
Ketiga , secara filosofis menulis adalah tindakan mengekspresikan diri . “ Aku Menulis Karena Aku ADA “ .  
Jika kita melihat saat ini didunia jejaring sosial  yang paling banyak , orang menulis karena ingin menyatakan betapa diri mereka ada . Publik tak perlu khwatir , risau ataupun galau . Biarkan mereka menulis sesuai dengan hasrat mereka . yang perlu dilakukan pemerintah adalah membuat suatu hukum / aturan untuk membatasi dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan . Jadi , kita tidak perlu bertanya-tanya lagi menulis untuk apa ?  Menulislah untuk ibadah , menulislah untuk melawan lupa , dan menulislah untuk menunjukan kepada publik , kepada semua orang diseluruh dunia bahwa kita itu ADA !!! .
 “perjuangan manusia adalah melawan lupa,” adalah pernyataan Kundera dalam novelnya, “The book of laughter forgetting”.  Manusia mudah lupa juga mudah dikelabui ingatan, begitu ujar peraih novel sastra itu.  Melalui tokoh fiktinya, mirek, Kundera mengatakan: Tiap manusia harus berjuang melawan lupa jika tidak ingin dikuasai penguasa!
Dalam bukunya Milan Kundera, “The book of laughter and forgetting”, buku ini adalah sebuah novel dalam bentuk variasi.  Berbagai bagian mengikuti satu sama lain seperti berbagai tahapan perjalanan menuju tema interior, pemikiran interior, situasi tunggal yang unik, pemahaman yang surut dari pandangan kejauhan.  Ini adalah buku tentang melupakan, tentang melupakan dan sekitar praha dan malaikat.
Saya akan membahas slide yang di berikan oleh Mr Lala yaitu:
Pembahasan saat minggu lalu:
·         Salah satu tugas utama  penulis adalah untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan pemahaman baru
·         Menjangkau bentuk-bentuk baru dari pemahaman meliputi 3 tahap penting: emulate-discover-create.
·         Menulis adalah menciptakan masalah affordance dan mengeksplorasi potensi makna.
·         Menulis adalah sebuah semogenesis.
·         Thesis statement merupakan tahapan yang sangat penting untuk membuat dialog awal dengan yang diharapkan pembaca.
Tugas Pokok Penulis bukan Menulis
Hanya ada dua tugas dan yang dikerjakan penulis. Pertama membaca, kedua menulis.  Tapi tugas pokok penulis adalah membaca (ekstra).  Membaca menjadi lebih utama dari pada menulis bagi yang berprofesi sebagai penulis karena syarat dapat menulis adalah membaca itu sendiri. Tidak mungkin menulis tanpa membaca.  Penulis, baik profesional ataupun amatir tidak akan dapat melaksanakan tugas profesinya sebagai penyampai ide tanpa didahului dengan membaca. Membaca yang berarti menyerap, memahami dan mendalami keadaan yang ada baik di luar diri maupun di dalam diri sendiri adalah sumber dasar penulis untuk bahan tulisan. Hasil serapan dan pemahaman itulah sebagai informasi dan pengetahuan baru lahir bagi penulis. Pemaham keadaan itu pula yang akan menjadi renungan lalu direproduksi kembali menjadi informasi atau pengetahuan baru lainnya dalam wujud tulisan.
A. A. Navis menyebut ‘alam takambang jadi guru’ tentu saja dalam makna bahwa apa pun yang ada di sekeliling kita adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi kita. Segala sesuatu yang wujud di sekitar kita itulah kata pujangga Sumatera Barat itu sumber informasi dan dasar berpikir untuk melakukan sesuatu, termasuk menulis.  Penulis menyadari kalau apa yang dilakukannya adalah memberi informasi kepada pembaca tentang apa yang seharusnya diketahui dan dipahami pembaca tersebut. Ada misi menyampaikan sesuatu. Ada desakan tertentu yang diinginkan penulis kepada pembacanya. Karena itulah barangkali Hugo Hartig, seperti dikutip Tarigan (1986) bahwa menulis itu memiliki beberapa tujuan seperti:
1) Untuk memberikan informasi;
2) Untuk meyakinkan atau mendesak;
3) Untuk menghibur atau dan
4) Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat (http://pembelajaranmenulis.blogspot.com/)
Menemukan ide, gagasan, pikiran dan perasaan itulah sebenarnya tujuan membaca. Karena hasil endapan membaca itulah sesungguhnya yang disampaikan kembali kepada pembaca dalam wujud tulisan.  Kalau demikian jelaslah bahwa seorang penulis kerja sesungguhnya yang mesti dia lakukan adalah membaca bukan menulis. Menulis dilakukan berarti sebagai tindak lanjut dari membaca yang sudah dilakukan.  Om Jay (seorang kompasianer yang juga trainer tulis-menulis) menyatakan, kalau ingin menulis, teruslah membaca. Artinya, mau jadi penulis? Ya banyaklah membaca.
The flame that fires up my soul
Milan Kundera komentar (in L’Art Duroman, 1986): untuk menulis, berarti pengelompokkan penyair untuk menghancurkan dinding di belakang.  Artinya, seorang penulis harus bisa memberikan ide yang luar biasa.  Yang mana orang lain (pembaca) tidak bisa menebak akhir dari tulisan kita.  Cara itulah membuat pembaca tertarik dan terkejut.
·         Dalam hal ini, tugas penyair tidak berbeda dari karya sejarah, semua yang menemukan dari pada menciptakan.
·         Sejarah, seperti penyair, mengungkapkan salam situasi yang selalu baru, kemungkinan kejadian yang tersembunyi dan sampai sekarang manusia tidak mengetahuinya.
L’Art Duroman: Milan Kundera
            “apakah aku menunjukkan bahwa saya tidak memiliki ambisi teoritis dan bahwa buku ini hanya pengakuan dari seorang praktisi?  Pekerjaan masing-masing novelis berisi visi implicit sejarah novel, gagasan tentang novel ini adalah ide dari novel, yang melekat dalam novel saya “duej’ai” mencoba untuk berbicara.  Dalam tujuh relative independen namun terkait dalam teks tunggal, Kundera memaparkan konsep pribadinya dari novel Eropa (Art tawa lahir dari Allah).  Sejarah itu akan segera berakhir?  Namun, hari ini, di era “paradous terminal”, novel tidak bisa hidup dalam damai dengan semangat zaman kita:  jika dia masih ingin “bergerak” sebagai sebuah novel, dia bisa melakukan itu terhadap kemajuan dunia.”  Sebuah teks di khususkan untuk Brich, kafka lain, dan yang pertama ke baris terakhirrefleksi Kundera adalah referensi konstan untuk penulis yang merupakan pilar sejarah pribadi dari novel:  Rabelais, Cervantes, sterne, Diderot, Flaubert, Tolstoy, musil, Gombrowicz dalam dua dialog, penulis berbicara tentang seni sendiri (seni dalam arti hampir artisanal):  cara membuat “ego eksperimental” (karakter) dari komposisi polifoni.
Sumber inspirasi lain
·         Apa sejarah tidak pencekik bahkan adalah misi untuk penyair.
·         Untuk naik ke misi ini, penyair harus menolak melayani kebenaran yang diketahui sebelumnya, kebenaran sudah jelas “karena mengembang di permukaan.’
·         Karena sejarah adalah proses tanpa akhir penciptaan manusia bukan karena alas an yang sama (dan dengan cara yang sama) proses tak berujung manusia penemu diri (self discovery).
Makna dan kegunaan sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang artinya pohon. Menurut bahasa Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau ke tingkat yang lebih maju dan maka dari itu sejarah di umpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang paling kecil yang kemudian bisa diartikan silsilah. Syajarah dalam arti silsilah berkaitan dengan babad, tarikh, mitos dan legenda. Dalam bahasa Inggris kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia, dalam bahasa Jerman kata sejarah (geschichte) berarti sesuatu yang telah terjadi, sedangkan dalam bahasa Latin dan Yunani kata sejarah (histor atau istor) berarti orang pandai. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian sejarah pun mengalami perkembangan.
Menurut Dr. Kuntowijoyo sejarah dapat diartikan dua macam:
A. SEJARAH DALAM ARTI NEGATI
1. Sejarah itu bukan mitos: Meskipun sama-sama menceritakan masa lalu, sejarah berbeda dengan mitos. Mitos menceritakan masa lalu dengan waktu yang tidak jelas dan kejadiannya tidak masuk akal di masa sekarang contohnya dari jawa ada mitos tentang Raja dewatasangkar pemakan manusia yang dikalahkan oleh Ajisaka, sedangkan dalam sejarah semua peristiwa secara tepat diceritaka waktu dan tempat terjadinya.
2. Sejarah bukan filsafat: Sejarah mempelajari sesuatu yang konkret, sedangkan filsafat itu abstrak dan spekulatif, dalam arti hanya berkaitan dengan pikiran umum.
3. Sejarah bukan ilmu alam: Sejarah menuliskan sesuatu yang khas atau unik, sedangkan ilmu alam menuliskan sesuatu yang umum
4. Sejarah itu bukan sastra: Perbedaan sejarah dengan sastra ada 4 hal yaitu cara kerja, kebenaran, hasil keseluruhan, dan kesimpulan.
B. SEJARAH DALAM ARTI POSITIF
1. Sejarah adalah ilmu tentang manusia: Karena yang dipelajari adalah manusia dalam sebuah peristiwa bukan cerita masa lalu manusia secara keseluruhan.
2. Sejarah adalah ilmu tentang waktu
Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu, jadi sejarah adalah ilmu tentang waktu yang mencangkup empat hal yaitu
  1. Perkembangan, terjadi bila masyarakat secara terus menuerus bergerak dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks.
  2. Kesinambungan, terjadi bila seuatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama.
  3. Pengulangan, terjadi bila seuatu peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi di masa sekarang.
  4. Perubahan, terjadi bila masyarakat mengalami pergerakan dan perkembanganyang besar dalam waktu yang singkat yang disebabkan oleh pengaruh dari luar.
3. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial: Dalam sejarah yang dipelajari bukan hanya akativitas manusia saja, melainkan aktifitas manusia yang mempunyai makna sosial.
4. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang terperinci dan tertentu: Sejarah adalah sejarah tertentu. Sejarah harus menulis peristiwa, tempat, dan waktu yang hanya sekali terjadi. Sedangkan sejarah harus terperinci artinya sejarah harus menyajikan yang kecil-kecil, tidak terbatas pada hal-hal yang besar.
C. Pengertian Sejarah Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya
1. Sejarah sebagai peristiwa: Peristiwa merupakan aktivitas manusia yang hanya sekali terjadi dan hilang bersama dengan lewatnya waktu, yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas lain. Sejarah sebagai peristiwa adalah peristiwa masa lampau, dalam arti peristiwa sebagaimana terjadi.
2. Sejarah sebagai kisah: Sejarah sebagai kisah adalah peristiwa yang sudah terjadi diungkap kembali melalui tulisan maupun lisan. Peristiwa sejarah yang dimaksud terutama peristiwa-peristiwa penting yang menyangkut kehidupan manusia secara umum.
3. Sejarah sebagai ilmu: Sejarah sebagai ilmu dikarenakan sejarah sebagai pengetahuan. Ilmu pengetahuan sejarah seperti halnya ilmu pengetahuan lainnya mulai berkembang pada abad ke-19. Pengetahuan ini meliputi kondisi-kondisi masa manusia yang hidup pada suatu jenjang sosial tertentu.
Ciri-ciri sejarah sebagai ilmu adalah
  1. Sejarah itu mempunyai obyek, yaitu aktivitas dan peristiwa di masa lampau.
  2. Sejarah itu mempunyai teori, yaitu memberi penjelasan tentang kapan sesuatu itu terjadi.
  3. Sejarah itu mempunyai metode, yaitu bahwa suatu pernyataan dari peneliti itu harus didukung oleh bukti-bukti sejarah. Proses rekonstruksi sejarah mulai dari heuristic (mencari sumber sejarah), kritik sumber, interpretasi data sampai dengan penulisan hasil penelitian (historiografi), harus berdasarkan metode. Dengan metode itu rekonstruksi sejarah akan menghasilkan tulisan sejarah ilmiah dan penulisan sejarah tanpa dilandasi oleh metode sejarah hanya akan menghasilkan tulisan populer yang uraiannya bersifat deskriptif naratif dan tidak menunjukkan ciri-ciri karya ilmiah sejarah.
  4. Sejarah bersifat sistematis, yaitu sejarah sebagai kisah ditulis secara sistematis. Hubungan antar bab dengan hubungan antar sub bab pada setiap bab disusun secara kronologis, sehingga uraian secara keseluruhan bersifat diakronis (memanjang menurut alur waktu). Uraian sistematis akan menunjukkan hubungan antara stu fakta dengan fakta lain yang bersifat kasalitas (hubungan sebab akibat) karena sejarah merupakan proses.
4. Sejarah sebagai seni: Sejarah sebagai seni merupakan sejarah tentang pengetahuan rasa. Sejarah memerlukan pemahaman dan pendalaman. Sejarah tidak saja mempelajari segala sesuatu gerakan dan perubahan yang tampak di permukaan tetapi juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya perubahan.
Adapun ciri-ciri sejarah sebagai seni antara lain:
  1. Sejarah menentukan intuisi, yaitu pemahaman langsung dan instingtif selama masa penelitian berlangsung.
  2. Sejarah memerlukan imajinasi, yaitu untuk membayangkan apa yang sebelum, sekarang dan sesudah kejadian sebuah peristiwa.
  3. Sejarah memerlukan emosi, yaitu untuk membuat orang yang membaca tulisan sejarah seolah-olah hadir menyaksikan sendiri peristiwa itu.
  4. Sejarah memerlukan gaya bahasa.
E. FUNGSI EKSTRINSIK SEJARAH
Fungsi sejarah yang penting untuk dipahami adalah fungsi edukatif yang mencakup:
1. Sejarah sebag
ai pendidikan moral:Jika pendidikan moral harus berbicara tentang benar dan salah maka sejarah harus berbicara dengan fakta. Fakta sangat penting dalam sejarah tanpa fakta tidak boleh bersuara.
2. Sejarah sebagai pendidikan penalaran: Mempelajari sejarah secara kritis atau menulis sejarah secara ilmiah akan mendorong meningkatkan daya nalar orang yang bersangkutan.
3. Sejarah sebagai pendidikan politik: Sejarah mengandung pendidikan politik karena peristiwa tertentu menyangkut tindakan politik atau kegiatan bersifat politik.
4. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan: Kebijakan di masa lampau sangat mungkin dapat dijadikan bahan acuan dalam menghadapi kehidupan di masa kini.
5. Sejarah sebagai pendidikan perubahan:Sejarah adalah proses yang menyangkut perubahan. Pada dasarnya kehidupan manusia terus berubah, walaupun kadar perubahan dari waktu ke waktu tidak sama. Perubahan itu karena disengaja atau tidak disengaja. Sejarah bisa relevan dengan perubaan asalkan tidak mempelajari waktu yang terlalu jauh.

6. Sejarah sebagai pendidikan keindahan
:Pengalaman estetik akan datang melalui mata waktu kita antara lain datang ke monumen, candi, istana dan membaca. Kita hanya diminta untuk membuka hati dan perasaan.
7. Sejarah sebagai alat bantu: Sejarah sebagai pengetahuan dan ilmu dapat membantu menjelaskan permasalahan yang dikaji oleh ilmu-ilmu lain seperti antropologi, sosiologi, ekonomi, politik, hukum, dan lain-lain.
8. Sejarah sebagai latar belakang: Tanpa mengetahui sejarah latar belakang maka seseorang tidak akan menjadi terampil
9. Sejarah sebagai bukti: Sejarah selalu dipakai untuk membenarkan perbuatan.
F. KEGUNAAN SEJARAH
Sejarah mempunyai beberapa kegunaan atau manfaat antara lain:
1.      Kegunaan Edukatif: Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. Dengan belajar sejarah seseorang akan senantiasa berdialog anatara masa kini dan masa lampau sehingga bisa memperoleh nilai-nilai penting yang berguna bagi kehidupannya. Nilai-nilai itu dapat berupa ide-ide maupun konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan masa yang akan datang.
2.      Kegunaan Inspiratif:
Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada para pembaca dan pendengarnya. Belajar sejarah disamping akan diperoleh ide-ide atau konsep-konsep baru kreatif yang berguna bagi pemecahan masalah masa kini, juga penting untuk memperoleh inspirasi dan semangat bagi mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa, semangat nasionalisme maupun dalam upaya mnumbuhkan harga diri bangsa.
3.      Kegunaan Rekreatif: Sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Membaca menjadi media hiburan yang rekreatif.
4.      Kegunaan Instruktif: Kegunaan instruktif sejarah berkaitan dengan fungsi sejarah dalam menunjang bidang-bidang teknologi, dalam artian bahwa studi tahu hasil penelitian sejarah yang menyangkut penemuan-penemuan teknik sepanjang sejarah kehidupan manusia, dimana sejarah masing-masing penemuan tersebut diperlukan bagi usaha menjelaskan prinsip-prinsip kerja teknik-teknik tertentu dalam masa setelahnya.
Poet
Penyair adalah orang yang berkesadaran bahwa anugerah dan hikmah kehidupannya bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk orang lain. Dengan bekal kejujuran nurani, penyair selalu menghayati dan memberi kesaksian atas hidup.  Penyair adalah burung yang membawa keajaiban. Dia lari dari kerajaan surga lalu tiba di dunia ini untuk berkicau semerdu-merdunya dengan suara bergetar. Bila kita tidak memahaminya dengan cinta di hati, dia akan kembali mengepakkan sayapnya lalu terbang kembali ke negeri asalnya.  Penyair adalah orang yang tidak bahagia, karena betapa pun tinggi jiwa mereka, mereka tetap diselubungi airmata.  Penyair adalah adonan kegembiraan dan kepedihan dan ketakjuban, dengan sedikit kamus.
Pengertian puisi tersebut memang di dasarkan atas apa yang dirasakan oleh banyak orang.  Terlebih oleh mereka yang memiliki pengalaman menulis, maka akan mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi ungkapan seseorang atau suatu hal.  Pengertian puisi memang lebih banyak di dasarkan pada apa yang dirasakan oleh para penulis puisi tersebut, yakni para penyair, atau setengah penyair, atau bukan penyair namun hanya kritikus.  Puisi dibuat karena adanya pengalaman, baik pengalaman spiritual maupun pengalaman empiris.
Pengalaman spiritual berarti fantasi, imajinasi.  Hal-hal yang tidak di rasakan oleh penyair.  Namun, di bayangkan dapat mengilhaminya untuk membuat suatu puisi.  Itulah sebabnya pengerian puisi menjadi sebuah kreativitas dengan bahasa pilihan kata sebagai mediumnya.  Pengalaman empiris di dasarkan atas apa-apa yang pernah dialami langsung oleh penyair.  Pengalaman empiris berkaitan dengan emosi, dengan peristiwa seseorang yang membuat puisi.  Itu sebabnya pengartian puisi pada pengalaman empiris ialah ekspresi penyair atas suatu hal yang dituangkan dalam bentuk bahasa. 

Beberapa ahli menjelaskan pengartian puisi:
·         Shelley mengatakan puisi adalah detik-detik yang paling indah dalam hidup kita (manusia).
·         William Qordsworth menyatakan puisi adalah pengucapan yang imajinatif dari perasaan yang mendalam, biasanya berirama.  Pengucapan secara spontan tentang perasaan yang memuncau timbul dari daya ingatan ketika berada dalam keadaan tenang.
·         Matthew Amord mengatakan puisi adalah kritikan tentang kehidupan menurut keadaan yang di tentukan oleh kritikan untuk kritikan itu sendiri melalui beberapa peraturan tentang keindahan dan kebenaran yang puitis.
Jadi puisi itu berawal dari sejarah, tetapi lebih mengutamakan imajinasinya.  Poet=historian akan menghasilkan sebuah value.  A poet membayangkan sebuah imajinasinya lewat sebuah history.  Sekarang, saya akan memjelaskan tenatng linguistic karena linguistic merupakan ilmu tentang bahasa.  Bahasa itu sangat berkaitan dengan history.  Adanya history karena adanya bahasa.  Poet, historian, dan linguistic saling berkaitan erat karena ketiganya akan mempunyai tujuan yang sama yang yaitu value.
Linguistic sebagai dasar dalam mempelajari keahlian berbahasa.  Dengan memahami ilmu ini, akan diperoleh pengetahuan yang semakin memperkuat keyakinan diri dalam berbahasa.  “linguistic” berarti “ilmu bahasa.”  Kata linguistic berasal dari kata latin lingua “bahasa.”  Istilah linguistic dalam bahasa Inggris berkaitan dengan kata language itu.  Seperti dalam bahasa Prancis istilah linguistique berkaitan dengan language.  Bagi de Sussure, language adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Prancis, bahasa Inggris, atau bahasa Indonesia) sebagai “system”.  Sebaliknya, lagage berarti bahasa sebagai sifat khas makhluk manusia, seperti dalam ucapan “manusia memiliki bahasa, binatang tidak memiliki bahasa.”  Parole ‘tuturan’ adalah bahasa sebagaimana dipakai secara konkret: logat, ucapan, perkataan.    
Linguistic sebagai ilmu pengetahuan spesifik
Sebagaimana kita ketahui, ada bermacam-macam ilmu pengetahuan, misalnya ilmu pengetahuan hukum, ilmu pasti dan alam, ilmu psikologi, ilmu sosiologi, dan lain-lain.  Dalam masing-masing ilmu tersebut, bahasa dapat menjadi “objek” penelitian.  Jadi ahli lingusistik tidak berurusan dengan bahasa sebagai alat pengungkap afektif atau emosi, atau bahasa sebagai sifat khas golongan social, atau bahasa sebagai alat prosedur pengadilan.  Hal tersebut masing-masing menjadi urusan ahli psikologi, ahli sosiologi, atau ahli hukum yang menjadi kekhususan ilmu linguistic adalah bahasa sebagai bahasa.
Linguistic sebagai ilmu empiris
Ilmu-ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain sebagainya, sering di sebut ilmu “empiris.”  Artinya, ilmu-ilmu tersebut berdasarkan “fakta dan data” yang dapat di uji, oleh ahli tertentu dan juga oleh semua ahli lainnya.  Demikian pula hanya dengan ilmu linguistic.
Dalam ilmu empiris, peneliti menjauhkan diri dari “kayakinan” yang tidak berdasarkan fakta.  Dalam banyak hal manusia mendasarkan diri atas keyakinan tertentu, dan selayaknya begitu.  Akan tetapi, dalam ilmu empiris setiap “kayakinan” dapat didasarkan hanya atas data sepiris saja.
Dengan demikian, seorang penyair menuliskan semua idenya lewat imajinasi dan fakta-fakta yang jelas asal-usulnya.  Fakta-fakta tersebut berasal dari sebuah history.  Poet tidak mungkin bisa membuat sebuah puisi, jika tidak dilandasi dari sebuah history terlebih dahulu. History tersebut bisa berupa ilmu pengetahuan, seni, budaya, ataupun pengalaman.  Semua itu ada karena adanya linguistic.  Linguistic adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa.  Bahasa bisa indah dan luar biasa, karena adanya seorang penyair.  Jadi, poet, historian, dan linguistic akan saling berhubungan, dan ketiganya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghasilkan sebuah value. 
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic