3 to be 1 is the Value
Hamparan ombak dan pasir putih, bisa
menghancurkan batu raksasa. Rintikan air
hujan pun bisa mempengaruhi perubahan pada sebuah batu. Hati yang kotor bisa runtuh dengan siraman
rohani. Dunia yang begitu luas akan
punah jika penguasa sudah berkehendak.
Begitu juga dengan rasa malasku yang sedang saya alami, akan musnah
dengan semangat yang berkobar yang ada dalam benakku. Rasa malas selalu muncul secara tiba-tiba,
keingin dan niat selalu berbeda. Itulah
yang sedang saya alami saat ini.
Keinginan saya sendiri dalam menyelesaikan tugas dengan cepat, agar
pikiran saya tenang. Inilah puisi
karangan saya sendiri yang ada dalam benak saya secara tiba-tiba saat
mengerjakan tugas writing.
Bersahabat Dengan Tugas
Engkau selalu ada dalam
benakku
Engkau selalu ada dalam bayanganku
Engau selalu ada dalam
pikiranku
Dan engkau pun selalu hadir
dalam mimpiku
Wahai tugas…….
Oh tugas……
Dikala keramaian, engkau
selalu menghampiriku
Dikala kegundahan, engkau
selalu hadir kedalam hatiku
Dan mengingatkanku untuk
selalu mengingatmu oh tugas…..
Ingin rasanya aku bersahabat
denganmu
Aku mencoba mendekatimu,
perlahan namun pasti
Dengan bergulirnya waktu,
Akhirnya aku pun bisa
bersahabat denganmu.
Hati ini ingin selalu mendakatimu
Mata ini ingin sealu memandangmu
Pikiran ini ingin selalu memikirkanmu
Senang rasanya, engkau selalu menemaniku
Karena aku pun selalu menemanimu dan mengingatmu
Untuk selalu menggoreskan
tintanku dalam kertas putih
Aku selalu ada pada dunia
yang unik
Yaitu dunia dalam kertas.
Itulah
karangan saya dalam mengerjakan tugas writing, itu pun berdasarkan suasana hati
saya yang selalu bergemuru, bergegas mendekati tugasku khususnya mata kuliah
writing. Sengaja saya awali tugas saya dengan sebuah puisi. Karena saya pun akan menjelaskan tentang “Poet
= historian = linguistic.”
“Yang bukan penyair tidak boleh ambil bagian”
(Chairil Anwar). Doktrin seperti ini
sepertinya sudah di patahkan karena hampir setiap orang yang bukan penyair saja bisa menulis di facebook, twitter, atau
jaringan social lainnya. Saya sempat
bertanya-tanya di dalam diri saya, kenapa saya itu harus menulis? Apakah tidak ada kerjaan? Apa karena terlalu rajin? Atau seperti anak
perempuan yang suka menulis di buku diary?
Inilah jawabannya.
MENGAPA KITA
HARUS MENULIS ???
Pertama , secara teologis respons
manusia terhadap perintah Tuhan Yang Maha Esa , yaitu “ Iqra “ , yang
artinya “ Bacalah ! “ . Tuhan menyuruh kita untuk membaca , lalu apa yang
dibaca ? yang dibaca bukan hanya sekedar tulisan saja , melainkan bacalah keadaan
– keadaan disekliling kita / masyarakat ! . Dibalik perintah itu ada
perintah tersembunyi , yaitu “ Tulislah ! “ . Jadi , menulis adalah
ibadah .” Aku menulis karena tugas aku sebagai khalifah dimuka bumi dan aku
menulis karena aku tak ingin jauh dari Allah “ .
Kedua , secara historis ia
tindakan perekaman jejak . Meminjam Milan kundera , menulis adalah upaya
melawan lupa . Bertolak dari ungkapan Goenawan Mohammad , menulis adalah
mengekalkan sesuatu yang kelak retak dan kita membikinya abadi . Jadi , menulis
untuk mengabadikan suatu kejadian didalam ingatan . “ Aku menulis karea aku
memiliki masa lalu , masa kini , dan masa depan dan aku menulis karena itu aku
meruang dan mewaktu , serta aku menulis karena itu aku kontektual “ .
Ketiga , secara filosofis menulis
adalah tindakan mengekspresikan diri . “ Aku Menulis Karena Aku ADA “ .
Jika kita melihat saat ini
didunia jejaring sosial yang paling banyak , orang menulis karena ingin
menyatakan betapa diri mereka ada . Publik tak perlu khwatir , risau ataupun
galau . Biarkan mereka menulis sesuai dengan hasrat mereka . yang perlu
dilakukan pemerintah adalah membuat suatu hukum / aturan untuk membatasi dan
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan . Jadi , kita tidak perlu
bertanya-tanya lagi menulis untuk apa ? Menulislah untuk ibadah ,
menulislah untuk melawan lupa , dan menulislah untuk menunjukan kepada publik ,
kepada semua orang diseluruh dunia bahwa kita itu ADA !!! .
“perjuangan manusia adalah melawan lupa,” adalah
pernyataan Kundera dalam novelnya, “The book of laughter forgetting”. Manusia mudah lupa juga mudah dikelabui
ingatan, begitu ujar peraih novel sastra itu.
Melalui tokoh fiktinya, mirek, Kundera mengatakan: Tiap manusia harus
berjuang melawan lupa jika tidak ingin dikuasai penguasa!
Dalam
bukunya Milan Kundera, “The book of laughter and forgetting”, buku ini adalah
sebuah novel dalam bentuk variasi.
Berbagai bagian mengikuti satu sama lain seperti berbagai tahapan
perjalanan menuju tema interior, pemikiran interior, situasi tunggal yang unik,
pemahaman yang surut dari pandangan kejauhan.
Ini adalah buku tentang melupakan, tentang melupakan dan sekitar praha
dan malaikat.
Saya akan
membahas slide yang di berikan oleh Mr Lala yaitu:
Pembahasan saat minggu lalu:
·
Salah satu tugas utama penulis adalah untuk mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan pemahaman baru
·
Menjangkau bentuk-bentuk baru dari
pemahaman meliputi 3 tahap penting: emulate-discover-create.
·
Menulis adalah menciptakan masalah
affordance dan mengeksplorasi potensi makna.
·
Menulis adalah sebuah semogenesis.
·
Thesis statement merupakan tahapan
yang sangat penting untuk membuat dialog awal dengan yang diharapkan pembaca.
Tugas
Pokok Penulis bukan Menulis
Hanya
ada dua tugas dan yang dikerjakan penulis. Pertama membaca, kedua menulis. Tapi tugas pokok penulis adalah membaca
(ekstra). Membaca menjadi lebih utama
dari pada menulis bagi yang berprofesi sebagai penulis karena syarat dapat
menulis adalah membaca itu sendiri. Tidak mungkin menulis tanpa membaca. Penulis, baik profesional ataupun amatir
tidak akan dapat melaksanakan tugas profesinya sebagai penyampai ide tanpa
didahului dengan membaca. Membaca yang berarti menyerap, memahami dan mendalami
keadaan yang ada baik di luar diri maupun di dalam diri sendiri adalah sumber
dasar penulis untuk bahan tulisan. Hasil serapan dan pemahaman itulah sebagai
informasi dan pengetahuan baru lahir bagi penulis. Pemaham keadaan itu pula
yang akan menjadi renungan lalu direproduksi kembali menjadi informasi atau
pengetahuan baru lainnya dalam wujud tulisan.
A. A. Navis
menyebut ‘alam takambang jadi guru’ tentu saja dalam makna bahwa apa pun yang
ada di sekeliling kita adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi kita. Segala sesuatu
yang wujud di sekitar kita itulah kata pujangga Sumatera Barat itu sumber
informasi dan dasar berpikir untuk melakukan sesuatu, termasuk menulis. Penulis menyadari kalau apa yang dilakukannya
adalah memberi informasi kepada pembaca tentang apa yang seharusnya diketahui
dan dipahami pembaca tersebut. Ada misi menyampaikan sesuatu. Ada desakan
tertentu yang diinginkan penulis kepada pembacanya. Karena itulah barangkali
Hugo Hartig, seperti dikutip Tarigan (1986) bahwa menulis itu memiliki beberapa
tujuan seperti:
1) Untuk memberikan informasi;
2) Untuk meyakinkan atau mendesak;
3) Untuk menghibur atau dan
4) Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang
kuat (http://pembelajaranmenulis.blogspot.com/)
Menemukan
ide, gagasan, pikiran dan perasaan itulah sebenarnya tujuan membaca. Karena
hasil endapan membaca itulah sesungguhnya yang disampaikan kembali kepada
pembaca dalam wujud tulisan. Kalau demikian jelaslah bahwa seorang
penulis kerja sesungguhnya yang mesti dia lakukan adalah membaca bukan menulis.
Menulis dilakukan berarti sebagai tindak lanjut dari membaca yang sudah
dilakukan. Om Jay (seorang kompasianer yang juga
trainer tulis-menulis) menyatakan, kalau ingin menulis, teruslah membaca.
Artinya, mau jadi penulis? Ya banyaklah membaca.
The flame that fires
up my soul
Milan Kundera komentar (in L’Art Duroman,
1986): untuk menulis, berarti pengelompokkan penyair untuk menghancurkan
dinding di belakang. Artinya, seorang
penulis harus bisa memberikan ide yang luar biasa. Yang mana orang lain (pembaca) tidak bisa
menebak akhir dari tulisan kita. Cara
itulah membuat pembaca tertarik dan terkejut.
·
Dalam
hal ini, tugas penyair tidak berbeda dari karya sejarah, semua yang menemukan
dari pada menciptakan.
·
Sejarah,
seperti penyair, mengungkapkan salam situasi yang selalu baru, kemungkinan
kejadian yang tersembunyi dan sampai sekarang manusia tidak mengetahuinya.
L’Art Duroman: Milan
Kundera
“apakah
aku menunjukkan bahwa saya tidak memiliki ambisi teoritis dan bahwa buku ini
hanya pengakuan dari seorang praktisi?
Pekerjaan masing-masing novelis berisi visi implicit sejarah novel,
gagasan tentang novel ini adalah ide dari novel, yang melekat dalam novel saya
“duej’ai” mencoba untuk berbicara. Dalam
tujuh relative independen namun terkait dalam teks tunggal, Kundera memaparkan
konsep pribadinya dari novel Eropa (Art tawa lahir dari Allah). Sejarah itu akan segera berakhir? Namun, hari ini, di era “paradous terminal”,
novel tidak bisa hidup dalam damai dengan semangat zaman kita: jika dia masih ingin “bergerak” sebagai
sebuah novel, dia bisa melakukan itu terhadap kemajuan dunia.” Sebuah teks di khususkan untuk Brich, kafka
lain, dan yang pertama ke baris terakhirrefleksi Kundera adalah referensi
konstan untuk penulis yang merupakan pilar sejarah pribadi dari novel: Rabelais, Cervantes, sterne, Diderot,
Flaubert, Tolstoy, musil, Gombrowicz dalam dua dialog, penulis berbicara
tentang seni sendiri (seni dalam arti hampir artisanal): cara membuat “ego eksperimental” (karakter)
dari komposisi polifoni.
Sumber inspirasi lain
·
Apa
sejarah tidak pencekik bahkan adalah misi untuk penyair.
·
Untuk
naik ke misi ini, penyair harus menolak melayani kebenaran yang diketahui
sebelumnya, kebenaran sudah jelas “karena mengembang di permukaan.’
·
Karena
sejarah adalah proses tanpa akhir penciptaan manusia bukan karena alas an yang
sama (dan dengan cara yang sama) proses tak berujung manusia penemu diri (self
discovery).
Makna dan
kegunaan sejarah
Kata sejarah
berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang artinya pohon. Menurut bahasa
Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang dari
tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau ke tingkat yang
lebih maju dan maka dari itu sejarah di umpamakan menyerupai perkembangan
sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang paling kecil
yang kemudian bisa diartikan silsilah. Syajarah dalam arti silsilah berkaitan
dengan babad, tarikh, mitos dan legenda. Dalam bahasa Inggris kata sejarah
(history) berarti masa lampau umat manusia, dalam bahasa Jerman kata sejarah
(geschichte) berarti sesuatu yang telah terjadi, sedangkan dalam bahasa Latin
dan Yunani kata sejarah (histor atau istor) berarti orang pandai. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian sejarah pun mengalami
perkembangan.
Menurut Dr. Kuntowijoyo sejarah dapat diartikan dua
macam:
A. SEJARAH DALAM ARTI NEGATI
A. SEJARAH DALAM ARTI NEGATI
1. Sejarah itu bukan mitos: Meskipun sama-sama
menceritakan masa lalu, sejarah berbeda dengan mitos. Mitos menceritakan masa
lalu dengan waktu yang tidak jelas dan kejadiannya tidak masuk akal di masa
sekarang contohnya dari jawa ada mitos tentang Raja dewatasangkar pemakan
manusia yang dikalahkan oleh Ajisaka, sedangkan dalam sejarah semua peristiwa
secara tepat diceritaka waktu dan tempat terjadinya.
2. Sejarah bukan filsafat: Sejarah mempelajari
sesuatu yang konkret, sedangkan filsafat itu abstrak dan spekulatif, dalam arti
hanya berkaitan dengan pikiran umum.
3. Sejarah bukan ilmu alam: Sejarah menuliskan sesuatu
yang khas atau unik, sedangkan ilmu alam menuliskan sesuatu yang umum
4. Sejarah itu bukan sastra: Perbedaan sejarah dengan
sastra ada 4 hal yaitu cara kerja, kebenaran, hasil keseluruhan, dan
kesimpulan.
B. SEJARAH DALAM ARTI POSITIF
1. Sejarah adalah ilmu
tentang manusia: Karena
yang dipelajari adalah manusia dalam sebuah peristiwa bukan cerita masa lalu
manusia secara keseluruhan.
2. Sejarah adalah ilmu tentang waktu
Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu, jadi sejarah adalah ilmu tentang waktu yang mencangkup empat hal yaitu
Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu, jadi sejarah adalah ilmu tentang waktu yang mencangkup empat hal yaitu
- Perkembangan, terjadi bila masyarakat secara terus menuerus bergerak dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks.
- Kesinambungan, terjadi bila seuatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama.
- Pengulangan, terjadi bila seuatu peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi di masa sekarang.
- Perubahan, terjadi bila masyarakat mengalami pergerakan dan perkembanganyang besar dalam waktu yang singkat yang disebabkan oleh pengaruh dari luar.
3. Sejarah
ialah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial: Dalam sejarah yang dipelajari bukan hanya akativitas manusia saja,
melainkan aktifitas manusia yang mempunyai makna sosial.
4. Sejarah
ialah ilmu tentang sesuatu yang terperinci dan tertentu: Sejarah adalah sejarah tertentu. Sejarah harus menulis peristiwa, tempat,
dan waktu yang hanya sekali terjadi. Sedangkan sejarah harus terperinci artinya
sejarah harus menyajikan yang kecil-kecil, tidak terbatas pada hal-hal yang
besar.
C. Pengertian
Sejarah Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya
1. Sejarah
sebagai peristiwa: Peristiwa
merupakan aktivitas manusia yang hanya sekali terjadi dan hilang bersama dengan
lewatnya waktu, yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas lain. Sejarah
sebagai peristiwa adalah peristiwa masa lampau, dalam arti peristiwa
sebagaimana terjadi.
2. Sejarah
sebagai kisah: Sejarah sebagai kisah adalah
peristiwa yang sudah terjadi diungkap kembali melalui tulisan maupun lisan.
Peristiwa sejarah yang dimaksud terutama peristiwa-peristiwa penting yang
menyangkut kehidupan manusia secara umum.
3. Sejarah
sebagai ilmu: Sejarah sebagai ilmu dikarenakan
sejarah sebagai pengetahuan. Ilmu pengetahuan sejarah seperti halnya ilmu
pengetahuan lainnya mulai berkembang pada abad ke-19. Pengetahuan ini meliputi
kondisi-kondisi masa manusia yang hidup pada suatu jenjang sosial tertentu.
Ciri-ciri sejarah sebagai ilmu adalah
- Sejarah itu mempunyai obyek, yaitu aktivitas dan peristiwa di masa lampau.
- Sejarah itu mempunyai teori, yaitu memberi penjelasan tentang kapan sesuatu itu terjadi.
- Sejarah itu mempunyai metode, yaitu bahwa suatu pernyataan dari peneliti itu harus didukung oleh bukti-bukti sejarah. Proses rekonstruksi sejarah mulai dari heuristic (mencari sumber sejarah), kritik sumber, interpretasi data sampai dengan penulisan hasil penelitian (historiografi), harus berdasarkan metode. Dengan metode itu rekonstruksi sejarah akan menghasilkan tulisan sejarah ilmiah dan penulisan sejarah tanpa dilandasi oleh metode sejarah hanya akan menghasilkan tulisan populer yang uraiannya bersifat deskriptif naratif dan tidak menunjukkan ciri-ciri karya ilmiah sejarah.
- Sejarah bersifat sistematis, yaitu sejarah sebagai kisah ditulis secara sistematis. Hubungan antar bab dengan hubungan antar sub bab pada setiap bab disusun secara kronologis, sehingga uraian secara keseluruhan bersifat diakronis (memanjang menurut alur waktu). Uraian sistematis akan menunjukkan hubungan antara stu fakta dengan fakta lain yang bersifat kasalitas (hubungan sebab akibat) karena sejarah merupakan proses.
4. Sejarah
sebagai seni: Sejarah sebagai seni merupakan
sejarah tentang pengetahuan rasa. Sejarah memerlukan pemahaman dan pendalaman.
Sejarah tidak saja mempelajari segala sesuatu gerakan dan perubahan yang tampak
di permukaan tetapi juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya
perubahan.
Adapun ciri-ciri sejarah sebagai seni antara lain:
- Sejarah menentukan intuisi, yaitu pemahaman langsung dan instingtif selama masa penelitian berlangsung.
- Sejarah memerlukan imajinasi, yaitu untuk membayangkan apa yang sebelum, sekarang dan sesudah kejadian sebuah peristiwa.
- Sejarah memerlukan emosi, yaitu untuk membuat orang yang membaca tulisan sejarah seolah-olah hadir menyaksikan sendiri peristiwa itu.
- Sejarah memerlukan gaya bahasa.
E. FUNGSI
EKSTRINSIK SEJARAH
Fungsi sejarah yang penting untuk
dipahami adalah fungsi edukatif yang mencakup:
1. Sejarah sebagai pendidikan moral:Jika pendidikan moral harus berbicara tentang benar dan salah maka sejarah harus berbicara dengan fakta. Fakta sangat penting dalam sejarah tanpa fakta tidak boleh bersuara.
1. Sejarah sebagai pendidikan moral:Jika pendidikan moral harus berbicara tentang benar dan salah maka sejarah harus berbicara dengan fakta. Fakta sangat penting dalam sejarah tanpa fakta tidak boleh bersuara.
2. Sejarah
sebagai pendidikan penalaran: Mempelajari
sejarah secara kritis atau menulis sejarah secara ilmiah akan mendorong
meningkatkan daya nalar orang yang bersangkutan.
3. Sejarah
sebagai pendidikan politik: Sejarah mengandung pendidikan
politik karena peristiwa tertentu menyangkut tindakan politik atau kegiatan
bersifat politik.
4. Sejarah
sebagai pendidikan kebijakan: Kebijakan di
masa lampau sangat mungkin dapat dijadikan bahan acuan dalam menghadapi
kehidupan di masa kini.
5. Sejarah
sebagai pendidikan perubahan:Sejarah adalah
proses yang menyangkut perubahan. Pada dasarnya kehidupan manusia terus berubah,
walaupun kadar perubahan dari waktu ke waktu tidak sama. Perubahan itu karena
disengaja atau tidak disengaja. Sejarah bisa relevan dengan perubaan asalkan
tidak mempelajari waktu yang terlalu jauh.
6. Sejarah sebagai pendidikan keindahan:Pengalaman estetik akan datang melalui mata waktu kita antara lain datang ke monumen, candi, istana dan membaca. Kita hanya diminta untuk membuka hati dan perasaan.
6. Sejarah sebagai pendidikan keindahan:Pengalaman estetik akan datang melalui mata waktu kita antara lain datang ke monumen, candi, istana dan membaca. Kita hanya diminta untuk membuka hati dan perasaan.
7. Sejarah
sebagai alat bantu: Sejarah sebagai
pengetahuan dan ilmu dapat membantu menjelaskan permasalahan yang dikaji oleh
ilmu-ilmu lain seperti antropologi, sosiologi, ekonomi, politik, hukum, dan
lain-lain.
8. Sejarah
sebagai latar belakang: Tanpa
mengetahui sejarah latar belakang maka seseorang tidak akan menjadi terampil
9. Sejarah
sebagai bukti: Sejarah selalu dipakai untuk
membenarkan perbuatan.
F. KEGUNAAN
SEJARAH
Sejarah mempunyai beberapa
kegunaan atau manfaat antara lain:
1.
Kegunaan Edukatif: Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang
pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang
dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. Dengan belajar
sejarah seseorang akan senantiasa berdialog anatara masa kini dan masa lampau
sehingga bisa memperoleh nilai-nilai penting yang berguna bagi kehidupannya.
Nilai-nilai itu dapat berupa ide-ide maupun konsep kreatif sebagai sumber
motivasi bagi pemecahan masalah kini dan selanjutnya untuk merealisasikan
harapan masa yang akan datang.
2.
Kegunaan Inspiratif:
Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada para pembaca dan
pendengarnya. Belajar sejarah disamping akan diperoleh ide-ide atau
konsep-konsep baru kreatif yang berguna bagi pemecahan masalah masa kini, juga
penting untuk memperoleh inspirasi dan semangat bagi mewujudkan identitas sebagai
suatu bangsa, semangat nasionalisme maupun dalam upaya mnumbuhkan harga diri
bangsa.
3.
Kegunaan Rekreatif: Sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui
penulisan sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Membaca menjadi media
hiburan yang rekreatif.
4.
Kegunaan Instruktif: Kegunaan instruktif sejarah berkaitan dengan fungsi sejarah dalam menunjang
bidang-bidang teknologi, dalam artian bahwa studi tahu hasil penelitian sejarah
yang menyangkut penemuan-penemuan teknik sepanjang sejarah kehidupan manusia,
dimana sejarah masing-masing penemuan tersebut diperlukan bagi usaha
menjelaskan prinsip-prinsip kerja teknik-teknik tertentu dalam masa setelahnya.
Poet
Penyair
adalah orang yang berkesadaran bahwa anugerah dan hikmah kehidupannya bukanlah
untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk orang lain. Dengan bekal kejujuran
nurani, penyair selalu menghayati dan memberi kesaksian atas hidup. Penyair adalah burung yang membawa keajaiban.
Dia lari dari kerajaan surga lalu tiba di dunia ini untuk berkicau
semerdu-merdunya dengan suara bergetar. Bila kita tidak memahaminya dengan
cinta di hati, dia akan kembali mengepakkan sayapnya lalu terbang kembali ke
negeri asalnya. Penyair adalah orang yang tidak
bahagia, karena betapa pun tinggi jiwa mereka, mereka tetap diselubungi
airmata. Penyair adalah adonan kegembiraan dan
kepedihan dan ketakjuban, dengan sedikit kamus.
Pengertian puisi tersebut memang di
dasarkan atas apa yang dirasakan oleh banyak orang. Terlebih oleh mereka yang memiliki pengalaman
menulis, maka akan mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi ungkapan seseorang
atau suatu hal. Pengertian puisi memang
lebih banyak di dasarkan pada apa yang dirasakan oleh para penulis puisi
tersebut, yakni para penyair, atau setengah penyair, atau bukan penyair namun
hanya kritikus. Puisi dibuat karena
adanya pengalaman, baik pengalaman
spiritual maupun pengalaman empiris.
Pengalaman spiritual berarti fantasi, imajinasi. Hal-hal yang tidak di rasakan oleh
penyair. Namun, di bayangkan dapat
mengilhaminya untuk membuat suatu puisi.
Itulah sebabnya pengerian puisi menjadi sebuah kreativitas dengan bahasa
pilihan kata sebagai mediumnya.
Pengalaman empiris di dasarkan atas apa-apa yang pernah dialami langsung
oleh penyair. Pengalaman empiris berkaitan
dengan emosi, dengan peristiwa seseorang yang membuat puisi. Itu sebabnya pengartian puisi pada pengalaman
empiris ialah ekspresi penyair atas suatu hal yang dituangkan dalam bentuk
bahasa.
Beberapa ahli menjelaskan pengartian
puisi:
·
Shelley
mengatakan puisi adalah detik-detik yang paling indah dalam hidup kita
(manusia).
·
William
Qordsworth menyatakan puisi adalah pengucapan yang imajinatif dari perasaan
yang mendalam, biasanya berirama.
Pengucapan secara spontan tentang perasaan yang memuncau timbul dari
daya ingatan ketika berada dalam keadaan tenang.
·
Matthew
Amord mengatakan puisi adalah kritikan tentang kehidupan menurut keadaan yang
di tentukan oleh kritikan untuk kritikan itu sendiri melalui beberapa peraturan
tentang keindahan dan kebenaran yang puitis.
Jadi puisi itu berawal
dari sejarah, tetapi lebih mengutamakan imajinasinya. Poet=historian
akan menghasilkan sebuah value. A
poet membayangkan sebuah imajinasinya lewat sebuah history. Sekarang, saya akan memjelaskan tenatng
linguistic karena linguistic merupakan ilmu tentang bahasa. Bahasa itu sangat berkaitan dengan
history. Adanya history karena adanya
bahasa. Poet, historian, dan linguistic
saling berkaitan erat karena ketiganya akan mempunyai tujuan yang sama yang
yaitu value.
Linguistic sebagai dasar
dalam mempelajari keahlian berbahasa.
Dengan memahami ilmu ini, akan diperoleh pengetahuan yang semakin
memperkuat keyakinan diri dalam berbahasa.
“linguistic” berarti “ilmu
bahasa.” Kata linguistic berasal dari
kata latin lingua “bahasa.” Istilah
linguistic dalam bahasa Inggris berkaitan dengan kata language itu. Seperti dalam bahasa Prancis istilah
linguistique berkaitan dengan language.
Bagi de Sussure, language adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa
Prancis, bahasa Inggris, atau bahasa Indonesia) sebagai “system”. Sebaliknya, lagage berarti bahasa sebagai
sifat khas makhluk manusia, seperti dalam ucapan “manusia memiliki bahasa, binatang tidak memiliki bahasa.” Parole ‘tuturan’ adalah bahasa sebagaimana
dipakai secara konkret: logat, ucapan, perkataan.
Linguistic sebagai ilmu pengetahuan spesifik
Sebagaimana kita
ketahui, ada bermacam-macam ilmu pengetahuan, misalnya ilmu pengetahuan hukum,
ilmu pasti dan alam, ilmu psikologi, ilmu sosiologi, dan lain-lain. Dalam masing-masing ilmu tersebut, bahasa
dapat menjadi “objek” penelitian. Jadi ahli lingusistik tidak berurusan dengan
bahasa sebagai alat pengungkap afektif atau emosi, atau bahasa sebagai sifat
khas golongan social, atau bahasa sebagai alat prosedur pengadilan. Hal tersebut masing-masing menjadi urusan
ahli psikologi, ahli sosiologi, atau ahli hukum yang menjadi kekhususan ilmu
linguistic adalah bahasa sebagai bahasa.
Linguistic sebagai ilmu empiris
Ilmu-ilmu seperti
psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain sebagainya, sering di sebut ilmu “empiris.” Artinya, ilmu-ilmu tersebut berdasarkan “fakta dan data” yang dapat di uji, oleh
ahli tertentu dan juga oleh semua ahli lainnya.
Demikian pula hanya dengan ilmu linguistic.
Dalam ilmu empiris,
peneliti menjauhkan diri dari “kayakinan” yang tidak berdasarkan fakta. Dalam banyak hal manusia mendasarkan diri
atas keyakinan tertentu, dan selayaknya begitu.
Akan tetapi, dalam ilmu empiris setiap “kayakinan” dapat didasarkan hanya
atas data sepiris saja.
Dengan demikian, seorang
penyair menuliskan semua idenya lewat imajinasi dan fakta-fakta yang jelas
asal-usulnya. Fakta-fakta tersebut
berasal dari sebuah history. Poet tidak
mungkin bisa membuat sebuah puisi, jika tidak dilandasi dari sebuah history
terlebih dahulu. History tersebut bisa berupa ilmu pengetahuan, seni, budaya,
ataupun pengalaman. Semua itu ada karena
adanya linguistic. Linguistic adalah
ilmu yang mempelajari tentang bahasa.
Bahasa bisa indah dan luar biasa, karena adanya seorang penyair. Jadi, poet, historian, dan linguistic akan
saling berhubungan, dan ketiganya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
menghasilkan sebuah value.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic